Marfai, Muh Aris
Departemen Geografi Lingkungan, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pemodelan Bahaya Banjir dan Analisis Risiko Banjir Studi Kasus : Kerusakan Tanggul Kanal Banjir Barat Jakarta Tahun 2013 Yuyus Afrianto; Muhammad Aris Marfai; Mohammad Pramono Hadi
Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 1 (2015): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5631.918 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13108

Abstract

ABSTRAK Bangunan pengendali banjir seperti tanggul pada Kanal Banjir Barat di Jakarta memiliki potensi kerusakan yang dapat mengakibatkan terjadinya banjir tanggul dan berdampak pada daerah di sekitarnya. Kejadian banjir tanggul pada tahun 2013 telah menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup besar sehingga diperlukan pemodelan bahaya banjir dan penilaian kerentanan serta analisis risiko pada daerah terdampak banjir tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun peta risiko kerugian banjir pada daerah yang mempunyai potensi rawan kerusakan tanggul di sekitar Kanal Banjir Barat. Tahapan dalam analisis penelitian ini meliputi analisis hidrologi, analisis hidraulika, penilaian kerentanan bangunan dan analisis risiko kerugian banjir. Pemetaan genangan banjir dilakukan dengan berdasarkan pada besarnya volume limpasan yang keluar dari badan tanggul sebagai hasil simulasi runtuhnya tanggul. Penilaian kerentanan bangunan dilakukan dengan memodifikasi model PTVA yang selanjutnya digunakan dalam analisis risiko untuk mengetahui berbagai tingkatan risiko kerugian bangunan pada daerah terdampak banjir tanggul. Hasil pemodelan bahaya banjir pada kejadian banjir tahun 2013 digunakan untuk mengetahui karakteristik kerusakan tanggul pada Kanal Banjir Barat. Besarnya volume limpasan pada kerusakan tanggul yang terjadi pada tahun 2013 sebesar 744.700 m3 dengan luas area terdampak banjir sebesar 39,2 Ha, sedangkan besarnya volume limpasan pada titik potensi rawan kerusakan lainnya sebesar 160.750 m3 dengan luas area terdampak banjir sebesar 9,5 Ha. Daerah terdampak banjir tanggul pada titik rawan kerusakan lainnya tersebut mencakup sebagian wilayah Kelurahan Kota Bambu Utara dan Kelurahan Jati Pulo. Hasil akhir dari perhitungan analisis risiko spesifik bangunan secara kuantitatif menunjukkan bahwa lingkungan RW II pada Kelurahan Kota Bambu Utara merupakan daerah yang mempunyai tingkat risiko paling tinggi terhadap banjir dengan jumlah risiko spesifik bangunan mencapai Rp 737,72 Juta dari total risiko spesifik bangunan sebesar Rp 1,97 Miliar. ABSTRACT The structure of the canal; such as its levee in Jakarta; has a potential to fail that can cause flooding to the surrounding area. The levee breach in 2013 had caused major economy loss; thus there is a need to develop a model of the hazard and its risk analysis to the area affected. The purpose of this research is to create risk map from flood hazard to the potential affected area where the levee might fail again in the West Flood Canal. Steps taken for the research analysis are hydrological analysis; hydraulic analysis; building vulnerability assessment and risk analysis.The flood hazard map was created from the modeling of levee breachbased on volume of flow leaving from the result of simulation. Building vulnerability assessment was conducted using a modified PVTA model then used to calculate the risk analysis to find out the level of risk of the buildings in the affected areas. The outcome shows that the characteristic of the damage in the levee for the 2013 levee breach on the West Flood Canal was used for the model. The volume of the outflow in 2013 levee breach is 744.700 m3 affecting the area of 39;2 ha;on the other hand; the volume of the outflow on the predicted area is 160.750 m3 affecting  an area of 9;5 Ha. Another affected area for potential levee breach consists of Kelurahan Kota Bambu Utara and Kelurahan Jati Pulo. The end result of the risk analysis shown that RW II in Kelurahan Kota Bambu Utara is the area that has the highest risk from flood with total loss from the building in RW II is up to Rp 737;72 million from the overall building loss is Rp 1;97 billion.
Potensi Wisata dan Preferensi Visual Lanskap Wisatawan untuk Pengembangan Pariwisata Pesisir (Kasus : Pantai Angin Mamiri dan Tanjung Bayang Kota Makassar) Feri Fadlin; Muh Aris Marfai
Majalah Geografi Indonesia Vol 30, No 1 (2016): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3727.217 KB) | DOI: 10.22146/mgi.15613

Abstract

Kajian Klasifikasi Berbasis Obyek untuk Pemetaan Bangunan yang Berisiko Gempabumi di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Lewi Ristiyono; Projo Danoedoro; Muh Aris Marfai
Majalah Geografi Indonesia Vol 30, No 1 (2016): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3894.628 KB) | DOI: 10.22146/mgi.15624

Abstract

Analisis Dampak Intrusi Air Laut Terhadap Airtanah di Pulau Koral Pramuka, DKI Jakarta Ahmad Cahyadi; Tjahyo Nugroho Adji; Muh Aris Marfai; Sembodo Noviandaru; Romza Fauzan Agniy
Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 2 (2017): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3895.715 KB) | DOI: 10.22146/mgi.23725

Abstract

Abstrak Pulau Koral Pramuka merupakan salah satu pulau yang memiliki fungsi strategis sebagai Ibukota Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Pembangunan yang terus berlangsung untuk mendukung fungsi sebagai ibukota sekaligus sebagai tujuan wisata menjadikan pertumbuhan penduduk tinggi dan kebutuhan akan sumberdaya air terus meningkat. Kondisi demikian dapat menyebabkan ancaman intrusi air laut menjadi semakin tinggi karena jumlah pengambilan airtanah akan semakin bertambah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak intrusi air laut terhadap airtanah di Pulau Koral Pramuka. Metode yang digunakan adalah analisis daya hantar listik (DHL) airtanah serta perbandingan ion klorida dan ion karbonat dalam airtanah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai DHL, kandungan ion klorida dan bikarbonat yang diambil dari sampel airtanah. Sampel diambil secara sistematis berdasarkan grid berukuran 100 meter x 150 meter. Total sampel airtanah adalah sejumlah 23 sampel. Hasil kajian menunjukkan bahwa 15 sampel airtanah menunjukkan bahwa intrusi telah berpengaruh cukup besar terhadap airtanah, sedangkan 8 sampel menunjukkan bahwa intrusi telah berpengaruh besar terhadap airtanah di Pulau Koral Pramuka.AbstractPramuka Cay, one of the islands in Kepulauan Seribu Regency, Jakarta, has a strategic role as the capital district. The constant development, which aims to support the functions as a capital district and a tourist destination, persistently increases population growth and, at the same time, demand for water resource. This condition may intensify the threats of seawater intrusion as it induces a higher groundwater withdrawal. This research aimed to identify the impact of seawater intrusion on groundwater in Pramuka Cay using electrical conductivity (EC) analysis and comparison analysis of the chloride and bicarbonate ions in the groundwater. The research data, including EC and the concentration of chloride and bicarbonate ions, were obtained from groundwater samples. The 23 samples were selected systematically from 100x150 m2 grids. The analysis of 15 samples found a rather significant impact of seawater intrusion on groundwater, whereas the test results on the remaining 8 samples showed that seawater intrusion had affected the groundwater in Pramuka Cay considerably. 
Dinamika perubahan garis pantai Kabupaten Kendal tahun 2000-2020 Bernadetta Indri Dwi Astuti; Agung Laksono; Dzakwan Taufiq Nur Muhammad; Intan Fatin Nurbaiti; Noverita Nur Hanifah; Oki Silvie Wildiyanti; Ramadhani Nurazizah Junaedi; Muh Aris Marfai
Majalah Geografi Indonesia Vol 35, No 1 (2021): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.62301

Abstract

Abstrak Pemantauan garis pantai akibat adanya proses akresi dan abrasi merupakan salah satu upaya untuk menjaga batas wilayah wilayah di Kabupaten Kendal. Lima multitemporal citra Landsat 7 ETM+ dalam periode tahun 20 tahun (2000-2020) digunakan untuk menganalisis perubahan garis pantai di Kabupaten Kendal.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan garis pantai dan menganalisis dampak serta upaya mitigasi dalam menangani perubahan garis pantai di Kabupaten Kendal. Digital Shoreline Analysis System (DSAS) digunakan untuk menganalisis perubahan garis pantai dengan metode Net Shoreline Movement (NSM), End Point Rate (EPR), dan Linear Regression Rate-of-Change (LRR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tertinggi dari Linear Regression Rate-of-Change (LRR) selama periode 20 tahun adalah sebesar 50,9 m/tahun sedangkan nilai terendah sebesar -35,81 meter/tahun. Nilai rata-rata EPR dan NSM selama periode 20 tahun adalah sebesar -0,07 m/tahun dan -1,14 meter. Berdasarkan studi ini, dampak dari perubahan garis pantai yang disebabkan abrasi dan akresi adalah adanya peningkatan dan penurunan luas wilayah. Bentuk mitigasi perubahan garis pantai di Kabupaten Kendal yakni dengan pembangunan breakwater dan penanaman hutan mangrove. Abstract Monitoring shoreline change due to accretion and abrasion processes is one of the efforts to protect the maritime boundary of Kendal Regency. Five multi-temporal Landsat 7 ETM + images spanning 20 years (2000-2020) is used in the tudy for the analysis of shoreline change in Kendal Regency. This study aims to investigate the shoreline change, analyze the impact, and propose mitigation of shoreline change in Kendal Regency as well. Digital Shoreline Analysis System (DSAS) is utilized for the analysis of the shoreline change through Net Shoreline Movement (NSM), End Point Rate (EPR), and Linear Regression Rate-of-Change (LRR). The result shows that the highest value of the Linear Regression Rate (LRR) for 20 years is 50.09 m/year and the lowest value of LRR is -35.81 m/year. The average EPR and NSM are -0.07 m/years and -1.14 m. From this study, it can be observed that the impact of shoreline change induced by accretion and abrasion are the addition and subtraction of the predetermined area. The impacts can be mitigated by building breakwaters and planting mangroves.
Kerawanan Banjir Rob dan Peran Gender Dalam Adaptasi di Kecamatan Pekalongan Utara Crestanti Widya Utami; Sri Rum Giyarsih; Muh. Aris Marfai; Trida Ridho Fariz
Jurnal Planologi Vol 18, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v18i1.13588

Abstract

Pesisir Kota Pekalongan merupakan salah satu wilayah rawan banjir rob, yang mana sudah terjadi lebih dari 10 tahun. Kondisi ini memberikan dampak sosial yang dirasakan oleh masyarakat seperti terjadinya pergeseran peran gender dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi area rawan banjir rob serta mengkaji pembagian peran gender pada masyarakat sebagai bentuk adaptasi. Metode yang digunakan yaitu mix method dengan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian diawali dengan pembuatan peta kelas kerawanan banjir dengan menggunakan nilai elevasi muka air tertinggi (HHWL) dan DEM. Selanjutnya dilakukan analisis deskriptif dari situasi sosial yang dikaji yang kemudian dilakukan triangulasi data. Pengumpulan data menggunakan studi pustaka, wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil yang didapat yakni dapat ditentukan kerawanan banjir di masing-masing kelurahan dengan kelas banjir rendah, sedang dan tinggi. Pembagian peran reproduktif masih dibebankan oleh perempuan dan peran pengelolaan masyarakat masih didominasi oleh laki-laki. Terdapat diskriminasi perempuan di area banjir tinggi Kelurahan Panjang Wetan, terlihat pada terjadinya beban ganda pada perempuan dengan suami atau laki-laki yang bekerja sebagai nelayan kapal besar atau di luar kota, sebab harus menjalankan peran produktif dan reproduktif secara bersamaan.
KAJIAN PERUBAHAN GARIS PANTAI DI SEBAGIAN WILAYAH PESISIR PANDEGLANG, BANTEN, PERIODE TAHUN 1990-2020 Bachtiar Wahyu Mutaqin; Irvan Agung Kurniawan; Maria Nooza Airawati; Muh Aris Marfai
Jurnal Kelautan Vol 14, No 3: Desember (2021)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v14i3.9832

Abstract

ABSTRAKSebagian wilayah pesisir Kabupaten Pandeglang di Provinsi Banten merupakan kawasan berkembang dengan tingkat aktivitas manusia berupa kegiatan industri dan pariwisata yang cukup tinggi. Pengamatan dan pengelolaan dinamika wilayah kepesisiran terutama daerah pantai menjadi kajian penting dalam menunjang keberlangsungan masyarakat di wilayah pesisir. Perubahan garis pantai dapat diidentifikasi menggunakan teknologi penginderaan jauh, Sistem Informasi Geografis (SIG) dan analisis statistik. Analisis laju perubahan garis pantai dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Digital Shoreline Analysis System (DSAS). Metode statistik yang digunakan yaitu Net Shoreline Movement (NSM) dan End Point Rate (EPR). Secara umum, garis pantai di sebagian wilayah pesisir Pandeglang mengalami akresi dan erosi. Akresi terjauh ditunjukkan pada area sekitar Pelabuhan PLTU Labuan sejauh 696,48 meter dengan laju perubahan sebesar 19,88 meter/tahun. Hal ini mengindikasikan reklamasi lahan merupakan salah satu faktor yang menginduksi terjadinya proses akresi pada area tersebut. Sedangkan erosi terbesar terjadi di Tanjung Lesung sejauh -135,08 meter dengan laju perubahan -4,50 meter/tahun.Kata kunci: garis pantai, DSAS, dinamika kepesisiran, Pandeglang, Banten.ABSTRACTPart of the coastal area of Pandeglang Regency in Banten Province is a developing area with a high level of human activity in the form of industrial and tourism activities. Observation and management of the dynamics of coastal areas, especially related to the shoreline, are important studies in supporting the sustainability of communities in coastal areas. Shoreline changes can be identified using remote sensing technology, Geographical Information Systems (GIS), and statistical analysis. Analysis of the shoreline rate was carried out using the Digital Shoreline Analysis System (DSAS) software. The statistical methods used are Net Shoreline Movement (NSM) and End Point Rate (EPR). In general, the shoreline in some coastal areas of Pandeglang experiences accretion and erosion. The farthest accretion is shown in the area around PLTU Labuan Port as far as 696.48 meters with a change rate of 19.88 meters/year. This indicates that land reclamation is one of the factors that induce the accretion process in the area. Meanwhile, the largest erosion occurred in Tanjung Lesung as far as -135.08 meters with a rate of change of -4.50 meters/year.Keywords: shoreline, DSAS, coastal dynamics, Pandeglang, Banten.
Object-Based Mangrove Mapping Comparison on Visible and NIR UAV Sensor Nurul Khakhim; Muh Aris Marfai; Ratih Fitria Putri; Muhammad Dimyati; Muhammad Adnan Shafry Untoro; Raden Ramadhani Yudha Adiwijaya; Taufik Walinono; Wahyu Lazuardi; Dimas Novandias Damar Pratama; Arief Wicaksono; Azis Musthofa; Zulfikri Isnaen
Indonesian Journal of Geography Vol 53, No 2 (2021): Indonesian Journal of Geography
Publisher : Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijg.50861

Abstract

Mangrove ecosystems are natural resources that have potential value for development due to their high productivity. Mapping and identification of mangroves have always played a crucial role in mangrove ecosystem conservation efforts, especially to support the sustainable development goal of coastal resources and climate change issues. Several attempts have been made using Unmanned Aerial Vehicle (UAV) techniques acquisition of high spatial resolution aerial images data with various sensors and object-based classification for image processing with various levels of success. This study aims to identify mangrove objects using UAV with true color and NIR false-color sensors using the OBIA approach. The UAV used in this study was DJI Phantom 3 Pro with a true-color sensor (default) and NIR false-color (modified Canon IXUS 160 cameras). The comparison between the two types of sensor of aerial photographs as a source for mangrove mapping proved that the latter performed better than the former because of the near-infrared band can optimally discriminate between mangrove and non-mangrove objects. This will assist future research directions in the mangrove ecosystems mapping method.
SKENARIO PENGELOLAAN KEPESISIRAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BUTON SELATAN, PROVINSI SULAWESI TENGGARA La Ode Alisyukur; Sunarto Sunarto; Muh Aris Marfai
ECOTROPHIC : Jurnal Ilmu Lingkungan (Journal of Environmental Science) Vol 14 No 2 (2020)
Publisher : Master Program of Environmental Science, Postgraduate Program of Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/EJES.2020.v14.i02.p01

Abstract

The coastal zone of South Buton Regency consists of unique ecosystems and abundant natural resources, but facing problems, mainly in terms of conflict between economic needs and ecological aspects. This study aims to set up scenarios for sustainable coastal zone management (SCZM) in South Buton Regency that are synergistic and benefit all stakeholders, without disregarding the principals of ecological conservation. Data were collected by interviews and field observations and were analyzed using prospective analysis method. Comprehensive analyisis were performed encompassing the effects and interactions of key components of the successfulness of the SCZM in South Buton based on the stakeholders desires. Three environmental management scenarios were assessed, namely: the conservative-pessimistic scenario, in which refinements for the key components are at minimum levels, the moderate-optimistic scenario, in which refinements for the key components are about 50%, and the progressive-optimistic scenario, in which all the key components are addressed for refinements. Results of the prospective analysis show that the moderate-optimistic scenario was the most appropriate scheme to be implemented for the sustainable coastal zone management in South Buton Regency, follows by progressive-optimistic and conservative-pessimistic scenarios, respectively. Keywords: Coastal zone; Key components; Prospective analysis; Environmental management
Potensi Bencana Tsunami dan Kesiapsiagaan Masyarakat Menghadapi Bencana Studi Kasus Desa Sumberagung Banyuwangi Jawa Timur S Sunarto; Muh. Aris Marfai
Forum Geografi Vol 26, No 1 (2012): July 2012
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/forgeo.v26i1.5047

Abstract

This research aims to, 1) identify the physical condition and vulnerability due to tsunami at Pancer, Sumberagung Banyuwangi and 2) identify the awareness program done by community to reduce the risk and impact due to tsunami. Field observation and analysis of morphology, topography and physical characteristic of the coastal area of Pancer has been done in this research. Interview with key person and stakeholders has been conducted in order to understand the awareness system and program done by the community. Descriptive analysis has been used to describe the research result. From the topographical point of view, study area consist of lowland and hilly area. Lowland area is dominated by settlement and paddy field, meanwhile the hilly area is mainly for forest and dry farming system. Lowland area is the most vulnerable area for inundation due to tsunami. Coastal community has knowledge on tsunami hazard. Many program has been implemented to strengthen the community capacity and awareness, such as campaign, workshop for evacuation route identification, and evacuation simulation.