Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penerapan Teknologi Ginger Slicing Machine Untuk Meningkatkan Efisiensi dan Kapasitas Proses Perajangan Jahe Pada UMKM Susu Jahe 76, Di Bunulrejo, Kec. Blimbing, Kota Malang Eddy Rudiyanto; Erwin Komara Mindarta; Marji
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 4 Nomor 2 (October 202
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v4i2.3491

Abstract

Meningkatnya permintaan minuman herbal di pasar pascapandemi telah memperkuat kebutuhan akan metode produksi yang efisien dan berkualitas tinggi di kalangan usaha mikro dan kecil (UMKM). Namun, metode pengolahan manual tradisional, khususnya dalam mengiris jahe, sering kali menyebabkan inefisiensi, kualitas yang tidak konsisten, dan ketegangan fisik pada pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak penerapan Mesin Pengiris Jahe di UMKM minuman herbal tradisional, “Susu Jahe 76,” di Malang, Indonesia, sebagai bentuk teknologi tepat guna untuk meningkatkan kinerja operasional dan keberlanjutan. Penelitian ini menggunakan desain pra-eksperimental satu kelompok, yaitu pra-uji-pasca-uji, dengan mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif untuk mengukur peningkatan waktu pemrosesan, konsistensi pemotongan, hasil produksi, dan kepuasan pengguna. Intervensi meliputi pemasangan mesin pemotong semi-otomatis, pelatihan operator, dan evaluasi pra/pasca menggunakan instrumen standar. Temuan menunjukkan pengurangan waktu pemotongan sebesar 55% dan peningkatan hasil produksi sebesar 8,4%, bersamaan dengan penurunan signifikan dalam deviasi ketebalan dari ±1,9 mm menjadi ±0,6 mm. Hasil ini menunjukkan peningkatan produktivitas, keseragaman produk yang lebih baik, dan limbah yang diminimalkan. Lebih jauh, umpan balik kualitatif dari pengguna menyoroti manfaat ergonomis mesin, kemudahan penggunaan, dan peningkatan kualitas produk yang dirasakan. Pembahasan menegaskan bahwa mesin yang murah dan sesuai konteks—bila diintegrasikan dengan pelatihan langsung—dapat secara efektif mengatasi inefisiensi produksi di UMKM. Pembahasan ini juga menekankan peran desain yang berpusat pada manusia dan transfer teknologi kejuruan dalam memastikan keberlanjutan dan skalabilitas intervensi tersebut. Studi ini memberikan kontribusi pada bidang teknologi tepat guna dengan memberikan bukti empiris tentang penerapan praktisnya dalam lingkungan UKM di dunia nyata. Studi ini menggarisbawahi potensi inovasi skala kecil untuk mendorong produktivitas dan pemberdayaan di sektor makanan tradisional dan minuman herbal, serta menawarkan model yang dapat diskalakan untuk kemajuan teknologi berbasis masyarakat.
Penerapan Teknologi Automotic Young Coconut Splitting Machine Untuk Meningkatkan Efisiensi Proses Produksi Kelapa Muda Warga Desa Gandusari, Kec. Gandusari, Kabupaten Blitar Erwin Komara Mindarta; Eddy Rudiyanto; Marji
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 4 Nomor 2 (October 202
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v4i2.3492

Abstract

Pengolahan kelapa muda secara manual di masyarakat pedesaan masih padat karya, tidak efisien, dan berbahaya, sehingga membatasi produktivitas dan potensi ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas Mesin Pembelah Kelapa Muda Otomatis dalam meningkatkan efisiensi, keamanan, dan kualitas produk di Desa Gandusari, Indonesia. Dengan mengatasi tantangan metode tradisional, penelitian ini menyelidiki apakah teknologi yang tepat dan dirancang secara ergonomis dapat meningkatkan kinerja kegiatan agroindustri skala mikro. Studi ini menggunakan desain metode campuran partisipatif, yang memadukan pengukuran pra dan pascaintervensi di seluruh indikator kinerja utama. Data kuantitatif dikumpulkan mengenai waktu pemrosesan, hasil produksi, kualitas produk, dan kelelahan pengguna, sementara wawasan kualitatif dikumpulkan melalui wawancara, survei kepuasan, dan catatan lapangan observasional. Hasilnya menunjukkan pengurangan waktu pemrosesan sebesar 55,2%, dengan hasil hampir dua kali lipat dari 55–65 menjadi 110–130 kelapa per jam. Kelelahan pengguna menurun secara signifikan, dengan rata-rata Borg Rating of Perceived Exertion turun dari 7,1 menjadi 3,8. Kualitas produk meningkat, dengan 83% hasil dinilai sebagai "sangat baik," yang mencerminkan peningkatan presisi dan kebersihan pemotongan. Kepuasan pengguna sangat tinggi (skor rata-rata 4,78/5), yang menunjukkan penerimaan luas terhadap teknologi tersebut. Peserta juga melaporkan peningkatan kepercayaan diri dan menyatakan aspirasi untuk ekspansi bisnis. Temuan ini menegaskan bahwa mengintegrasikan desain partisipatif dengan teknologi ergonomis dapat menghasilkan peningkatan substansial dalam efisiensi agro-processing pedesaan dan kesejahteraan pekerja. Sebagai kesimpulan, studi ini menunjukkan bahwa teknologi yang tepat, jika dikembangkan bersama dengan pengguna akhir, dapat mengatasi tantangan operasional yang kritis dalam konteks agroindustri pedesaan. Intervensi tersebut tidak hanya meningkatkan produktivitas dan keselamatan, tetapi juga mendorong pemberdayaan pengguna dan kesiapan pasar. Hasil ini menawarkan implikasi yang berharga untuk meningkatkan skala teknologi serupa di lingkungan pedesaan lainnya, yang berkontribusi pada pembangunan pertanian berkelanjutan dan ketahanan ekonomi lokal.
Penerapan Teknologi Mini Factory Pellet Organic Sebagai Solusi Pengadaan Pakan Ikan Secara Mandiri Pada UMKM Gubug Lele Di Desa Blimbing, Kec. Gudo, Kabupaten Jombang Syarif Suhartadi; Erwin Komara Mindarta; Eddy Rudiyanto; Marji
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 4 Nomor 2 (October 202
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v4i2.3493

Abstract

Studi ini mengkaji penerapan sistem produksi pelet organik pabrik mini yang dirancang untuk mengatasi tantangan biaya pakan ikan yang tinggi dan ketergantungan pada pemasok komersial di kalangan usaha mikro akuakultur pedesaan. Bertempat di Desa Blimbing, Jawa Timur, inisiatif ini bertujuan untuk memberdayakan UKM pembudidaya ikan lele lokal dengan memperkenalkan model produksi pakan yang hemat biaya dan dioperasikan oleh masyarakat berdasarkan limbah organik pertanian dan rumah tangga yang bersumber secara lokal. Penelitian ini menggunakan kerangka kerja aksi partisipatif yang dipadukan dengan metode campuran, menggabungkan uji coba produksi teknis, evaluasi ekonomi, pengujian palatabilitas, dan analisis persepsi pemangku kepentingan. Intervensi melibatkan empat siklus produksi menggunakan mesin sederhana yang disesuaikan untuk lingkungan pedesaan, disertai dengan pelatihan langsung dan pengumpulan umpan balik kualitatif dari peserta aktif. Hasil menunjukkan kelayakan teknis dan operasional model, dengan efisiensi konversi pakan rata-rata 77,6% dan tingkat keberhasilan batch lengkap. Secara ekonomi, biaya pakan yang diproduksi secara lokal 42,2% lebih rendah daripada alternatif komersial, menghasilkan penghematan substansial bagi perusahaan. Ikan merespons pakan secara positif, dengan konsumsi terjadi dalam jangka waktu yang optimal. Peserta melaporkan kepuasan yang tinggi, khususnya dalam hal manfaat ekonomi dan kegunaan teknologi. Temuan ini menegaskan bahwa sistem produksi pakan yang terdesentralisasi dapat meningkatkan keberlanjutan akuakultur pedesaan, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan keterlibatan dan otonomi masyarakat. Studi ini menyimpulkan bahwa model pabrik mini menawarkan solusi yang dapat direplikasi untuk akuakultur skala kecil di lingkungan dengan keterbatasan sumber daya. Model ini berkontribusi pada wacana yang lebih luas tentang akuakultur berkelanjutan dengan menyelaraskan prinsip ekonomi sirkular dengan inovasi lokal. Penelitian lebih lanjut direkomendasikan untuk memperluas analisis nutrisi dan skalabilitas di berbagai lingkungan.