Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Adaptasi Elemen Desain Interior Pada Bangunan Kolonial (Studi Kasus: Restoran Honje Mangkubumi, Yogyakarta) Paramita Waluyo
Jurnal Desain Interior Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1246.113 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v2i2.3547

Abstract

Restoran Honje Mangkubumi merupakan restoran yang terletak di jalan Margo Utomo nomor 125, Gowongan, Jetis, kota Yogyakarta. Area restoran Honje berada di lantai 2 yang tergabung dengan showroom kerajinan rajut tas tangan wanita Dowa pada lantai dasar. Bangunan Dowa Honje Mangkubumi merupakan bangunan kolonial yang mengalami perubahan fungsi. Peralihan fungsi bangunan dari toko kelontong menjadi showroom dan restoran membuat beberapa perubahan pada desain interior bangunan, khususnya restoran. Renovasi pada bangunan dilakukan dibeberapa titik, tanpa merubah bentuk aslinya. Konsep utama restoran yaitu, menciptakan suasana Tugu pada masa kolonial dibalut dengan gaya klasik modern. Tugu merupakan landmark kota Yogyakarta yang menjadi view utama restoran. Permasalahan penelitianĀ  ialah adaptasi desain interior yang dilakukan pada bangunan kolonial restoran Honje guna mendukung konsep restoran. Penelitian menggunakan pendekatan metode kualitatif deskriptif untuk menganalisa desain interior restoran terhadap adaptasi pada bangunan kolonial. Pengumpulan data dilakukan dengan obeservasi lapangan dan depth interview. Peneliti menggunakan referensi literature berupa buku, pustaka dan media internet sebagai pedoman menganalisis data. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret hingga Juni 2017. Hasil penelitian restoran Honje dominan menggunaan warna, material, cahaya dengan warna alam, pada elemen pembentuk, pengisi dan pelengkap ruang. Dominasi perpaduan warna dari putih, coklat, dan gradasi biru pada pembentuk, pengisi dan pelengkap ruangĀ  mampuĀ  memberikan kesan modern sekaligus klasik pada bangunan. Bukaan pada dinding bangunan berupa pintu dan jendela jendela besar merupakan adaptasi yang memiliki pengaruh paling besar terhadap keberhasilan konsep restoran karena mampu menampilkan visual tugu secara keseluruhan dan membawa serta suasana disekitarnya kedalam bangunan.
REDESAIN KANTOR IMIGRASI KELAS I TPI SAMARINDA PENEKANAN PADA ORGANISASI RUANG DAN GAYA ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR Waluyo, Paramita; Hidayati, Zakiah; Putra, Hatta Musthafa Adham; Anugerah , Chandra Dwi
Jurnal Kreatif : Desain Produk Industri dan Arsitektur Vol. 12 No. 1 (2024): Vol.12, No. 1, April 2024
Publisher : Indonesian Society of Applied Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/jkdpia.v12i1.742

Abstract

The Class I Immigration Office of TPI Samarinda is one of the technical implementation units of the regional office of the Ministry of Law and Human Rights of East Kalimantan. It has the duty to carry out some of the main tasks and functions of the Ministry of Law and Human Rights, namely providing travel documents and residence permits for both Indonesian citizens and foreigners, particularly in the areas of Samarinda city, Bontang, Kutai district, and Mahakam Ulu. As a public service office, the Immigration Office faces several challenges, including poorly planned spatial organization, lack of adequate photo studios, separate service areas, and unplanned space additions, all of which hinder the primary activities and functions within the office. The redesign of the Class I Immigration Office of TPI Samarinda emphasizes spatial organization and incorporates the architectural style of Neo Vernacular Dayak Kenyah. This emphasis aims to facilitate both visitors and employees in carrying out activities within the office through the application of a grid spatial organization. The application of the Neo Vernacular Dayak Kenyah architectural style includes the form, facade, and building ornaments.
Pengembangan Destinasi Wisata Kampung Ketupat Di Samarinda Melalui Redesain Masterplan Plaza Tutik Rahayu Ningsih; Asvitasari, Ayu; Waluyo, Paramita
Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI Vol. 7 No. 2 (2023): Pengabdian Untuk Mu negeRI
Publisher : LPPM UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jpumri.v7i2.6069

Abstract

Kampung Ketupat merupakan destinasi wisata berbasis masyaraka pertama di Kota Samarinda yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Kampung Ketupat berlokasi di Jalan Mangkupalas, Kelurahan Mesjid, Samarinda Seberang yang lokasinya persis di sisi sungai Mahakam dengan pemandangan berupa jembatan Mahkota II dan menjadi icon wisata baru di ibu kota provinsi Kalimantan Timur. Dahulu kawasan ini merupakan kawasan kumuh yang terletak di bantaran sungai Mahakam, kemudian dilakukan pembenahan melalui pemberdayaan masyarakat untuk mengembangkan Kampung Ketupat menjadi destinasi wisata dengan memanfaatkan potensi yang ada di sekitar mereka. Oleh karena itu, untuk meningkatkan daya tarik wisatawan berkunjung ke desa tersebut, perlu adanya peningkatan fasilitas untuk kegiatan pariwisata. Tujuan pengabdian ini untuk mengembangkan destinasi wisata Kampung Ketupat Samarinda melalui redesain masterplan plaza. Pendekatan yang dilakukan dalam perancangan desain yaitu participatory design. Participatory Design merupakan sebuah pendekatan desain kolaboratif dari beberapa stakeholder untuk membentuk lingkungan yang ideal bagi seluruh pihak. Hasil redesain masterplan plaza ini diharapkan mampu berfungsi sebagai arahan dalam pengembangan sekaligus panduan dokumen dan kebijakan yang dirancang untuk membantu masyarakat menciptakan visi tentang apa yang mereka inginkan di masa depan.