Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

DINAMIKA POLITIK "KETERWAKILAN" DI BABEL: Studi Awal Pemilukada Gubernur Bangka Belitung Tahun 2017 Ranto Ranto
Society Vol 4 No 1 (2016): Society
Publisher : Laboratorium Rekayasa Sosial, Jurusan Sosiologi, FISIP Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/society.v4i1.37

Abstract

Sebagai sebuah provinsi yang memang secara spasial ditakdirkan untuk terpisah oleh daratan dua pulau yang besar, keterwakilan kekuatan-kekuatan politik yang dimanifestasikan dengan kewajiban “Putra Daerah” harus ditampilkan merupakan kenyataan politik yang tidak bisa dihindarkan. Alasannya, agar aspirasi politik dan pembangunan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bisa dilaksanakan secara maksimal dan merata (tanpa ketimpangan) sehingga diperlukan adanya keterwakilan dari “Putra Daerah”di kedua pulau ini. Oleh karenanya, tulisan singkat ini mencoba untuk menggugat pengarus utamaan isu kedaerahan di atas isu kemiskinan, banjir, kerusakan lingkungan dan lain sebagainya Berdasarkan dua pengalaman Pemilukada Gubernur secara langsung di tahun 2007 dan 2012 yang lalu memberikan beberapa catatan khusus terkait dengan keberadaan politik berbasis primordial di Babel: kewajiban untuk mengakomodasi putra-putra daerah terbaik dari kedua gugusan Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Fenomena demikian secara elektoral memang penting untuk dipertimbangkan agar mendapatkan dukungan simpatik pemilih di Babel. Tulisan ini menelusuri aktor yang melatarbelakangi menguatnya kecenderungan politik berbasis kedaerahan. Paling tidak, saya menawarkan beberapa kerangka pendekatan melalui perubahan institusional dan ketersumbatan keterwakilan politik untuk menjelaskan dinamika politik yang begitu dominan di Babel.
Mengeksplorasi Kearifan Lokal: Bertindak Lokal, Berpikir Global Ranto Ranto
Society Vol 5 No 2 (2017): Society
Publisher : Laboratorium Rekayasa Sosial, Jurusan Sosiologi, FISIP Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/society.v5i2.57

Abstract

Pelaksanaan Rebu Kasan ini selalu dikaitkan dengan pentingnya peran laut bagi masyarakat setempat dalam memenuhi kebutuhan kesehariannya. Oleh karenanya, satu pesan penting yang disampaikan oleh tradisi Rebu Kasan ini adalah: menjaga ekologi laut. Jika sistem ekologi di laut rusak oleh aktifitas pertambangan maka tradisi Rebu Kasan sudah tidak memiliki makna apapun. Banyak pihak meyakini bahwa kearifan lokal atau yang populer disebut dengan local wisdom menjadi petunjuk yang bijaksana dalam menyeimbangkan kehidupan sosial di masyarakat lokal. Hampir setengah dari kepala keluarga di Air Nyatoh memiliki bagan sebagai sarana mata pencahariannya. Selama ini hasil tangkapan laut yang diperoleh dari aktifitas menggunakan jaring atau pukat, dan perangkap bagan yang dimiliki oleh nelayan lokal. Meskipun dengan cara yang cukup sederhana, perolehan hasil tangkapan ikan masyarakat Air Nyatoh mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di Bangka Belitung. Padahal, jika dicermati kondisi kekinian, perolehan hasil tangkapan nelayan yang telah dioleh dalam bentuk makanan seperti kerupuk, getas, kemplang, cumi kering, ikan asin, rusip dan terasi sangat diminati oleh pebisnis internasional.
Timah dalam Pemilihan Legislatif di Bangka Belitung Ranto Ranto; Komang Jaka Ferdian; Aimie Sulaiman; Abdul Fatah
PERSPEKTIF Vol. 13 No. 3 (2024): PERSPEKTIF July
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/perspektif.v13i3.11402

Abstract

This article aims to understand the absence or disappearance of anti-tin mining issues in general elections at both the Regency/City DPRD and Provincial DPRD levels in Bangka Belitung. This research uses a qualitative method that allows for understanding the case in a specific time frame and extracting detailed data through various sources and information. This research uses two data collection techniques, namely desk study by utilizing literature and documents related to this topic and field study conducted through in-depth interviews with sources or informants who are considered to have competence and knowledge on this issue. This article finds that the absence of anti-mining issues as a program or idea promoted by regional legislative candidates in the 2019 and 2024 elections in Bangka Belitung is due to two things, namely, first, the intersection of electoral districts that include communities that reject and those who benefit from mining activities. Second, the involvement of the candidates with the tin mining business either as a mining business owner having a family relationship with a tin businessman, or being a banker of the mining business. The calculation of profit and loss based on these two things contributes to the neglect of anti-mining issues as an offer of ideas to gain voter support.  Increasing public awareness regarding the ecological impacts of tin mining, and structuring or engineering of electoral districts including the need to encourage accountability, transparency, and participation in extractive governance are necessary steps to take.