Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

VIABILITAS BENIH NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L) DARI BIJI YANG TELAH DI SKARIFIKASI TERHADAP MEDIA TANAM YANG BERBEDA Noor Khamidah; Arief Rakhmad Budi Darmawan
ZIRAA'AH MAJALAH ILMIAH PERTANIAN Vol 43, No 1 (2018)
Publisher : Pusat Publikasi Jurnal Universitas Islam Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/zmip.v43i1.1077

Abstract

Nyamplung (Calophyllum inophyllum L) is one of the non edible oils and potentially as an alternative energy source, biodiesel. The superiority of biodiesel from nyamplung seeds is 40-73% oil yield. In Indonesia, Nyamplung is widespread from the islands of Java, Kalimantan, Sulawesi, Sumatra and Papua. Good plant propagation techniques are needed to improve crop productivity.This study aims to determine the viability of Nyamplung seeds from seeds that have been scarification to different planting media, to know the best planting media in the cultivation process Nyamplung. The implementation of the research was carried out on the land in Banjarbaru Selatan, South Kalimantan using Completely Randomized Design (RAL). The experimental design consists of a mixture of different compositions of different planting media, ie soil (control), soil and husk, soil and bokashi fertilizer, soil + husk + bokashi fertilizer. The results showed that the viability of Nyamplung seed was influenced by the planting medium. The best seededness of Nyamplung seeds was obtained in the combination of planting media in the form of soil mixture + husk + bokashi, which was significantly different from other treatments on plant height variables, while for leaf number variables showed no significant difference between planting media treatment used in the study.
Teknologi Edible Coating dari Pati Kulit Pisang terhadap Mutu Buah Apel Malang (Malis sylvestris) Noor Khamidah; Antar Sofyan; Nazwa Elena
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 22 No 2 (2022): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v22i2.3362

Abstract

Apel merupakan tanaman buah tahunan yang dapat ditanam di Indonesia. Apel memiliki beberapa macam varietas yang memiliki karakteristiknya tersendiri. Umur simpan apel pada suhu ruangan relatif singkat. Satu metode yang dapat memperpanjang umur apel adalah dengan cara edible coating. Edible coating adalah proses pelapisan permukaan buah kulit dengan bahan ramah lingkungan dengan tujuan menjadi penghambat proses penguapan air agar kualitas buah tetap terjaga. Kulit pisang digunakan sebagai bahan edible coating karena mengandung sari pati yang cukup tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh edible coating dari kulit pisang pati terhadap kualitas buah apel dan untuk menentukan jenis kulit pisang yang terbaik sebagai edible coating. Desain yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap satu faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa edible coating pati kulit pisang memiliki pengaruh dan jenis kulit pisang yang paling baik digunakan sebagai edible coating adalah kulit pisang ambon.
Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis Pupuk Kandang Dan M-21 Sebagai Dekomposer Terhadap Kualitas Kompos Limbah Baglog Jamur Tiram Andriansyah Andriansyah; Jumar Jumar; Noor Khamidah
Agroekotek View Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/agtview.v5i1.4748

Abstract

Dalam pertumbuhan dan perkembangannya tanaman membutuhkan dua jenis unsur hara, berupa unsur hara makro dan unsur hara mikro. Kedua unsur hara yang dibutuhkan tanaman dapat terpenuhi melalui pemupukan yang tepat serta seimbang. Salah satu jenis pupuk yang dapat memenuhi kebutuhan unsur hara N,P,K dan ramah lingkungan adalah pupuk organik yang diperoleh dari proses pengomposan (penguraian) bahan organik didalam wadah komposter. Pupuk organik terdiri dari dua maca yaitu padat dan cair. Terdapat beberapa jenis pupuk organik padat, salah satunya adalah pupuk kandang. Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya sering dijadikan pupuk kandang adalah hewan yang biasa di pelihara masyarakat yaitu kotoran sapi, kambing dan ayam. Baglog jamur tiram merupakan  kompos media tanam berupa serbuk kayu, kapur dan bekatul yang digunakan dalam budidaya jamur, khususnya jamur tiram putih. Limbah jamur tiram yang dibiarkan menumpuk nantinya akan menyebabkan bau yang tidak sedap, sehingga akan menimbulkan polusi udara yang dapat mencemari lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis pupuk kandang dan M-21 sebagai dekomposer yang berpotensi untuk meningkatkan kualitas kompos limbah baglog jamur tiram dan apakah kualitas kompos limbah baglog jamur tiram yang dihasilkan dapat memenuhi SNI pupuk kompos. Penelitian ini dilaksanakan dilahan belakang gedung Lembaga Penjaminan Mutu Universitas Lambung Mangkurat. Dari penelitian ini diperoleh hasil yang menunjukan bahwa kompos limbah baglog jamur tiram yang dihasilkan sudah memenuhi SNI (No. 19-7030-2004), dengan parameter fisik yaitu warna coklat kehitaman, aroma seperti tanah serta parameter kimia yaitu C-organik yang berada dikisaran 9,80% - 32%, kadar N > 0,40%, kadar P > 0,10%, kadar K > 0,2%, kadar Ca < 25,5% serta Mg < 0,6%, sedangkan pH kompos yang dihasilkan tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan SNI kompos.
Pengaruh Dekomposer Trichoderma harzianum, Trichoderma koningii, dan Trichoderma viridae terhadap Kualitas Pupuk Organik Cair (POC) dari Purun Tikus (Eleocharis dulcis)agro Norhikmah Norhikmah; Noor Khamidah; Noorkomala Sari
Agroekotek View Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/agtview.v5i1.4798

Abstract

Abstrak  Purun tikus (Eleocharis dulcis) merupakan gulma yang tumbuh danberkembang di lahan rawa pasang surut sulfat masam. Purun tikus memiliki kandungan unsur hara bahan organik yaitu N 3,36%, P2O5 0,43%, K2O 2,02%, Ca 0,26%, Mg 0,42%, S 0,76%, Al 0,57%, dan Fe 142,20 mg/l. Berdasarkan kandungan yang dimiliki purun tikus, maka purun tikus dapat berpotensi sebagai pupuk organik. Purun tikus memiliki permasalahan dalam proses perombakan, hal itu karena purun tikus memiliki kandungan serat yang sukar cukup tinggi. Purun tikus memiliki kandungan lignin 17,61%, selulosa 24,61%, dan hemiselulosa 19,67%, sehingga diperlukan dekomposer yang tepat dalam pembuatan pupuk organik cair (POC) dari purun tikus. Salah satu dekomposer yang dapat digunakan untuk pembuatan POC adalah Trichoderma. Beberapa jenis Trichoderma diantaranya adalah T. harzianum, T. koningii, dan T. viridae. Salah satu potensi Trichoderma adalah dapat berperan sebagai organisme pengurai, membantu proses dekomposer dalam pembuatan pupuk.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2021. Bertempat di Rumah Bibit, Laboratorium Produksi, dan Laboratorium Kimia, Fisika, dan Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), faktor tunggal terdiri dari 6 taraf perlakuan dengan 4 kali ulangan menghasilkan 24 satuan percobaan. Penggunaan dekomposer dari beberapa jenis Trichoderma tidak berpengaruh terhadap kualitas unsur hara N-Total, P, K, Ca, Mg, C/N rasio, pH, suhu, bau, warna dan lapisan putih pupuk organik cair (POC) dari purun tikus (Eleocharis dulcis), tetapi memberikan pengaruh terhadap kualitas unsur hara Fe. Perlakuan P3 (T. harzianum) merupakan dekomposer terbaik dalam meningkatkan kualitas unsur hara P2O5, Ca, Mg, dan Fe serta menurunkan C/N rasio. Sedangkan perlakuan P4 (T. viridae) merupakan dekomposer terbaik dalam meningkatkan kualitas unsur hara Fe dan menurunkan C/N rasio pupuk organik cair (POC) dari purun tikus (Eleocharis dulcis).
Teknologi Edible Coating dari Lilin Lebah (Beeswax) dan Kolang kaling (Arenga pinata Merr.);Terhadap Mutu Buah Tomat (Lycopersicum esculentum L.) Syahrozy Erwin; Noor Khamidah; Untung Santoso
Agroekotek View Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/agtview.v5i2.3118

Abstract

Tomato (lycopersicum esculentum L.) is a fruit that is quite popular and has many uses. In addition to the abundant production of tomatoes, tomatoes have a relatively short shelf life and are easily damaged both mechanically and physiologically. In maintaining the quality of tomatoes so that they are durable and reach the hands of consumers, it is necessary to have good post-harvest handling. Edible coating is one of technology that can be used to maintain fruit quality. Beeswax and Kolang Kaling (Arenga pinata Merr.) are materials that can be used as edible coatings. This study aims to determine the effect of the edible coating of beeswax and kolang kaling in maintaining the quality of tomatoes. This research was conducted at the Production Laboratory and Integrated Laboratory of the Agroecotechnology Department, Faculty of Agriculture, Lambung Mangkurat University, Banjarbaru from November to December 2020. The method used in this study was (CRD), a completely randomized design with 1 factor namely, edible coating material used. There were 3 treatments of edible caoting material in this study, control or without coating agent (EC0), 6% beeswax emulsion (EC1) and 10% kolang kaling emulsion (EC2) and repeated 6 replications. The observations or benchmarks in this study were fruit color, fruit texture, fruit taste and weight loss of tomatoes which were observed for 12 days. The results of this study indicate that the provision of edible caoting has a effect on the quality of tomatoes. based on the organoleptic test, 6% beeswax treatment was the best treatment in this study to maintain the quality of tomatoes during the observation. Based on the analysis of various treatments, 6% beeswax had a very significant effect on the weight loss of tomatoes on the 8th and 12th days
Pengaruh Pemberian Kompos Rumput Naga (Potamogeton sp) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman sawui (Brassica juncea L) Helmi Helmi; Jumar Jumar; Noor Khamidah
Agroekotek View Vol 5, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/agtview.v5i3.5269

Abstract

The mustard plant (Brassica juncea L) has green leaves and is round and oval in shape. Leaves have pinnate and branched bones. The problems are often found by farmers are lack of yields, less weight, especially on ultisol soil types. One way to increase the growth and yield of musta greens is by fertilizing. The technology used is potamogeton as organic fertilizer to fertilize the soil, increase plant growth and production, and reduce the amount of potamogeton water weed waste. Dragon grass plant is an aquatic plant belonging to the order Helobiae which becomes waste in right cascade irrigation waters which causes irrigation canals to be obstructed, cleaning of potamogeton is carried out at a certain time in which the potamogeton waste is disposed of without further. In this study, the use of potamogeton waste into compost for mustard plants aimed to determine the effect of giving potamogeton compost to mustard plants and to determine the dose of dragon potamogeton application on the growth and yield of mustard plants., leaf number, leaf width and wet weight on mustard plants because the nutrient requirement for N in potamogeton compost was not sufficient for mustard plants and an effective dose of rpotamogeton compost was not obtained.
PENGARUH KETINGGIAN LETAK FEROMON (Ethyl 4-Methyloctanoate) TERHADAP KUMBANG TANDUK (Oryctes Rhinoceros L) PADA PERTANAMAN KELAPA SAWIT (Elais guineensis) Akhmad Gazali; Noor Khamidah; Hadi Liardi Rahman
Jurnal Agrotek Tropika Vol 11, No 2 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, Mei 2023
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v11i2.6077

Abstract

Orhinoceros rhinoceros menyerang titik tumbuh sehingga menghambat pertumbuhan tanaman muda. Serangan berat pada kelapa sawit umur 1-2 tahun mengakibatkan titik tumbuh (daun tombak) patah dan membusuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh  ketinggian letak feromon (ethyl 4-methyloctanoate) terhadap jumlah  hama kumbang tanduk (O. rhinoceros tertangkap pada pertanaman kelapa sawit (Elais guineensis). Penelitian ini dilaksanakan di Lahan replanting perkebunan masyarakat di desa pangkalan tiga Kabupaten kotawaringin kalimantan tengah. Metode yang digunakan adalah yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), yang terdiri dari 5 perlakuan dan 5 ulangan sehingga ada 25 satuan percobaan. .Hasil penelitian menunjukkan Ketinggian letak Feromon(Ethyl 4-methyloctanoate) berpengaruhterhadap kumbang tanduk (O. rhinoceros L) yang tertangkap pada tanaman kelapa sawit (Elais guineensis). Perlakuan P2 dengan ketinggian 2,5 m  merupakan perlakuan yang paling efektif. dalam memerangkap kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros L )  dengan rata-rata 122 imago setiap minggunya
PEMANFAATAN Typha angustifolia DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR UNTUK FITOREMEDIASI AIR ASAM TAMBANG Akhmad Habibullah; Noor Khamidah; Riza Adrianoor Saputra
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 17 No 2 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2021
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol17.No2.2021.1163

Abstract

Air asam tambang (AAT) adalah air berasal dari tambang atau batuan yang mengandung mineral sulfida yang tersingkap dan teroksidasi akibat dari kegiatan penambangan terbuka. Kandungan sulfat dan logam yang tinggi di dalam air asam tambang mengakibatkan kerusakan lingkungan sehingga diperlukan penanganan khusus. Fitoremediasi dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut sehingga sesuai dengan baku mutu lingkungan air asam tambang. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh dosis aplikasi fungi mikoriza arbuskular (FMA) terhadap pertumbuhan dan serapan logam tanaman akumulator Typha angustifolia pada air asam tambang. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan yaitu mo (0 g FMA/ember), m1 (10 g FMA/ember), m2 (12 g FMA/ember), m3 (14 g FMA/ember) dan 4 ulangan, sehingga diperoleh 16 satuan percobaan. Pengamatan yang dilakukan meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan, Fe-akar, Mn-akar, Fe-larut, Mn-larut, pH AAT dan hubungan antar peubah pengamatan. Dosis terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan T. angustifolia adalah perlakuan m3 (14 g FMA/ember), sedangkan terhadap serapan Fe dan Mn, perlakuan m2 (12 g FMA/ember) dengan nilai indeks fitoremediasi (IFR) Mn dan Fe 98,94% dan 57,93% memenuhi standar baku mutu lingkungan.