Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

EVALUASI MUTU PASCAPANEN RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii DI KABUPATEN BUTON TENGAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA iin iin Nurdiyanty
Jurnal Agrokompleks Vol 10 No 1 (2021): Juni
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IX Sulawesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract. This study aims to determine the quality of post-harvest seaweed Eucheuma cottonii in Central Buton Regency, Southeast Sulawesi Province. The research sample was obtained by using purposive sampling method, which is taking seaweed samples that are ready to be marketed at six different locations based on the amount of seaweed production. The quality of seaweed is measured based on the Indonesian National Standard, namely the value of sensory analysis, the value of water content and the value of foreign matter content. In addition, measurements were also made on the levels of Salt and Sand, levels of Salt Free Dry Matter and levels of Sand Determination based on the demand standards of the seaweed processing industry. The quality of Eucheuma cottonii seaweed in this study is different for each parameter. In the sensory analysis parameters all location points meet the standards. In the water content parameter only one location point meets the standard (Waturumbe Village). In the parameters of foreign body content, all location points meet the standards. In the Salt and Sand parameters all locations have met industry standards except the Terapung Village. In the Salt Free Dry Mater parameter, there are two locations that are not in accordance with industry demand, namely in the Terapung Village and Lakorua Village. In observing Sand Determination levels, all research location points have met industry demand standards. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu pasca panen rumput laut Eucheuma cottonii di Kabupaten Buton Tengah Provinsi Sulawesi Tenggara. Sampel penelitian diperoleh dengan metode purposive sampling yaitu dengan mengambil sampel rumput laut Eucheuma cottonii yang telah siap dipasarkan pada enam titik lokasi berbeda (desa) berdasarkan jumlah produksi rumput laut. Mutu rumput laut diukur berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 2960:2015) yaitu nilai analisis sensori, nilai kadar air dan nilai kadar benda asing. Selain itu dilakukan juga pengukuran pada kadar Salt and Sand, kadar Salt Free Dry Matter dan kadar Sand Determination berdasarkan standar permintaan industri pengolahan rumput laut. Kualitas rumput laut Eucheuma cottonii pada penelitian ini berbeda-beda untuk setiap parameternya. Pada parameter analisis sensori semua titik lokasi telah memenuhi standar. Pada parameter kadar air hanya satu titik lokasi yang memenuhi standar (Desa Waturumbe). Pada parameter kadar benda asing, semua titik lokasi telah memenuhi standar. Pada parameter Salt and Sand semua titik lokasi telah memenuhi standar industri kecuali Desa Terapung. Pada parameter Salt Free Dry Mater terdapat dua titik lokasi yang tidak sesuai dengan permintaan industri yaitu di Desa Terapung dan Desa Lakorua. Pada pengamatan kadar Sand Determination, semua titik lokasi penelitian telah memenuhi standar permintaan industri. Keywords: Rumput laut Pasca panen Standar Nasional Indonesia Standar industri
Uji Toksisitas Ekstrak Cacing Tambelo (Bactronophorus thoracites) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test : Toxicity Test of Wood-boring Shipworm (Bactronophorus thoracites) using Brine Shrimp Lethality Test Lely Okmawaty Anwar; Sri Fatmah Sari; Asrul Ambo Elo; Rosmawati Rosmawati; Iin Nurdiyanty Nurdin; Anwar Said
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 24 No 2 (2021): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 24(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v24i2.34880

Abstract

Cacing tambelo merupakan moluska yang menetap pada batang Rhizophora sp yang sudah mati. Studi ini bertujuan untuk menentukan tingkat toksisitas dari ekstrak cacing tambelo dengan metode brine shrimp letahlity test (BSLT). Cacing tambelo diambil dari hutan mangrove di Desa Moolo, Kecamatan Batukara, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Ekstrak cacing tambelo dipreparasi memakai larutan metanol. Uji toksisitas BSLT pada penelitian ini terdiri atas dua tahap, uji preliminary dan uji definitif. Uji preliminary bertujuan untuk menentukan kisaran lethal concentration (LC50), nilai kisaran konsentrasi tersebut akan digunakan pada uji selanjutnya (uji definitif). Uji preliminary menggunakan konsentrasi ekstrak tambelo sebesar 10, 100, 1.000 μg/mL dan 0 sebagai kontrol. Uji definitif menggunakan 4 konsentrasi (masing-masing 3 ulangan) yaitu:17,78; 31,61; 56,21; 99,94 μg/mL dan 0 sebagai kontrol. Data yang diperoleh dari uji definitif selanjutnya dianalisis dengan probit. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa nilai LC50-24jam dari ekstrak tambelo ialah 42,43 μg/mL. Nilai LC50 tersebut mengindikasikan bahwa ekstrak cacing tambelo bersifat sangat toksik terhadap larva udang.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KOMPONEN SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK METANOL ABALON TROPIS, Haliotis asinina (Antioxidant Activity and Bioactive Compound Of Methanol Extract Of Tropical Abalone, Haliotis asinina) Sri Fatmah Sari; Anwar Said; Lely Okmawaty Anwar; Rosmawati Rosmawati; Iin Nurdiyanty Nurdin
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 16, No 2 (2020): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.16.2.%p

Abstract

Abalon Haliotis asinina dikenal dengan nama lokal Kerang Mata Tujuh, merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis tinggi yang terdapat dalam jumlah melimpah di Perairan Teluk Kendari, khususnya di Desa Tapulaga, Kabupaten Konawe. Ketersediaan data mengenai komponen bioaktif dari daging abalon dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi pelengkap dalam  kegiatan pengembangan dan pengolahan abalon di daerah Sulawesi Tenggara. Sedangkan, kajian mengenai aktivitas antioksidan yang terdapat pada organ visera/jeroan abalon, diharapkan dapat menjadi pilihan dalam  pemanfaatan  hasil samping dari proses pengolahan abalon, yang nantinya bisa dikembangkan sebagai salah bahan antioksidan alami.  Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan, antara lain: Pengambilan sampel abalon di Desa Tapulaga, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara; Preparasi sampel;  Ektraksi sampel melalui metode maserasi dengan menggunakan pelarut metanol p.a;  Pengujian aktivitas antioksidan dan komponen senyawa bioaktif. Senyawa bioaktif yang terdeteksi pada ekstrak metanol daging maupun visera adalah flavonoid, saponin, alkaloid, dan fenol. Nilai senyawa fenol total dari ekstrak metanol visera sebesar 126,52µg/ml, nilai tersebut jauh lebih besar jika dibandingkan dengan nilai fenol total pada ekstrak metanol daging (77,26 µg/ml), hal ini berkorelasi dengan aktivitas antioksidan yang lebih berpotensi pada visera dibanding daging, dimana hasil pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH menunjukkan nilai IC50 ekstrak metanol visera dan daging abalon masing-masing 552,52 dan 632,92 µg/ml. Semakin kecil nilai IC50 pada suatu ekstrak menunjukkan aktivitas antioksidan yang makin tinggi. Abalone Haliotis asinina known locally as Kerang Mata Tujuh , is one of  fisheries commodities that have a high economic value. This organisms found in abundance in the waters of Southeast Sulawesi, especially in Tapulaga Village, Konawe Regency. Availability of data on bioactive compound of abalone meat from this study is expected to be a supplementary information in the development and processing of abalone in Southeast Sulawesi. Meanwhile, a study of antioxidant activity found in viscera of abalone, is expected to be an option in utilizing byproducts from abalone processing, which can later be developed as one of natural antioxidant ingredients. This research was carried out in several stages, including: Sampling of abalone in Tapulaga Village, Konawe Regency, Southeast Sulawesi; Sample preparation; Sample extraction by maseration method using methanol p.a; and Analysis of antioxidant activity and bioactive compounds. Bioactive compounds detected in crude extract of meat and viscera were flavonoids, saponins, alkaloids, and phenols. Total phenol from viscera methanol extract was 126.52 µg / ml, this value was much greater than the total phenol in meat (77.26 µg / ml), so it correlates to antioxidant activity which has more potential on viscera compared to meat, where the results of antioxidant activity with the DPPH method showed IC50 values of viscera methanol extract and abalone meat respectively 552.52 and 632.92 µg / ml. The smaller the IC50 value in an extract indicates higher antioxidant activity.
Peningkatan Keterampilan Mengolah Produk berbasis Perikanan bagi Muslimah Fresh Graduate Rosmawati Rosmawati; Iin Nurdiyanty Nurdin; Hernawati Hernawati
Amaliah: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 6 No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : LP3M, Universitas Muhammadiyah Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.048 KB) | DOI: 10.51454/amaliah.v6i1.88

Abstract

Kelompok masyarakat golongan produktif di kota Kendari relatif tinggi, tetapi angka serapan lapangan kerja tergolong masih rendah. Kelompok masyarakat dengan status fresh graduate cenderung mengalami peningkatkan setiap tahun. Rendahnya daya serap lapangan kerja, menyebabkan sulit mendapatkan peluang kerja sesuai bidang dan kompetensi. Fenomena ini menjadi peluang dan tantangan bagi fresh graduate untuk mengembangkan diri sehingga jika mereka tidak terserap di dunia kerja, mereka menjadi perintis usaha-usaha produktif yang berpotensi menjadi berkembang dan maju. Tujuan kegiatan adalah meningkatkan keterampilan kelompok sasaran muslimah fresh graduate agar memiliki keterampilan mengolah produk berbasis perikanan, sehingga selain keterampilannya bertambah, mereka juga akan termotivasi untuk mempersiapkan diri terjun ke dunia kerja sebagai owner. Dengan sendirinya ini menjadi sumbangsih bagi perbaikan ekonomi dalam keluarga yang berimplementasi pada membuka lapangan kerja baru dan mengurangi penganggguran. Metode pendekatan yang dilakukan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada pada kelompok sasaran (fresh graduate) adalah penyuluhan, berupa sosialisasi program melalui penguatan kapasitas terhadap manfaat dan potensi pengembangan produk berbasis perikanan dan pelatihan pembuatan produk-produk berbasis hasil perikanan, cara memproduksi, cara mengemas dan menyimpan produk hasil perikanan secara tepat agar bertahan lama dan mudah didistribusikan kepada konsumen. Target luaran berupa produk olahan berbasis perikanan, disenangi oleh kalangan masyarakat segala jenis umur, bercita rasa khas, harga terjangkau tetapi bernilai gizi tinggi. Hasil kegiatan ini telah memberi dampak bagi kelompok sasaran berupa tingkat pengetahuan dan keterampilan mengenai metode penangan, pengolahan, pengemasan dan penyinpanan produk hasil perikanan lebih baik dibanding sebelum mengikuti kegiatan, dan diharapkan keterampilan ini dapat diaplikasikan baik di rumah tangga maupun untuk pengembangan usaha
Pemanfaatan dan Peningkatan Produksi Rumput Laut bagi Masyarakat Desa Torokeku, Kecamatan Tinanggea, Konawe Selatan, Sultra Fajriah Fajriah; Junaidin Junaidin; Iin Nudiyanti; Kobajashi T Isamu
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.432 KB) | DOI: 10.30653/002.201941.77

Abstract

UTILIZATION AND INCREASE OF SEAWEED PRODUCTION FOR THE COMMUNITY OF TOROKEKU VILLAGE TINANGGEA SUB-DISTRICT, KONAWE SELATAN, SOUTHEAST SULAWESI. Torokeku Village, Tinanggea Sub-District, South Konawe Regency is one of the villages that produce seaweed and various types of sea fish caught from Southeast Sulawesi. The problems faced by residents include: 1) Decreasing the amount of production and quality of seaweed, 2) Low level of entrepreneurial knowledge possessed, 3) lack of MSMEs as a single forum for independent business development for Torokeku Village residents. The specific goals and targets of the KKN-PPM: 1) Increasing the production and quality of seaweed seeds, 2) Increasing the skills of citizens in processing seaweed into various ready-to-eat and ready-to-cook products such as dodol, meatballs and seaweed nuggets, 3) Establishment and co-operative assistance for citizens. The methods used to achieve these goals are training, mentoring, lectures, discussions, direct visits, practices and demonstrations. The activities carried out included: (1) Making seaweed nursery gardens (2) Demonstration on various processed products ready to eat and ready to cook (dodol, meatballs and nuggets of seaweed), (3) Pioneering fishing cooperatives and UMKM, (4) Providing learning facilities for children and the community of Torokeku Village in the form of socializing education on the concept of sustainable fisheries as well as mentoring learning in schools and TPA.
Pengaruh Bentuk Pengolahan Daun Kelor Sebagai Feed Additive Terhadap Kualitas Telur Ayam Petelur Dustan; Iin Nurdiyanty Nurdin
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna (Januari)
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), Institut Teknologi Dan Kesehatan (ITK) Avicenna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69677/avicenna.v3i1.69

Abstract

Latar Belakang: telur merupakan sumber pangan hewani yang kaya akan nutrisi dengan harga yang relatif terjangkau oleh seluruh kalangan masyarakat. Telur dengan kualitas yang baik bisa menjadi jawaban permasalahan stanting yang dialami indonesia saat ini. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan kualitas telur diantaranya memanfaatkan daun kelor yang kaya akan nutrisi dan senyawa aktif sebagai feed additive. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan pengaruh bentuk pengolahan daun kelor terhadap peningkatan kualitas telur ayam petelur. Metode: Penelitian ini menggunakan 30 ekor ayam petelur usia 16 minggu yang dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu kelompok Tepung Kelor Depolarisasi (TKD), kelompok Tepung Kelor Kering (TKK) dan kelompok ayam Kontrol. TKD dibuat dengan proses depolarisasi menggunakan air hangat, yang dilanjutkan dengan proses pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk. TKK dibuat dengan proses pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk. Pengamatan kualitas telur dilakukan dengan mengambil secara acak hasil produksi telur pada masing-masing kelompok sebanyak 15 butir dan diamati bobot telur, bobot kuning, bobot putih, bobot kerabang, serta sekor kuning. Hasil: Penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan (P>0,05) pada aspek bobot telur dan bobot putih, sedangkan pada bobot kuning, bobot kerabang dan sekor kuning tidak berbeda secara signifikan (P>0,05). Perbandingan TKK dan TKD menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan, namun secara deskriptif menunjukkan perlakuan TKD memberikan pengaruh yang lebih baik kecuali pada sekor kuning telur. Kesimpulan: Semua pengaruh yang baik ini menggambarkan bahwa pemberian kelor yang diproses secara depolarisasi dapat memaksimalkan manfaat daun kelor dan dapat menjadi alternatif pengolahan daun kelor sebagai feed additive untuk meningkatkan kualitas telur
Kajian Penanganan Pascapanen Rumput Laut Eucheuma cottonii di Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah Nurdin, Iin Nurdiyanty
Agrisurya Vol 3 No 1 (2024): Agrisurya, Vol. 3 No. 1, Juni 2024
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51454/agrisurya.v3i1.649

Abstract

Post-harvest handling of seaweed is often ignored, while the quality of post-harvest raw materials is one the part that determines the quality of the final product. This research aims to examine the post-harvest handling process of Eucheuma cottonii seaweed in Central Buton Regency, Southeast Sulawesi. The research was conducted using a survey method by interviewing seaweed cultivators and collectors. Data analysis was carried out descriptively qualitatively. The results of the research show that post-harvest handling of quality improvement at the farmer and collector level still lacks attention to procedures for using equipment, weighing, packaging, labeling and storage (warehousing). The drying method used is in accordance with Indonesian National Standards. One of the reasons for the low post-harvest quality is the farmers' low understanding regarding the importance of handling seaweed on the price and quality of the final product produced. Therefore, the role of a supporting sub system is needed to be able to provide educational to the upstream sub system at the farmer level and the seaweed handling and processing sub system. Key words: Seaweed, post-harvest, quality, handling
Karakterisasi Mutu Pascapanen Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) Desa Torokeku Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi Tenggara nudin, iin nurdiyanty; Dustan, Dustan; tamtama, ary
Jurnal Sains dan Teknologi Perikanan Vol 4 No 2 (2024): OCTOBER
Publisher : Fisheries Science Study Program, Faculty of Science and Technology, Muhammadiyah University of Sidenreng Rappang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55678/jikan.v4i2.1680

Abstract

Rumput laut kering merupakan bentuk penanganan pascapanen dan menjadi produk utama yang dihasilkan dari budidaya rumput laut hampir di semua wilayah di Indoneisia. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh karasteristik mutu rumput laut kering (Kappaphycus alvarezii) yang dibudidayakan di Desa Torokeku, Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan mengamati 5 sampel rumput laut kering yang bersumber dari 5 petani rumput laut berbeda. Sampel kemudian diuji mutunya berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 2690:2015 mengenai rumput laut kering. Hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil Uji Sensori kenampakan rumput laut kering diperoleh nilai rata-rata sebesar 7,3 (sedikit kurang bersih, warna kurang cerah, spesifik jenis). Uji Sensori tekstur diperoleh nilai rata-rata 7,5 (tekstur kering kurang merata, liat tidak mudah dipatahkan). Nilai kenampakan dan tekstur telah memenuhi standar SNI yaitu minimal 7. Hasil pengujian impuritis kasar menunjukkan rata-rata nilai sebesar 15.03% dimana SNI mempersyaratkan maksimal 3%, yang menunjukkan belum memenuhi SNI. Uji kimia terdiri dari uji kadar air dan uji CAW (Clean Andhydrous Weed ). Hasil pengujian kadar air menunjukkan rata-rata 35,12% dimana SNI mempersyaratkan maksimal 30%, hal ini menunjukkan belum memenuhi standar SNI. Hasil pengujian CAW menunjukkan nilai rata-rata 33,16% dimana SNI mempersyaratkan minimal 50%, yang berarti belum memenuhi standar SNI. Kesimpulan dari penelitian ini adalah rumput laut kering yang dikelola dan dibudidayakan di Desa Torokeku belum memenuhi standar SNI 2690:2015, namun peluang untuk perbaikan agar bisa memenuhi standar SNI dapat dilakukan dengan perbaikan pada penanganan pascapanen yang tepat.
Analysis of Quality and Comparison of Benefits of Seaweed (Eucheuma cottonii) in Bungin Permai Village, Tinanggea District, South Konawe Regency Sari, Elda Amalia; Nurdiyanty, Iin; Tamtama, Ary
Agrikan Jurnal Agribisnis Perikanan Vol. 17 No. 2 (2024): Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52046/agrikan.v17i2.2258

Abstract

This research aims to determine the quality analysis and comparison of profits from selling seaweed (Eucheuma cottonii) in Bungin Permai Village, Tinanggea District, South Konawe Regency. This research method uses purposive sampling by taking samples from three different seaweed farmers and analyzing the quality of seaweed (Eucheuma cottonii) three times. The results of this research show: sensory analysis with a standard SNI value of 7 in the number range 5-8, water content 30-35%, foreign object content ranging from 80.31 - 85.28. Analysis of impurities levels ranged from 2.17%, - 3.15%. The average income from Seaweed (Eucheuma cottonii) in Bungin Permai Village is IDR 132,148,667 with total costs of IDR 152,351,333 and total revenue of IDR 284,500,000, the amount of revenue obtained by seaweed farming is calculated using the following calculations. the difference between total revenue minus total costs. The return cost ratio (R/C) value is 1, it can be seen that seaweed farming has an R/C value of 1.867, meaning that seaweed farming is feasible to run or make a profit.
EDUKASI NUTRISI DAN PELATIHAN PENGOLAHAN RUMPUT LAUT MENJADI MIE RUMPUT LAUT BAGI KELOMPOK WANITA PESISIR DESA KANAPA-NAPA BUTON TENGAH Nurdin, Iin Nurdiyanty; Anwar, Lely Okmawaty; Dustan, Dustan
Jubaedah : Jurnal Pengabdian dan Edukasi Sekolah (Indonesian Journal of Community Services and School Education) Vol. 4 No. 3 (2024): Jurnal Pengabdian dan Edukasi Sekolah (Jubaedah)
Publisher : LPPM Universitas Bina Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46306/jub.v4i3.250

Abstract

Seaweed is a fishery product with great potential in Central Buton Regency, particularly in Kanapa-Napa Village, where it is the village's leading product. Currently, seaweed is sold only in dried form. However, with adequate knowledge and skills in seaweed product diversification, supported by proper management and marketing, the potential for improved food security and economic resilience can be realized, contributing to the welfare of fishing families. This community service program aims to educate the community on the nutritional benefits and economic potential of seaweed if processed into value-added food products. The program further guides the community in producing seaweed-based products, specifically seaweed noodles, and provides training on packaging and digital marketing. The methods used in this program include educational outreach and hands-on training with a participatory partner approach, beginning with initial preparations such as a direct field survey and partner needs assessment through interviews with partner groups, as well as coordination with the village government and the service team. Following this, tools and materials were prepared. Educational sessions on the nutritional benefits and economic potential of seaweed were conducted, followed by practical training in seaweed noodle production, packaging, and labeling. Digital marketing training was then provided. This community service program successfully enhanced the community’s understanding of seaweed as a nutritious and economically valuable food resource. Through training phases covering socialization, processing practices, product branding, and online marketing, the community gained knowledge and skills in processing seaweed into high-quality, ready-to-consume products with added value. This initiative is expected to create sustainable new economic opportunities, strengthen local food security, and improve the welfare of Kanapa-Napa Village residents