Mahmudi Siwi
Departemen Sains Komunikasi Dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Darmaga Bogor 16680

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Karakteristik Sosiodemografis dan Ketenagakerjaan Perempuan di Perkebunan Sawit, Provinsi Lampung Anna Fatchiya; Asri Sulistyawati; Fredian Tonny; Mahmudi Siwi; Julio Adisantoso; Tri Budiarto; Kunandar Prasetyo
Jurnal Penyuluhan Vol. 18 No. 01 (2022): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluhan Pembangunan Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25015/18202236894

Abstract

As a contributor to the country's economy, the oil palm plantation sector is also expected to absorb female workers who have often been marginalized. This study tries to reveal the extent of the role of women in the process of managing oil palm plantations in Penawar Tama District, Tulang Bawang Regency, Lampung Province. The study was conducted quantitatively on 121 female respondents with the status of: independent smallholders, family camps, casual daily laborers and employees of oil palm companies. The results showed that activities in the management of oil palm plantations were still dominated by men. The role of women in this case is only involved in the process of fertilization and leaf maintenance. Regarding the division of labor in the household, the majority of women have a double workload where domestic work such as cooking, washing and cleaning the house is the main job that must be done by women.
Hubungan antara Kinerja Program CSR dengan Potensi Konflik Sosial di Masyarakat Sekitar Wilayah Pertambangan Widya Hasian Situmeang; Mahmudi Siwi
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 1 No. 1 (2017)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.1.1.1-16

Abstract

Mining corporations were a kind of industry that supposed to run corporate social responsibility (CSR). The government has set the law about the implementation of CSR. CSR implementation was one of the ways to reduce conflict between corporation and community around the mining area. This research conducted to reveal the correlation between CSR implementation and social conflict potencies, both vertically and horizontally in community around mining area. This research used quantitative method and supported by qualitative data in Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, using Rank Spearman correlation test. The result of this research by quantitative approach reveal no correlations between CSR implementation by a mining corporation in West Java with conflict potency, both vertically and horizontally. Otherwise, qualitative data were collected during the research; give some explanations why there was no correlation between variable of CSR implementation and social conflict potency in mining area community.Keywords: CSR performance, vertical conflict, horizontal conflict-----------------------------ABSTRAKPerusahaan pertambangan adalah unit usaha yang wajib menjalankan Corporate Social Responsibility (CSR). Pengaturan tentang CSR telah disusun dalam bentuk undang-undang oleh pemerintah. Implementasi CSR merupakan salah satu mekanisme untuk mengurangi potensi konflik antara perusahaan dengan masyarakat yang bermukim di sekitar wilayah operasional. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pelaksanaan CSR dengan potensi konflik sosial, baik vertikal maupun horizontal pada masyarakat di sekitar wilayah pertambangan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif, di Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor dengan menggunakan analisis korelasi rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan nyata antara implementasi CSR yang dilakukan oleh perusahaan di Jawa Barat dengan potensi konflik, baik vertikal maupun horizontal. Namun, menurut data kualitatif menunjukkan bahwa kinerja CSR perusahaan mampu menurunkan potensi konflik vertikal antara perusahaan dan masyarakat sekitar. Kata kunci: kinerja CSR, konflik vertikal, konflik horizontal
Kontestasi Pengetahuan Negara, Swasta dan Masyarakat dalam Pengelolaan Program Corporate Social Responsibility Mahmudi Siwi
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 1 No. 1 (2017)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.1.1.115-128

Abstract

The management of the Corporate Social Responsibility (CSR) program is determined by the process of knowledge and power contestation in the governance of the CSR program. This contestation of knowledge about CSR often occurs on three social entities namely state, private, and community. Therefore, this research aims to examine the construction of knowledge of state, company, and community against the management of CSR program; and analyzing the political contestation (interests and powers) that occur at three social spaces in the management of CSR program. Research was conducted in Kembang Kuning village, Klapanunggal sub-district, Bogor district with critical paradigm using qualitative approach and case study method. The results showed that there are three forms of knowledge construction in CSR program. First, the construction that happens on the relationship between the community and the government that describes the CSR program as an aid. Second, the construction that happens on the relationship between the community and the company that describes the CSR program as an aid and obligation. Third, the construction that happens on the relationship between the government and the company that describes the CSR program as an obligation. The construction of this knowledge ultimately affects the dispute of interest which is make the low-class community becomes marginalized. Therefore, knowledge of CSR is constructed in such a manner as to provide higher economic benefits to the upper classes (high-class community, government, and company).Keywords: contestation, corporate social responsibility program, knowledge, relation-------------------------------ABSTRAK Pengelolaan program Corporate Social Responsibility (CSR) ditentukan oleh proses kontestasi pengetahuan dan kekuasaan dalam tatakelola program CSR. Kontestasi pengetahuan tentang CSR sering terjadi pada tiga entitas sosial yakni negara, swasta dan masyarakat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konstruksi pengetahuan negara, perusahaan dan masyarakat terhadap pengelolaan program CSR; dan menganalisis kontestasi politik (kepentingan dan kekuasaan) yang terjadi di tiga ruang sosial dalam pengelolaan program CSR. Penelitian dilaksanakan di desa Kembang Kuning, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor dengan paradigma kritis menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga bentuk konstruksi pengetahuan dalam program CSR. Pertama, konstruksi yang terjadi pada relasi antara masyarakat dengan pemerintah yang menggambarkan program CSR sebagai bantuan. Kedua, konstruksi yang terjadi pada relasi antara masyarakat dengan perusahaan yang menggambarkan program CSR sebagai bantuan dan kewajiban. Ketiga, konstruksi yang terjadi pada relasi antara pemerintah dengan perusahaan yang menggambarkan program CSR sebagai kewajiban. Konstruksi kuasa pengetahuan ini pada akhirnya mempengaruhi konstestasi kepentingan dimana masyarakat lapisan bawah menjadi termarjinalkan. Oleh karena itu, pengetahuan CSR dikonstruksi dan dikontestasikan sedemikian rupa dalam rangka memberikan keuntungan ekonomi yang lebih kepada kelas atas (masyarakat lapisan atas, pemerintah dan perusahaan).Kata kunci: kontestasi, pengetahuan, program corporate social responsibility, relasi
Dampak Aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin Terhadap Kesejahteraan Rumah Tangga Gurandil Wira Fuji Astuti; Ivanovich Agusta; Mahmudi Siwi
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 1 No. 3 (2017)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.1.3.317-338

Abstract

This study aimed to analyze the relationship between the factors which is stimulated the emergence gurandil with activities undertaken by gurandil in doing illegal gold mining and its relationship with the welfare of households by using Spearman rank correlation test. This research was conducted using quantitative research approach, namely the use of instruments such as questionnaires, and qualitative data supported by in-depth interviews, participant observation and document tracking. Results of this study explain that the factors stimulates the emergence gurandil associated with the level of activity in the gold mining without permission. Factors that influence the intensity of gurandil's activity is economic factors because the low level of earned income to meet family needs. Another factor that affects the activity of gurandil is legal factors and social factors. Gurandil activity levels are categorized according to the characteristics, namely gurandil shallow, regular gurandil, and gurandil barrel. Gurandil activity in gold mining without permission is gurandil shallow highest. Based on the obtained relationship gurandil activity by household welfare level gurandil seen from the physical condition of residential buildings, the level of health, education level, income level, and the level of expenditure.Keywords: activity gurandil, driving factors, the level of welfare--------------------------------------------------------------------------------------------ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor-faktor pendorong munculnya gurandil dengan aktivitas yang dilakukan oleh gurandil dalam melakukan penambangan emas tanpa izin dan hubungannya dengan kesejahteraan rumah tangga dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, yaitu penggunaan instrumen berupa kuesioner, dan didukung data kualitatif dengan metode wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan penelusuran dokumen. Hasil penelitian ini memaparkan bahwa faktor pendorong munculnya gurandil berhubungan dengan tingkat aktivitas gurandil dalam melakukan penambangan emas tanpa izin. Faktor yang sangat mempengaruhi tingginya aktivitas gurandil adalah faktor ekonomi karena rendahnya tingkat pendapatan yang diperoleh untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Faktor lain yang mempengaruhi aktivitas gurandil adalah faktor hukum dan faktor sosial. Tingkat aktivitas gurandil dikategorikan sesuai dengan karakteristik gurandil yaitu gurandil cetek, gurandil biasa, dan gurandil tong. Aktivitas gurandil dalam melakukan penambangan emas tanpa izin paling tinggi adalah gurandil cetek. Berdasarkan aktivitas gurandil tersebut diperoleh hubungan dengan tingkat kesejahteraan rumah tangga gurandil yang dilihat dari kondisi fisik bangunan tempat tinggal, tingkat kesehatan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan tingkat pengeluaran.  Kata kunci: aktivitas gurandil, faktor-faktor pendorong, tingkat kesejahteraan
Analisis Gender Keterlibatan Masyarakat dalam Program Dana Desa Nubzatsania Nubzatsania; Mahmudi Siwi
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 4 No. 2 (2020)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.4.2.181-194

Abstract

There have been positive impacts from the Village Fund Program so far, although an assessment of the relation between men and women in the program should be done. The purpose of this study is to analyze the relation of individual characteristics and division of labour in the household toward the level of involvement and to analyze the relationship between the level of involvement and the success rate of the program. The sampling technique in this study is non-probability sampling, which is purposive with quota sampling. The sample of this study is individuals who are adults, married and do not have a position in the village government. This study uses a quantitative approach with survey methods and is supported by a qualitative approach with document study methods and in-depth interviews. The result of this study shows that older age and higher the level of individual education leads to a higher level of involvement in the Village Fund program. Women have a lower level of involvement compared with men, particularly in the level of access and participation. This proves that community involvement in the Village Fund program has not yet achieved gender equity. The higher level of community involvement both men and women will lead to the higher success rate of the program.Keywords : gender, gender equity, Village Fund.ABSTRAKMeski telah terlihat dampak positif dari program Dana Desa selama ini, perlu diperhatikan pula relasi antara laki-laki dan perempuan di dalamnya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara karakteristik individu dan pembagian kerja dalam rumah tangga dengan tingkat keterlibatan, serta menganalisis hubungan antara tingkat keterlibatan dengan tingkat keberhasilan program. Sampel penelitian ini adalah individu yang berusia dewasa, sudah berumah tangga, dan tidak memiliki posisi dalam pemerintahan desa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non probability sampling yaitu purposive dengan kouta sampling. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei dan didukung pendekatan kualitatif dengan metode studi dokumen dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tua umur dan semakin tingginya tingkat pendidikan individu, maka semakin tinggi tingkat keterlibatannya dalam program Dana Desa. Perempuan memiliki tingkat keterlibatan yang lebih rendah dibandingkan laki-laki terutama dalam tingkat akses dan partisipasi. Hal ini menjadi dasar bahwa keterlibatan masyarakat dalam program Dana Desa belum mencapai kesetaraan gender. Semakin tinggi tingkat keterlibatan masyarakat (laki-laki dan perempuan), semakin tinggi tingkat keberhasilan program.Kata Kunci : Dana Desa, gender, kesetaraan gender. 
Hubungan Komunikasi Corporate Social Responsibility dengan Reputasi Perusahaan Damayanti Syahriani; Mahmudi Siwi
Jurnal Komunikasi Pembangunan Vol. 16 No. 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.65 KB) | DOI: 10.46937/16201825121

Abstract

The Corporate Social Responsibility (CSR) program is a form of corporate social responsibility in reducing the impact of the company's business activities. CSR programs should be supported by communication strategies so that their implementation will be effective. In each company has a different CSR communication strategy. The implementation of this CSR communication strategy has an impact on the company's reputation, it is a very important part to support the sustainability of a company. The purpose of this paper is to identify corporate communication strategies in implementing CSR programs and the relationship of CSR communication strategies to the company's reputation. This research was conducted in Malasari Village, Nanggung District, Bogor Regency, West Java using a quantitative approach supported by qualitative data. The quantitative approach is carried out by clustering in the three existing programs with a total of 40 respondents. The results of this study indicate that there is a relationship between the characteristics of the sender of messages with the effectiveness of CSR messages, communication strategies with the effectiveness of CSR messages and the effectiveness of CSR messages with company reputation.
Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Desa Wisata Adinda Muthiah Rana; Rilus A Kinseng; Mahmudi Siwi; Murdianto
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 7 No. 1 (2023): Maret
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.v7i1.1126

Abstract

Pariwisata adalah sektor yang kian berkembang di Indonesia, yang bahkan menempati peringkat kedua sebagai penyumbang terbesar devisa negara. Pengembangan desa wisata adalah salah satu bentuk pengembangan pariwisata alternatif, yang saat ini sedang mendapat perhatian. Desa wisata merupakan bagian dari pengembangan pariwisata berkelanjutan dan menjadi salah satu program Pemerintah Republik Indonesia yang diharapkan dapat mempercepat kebangkitan pariwisata dan memicu pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, adanya pengembangan desa wisata membawa perubahan sosial dan budaya pada masyarakat lokal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan struktur dan proses sosial, perubahan kebudayaan, dan perubahan tingkat kesejahteraan pada masyarakat Kampung Wisata Mulyaharja akibat adanya pengembangan desa wisata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif. Hasil penelitian menunjukan adanya perubahan sosial budaya pada aspek statifikasi sosial, kelompok sosial, mata pencaharian, proses sosial, sistem nilai, ritual adat dan kesenian, kemampuan menyekolahkan anggota keluarga, dan kemampuan mengakses kesehatan.