Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Edukasi Cuci Tangan 6 Langkah Kepada Masyarakat Untuk Mencegah Dan Memutus Mata Rantai Penularan Covid-19 Fitri A. Sabil
Indonesian Journal of Community Dedication Vol. 4 No. 1 (2022): Indonesia Journal of Community Deducation
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prevalensi terpapar covid-19 semakin meningkat sehingga perlu adanya kesadaran dari masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah sebagai upaya mencegah dan memutus mata rantai penularan Covid-19. Upaya pencegahan dan pemutusan mata rantai penularan yang dilakukan pemerintah tidak dapat berlangsung singkat. Hal tersebut memerlukan proses pemahaman dan adaptasi berkelanjutan. Proses ini penting dikarenakan perlunya waktu untuk membiasakan sebuah perubahan pola hidup dan aturan yang sebelumnya tidak terbiasa dilakukan. Salah satu cara untuk membantu pemerintah dalam memutus rantai penularan infeksi covid-19 yang makin bertambah adalah dengan memberikan edukasi langsung kepada masyarakat mengenai 3M, terutama mencuci tangan, agar dapat dibiasakan dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Metode yang dilakukan adalah memberikan edukasi dalam bentuk penyuluhan pada setiap masyarakat yang mengunjungi di Puskesmas Tamalanrea BTP. Hasil didapatkan masih terdapat beberapa masyarakat yang masih kurang kesadaran untuk mencuci tangan pada tempat yang telah disediakan oleh pihak Puskesmas dan masyarakat dominan tidak melakukan cuci tangan dengan tepat. Namun setelah diberikan edukasi dan contoh melakukan cuci tangan sesuai dengan prosedur 6 langkah cuci tangan, masyarakat mulai menyadari pentingnya cuci tangan sesuai dengan prosedur. Masyarakat menyatakan bahwa pemberian edukasi cuci tangan sangat bermanfaat bagi mereka karena selama ini mereka tidak melakukan sesuai dengan prosedur 6 langkah cuci tangan.
Hubungan Health Literacy dengan Self Care Management Di Puskesmas Tamalanrea Kota Makassar Fitri A Sabil; Nurul Rezki Anisa
JIKP Jurnal Ilmiah Kesehatan PENCERAH Vol 10 No 2 (2021): JIKP
Publisher : LPPM STIKES Muhammadiyah Sidrap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.261 KB) | DOI: 10.12345/jikp.v10i2.288

Abstract

Diabetes mellitus tipe 2 merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan namun dapat dikendalikan, bahkan dapat menyebabkan komplikasi akut dan kronik yang serius, terlebih dapat sampai pada kematian. Agar prevalensi komplikasi tidak terus menerus meningkat maka self care management yang baik sangat penting dimiliki pasien dan salah satu faktor yang mendukung Self care management adalah health literacy. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan health literacy dengan self care management di Puskesmas Tamalanrea kota Makassar. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Instrumen yang digunakan adalah HLS-Q16 dan DSMQ. Jumlah sampel yang digunakan 53 pasien DM tipe 2 yang datang berobat di Puskesmas Tamalanrea Kota Makassar pada bulan Juli-Agustus 2021. Hasil penelitian melalui uji fisher menunjukkan bahwa tidak ada hubungan health literacy dengan self care management dengan nilai p= 1,00 (p>0,05). Namun secara klinis didapatkan kedua variabel tersebut berhubungan dimana selisih proporsi >20%. Kedua variabel didapatkan secara klinis bermakna namun secara statistik tidak bermakna karena power dalam penelitian kurang, yang artinya jumlah responden yang digunakan sedikit.
Identifikasi Syndrom Burnout pada Perawat yang Terlibat dalam Perawatan Covid-19 di RSKD Provinsi Sulawesi Selatan Liza Fauzia; Fitri A Sabil
JIKP Jurnal Ilmiah Kesehatan PENCERAH Vol 11 No 1 (2022)
Publisher : LPPM STIKES Muhammadiyah Sidrap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (725.205 KB) | DOI: 10.12345/jikp.v11i1.313

Abstract

Pendahuluan: Syndrome burnout adalah masalah psikologis yang terjadi pada individu yang terkena stress secara terus menerus tanpa ada penanganan secara khusus, ditandai dengan kelelahan fisik, emosional dan mental, dimana sering terjadi pada individu yang terlibat pada situasi atau pekerjaan yang menuntut keterlibatan emosional. Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan digarda terdepan dalam penanganan covid-19, keterlibatan perawat sangat rentan menimbulkan tekanan psikologis khususnya syndrome burnout. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengindentifikasi syndrome burnout pada perawat yang terlibat dalam perawatan covid-19 Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Instrumen yang digunakan adalah MBI-HSS (Maslach Burnout Inventory-Human Services Survey). Jumlah sampel yang digunakan 55 responden perawat di RSKD Provinsi Sulawesi Selatan. Hasil: dari 55 responden perawat, sebanyak 46 (83.6%) responden menunjukkan low indicate syndrome burnout dan 9 (16.4%) responden Moderate Syndrome Burnout, dan tidak ada responden yang menunjukkan high syndrome burnout Kesimpulan: perawat mampu untuk beradaptasi dan memiliki koping yang baik selama terlibat dalam perawatan covid-19, hal tersebut dibuktikan dengan tidak adanya perawat yang terkena high syndrome burnout
Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Fitri Andi Sabil
Journal of Telenursing (JOTING) Vol 4 No 2 (2022): Journal of Telenursing (JOTING)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/joting.v4i2.4948

Abstract

This study aims to analyze the relationship between workload and work stress of nurses in implementing nursing care in inpatient rooms. The method used is a cross-sectional survey with 69 respondents. The results showed that nurses had a light workload (68.1%) and nurses who experienced light work stress (60.9%). After statistical tests were carried out, it was found that there was a relationship between workload and work stress of nurses, with a value of p = 0.018 (<0.05). In conclusion, there is a relationship between nurses' workload and work stress in the inpatient room of Luwuk Banggai Hospital. Keywords: Workload, Implementation of Nursing Care, Work Stress
Exploration of Nurses Experience in Managing Emotions While Involved in Covid-19 Care: A Qualitative Study Liza Fauzia; Fitri A. Sabil; Muzakkir Muzakkir
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIKA) Vol. 4 No. 3 (2022): Volume 4 Nomor 3 Desember 2022
Publisher : Sarana Ilmu Indonesia (salnesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36590/jika.v4i3.394

Abstract

The coronavirus disease (Covid-19) pandemik brings pressure and challenges on health workers, especially nurses. One of the effects is psychological pressure. This study aimed to explore the experience of nurses in managing emotions while involved in Covid-19 care. This research was a qualitative study with a phenomenological approach. Data collection was carried out using interview guidelines which was then analyzed using data content analysis. Total sample 7 participants. The results showed 3 outcome themes, namely emotional status when involved in Covid-19 treatment: scared, anxiety and stress. The theme of the support system is: hospital management, colleagues, family and the theme of coping and self care style: distraction, improving spiritually and professionally at work. The conclusion of this study showed nurses are able to adapt and have good coping and self-care while involved in the treatment of Covid-19, besides that the support system from the hospital, colleagues, family is given so that it suppresses emotions while involved in the treatment of Covid-19.
Effectiveness of Using Local Languages in Education to Improve Knowledge about Foot Care in Diabetes Mellitus Patients Eva Arna Abrar; Fitri A. Sabil; Syaiful Syaiful; Sintawati Sintawati
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIKA) Vol. 4 No. 3 (2022): Volume 4 Nomor 3 Desember 2022
Publisher : Sarana Ilmu Indonesia (salnesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36590/jika.v4i3.397

Abstract

Diabetes mellitus (DM) still has the highest number to date with increasingly diverse complications, one of which is diabetic foot ulcers (DFU). One of the efforts to prevent DFU is to provide education to patients to increase knowledge in performing foot care. In providing education, the use of local languages ??that are easily understood by patients will have a good impact on the process of receiving information. This study aimed to analyze the patient's knowledge in performing foot care before and after providing foot care education using the local language. Research design one group pre-post test was conducted in one of the Makassar City health centers with a total of 47 subjects. Knowledge measurement was carried out before giving education and evaluation was carried out after four weeks. Patients were given foot care packages that are in accordance with the contents of the educational video. The results of statistical tests showed that there was a significant improvement in knowledge of foot care before and after education with a p value = 0,000. Education using local languages ??could significantly increase knowledge of foot care in DM patients.
Foot Care Knowledge and Education In An Effort To Prevent The Recurrent Of Diabetic Foot Ulcer (Dfu) Eva Arna Abrar; Fitri A Sabil; Yusran Haskas; Suarnianti; Azniah Syam
Comprehensive Health Care Vol 7 No 1 (2023): Comprehensive Health Care
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Stikes Panrita Husada Bulukumba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37362/jch.v7i1.980

Abstract

Diabetic Foot Ulcer (DFU) is a complication of Diabetes Mellitus (DM), which is a major health problem throughout the world with a high recurrence rate. It is estimated that approximately 40% of patients have a recurrence within one year of ulcer healing, nearly 60% within three years, and 65% within five years. One of the efforts to prevent DFU recurrence can be made with foot care which is preceded by knowledge of foot care. This study aimed to compare the knowledge of DFU patients before and after being given education. This study is a pre-post-test with 21 respondents who routinely received wound care at Rumah Perawatan ETN CENTER. Measurement of initial knowledge using a questionnaire consists of 11 questions that have been tested for content validity (CVI > 80%). Then the patient is given foot care education using a video, and after that, the video link is distributed to the patient; patient knowledge was measured again after three weeks using the same questionnaire. There is a comparison of knowledge before and after being given foot care education with a p-value = 0.000. Foot care is one of the efforts to prevent recurrent DFU. There was an increase in patient knowledge after being given an education
Penyuluhan Pengaturan Konsumsi Makanan Sehat Dan Pemeriksaan Glukosa Darah Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-Kassi Kota Makassar Kartika Sari Wijayaningsih; Fitri. A. Sabil; Andi Fajriansi
Jurnal Pengabdian Masyarakat Mandira Cendikia Vol. 2 No. 9 (2023)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Makanan yang tinggi karbohidrat, lemak, dan protein akan meningkatkan kadar glukosa darah di dalam tubuh. Kadar glukosa darah yang meningkat akan memacu penyakit Diabetes Mellitus. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan informasi dan pengetahun tentang pengaturan pola konsumsi makan yang sehat untuk lansia dan pengukuran kadar glukosa darah. Metode penyuluhan dilakukan dengan menggunakan oral presentation dan komunikasi secara langsung. Metode untuk mengetahui kadar glukosa darah dilakukan dengan menggunakan rapid test (menggunakan BS). Hasil menunjukkan bahwa pemberian penyuluhan pengaturan konsumsi makanan yang sehat memberikan dampak yang positif ditunjukkan dengan menurunnnya kadar glukosa darah pada masyarakat lansia di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi sebelum penyuluhan dan setelah penyuluhan
Peningkatan Kemandirian Masyarakat Melalui Pemberian Pendidikan Kesehatan Tentang Diet Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-Kassi Kota Makassar Fitri. A. Sabil; Kartika Sari Wijayaningsih; Andi Fajriansi
Jurnal Pengabdian Masyarakat Mandira Cendikia Vol. 2 No. 9 (2023)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu aspek penatalaksanaan hipertensi yang dapat dilakukan pasien secara mandiri adalah modifikasi diet yang merupakan bagian dari modifikasi gaya hidup. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang diet hipertensi di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi. Program pengabdian masyarakat ini telah dilakukan melalui: penyuluhan tentang penyakit hipertensi, bahaya hipertensi dan diet pada pasien hipertensi. Selain itu, diadakan pula demonstrasi pemeriksaan tekanan darah sebagai bentuk pendampingan kepada masyarakat. Hasil dari kegiatan ini terlihat dengan adanya peningkatan kemandirian masyarakat akan pentingnya mengatur pola makan dalam rangka mengatur tekanan darah dan mencegah bahaya hipertensi
THE TRANSLATION PROCESS OF THE DIABETES SELF-MANAGEMENT QUESTIONNAIRE (DSMQ) INSTRUMENTS IN INDONESIAN Fitri Andi Sabil; Liza Fauzia; Eva Arna Abrar; Nurul Reski Anisa
Jurnal SMART Keperawatan Vol. 11 No. 1 (2024): JUNE 2024
Publisher : Universitas Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/d6f9qk65

Abstract

Measurement of patient capabilities in carrying out self-care can use the Diabetes Self-Management Questionnaire (DSMQ) instrument which includes some of the most important aspects of self-management, namely glucose management, diet control, physical activity, and the use of health care, but now the instrument is not yet available in The Indonesian version, so the instrument needs to go through the translation and back-translation process to used in the Bahasa version. This type of research is a descriptive study with translation and back-translation methods. There are no differences in the meaning of the results of the Third Translation Expert, only shows a change in the structure of the synthesis sentence that refers to the default Bahasa orders. DSMQ instruments have been through the translation process with the back-translation method which produces a good translation. Therefore, for the follow-up of this study, researchers recommend conducting validity and reliability tests to determine the feasibility of the instruments