Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Post-suburbia dan Tantangan Pembangunan di Kawasan Pinggiran Metropolitan: Suatu Tinjauan Literatur Erie Sadewo; Ibnu Syabri; Pradono Pradono
Majalah Geografi Indonesia Vol 32, No 2 (2018): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.681 KB) | DOI: 10.22146/mgi.32097

Abstract

Post-suburbia merupakan fenomena transformasi perkotaan yang banyak ditemui di berbagai tempat. Fenomena ini terjadi sejalan dengan proses dekonsentrasi dan desentralisasi pekerjaan ke kawasan suburban yang menyusul populasi, sehingga menjadikan pusat kota kehilangan pengaruhnya. Tulisan ini dimaksudkan sebagai tinjauan terhadap berbagai literatur mengenai diskursus post-suburban dari sudut pandang filosofis. Selain itu, diberikan juga konteks perkembangannya di Indonesia, serta tantangan yang dihadapi oleh riset mengenai post-suburban kedepannya. Yaitu terkait dengan keberlanjutan perkotaan, apakah post-suburbia menghasilkan pembangunan yang tidak saja lebih ramah lingkungan, namun juga lebih baik secara ekonomi maupun sosial.ABSTRACT Post-suburbia is a well spread urban transformation phenomenon which could be seen in many places. This phenomenon occurs along with the employment deconcentration and decentralization process following the population towards the suburban area. Such a process makes the urban core losing its influence. This paper aimed as a literature review of post-suburban discourse from a philosophical perspective. Moreover, we also discuss its development in the Indonesian context and several possibilities of its research challenge in the future. Such as its relation with urban sustainability, whether post-suburbia would produce more not only environmental friendly development but also in economic and social aspect.  
SEGMENTASI PASAR PENGGUNA JASA ANGKUTAN KERETA API PERKOTAAN TANAHABANG-SERPONG Pradono Pradono; Miming Miharja; Awang Meindra
Jurnal Transportasi Vol. 11 No. 2 (2011)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.412 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v11i2.449.%p

Abstract

KRL transport operator should be able to create specific products in order to answer the demands and needs of service users. This study aims to determine market segmentation and positioning of the user of KRL Tanahabang-Serpong line based on class of service. Analyses were performed using the methods of K-Means Cluster and correspondence analysis. The results suggest that the market of KRL Tanahabang-Serpong line can be divided into 3 segments, namely segment of the upper class which is not too concerned with price, segment of the middle-class which is realistic on price, and segment of lower class which is oriented on price only. From the mapping results of the user's perception of the KRL services, it is found that there is an associative relationships of the product image in the minds of consumers, namely KRL Express - Fast and On Time, KRL Economy with AC - Comfortable and Affordable, and KRL Economy - Cheap.Keywords: KRL, market segmentation, perceptual maps, product image.
INDIKATOR KEBERLANGSUNGAN ANGKUTAN BARANG DI SUNGAI Pradono Pradono; Ibnu Syabri; Shanty YR; Muhammad Fathoni
Simposium II UNIID 2017 Vol 2 (2017)
Publisher : Simposium II UNIID 2017

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.528 KB)

Abstract

Saat ini, angkutan sungai di Indonesia cenderung dikesampingkan dan menghadapi berbagai kendala seperti terjadi menurunnya produksi aktivitas angkutan sungai dan panjang sungai yang bisa dilayari serta banyaknya alur pelayaran yang sulit untuk dapat dilayari setiap saat. Dengan berbagai keunggulannya, aktivitas angkutan barang melalui sungai idealnya unggul dari aspek isu transportasi berkelanjutan. Sayangnya, penelitian tentang hal ini masih cukup terbatas. Makalah ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk merumuskan dan menguraikan pandangan teoritis terkait indikator transportasi berkelanjutan untuk diterapkan pada angkutan barang melalui sungai. Hasil pembahasan ini dapat memperkaya wacana penerapan transportasi berkelanjutan khususnya pada angkutan barang di sungai di berbagai wilayah dengan karakteristik yang mirip dengan Indonesia.
Ekonomika Dalam Perencanaan Wilayah dan Kota Pradono Pradono
Journal of Regional and City Planning Vol. 3 No. 3 (1992)
Publisher : The Institute for Research and Community Services, Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan nasional telah membawa pada keberhasil'an pembangunan ekonomi. Perkembangan ekonami yang cepat telah mewarnai kehidupan bernegara di Indonesia sampai saat ini dan masa-masa yang akan datang. Tidak dapat disangkal Iagi bahwa kehidupan masyarakat saat ini Iebih banyakdidominasi oleh hubungan ekonomi. Perkembangan ini pada gilirannya akan berdampak luas dan salah satunya pada aspek tata ruang. Dengan demikian para pengambil keputusan dan pelaku dalam perencanaan wilayah dan kota dituntut unluk dapat melihat perubahan perilaku tersebut untuk diadaptasikan dalam setiap produk perencanaan yang dibuat. Tulisan ini mencoba mengkaji seberapa jauh para perencana wilayah dan kota perlu mengetahui perilaku ekonomi melalui pemahaman ilmu ekonomi (ekonomika) dan implikasinya bagi dunia pendidikan perencanaan wilayah dan kota.
Pengaruh Aglomerasi Industri Terhadap Short Sea Shipping Sebagai Kompetitor Truk Untuk Angkutan Kontainer Donie Aulia; Ibnu Syabri; Puspita Dirgahayani; Pradono Pradono
CRANE: Civil Engineering Research Journal Vol 2 No 2 (2021): CRANE
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.553 KB) | DOI: 10.34010/crane.v2i2.5012

Abstract

Indonesia adalah negara kepulauan, namun angkutan barang masih didominasi oleh transportasi darat (truk). Padahal angkutan laut jauh lebih efisien dan memiliki kapasitas transportasi lebih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan biaya dan waktu pengangkutan barang antara truk (unimoda) dengan Short Sea Shipping (intermoda) pada teori angkutan barang koridor tunggal dengan skenario lokasi industri (aglomerasi). Studi kasus adalah pengiriman kontainer area Kota Bandung Jawa Barat ke kota Medan Sumatera Utara. Transportasi kontainer menggunakan truk kontainer dan kapal kontainer. Hasil analisa menunjukkan biaya dan waktu apabila lokasi indusstri jauh dari pelabuhan maka biaya dan waktu menggunakan truk adalah 15 juta dan 77,2 jam, sedangkan menggunakan Short Sea Shipping 19 juta dan 183,6 jam. Apabila lokasi industry terletak di kawasan pelabuhan laut maka, biaya dan waktu angkut menggunakan truk adalah 10 juta dan 179,6 jam, sedangkan menggunakan Short Sea Shipping adalah 15,5 juta dan 74 jam. Terjadi efisiensi biaya dan waktu sebesar 33% dan 6% bila lokasi industry/pabrik berada di kawasan pelabuhan.