Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian

PENGARUH KADAR AIR AWAL BAWANG DAN KUALITAS MINYAK GORENG TERHADAP SERAPAN MINYAK OLEH BAWANG MERAH (ALLIUM CEPA L) GORENG Bambang Nurhadi; Mohammad Djali; Robi Andoyo
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 1, No 1 (2007)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh kadar air awal bawang dan kualitas minyak goreng terhadap serapan minyak oleh bawang merah goreng. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Agustus 2006. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan kelompok  acak lengkap dengan dua factor (kadar air awal dan kualitas minyak goring) dan replikasi sebanyak dua kali digunakan dalam penelitian ini.  Penurunan kadar air bawang merah selama proses penggorengan terjadi melalui mekanisme difusi dan dimodelkan terbaik dengan persamaan eksponensial orde satu 3,8247e-0.0044t  dengan nilai R kuadrat sebesar 0,957. Karakteristik fisik dan kimia minyak yang telah digunakan beberapa kali mengalami perubahan. Semakin sering minyak yang digunakan, semakin tinggi bilangan peroksida, bilangan asam, sementara itu semakin rendah titik asap minyak tersebut. Kadar air awal bawang merah memberikan pengaruh yang nyata terhadap minyak yang terserap oleh bawang merah goreng. Semakin rendah kandungan air awal bawang maka makin sedikit minyak yang terserap oleh bawang merah goreng. Tetapi pengaruh kualitas minyak yang digunakan tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap minyak terserap oleh bawang merah goreng. Kata kunci: Kadar air, kualitas minyak, penyerapan minyak, bawang goreng, model eksponensial
KAJIAN POTENSI ANTIMIKROBA DAN FITOKIMIA EKSTRAK BUAH KETAPANG BADAK (Ficus lyrata Warb) SEBAGAI PENGAWET ALAMI Dwi Wahyudha Wira; Mohammad Djali; Roostita L. Balia
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jenis pelarut yang efektif untuk mengekstraksi senyawa anti-mikroba (agen pengawet alami) pada buah ketapang badak (Ficus lyrata Warb)  perlu diidentifikasi. Kajian dilakukan dengan metode ekstraksi maserasi dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Dalam proses ekstraksi maserasi digunakan 3 jenis pelarut (air, etanol 70 %, dan etil asetat) untuk mengekstrak senyawa metabolit sekunder seperti fenol, flavonoid dan tanin (senyawa anti mikroba) yang diketahui memiliki efek menghambat perkembangan bakteri penyebab penurunan kualitas produk pangan. Efeknya diujikan kepada 3 jenis bakteri uji, yaitu; Pseudomonas aeruginosa, Eschericia coli, dan Bacillus subtilis. Hasil studi mengindikasikan terbentuknya zona bening pada media tes yang membuktikan bahwa ekstraksi dari buah ketapang badak memang memiliki aktivitas anti-mikroba. Etil asetat terbukti lebih banyak melarutkan flavonoid (13,6 mg/L) daripada air (12,73 mg/L) atau etanol 70 % (13,13 mg/L), sehingga lebih efektif dalam menghambat perkembangan ketiga bakteri uji. Selain itu, flavonoid memiliki diameter penghambat berturut-turut lebih tinggi 2,97 mm, 4,70 mm, dan 5,98 mm daripada Pseudomonas aeruginosa, Eschericia coli; dan Bacillus subtilis. Berdasarkan uji kualitatif dan kuantitatif, senyawa dominan yang dimiliki ekstrak buah ketapang badak  adalah tannin (27, 5 mg/l - 38.75 mg/l) dan senyawa fenolik (28.5 - 38,25 mg/l). Tingginya konsentrasi metabolit sekunder, terutama tanin, flavonoid dan senyawa fenol, menjadikan buah ketapang badak potensial digunakan sebagai bahan baku anti mikroba alami. Kata kunci:  pelarut, ekstraksi, buah Ketapang badak, anti-mikroba,  pengawet alami
Pengaruh Rasio Bahan-Pelarut dan Waktu Ekstraksi terhadap Mutu Ekstrak Tembakau (Nicotiana tabacum L.) dengan Microwave-Assisted Extraction (MAE) Wulandari, Endah; Subroto, Edy; Djali, Mohammad; Fauziah, Hana
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 19, No 2 (2025): TEKNOTAN, Agustus 2025
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol19n2.9

Abstract

Tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan salah satu komoditas unggulan di Indonesia. Ekstrak tembakau dapat diaplikasikan dalam produk untuk membantu berhenti merokok. Metode ekstraksi berbantu microwave (MAE) memiliki keunggulan dalam mempersingkat waktu ekstraksi dan penggunaan energi serta penggunaan pelarut yang lebih efektif. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh waktu ekstraksi dan rasio bahan baku-pelarut terhadap rendemen, warna, kandungan alkaloid, serta kadar nikotin pada ekstrak tembakau menggunakan Microwave-Assisted Extraction (MAE). Hasil analisis menunjukkan bahwa rasio 1:3 (b/v) memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai rendemen tinggi, sedangkan rasio 1:9 (b/v) mampu menghasilkan rendemen yang lebih besar dalam waktu yang lebih singkat. Warna ekstrak tembakau menunjukkan nilai L*, a*, dan b* yang bervariasi, kecenderungan warna mengarah ke merah gelap. MAE menghasilkan kadar nikotin yang lebih rendah dibandingkan maserasi, tetapi tetap lebih efektif karena dapat mencapai hasil yang mendekati hanya dalam waktu ekstraksi 15 menit. Rasio bahan bakupelarut dan waktu ekstraksi terbukti memengaruhi rendemen, warna, dan kandungan alkaloid pada ekstrak tembakau. Perlakuan dengan hasil rendemen tertinggi (29.54%) serta intensitas sedang senyawa alkaloid yang terdeteksi diperoleh dari rasio bahan baku-pelarut 1:9 (b/v) selama 5 menit.