Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

KEMAMPUAN KOMPETISI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (GLYCINE MAX) TERHADAP GULMA ALANG-ALANG (IMPERATA CYLINDRICA) DAN TEKI (CYPERUS ROTUNDUS) Gayuh Prasetyo Budi; Oetami Dwi Hajoeningtijas
JURNAL LITBANG PROVINSI JAWA TENGAH Vol 7 No 2 (2009): Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36762/jurnaljateng.v7i2.219

Abstract

The objective of this research was to study response of the growth and yield on soybean varieties against Imperata cylindrica and Cyperus rotundus competition and to study competitive ability of soybean varieties against Imperata cylindrica and Cyperus rotundus. The experimental research was conducted at Karangsari Village, Kembaran, Banyumas. The experiment used a Randomized Completely Block Design with 2 factors and 4 replications. Factor 1. Soybean Variety, consisted of Grobogan, Ijen and Sinabung, Factor 2. Weed, consisted of clean weeding, Imperata cylindrica 50 weeds/m2 and Cyperus rotundus 50 weeds/m2. The result showed that Ijen and Sinabung caused the better growth than Grobogan. Sinabung caused the highest for the amount of polong per plant : 285.5 and the seed weight per plant : 46.6667 g. Sinabung caused the best competitive ability than Grobogan and Ijen, its showed that the highest competition value. The competition of Sinabung-Cyperus rotundus caused competition value : 15.0075, whereas the competition of Sinabung-Imperata cylindrica caused competition value : 7.9913.
PROFIL PETANI MISKIN DENGAN PERILAKU RAPUH DALAM PENGELOLAAN DIVERSIFIKASI PANGAN NON BERAS Dumasari Dumasari; Oetami Dwi Hajoeningtijas
Sainteks Vol 11, No 2 (2014): SAINTEKS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/sainteks.v11i2.140

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji profil petani miskin yang memiliki perilaku rapuh dalam mengelola diversifikasi pangan non beras di desa. Lokasi penelitian di Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Metode penelitian menggunakan studi kasus deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil dari informan mampu menunjukkan kondisi tertentu dan potensi dalam mengelola diversifikasi pangan non beras. Dengan profil yang ada, informan berusaha mengatasi strategi untuk memecahkan masalah dalam pengelolaan diversifikasi pangan lokal yang dibuat di masing-masing informan rumah tangga. Kata kunci: profil petani miskin, perilaku rapuh, diversifikasi pangan
UPAYA ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL DI DESA KLAPAGADING KECAMATAN WANGON Anis Shofiyani; Oetami Dwi Hajoeningtijas
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 10, No 2 (2008): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v10i2.970

Abstract

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada ibu rumah tangga dan remaja putri mengenai pembuatan Virgin Coconut Oil. Pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan berlangsung selama 8 (delapan) bulan. Rangkaian kegiatan yang dilakukan terdiri dari (1) orientasi lokasi, (2) persiapan bahan, alat, dan materi, (3) kegiatan pelatihan, (4) pengamatan hasil pelatihan, dan (5) evaluasi terhadap pelatihan. Berdasarkan pada hasil evaluasi dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa ibu-ibu dan remaja putri di Desa Klapagading, Kecamatan Wangon sudah mulai menyadari dan mengerti pentingnya peranan pengembangan agroindustri khususnya minyak VCO sebagai sarana penunjang kesehatan dan menambah pendapatan keluarga. Selain itu peserta mengetahui peluang dan tantangan agroindustri VCO dengan benar dalam upaya meningkatkan ketrampilan dan pendapatan dari bidang pertanian. Di sisi lain mereka juga bertambah pengetahuannya tentang teknologi pembuatan VCO pada skala rumah tangga secara optimal.
TEKNOLOGI BUDIDAYA UBIKAYU MENGGUNAKAN PUPUK HAYATI MIKORIZA Oetami Dwi Hajoeningtijas; Agus Mulyadi Purnawanto
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 9, No 1 (2007): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v9i1.952

Abstract

Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan teknologi pemupukan menggunakan pupuk hayati mikoriza pada budidaya ubi kayu, memberikan pengertian pada petani dampak negatif penggunaan pupuk kimiawi, meningkatkan efektifitas dan efisiensi budidaya ubi kayu. Hasil dari kegiatan ini diharapkan bermanfaat untuk mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimiawi yang harganya relatif mahal, mengurangi biaya pengadaan pupuk dengan cara aplikasi inokulum yang cukup dilakukan satu kali untuk beberapa musim tanam. Kegiatan dilakukan melalui pelatihan dan demo plot. Hasil dari kegiatan mendapatkan respon yang positif dari para petani. Akan tetapi untuk pemberian pengertian pada petani tentang dampak negatif penggunaan pupuk kimiawi membutuhkan waktu dan bukti yang nyata. Hasil dari kegiatan yang lain adalah bahwa penggunaan pupuk hayati mikoriza dapat memberikan respon postif pada tanaman ubi kayu baik pada pertumbuhan maupun hasil, serta memberikan dampak positif pada reklamasi lahan pertanaman ubi kayu secara berkelanjutan. Sedangkan peningkatkan efektifitas dan efisiensi budidaya ubi kayu menggunakan pupuk hayati mikoriza terbukti dengan nilai produksi yang kurang lebih hampir sama dengan produksi menggunakan pupuk kimiawi, terutama bila dilakukan secara berkelanjutan. Berdasarkan hasil tersebut diatas disarankan untuk melakukan kegiatan lanjutan berupa pembinaan pada petani dalam hal produksi inokulum pupuk hayati mikoriza, serta budidaya ubi kayu ke arah pertanian organik dengan memanfaatkan potensi pupuk hayati mikoriza itu sendiri. Selain itu dapat diupayakan memproduksi inokulum mikoriza untuk skala komersial, sekaligus menyebarluaskan pada petani ubi kayu di wilayah lain.
PENGARUH STERILAN DAN WAKTU PERENDAMAN PADA EKSPLAN DAUN KENCUR ( Kaemferia galanga L) UNTUK MENINGKATKAN KEBERHASILAN KULTUR KALUS Anis Shofiyani; Oetami Dwi Hajoeningtijas
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 12, No 1 (2010): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v12i1.984

Abstract

Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh senyawa kimia Bayclin (Natrium hipoklorid/NaClO) dan alkohol 70% terhadap penurunan kontaminasi eksplan daun kencur, mencari pengaruh waktu perendaman senyawa kimia sterilan terhadap pertumbuhan eksplan daun kencur serta mengetahui pengaruh interaksi antara senyawa kimia sterilan dan waktu perendaman terhadap peroleh kultur kalus kencur yang bebas kontaminasi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 sampai dengan bulan April 2010 di Laboratorium Kultur Jaringan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Rancangan yang digunakan adalah Rancanmgan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 ulangan. Variabel pengamatan meliputi : Persentase kontaminasi, persentase eksplan yang tumbuh, waktu pertama kontaminasi muncul, dan sumber kontaminan (Bakteri/jamur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penggunaan senyawa kimia bayclin (Natrium hipoklorid/NaClO) 20%dan alcohol 70% mampu mengurangi kontaminasi baik eksternal maupun internal yang disebabkan oleh jamur maupun bakteri. Waktu perendaman eksplan dalam senyawa kimia sterilan dengan lama waktu perendaman berkisar 5-10 menit mampu menurunkan kontaminasi antara 35-56 % dalam penelitian ini. Kombinasi penggunaan senyawa kimia bayclin 20% selama 10 menit dan alcohol 70% selama 10 menit mampu menurunkan kontaminasi pada eksplan berkisar 42%.
PENERAPAN HERBISIDA ORGANIK EKSTRAK ALANG-ALANG UNTUK MENGENDALIKAN GULMA PADA MENTIMUN Gayuh Prasetyo Budi; Oetami Dwi Hajoeningtijas
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 15, No 1 (2013): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v15i1.998

Abstract

This research was conducted to study the application of thatch grass extract to weed control, to study the growth and yield of cucumber. The experiment was carried out from January 2013 to April 2013 and was conducted in Dukuhwaluh village, Kembaran District in Banyumas Regency. The research was arranged in a Complete Randomized Design with 1 factor and 5 replications. The factor was application concentration of thatch grass extract consisted of: without application, 100 g/l, 200 g/l, 300 g/l and clean weeding. The results showed that the application concentration of thatch grass extract (200 g/l) can reduce weed population in cucumber crops. Concentration’s application of thatch grass extract (200 g/l) effective to increase fruit number/plant and fruit weight/plant of cucumber. Key words: thatch grass extract, weed populatio and cucumber.
PENGARUH JENIS BAHAN PEMBENAH TANAH TERHADAP KUANTITAS DAN KUALITAS TANAMAN KUMIS KUCING (Orthosiphon arisatus (BI.) Miq.) DENGAN BUDIDAYA ORGANIK Oetami Dwi Hajoeningtijas; Gayuh Prasetyo Budi
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 10, No 1 (2008): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v10i1.962

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis bahan pembenah tanah terhadap kuantitas dan kualitas produksi tanaman kumis kucing dengan budidaya organik. Selain itu juga untuk memperoleh jenis bahan pembenah tanah yang paling optimum bagi kuantitas dan kualitas produksi tanaman kumis kucing dengan budidaya organik. Percobaan pot dilaksanakan di Desa Karangsoka, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, dengan ketinggian tempat 68 m dpl, selama ± 8 bulan. Penelitian ini menggunakan faktor tunggal, yaitu empat taraf perlakuan pemupukan : M0 = tanpa pemupukan, M1 = pemupukan mikoriza, M2 = pemupukan arang sekam, dan M3 = pemupukan arang sekam dan mikoriza. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 ulangan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jenis bahan pembenah tanah tidak berpengaruh nyata terhadap kuantitas produksi tanaman kumis kucing dengan budidaya organik, yaitu bobot basah daun tanaman. Selain itu jenis bahan pembenah tanah juga tidak berpengaruh nyata pada kadar abu dan kadar air daun tanaman kumis kucing dengan budidaya organik. Penambahan bahan pembenah tanah arang sekam dan mikoriza mampu menghasilkan daun tanaman kumis kucing dengan kandungan Kalium 1,984 % yang termasuk dalam kisaran memenuhi syarat sebagai bahan obat. Oleh karena itu disarankan adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui lebih dalam tentang budidaya tanaman kumis kucing secara organik, terutama yang mengkaji penggunaan bahan pembenah tanah arang sekam dan mikoriza. Selain itu perlu dilakukan pula tinjauan kualitas kandungan senyawa bioaktif selain Kalium.
KERAGAMAN PADI GOGO LOKAL DI KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH Oetami Dwi Hajoeningtijas; Agus Mulyadi Purnawanto
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 15, No 2 (2013): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v15i2.1010

Abstract

The potential of dry land which is functioned as cultivation of upland rice is expected to be able to create food autonomy in our country. Besides, for the development of the tree’s seed plasma to another location (ex situ) really requires the condition of the environment which resembles its in situ condition and for the need of preservation of the food tree’s seed plasma is really needed innovation of indigenous technology which is sufficient and easily absorbed by farmers. The problem arises when the seed of upland rice with various best qualities is difficult to find. Therefore, it really requires the identification of local upland rice either as the glorification material or to be developed through cultivation by using its various best qualities. The result of this research is expected to be able to preserve the local upland rice seed plasma as well as capable of recognizing varieties of local upland rice then known the strength and the uniqueness of each variety so that it can be used as guidance for the farmers to be planted or for the researchers as the genetic material. The research was conducted in districts in Banyumas regency which is previously done the initial survey to obtain suitable local information. The research was done from April to July, 2013 (for four months). The research used survey method with qualitative approach. Basic method in the research is descriptive analysis method. The data collection was done by using survey, that is the way of collecting the data using observation or investigation to get clear explanation and either toward a certain problem in a region or in certain regions. Based on the result of the research, it can be concluded that in the mean time variety of upland rice which is mostly cultivated by the farmers in Bamyumas regency is Situbagendit, Situpatenggang, and Ciherang variety. Besides, there are 13 varieties of Banyumas local rice extinct as the result of not to be cultivated intensively, that are Hitam rice, Gandamana rice, Kidangsari rice, Konyal rice, Cere Unggul rice, Cere Kuning rice, Sari Wangi rice, Pandan Wangi rice, Mentik Wangi rice, Mentik rice, Mendali rice, Sri Wulan rice, Wangi Lokal rice (some are potentially developed as upland rice) are high production, short age, resistance of plant disease. Meanwhile, for Situ Patenggang rather resists of dryness. Keywords: Diversity, upland rice, local, Banyumas
KAJIAN PENGGUNAAN LIMBAH MEDIA TANAM JAMUR TIRAM SEBAGAI PUPUK ORGANIK ALTERNATIF PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH Agus Mulyadi Purnawanto; Oetami Dwi Hajoeningtijas
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 9, No 2 (2007): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v9i2.959

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penggunaan limbah media tanam jamur tiram sebagai pupuk organik alternatif pada budidaya bawang merah. Penelitian dilaksanakan di Desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas pada bulan Februari sampai dengan September 2006. Penelitian disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak empat kali. Perlakuan yang dicoba yaitu tanpa diberi pupuk organik (S0D0), diberi 5 ton/ha limbah media tanam jamur tiram (S1D1), diberi 10 ton/ha limbah media tanam jamur tiram (S1D2), diberi 15 ton/ha limbah media tanam jamur tiram (S1D3), diberi 5 ton/ha pupuk kandang (S2D1), diberi 10 ton/ha pupuk kandang (S2D2) dan diberi 15 ton/ha pupuk kandang (S2D3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian limbah media tanam jamur tiram pada budidaya bawang merah dapat memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata dengan penggunaan pupuk kandang. Dosis limbah media tanam jamur tiram dan pupuk kandang yang terbaik pada budidaya bawang merah adalah sebesar 15 ton/ha. Terdapat interaksi antara jenis dan dosis pupuk organik yang diberikan pada budidaya bawang merah. Interaksi yang terbaik adalah penggunaan pupuk kandang sebanyak 15 ton/ha.
PENGARUH SAAT PEMANGKASAN CABANG DAN KADAR PAKLOBUTRAZOL TERHADAP HASIL MENTIMUN (Cucumis sativus) Budiyanto Budiyanto; Oetami Dwi Hajoeningtijas; Bambang Nugroho
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 12, No 2 (2010): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v12i2.991

Abstract

Progressively increase amount the resident claimed the existence improvement of vegetable result is inclusive of cucumber in amount and also its quality. Effort to increase production of cucumber by repair of energy kindness technique through branch clipping and use resistor paclobutrazol. The purpose of the research is to find the effect of time when cutting branches happen and the degree of inhibitor substance paclobutrazol on the result of cucumber. This research is a test on a wide field which is located in Banyumudal village at Moga subdistrict in Pemalang regency with position of height 650 meters over the sea surface on September to November 2009. This experiment used preparation of factorial trying with the Randomized Complex Block Design (RCBD) of three repeated factors. The first factor is when cutting branches (S) which consists of three standards; without cutting the branches (SO); age cutting of 21 days after planting (S1); age cutting of 28 days after planting (S2). The second factor, the concentration of inhibitor substance paclobutrazol (K) which consists of four standards, 0 ml (KO); 0,125 ml (Kl); 0,250 ml (K2); and 0,375 ml (K3). The adding of inhibitor substance paclobutrazol is held after cutting the braches, exactly at the age of 21 day after planting and 28 day after planting. For the plants which are not cut, they will be given at the age of 21 day after planting by spraying the substance over the plants. The analysis result proved that the the happening of cutting branches does not factually effect to the parameter of flowering phase and harvest time. At the parameter of flowering phase for each plants, the quantity of fruit, the weight of fruit for each plants, the length of fruit, and the diameter of fruit, all those show the existence of influence. The cutting branches at the age of 21 day after planting gave a maximum result. The giving of inhibitor substance paclobutrazol effected to every parameter which are experimented, concentration of paclobutrazol 0,375 ml/liter of water that can increase the result to be maximum. The combination of cutting branches happen at the age of 21 day after planting and the concentration of paclobutrazol 0,375 ml/liter of water could add the result of planting cucumber optimally. Key words: Paclobutrazol, cucumber, cutting