Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Potensi Wisata dan Preferensi Visual Lanskap Wisatawan untuk Pengembangan Pariwisata Pesisir (Kasus : Pantai Angin Mamiri dan Tanjung Bayang Kota Makassar) Feri Fadlin; Muh Aris Marfai
Majalah Geografi Indonesia Vol 30, No 1 (2016): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3727.217 KB) | DOI: 10.22146/mgi.15613

Abstract

Diagnosis Penyakit Tanaman Padi Menggunakan Metode Promethee Eny Maria; Feri Fadlin; Medi Taruk
Informatika Mulawarman : Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer Vol 15, No 1 (2020): Informatika Mulawarman : Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.715 KB) | DOI: 10.30872/jim.v15i1.2844

Abstract

Pertanian mempunyai arti yang penting bagi kehidupan manusia, selama manusia hidup, selama itu juga pertanian tetap akan ada. Hal itu disebabkan karena makanan merupakan kebutuhan manusia paling pokok selain udara dan air. Makanan merupakan hasil dari pertanian yang mana setiap tahun kebutuhan akan makanan semakin meningkat karena populasi manusia terus bertambah. Secara khusus beras merupakan hasil dari tanaman padi yang digunakan sebagai makanan pokok manusia. Penyebab kurangnya perkembangan teknologi pertanian padi yaitu karena setiap tumbuhan memiliki Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) seperti hama, penyakit dan gulma atau tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian. Hama merupakan organisme perusak tanaman (serangga) pada bagian tanaman sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan sempurna. Penyakit adalah hasil dari beberapa gangguan dalam proses kehidupan tanaman yang disebabkan oleh jamur, virus dan bakteri. Biasanya perkembangan populasi OPT dikendalikan secara alami oleh musuh alaminya melalui pendekatan agro-ekosistem.
ANALISIS INDEKS KEKRITISAN LINGKUNGAN DI KOTA MAKASSAR MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT 8 OLI/TIRS Feri Fadlin; Nia Kurniadin; Astrolabe Sian Prasetya
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 3, No 01 (2020): Volume 03 Issue 01 Year 2020
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1452.591 KB) | DOI: 10.14710/elipsoida.2020.6232

Abstract

Indeks Kekritisan Lingkungan (ECI) didefinisikan sebagai kondisi kritis lingkungan akibat peningkatan suhu permukaan tanah (LST) dan berkurangnya indeks kerapatan vegetasi (NDVI). Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa ECI berbanding lurus dengan peningkatan suhu dan berbanding terbalik dengan tutupan vegetasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ECI di Kota Makassar dengan memanfaatkan citra satelit landsat 8 OLI/TIRS perekaman tahun 2013-2018. Metode penelitian untuk analisa ECI selain menggunakan algoritma LST dan NDVI juga dilakukan dengan menggunakan persamaan deduktif modifikasi dengan penambahan algoritma indeks kawasan terbangun (NDBI) dan indeks kebasahan (NDWI) untuk meningkatkan akurasi klsifikasi ECI di wilayah Kota Makassar.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi tren peningkatan LST dan NDBI serta penurunan NDVI di wilayah Kota Makassar tahun 2013 – 2018. . Algoritma indeks kebasahan NDWI juga dapat digunakan sebagai tambahan dalam formula deduktif ECI dan mampu meningkatkan akurasi klasifikasi dengan mengeliminasi tubuh air sebagai kategori lingkungan kritis. Hasil klasifikasi indeks kekritisan lingkungan ECI menunjukkan bahwa 46,69% wilayah Kota Makassar termasuk dalam kategori tidak kritis, 51,55% masuk kategori kritis dan 1,76% termasuk kategori sangat kritis. Wilayah dengan kategori sangat kritis tersebar di Jalan Tamalate, wilayah Jalan Maccini Raya, Jalan Teuku Umar 11, Jalan Tinumbu Jalan Abdul Rahman Hakim, Jalan Manuruki, dan sekitar jalan Tol Reformasi.
Pemetaan Daerah Rawan Banjir Daerah Aliran Sungai (DAS) Suli Kabupaten Luwu Radik Khairil Insanu; Feri Fadlin; F.V. Astrolabe Sian Prasetya
Poltanesa Vol 23 No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (771.389 KB) | DOI: 10.51967/tanesa.v23i1.1001

Abstract

Bencana banjir merupakan salah satu masalah klasik yang sangat sering melanda Indonesia, khususnya di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS). Salah satu aspek yang menjadi bagian dari kajian kebencanaan banjir adalah unsur kerawanan/ ancaman/ bahaya (hazard). Komponen kerawanan/ bahaya dapat didefinisikan sebagai sebuah ancaman yang memiliki potensi menyebabkan kerugian pada manusia baik kerugian materil maupun jiwa. Penelitian ini mengkaji aspek kerawanan bencana banjir pada DAS Suli Kabupaten Luwu. Ruang lingkup substansial dari penelitian ini mencakup penyusunan dan pembuatan peta topografi, perhitungan debit banjir rencana dan data historis kejadian banjir, serta penyusunan peta daerah rawan banjir pada DAS Suli Kabupaten Luwu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hidrologi dan hidrolika serta memetakan daerah rawan banjir DAS Suli Kabupaten Luwu. Metode yang digunakan penelitian ini adalah survei pengumpulan data ketinggian banjir historis dan simulasi numerik 2D Hec-Ras. Hasil analisis debit banjir rencana menunjukkan bahwa, banjir yang terjadi di DAS Suli Kabupaten Luwu termasuk dalam kejadian kala ulang 50 tahun, sedangkan kapasitas tampung maksimum sungai suli adalah pada debit kala ulang 5 tahun. Pemetaan daerah rawan banjir dilakukan dengan mengkombinasikan hasil simulasi numerik 2 dimensi hec ras dengan data primer hasil survei dan pengukuran elevasi banjir historis pada DAS Suli. Hasil analisis menunjukkan korelasi yang kuat antara data kedalaman banjir hasil simulasi dengan kedalaman banjir historis dengan nilai korelasi 96,03%. Hasil pemetaan daerah rawan banjir menunjukkan bahwa kelurahan Suli Kecamatan Suli sebagai daerah dengan luas wilayah terbesar terkena banjir. luas genangan untuk klasifikasi tingkat bahaya banjir rendah (<0.76m) adalah 172,96 Ha, Tingkat bahaya banjir sedang (0.76m – 1.5m) adalah 84,70 Ha, dan Tingkat bahaya banjir tinggi (>1.5m) adalah 87,09 Ha.
Monitoring Perubahan Penggunaan Lahan Menggunakan Citra Satelit Sentinel 1 di DAS Wanggu Kota Kendari Feri Fadlin; Muhammad Arsyad Thaha; Farouk Maricar; Mukhsan Putra Hatta
Jurnal Teknik Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (Desember 2021)
Publisher : Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1821.276 KB) | DOI: 10.56860/jtsda.v1i2.5

Abstract

Perubahan penggunaan lahan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan salah satu isu penting bagi penyusun kebijakan. Monitoring perubahan penggunaan lahan pada DAS membutuhkan data dan informasi spasial dan bersifat multitemporal. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan pemanfaatan citra satelit Sentinel 1 yang dapat diperoleh secara gratis. Sentinel 1 merupakan satelit milik Europan Space Agency (ESA) yang diluncurkan pada tahun 2014 dengan membawa sensor Synthetic Aperture Radar (SAR). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola efektifitas pemanfaatan SAR untuk pemantauan perubahan penggunaan lahan di DAS Wanggu. Pengumpulan dan analisis awal data dilakukan menggunakan Google Earth Engine (GEE) yang merupakan platform berbasis cloud data dengan arsip data berskala dunia yang memberikan kesempatan kepada pengguna untuk mengakses dan menganalis data secara online dan gratis. Hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa pemanfaatan teknologi SAR dapat digunakan untuk pemantauan perubahan penggunaan lahan pada DAS. Hasil dari pengolahan citra SAR memberikan informasi terkait rona, warna dan pola penggunaan lahan tanpa dipengaruhi oleh kondisi cuaca khususnya tutupan awan. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan citra satelit resolusi tinggi diperoleh bahwa citra satelit Sentinel 1 memiliki akurasi 76,13% khususnya pada klasifikasi penggunaan lahan permukiman. Kata Kunci: Sentinel-1, Synthetic Aperture Radar (SAR), Google Earth Engine (GEE), Maximum Likelihood
ANALISIS SPASIOTEMPORAL INDEKS KEKRITISAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA LAND SURFACE TEMPERATURE DAN NORMALIZED DIFFERENCE VEGATATION INDEX DI KOTA MAKASSAR Feri Fadlin; Suparjo Suparjo; Adha Mashur Sajiah; Natalis Ransi; Jumadil Nangi
semanTIK Vol 6, No 1 (2020): semanTIK
Publisher : Informatics Engineering Department of Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1231.325 KB) | DOI: 10.55679/semantik.v6i1.8643

Abstract

Pembangunan infrastruktur dan jumlah penduduk yang terus meningkat di wilayah Kota Makassar memberikan dampak negatif berupa penurunan kualitas lingkungan dan peningkatan suhu udara yang dikenal dengan fenomena Urban Heat Island (UHI). Peningkatan suhu udara akibat fenomena UHI berdampak pada kualitas hidup manusia, kesehatan, kenyamanan masayarakat kota, dan peningkatan kekritisan lingkungan/Environmental Criticality Index (ECI). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara spasial dan multitemporal ECI di Kota Makassar menggunakan algoritma Land Surface Temperature dan Normalized Difference Vegetation Index. Penelitian ini menggunakan citra satelit Landsat 8 OLI/TIRS perekaman tahun 2013 – 2018 path 114 row 64 untuk menghitung suhu permukaan dan kerapatan vegetasi menggunakan algoritma Land Surface Temperature (LST) dan Normalized Difference Vegetation Index (NDVI). Indeks kekritisan lingkungan dihitung dan dianalisis menggunakan persamaan deduktif ECI dan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil penelitian menunjukkan adanya tren peningkatan LST pada wilayah dengan tutupan lahan bangunan dan indeks kerapatan vegetasi NDVI rendah dan membentuk formasi pulau bahang perkotaan (UHI). Hasil analisis ECI juga menunjukkan adanya tren peningkatan area lahan teridentifikasi kritis di Kota Makassar yaitu sebesar 20,69 Km2 dalam rentang waktu 2013 - 2018.Kata kunci; Land Surface Temperature (LST), Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), Environmental Criticality Index (ECI), Sistem Informasi Geografis (SIG)
Identifikasi Perubahan Penggunaan Lahan Pada Sub DAS Karang Mumus Provinsi Kalimantan Timur Miftahul Jannah; Feri Fadlin; Dyah Widyasasi; Suparjo Suparjo
Journal of Geomatics Engineering, Technology, and Science Vol. 2 No. 1 (2023): September 2023
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/gets.v2i1.33

Abstract

This research is motivated by the growth of population and its activities. The increasing population and the more intensive activities of people in a place have an impact on changes in land use. One thing shown is changes in the Karang Mumus River Watershed (DAS) sub-area in Samarinda. Samarinda is one of the cities that is developing with a population that is increasing every day and has a variety of urban activities which are not small, causing the need for space is also not small. This research aims to identify land use and land use changes in the Karang Mumus sub-watershed. The method used in this research is the Geographic Information System (GIS) method, to process and analyze data so as to obtain information, types of land cover, area and changes in land use in the Karang Mumus sub-watershed in 1990, 2000, 2011 and 2020. Results from this research, over the past three decades, there has been a significant decrease in the area of dry land forests, while residential areas and the mining sector have seen rapid growth. The loss of dry land forests potentially disrupts ecological functions, including carbon absorption and serving as habitats for various species, which can impact ecosystem health and biodiversity. The expansion of residential areas and mining without proper management and planning poses environmental risks, including erosion, pollution, and potential degradation of water resources and air quality.
Pemetaan Deforestasi dan Perubahan Tutupan Lahan di Wilayah Pertambangan Nikel Kecamatan Pomalaa Memanfaatkan Teknologi Penginderaan Jauh Andi Baso Sofyan A. P.; Feri Fadlin; Dawamul Arifin; Radik Khairil Insanu; Ahmad Aris Mundir Sutaji
Journal of Geomatics Engineering, Technology, and Science Vol. 2 No. 2 (2024): March 2024
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/gets.v2i2.35

Abstract

Pomalaa District, Kolaka Regency, Southeast Sulawesi Province, is one of the regions in Indonesia which has quite large mining potential, especially for nickel commodities. The stages of nickel mining activities consist of land clearing activities which can cause deforestation or reduction of forest area. The aim of this research is to map deforestation and land cover changes that occur in the nickel mining area of Pomalaa District. It is expected that the results of this research can be used as consideration in formulating policies for efforts to rehabilitate land damaged by mining activities in Pomalaa District, Kolaka Regency, Southeast Sulawesi Province. The method used in this research is multi-time remote sensing image data analysis. The data used are Landsat 8 images in 2014, 2018 and 2023 to analyze changes in forest areas and changes in land cover at the research location during that time period. The results of the research show that there has been a decrease in the area of forest and vegetated areas, that is in 2014 the area reached 17,207.9 hectares to 16,178.4 hectares in 2018 and 16,110.1 hectares in 2023. Meanwhile, the mine excavation area has increased from 1,792.3 hectares in 2014 to 2,005.4 hectares in 2023. Likewise, the area of built-up land and open land has increased from 3,509.3 hectares in 2014 to 4,370.7 hectares in 2023.
Identifikasi Tipologi Fisik Pesisir dan Kesesuaian Wisata Pantai di Wilayah Kepesisiran Bonto Bahari Andi Baso Sofyan A. P.; Feri Fadlin; Indrawati Indrawati
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) Vol 7, No 1 (2023): JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jagat.v7i1.35313

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tipologi fisik pesisir dan melakukan analisis kesesuaian pariwisata pantai di wilayah kepesisiran Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba. Penelitian dilakukan pada wilayah Pantai Bampang, Pantai Bara, Pantai Marumasa, dan wilayah pesisir Apparalang. Metode yang digunakan yakni survei dan studi literatur untuk mendapatkan data primer serta data sekunder. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi tipologi fisik pesisir. Sedangkan pendekatan kuantitatif digunakan untuk menganalisis kesesuaian pariwisata pantai yakni dengan metode penskoran. Hasil penelitian menunjukkan, wilayah Pantai Bampang yang merupakan tipe pesisir pengendapan darat termasuk dalam kategori sesuai (S2) untuk kegiatan wisata pantai, wilayah Pantai Bara dan Marumasa yang sebagian besar wilayahnya merupakan tipe pesisir pengendapan laut termasuk dalam kategori sangat sesuai (S1), serta wilayah pesisir Apparalang yang merupakan tipe pesisir struktural termasuk dalam kategori sesuai bersyarat (S3) untuk kegiatan wisata pantai.Kata kunci: Tipologi Fisik Pesisir, Pariwisata PantaiAbstract: This study aims to identify coastal typologies and analysis suitability of coastal tourism in the coastal area of Bonto Bahari District, Bulukumba Regency. The research was conducted in the Bampang Beach, Bara Beach, Marumasa Beach, and Apparalang coastal areas. The methods used are surveys and literature studies to obtain primary data and secondary data. This study uses a qualitative and quantitative approach. A qualitative approach is used to identify the physical typology of the coast. Meanwhile, a quantitative approach is used to analyze the suitability of coastal tourism with scoring method. The results showed that the Bampang Beach area which is land deposition coast is included in the appropriate category (S2) for beach tourism activities, the Bara and Marumasa Beach areas, which are mostly marine depositional coastal types, are included in the very suitable category (S1), as well as the Apparalang coast which is a structural coastal type is included in the conditionally appropriate category (S3) for beach tourism activities.Keywords: Coastal Physical Typology, Beach Tourism
Sedimentation and Mitigation Strategies to Maintain Benanga Dam Capacity, North Samarinda Nur, Alpian; Fadlin, Feri
IJEBD (International Journal of Entrepreneurship and Business Development) Vol 7 No 5 (2024): September 2024
Publisher : LPPM of NAROTAMA UNIVERSITY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29138/ijebd.v7i5.2964

Abstract

Benanga Dam, located in Lempake, North Samarinda, East Kalimantan, plays a crucial role in controlling water flow and storage. Initially designed with a capacity of 1.6 million cubic meters, the dam's capacity has significantly reduced to approximately 500,000 cubic meters due to sedimentation over time, exacerbated by human activities such as illegal mining and deforestation in the upstream areas. This sedimentation has not only decreased the dam’s capacity but also increased flood risks in the Karang Mumus River Basin, as evidenced by severe flooding events in recent years. To address this issue, a bathymetric survey using echosounder technology was conducted to assess the current state of the dam’s capacity. The survey results from 2018 and 2022 reveal an increase in reservoir volume by 111,941 cubic meters, attributed to dredging activities in 2021 by the Ministry of Public Works and Housing. However, ongoing sedimentation, estimated at 27,985 cubic meters per year, poses a significant threat to the dam’s capacity. Without effective mitigation strategies, it is projected that the reservoir will reach its normal water level elevation of +7.2 meters within 7 to 8 years. This study underscores the urgent need for regular contour measurements and dredging efforts to maintain the dam’s functionality and mitigate flood risks in the surrounding areas.