Silvy Djayanti
Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGURANGAN EMISI CO2 PADA GAS BUANG BOILER DENGAN TEKNOLOGI ABSORPSI MELALUI MEMBRAN SERAT BERPORI Harihastuti, Nani; Widiasa, Nyoman; Djayanti, Silvy; Harsono, Didik; Julia Sari, Ikha Rasti
Jurnal Riset Industri Vol 4, No 1 (2010): Standardisasi dan Regulasi Teknik
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1442.262 KB)

Abstract

Dalam upaya mengurangi terbentuknya gas co2  yang bersumber dari emisi cerobong biler dari industri, telah diteliti absorpasi co2  menggunakan kontraktor membrane serat berpori atau hollow fiber membrane modules (hfmm)  dengan pembasah cair (naoh). Metode baru penyerapan gas ini merupakan pengembangan inovasi untuk meningkatkan efisiensi penyerapan, dibandingkan cara konvensional (packed tower, spray tower, ventury scrubber ataupun plate colom).    Penelitian di awali dengan merancang prototype absorber yang didisain dengan mengunakan kontraktor membrane. Membrane yang di gunakan jenis polyproylene dengan porositas 0.85, diameter pori 0.1 pmketebalan pm 150 pm, panjang 100 cm dan id fibre 0.5 mm kemudian dilakukan uji coba karakteristik dan proses pada rangkain prototipe alat, pad proses absorpsi pas buan boiler bahan bakar batu bara di industri tekstil. Variabel yang detil adalah laju alair gas (2-10 lt/men). Konsentrasi larutan pembasah  NaoH ( 2.5- 10%) dan waktu kontak (5-35 menit). Laju larutan NaoH di atur dengan kecepatan 1 lt/menit dan volume larutan NaoH di pertahankan tetap 10 liter.    Hasil penelitian di peroleh bahwa daya adsorpsi optimum gas co2  yang dihitung bedasar perpindahan masa dan hidrodinamika carian di dalam kontaraktor membrane serat berpori adalah sebagai berikut: daya serap gas a co2  ` (flux) maksimum 0.23, mol co2   per m2 luas membran perdetik yang di peroleh pada alju alir gas co2   5 lt/ menit dengan konsentrasi  larutan Naoh 2.5 % dan waktu kontak 15 menit.
Elimination of Gas and Particulate Emissions in Coal Boilers using Plasma Precipitator System Djayanti, Silvy; Suherman, Alex Lukmanto
Makara Journal of Science Vol. 25, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A plasma precipitator reactor is an essential part of the emission treatment. This device removes fine particles, such as dust, smoke, and various toxic gases, using the force of an induced plasma charge, minimally impeding the flow of gases through the unit. In this study, the plasma precipitator combines dust deposition-capture technology by magnetic force and emission gas removal with plasma. The reactor was successfully fabricated and tested in real-world applications of the textile industry to reduce gas and particulate emissions. Using this reactor, SO2, NO2, CO, and CO2 sulfur dioxide (SO2), nitrogen dioxide (NO2), carbon monoxide (CO), carbon dioxide (CO2) gases turned into more environmentally friendly forms, such as O2, with a decrease of approximately 91.3%, 91.4%, 88.3%, and 89.6% w/w, respectively. Meanwhile, the element and molecular forms, which contain sulfur, carbon, and nitrogen, were deposited as particulates in the electrode channels. Using this technology, the number of particulates decreased up to approximately 93.5% w/w. The plasma precipitator reactor does not require high electricity compared to (conventional) scrubbers that use a blower system. The results indicate that plasma precipitators can be used as an advanced technology to replace conventional gas and particulate emission removal systems from the industries.
Synthesis and Characterization of Cellulose Acetate Membrane from Cotton Spinning Waste Djayanti, Silvy; Kusumastuti, Syarifa Arum; Fatkhurrahman, Januar; Purwanto, Agus; Budiarto, Agung; Suherman, Alex Lukmanto
Makara Journal of Science Vol. 25, No. 3
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cellulose acetate membrane (CAM) was successfully synthesized and characterized from the cotton spinning waste of the textile industry. The membrane was produced through the isolation, acetylation, and phase inversion stages. The highest yields of cellulose fiber and α-cellulose contents were obtained using 3.0% and 6.0% v/v NaClO, respectively. The C–O acetyl bond detected by Fourier Transform Infrared (FTIR) analysis indicates the formation of the CAM. The resulting membrane can be potentially applied as an ultrafiltration membrane for water desalination purposes in water and wastewater treatment facilities. Furthermore, the utilization of cotton spinning waste as raw material aims to produce inexpensive products and recycle solid waste from the textile industry.
Aplikasi Bakteri Halofilik Berwarna Merah Terimmobilisasi dalam Meningkatkan Kualitas Garam dalam Proses Produksi Garam Berbasis Air Laut Malik, Rizal Awaludin; Nilawati, N; Handayani, Novarina Irnaning; Rame, R; Djayanti, Silvy; Pratiwi, Ningsih Ika; Setianingsih, Nanik Indah
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2019: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.929 KB)

Abstract

Garam yang dihasilkan oleh peladangan garam rakyat di Indonesia masih memiliki kemurnian NaCl yang rendah (<90%). Dampak dari penggunaan garam dengan kemurnian yang rendah adalah kerugian di industri pengguna garam sebagai bahan baku. Rendahnya kemurnian NaCl yang dihasilkan disebabkan oleh sistem peladangan yang tidak benar dan juga tidak adanya maintain ekosistem peladangan garam. Pentingnya ekosistem adalah agar terciptanya interaksi biotik-biotik maupun biotik-abiotik pada ladang garam sehingga memungkinkan bagi bakteri-bakteri halofilik berwarna merah untuk tumbuh pada ladang garam. Bakteri halofilik ini merupakan salah satu komponen biotik yang sangat berpengaruh dalam proses peladangan garam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bakteri halofilik yang telah terimmobilisasi dalam meningkatkan kemurnian NaCl pada peladangan garam. Aplikasi ini dilakukan di ladang garam dengan 3 perlakuan yaitu 1 perlakuan peladangan menggunakan bakteri halofilik terimmobilisasi, 1 kontrol positif berupa peladangan garam tanpa pemberian bakteri terimmobilisasi namun dilakukan peladangan secara benar, 1 kontrol negatif berupa peladangan garam tanpa pemberian bakteri halofilik dan dilakukan peladangan secara tradisional. Setiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali dan setiap perlakuan/pengulangan dilakukan pada lahan dengan luasan 1,5m x 4m dan tinggi muka air 9cm, dan parameter yang di ukur adalah kemurnian NaCl, Na, Cl, Mg, Kadar air dan bentuk kristal garam yang dihasilkan. Hasil dari penelitian ini adalah didapatkan kemurnian NaCl perlakuan dengan bakteri halofilik memiliki kemurnian rata-rata 94,15% kadar Na 37,04% Cl 57,11% Mg 1,07% kadar air 7,05% dengan bentuk kubus besar, kontrol positif menghasilkan NaCl 90,36% dengan Na 35,55% Cl 54,81 Mg 2,247% kadar air 11,09 dan bentuk kristal kubus kecil dan kontrol negatif menghasilkan NaCl 88,33% Na 34,75% Cl 53,58% Mg 2,09% kadar air 11,89% kristal berbentuk cone/piramida. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan bakteri halofilik terimmobilisasi dan teknik peladangan yang benar pada proses peladangan garam menghasilkan garam NaCl dengan kemurnian lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya.