Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ETHNOMEDICINE OF BAJO TRIBE COMMUNITY IN BANGKO VILLAGE, MAGINTI DISTRICT, WEST MUNA, SOUTHEAST SULAWESI Fachruddin Fachruddin; Musthamin Balumbi; Dustan Dustan
BIOLINK (Jurnal Biologi Lingkungan Industri Kesehatan) Vol 7, No 2 (2021): February 2021
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/biolink.v7i2.4364

Abstract

This study aims to reveal the use of marine and coastal plants, and animals as medicine by Bajo Tribe society in Bangko Village, West Muna. The method used was an exploratory survey. Data were collected using in-depth interviews with 20 traditional healers selected by purposive sampling. The data obtained were analyzed descriptively. The result revealed that there were 39 species of plants and 5 species of animals used as medicine. The most widely used plant families were the Arecaceae and Poaceae, 3 species respectively, while animals from the families of Holothuriidae, Onuphidae, Pinnidae, Syngnathidae, and Tridacnidae, 1 species respectively. The most commonly part of plant used was leaves (50%), while for animal was parts of flesh and whole body were used 40% respectively. The most commonly used preparation and application were boiling and drinking. In conclusion,  Bajo people in Bangko Village with their maritime culture  use plants and animals in the marine and coastal environment to overcome various diseases and health problems, in addition using “baca-baca” method.
Pengaruh Bentuk Pengolahan Daun Kelor Sebagai Feed Additive Terhadap Kualitas Telur Ayam Petelur Dustan; Iin Nurdiyanty Nurdin
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna (Januari)
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), Institut Teknologi Dan Kesehatan (ITK) Avicenna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69677/avicenna.v3i1.69

Abstract

Latar Belakang: telur merupakan sumber pangan hewani yang kaya akan nutrisi dengan harga yang relatif terjangkau oleh seluruh kalangan masyarakat. Telur dengan kualitas yang baik bisa menjadi jawaban permasalahan stanting yang dialami indonesia saat ini. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan kualitas telur diantaranya memanfaatkan daun kelor yang kaya akan nutrisi dan senyawa aktif sebagai feed additive. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan pengaruh bentuk pengolahan daun kelor terhadap peningkatan kualitas telur ayam petelur. Metode: Penelitian ini menggunakan 30 ekor ayam petelur usia 16 minggu yang dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu kelompok Tepung Kelor Depolarisasi (TKD), kelompok Tepung Kelor Kering (TKK) dan kelompok ayam Kontrol. TKD dibuat dengan proses depolarisasi menggunakan air hangat, yang dilanjutkan dengan proses pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk. TKK dibuat dengan proses pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk. Pengamatan kualitas telur dilakukan dengan mengambil secara acak hasil produksi telur pada masing-masing kelompok sebanyak 15 butir dan diamati bobot telur, bobot kuning, bobot putih, bobot kerabang, serta sekor kuning. Hasil: Penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan (P>0,05) pada aspek bobot telur dan bobot putih, sedangkan pada bobot kuning, bobot kerabang dan sekor kuning tidak berbeda secara signifikan (P>0,05). Perbandingan TKK dan TKD menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan, namun secara deskriptif menunjukkan perlakuan TKD memberikan pengaruh yang lebih baik kecuali pada sekor kuning telur. Kesimpulan: Semua pengaruh yang baik ini menggambarkan bahwa pemberian kelor yang diproses secara depolarisasi dapat memaksimalkan manfaat daun kelor dan dapat menjadi alternatif pengolahan daun kelor sebagai feed additive untuk meningkatkan kualitas telur
Karakterisasi Mutu Pascapanen Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) Desa Torokeku Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi Tenggara nudin, iin nurdiyanty; Dustan, Dustan; tamtama, ary
Jurnal Sains dan Teknologi Perikanan Vol 4 No 2 (2024): OCTOBER
Publisher : Fisheries Science Study Program, Faculty of Science and Technology, Muhammadiyah University of Sidenreng Rappang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55678/jikan.v4i2.1680

Abstract

Rumput laut kering merupakan bentuk penanganan pascapanen dan menjadi produk utama yang dihasilkan dari budidaya rumput laut hampir di semua wilayah di Indoneisia. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh karasteristik mutu rumput laut kering (Kappaphycus alvarezii) yang dibudidayakan di Desa Torokeku, Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan mengamati 5 sampel rumput laut kering yang bersumber dari 5 petani rumput laut berbeda. Sampel kemudian diuji mutunya berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 2690:2015 mengenai rumput laut kering. Hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil Uji Sensori kenampakan rumput laut kering diperoleh nilai rata-rata sebesar 7,3 (sedikit kurang bersih, warna kurang cerah, spesifik jenis). Uji Sensori tekstur diperoleh nilai rata-rata 7,5 (tekstur kering kurang merata, liat tidak mudah dipatahkan). Nilai kenampakan dan tekstur telah memenuhi standar SNI yaitu minimal 7. Hasil pengujian impuritis kasar menunjukkan rata-rata nilai sebesar 15.03% dimana SNI mempersyaratkan maksimal 3%, yang menunjukkan belum memenuhi SNI. Uji kimia terdiri dari uji kadar air dan uji CAW (Clean Andhydrous Weed ). Hasil pengujian kadar air menunjukkan rata-rata 35,12% dimana SNI mempersyaratkan maksimal 30%, hal ini menunjukkan belum memenuhi standar SNI. Hasil pengujian CAW menunjukkan nilai rata-rata 33,16% dimana SNI mempersyaratkan minimal 50%, yang berarti belum memenuhi standar SNI. Kesimpulan dari penelitian ini adalah rumput laut kering yang dikelola dan dibudidayakan di Desa Torokeku belum memenuhi standar SNI 2690:2015, namun peluang untuk perbaikan agar bisa memenuhi standar SNI dapat dilakukan dengan perbaikan pada penanganan pascapanen yang tepat.
EDUKASI NUTRISI DAN PELATIHAN PENGOLAHAN RUMPUT LAUT MENJADI MIE RUMPUT LAUT BAGI KELOMPOK WANITA PESISIR DESA KANAPA-NAPA BUTON TENGAH Nurdin, Iin Nurdiyanty; Anwar, Lely Okmawaty; Dustan, Dustan
Jubaedah : Jurnal Pengabdian dan Edukasi Sekolah (Indonesian Journal of Community Services and School Education) Vol. 4 No. 3 (2024): Jurnal Pengabdian dan Edukasi Sekolah (Jubaedah)
Publisher : LPPM Universitas Bina Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46306/jub.v4i3.250

Abstract

Seaweed is a fishery product with great potential in Central Buton Regency, particularly in Kanapa-Napa Village, where it is the village's leading product. Currently, seaweed is sold only in dried form. However, with adequate knowledge and skills in seaweed product diversification, supported by proper management and marketing, the potential for improved food security and economic resilience can be realized, contributing to the welfare of fishing families. This community service program aims to educate the community on the nutritional benefits and economic potential of seaweed if processed into value-added food products. The program further guides the community in producing seaweed-based products, specifically seaweed noodles, and provides training on packaging and digital marketing. The methods used in this program include educational outreach and hands-on training with a participatory partner approach, beginning with initial preparations such as a direct field survey and partner needs assessment through interviews with partner groups, as well as coordination with the village government and the service team. Following this, tools and materials were prepared. Educational sessions on the nutritional benefits and economic potential of seaweed were conducted, followed by practical training in seaweed noodle production, packaging, and labeling. Digital marketing training was then provided. This community service program successfully enhanced the community’s understanding of seaweed as a nutritious and economically valuable food resource. Through training phases covering socialization, processing practices, product branding, and online marketing, the community gained knowledge and skills in processing seaweed into high-quality, ready-to-consume products with added value. This initiative is expected to create sustainable new economic opportunities, strengthen local food security, and improve the welfare of Kanapa-Napa Village residents