Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGARUH UKURAN BIBIT TERHADAP PEMBENTUKAN BIOMASSA TANAMAN BAWANG MERAH PADA TINGKAT PEMBERIAN PUPUK NITROGEN YANG BERBEDA Agus Mulyadi Purnawanto
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 15, No 1 (2013): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v15i1.997

Abstract

This study aims to determine the size of onion seeds and dosage of the most efficient nitrogen fertilizer on plant biomass formation of red onion. The experiment was conducted at the Green House Faculty of Agriculture, University of Muhammadiyah Purwokerto for five months from December 2010 until May 2011, study prepared based on randomized block design and each treatment was repeated four times. This study consists of two factors: First, the size of onion bulbs (U), consisting of tubers with a size of 3 grams (U1) and the size of 5 grams (U2). Second, the dose of fertilizer nitrogen (N), consisting of Nitrogen fertilizer was given as much as 46 kg / ha (N1), Nitrogen fertilizer was given as many as 92 kg / ha (N2) and nitrogen fertilizers were given as much as 138 kg / ha (N3). The results showed that the unfavorable weather factors could lead to yet determine the size of onion seed and nitrogen fertilizer are most efficient for the formation of plant biomass. There was no significant interaction between seed size with a dose of nitrogen fertilizer on the efficiency of biomass formation of onion plants viewed from all variable. Key words : onion, fertilizer, bulb, nitrogen
PENGARUH BERBAGAI JENIS STERILAN DAN WAKTU PERENDAMAN TERHADAP KEBERHASILAN STERILISASI EKSPLAN DAUN KENCUR (Kaempferia galanga L) PADA TEKNIK KULTUR IN VITRO Anis Shofiyani; Agus Mulyadi Purnawanto; Reza Zahara Abdul Aziz
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 22, No 1 (2020): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.068 KB) | DOI: 10.30595/agritech.v22i1.7523

Abstract

This study aims to determine the effect of sterile and immersion duration on the success of sterilization of kencur (Kaempferia galanga L) leaf explants using in vitro culture techniques and to find out the types of contaminants that emerge. The study was conducted from October 2018 to February 2019, located at the Basic Agrotechnology Laboratory and Plant Engineering Laboratory, Faculty of Agriculture, Universitas Muhammadiyah Purwokerto. The design used was a randomized block design (RBD) with 15 treatments. Each treatment was repeated 3 times. The treatments were the immersed in 6% chlorine for 10 minutes (S1), for 15 minutes (S2), for 20 minutes (S3), the immersed in 0,1 g/ml HgCl2 for 1 minute (S4), for 3 minutes (S5), for 5 minutes (S6), the immersed in HgCl2 0,2 g/ml for 1 minute (S7), for 3 minutes (S8), for 5 minutes (S9), the immersed in HgCl2 0,3 g/ml for 1 minute (S10), for 3 minutes (S11), 5 minutes (S12), immersed in dithane 2 g/l for 1 hour (S13), for 12 hours (S14), for 24 hours (S15). The results showed that the treatment of Dithane sterile 2 g/l water with an immersion duration of 1 hour (S13) significantly affected the percentage of contamination and succeeded in reducing contamination by 44.44%, while the use of chlorine sterile and HgCl2 had no significant effect. The types of contaminants that appear are Macrophomoina sp., Aspergillus sp., Cladosporium sp., And Pseudomonas sp.
TEKNOLOGI BUDIDAYA UBIKAYU MENGGUNAKAN PUPUK HAYATI MIKORIZA Oetami Dwi Hajoeningtijas; Agus Mulyadi Purnawanto
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 9, No 1 (2007): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v9i1.952

Abstract

Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan teknologi pemupukan menggunakan pupuk hayati mikoriza pada budidaya ubi kayu, memberikan pengertian pada petani dampak negatif penggunaan pupuk kimiawi, meningkatkan efektifitas dan efisiensi budidaya ubi kayu. Hasil dari kegiatan ini diharapkan bermanfaat untuk mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimiawi yang harganya relatif mahal, mengurangi biaya pengadaan pupuk dengan cara aplikasi inokulum yang cukup dilakukan satu kali untuk beberapa musim tanam. Kegiatan dilakukan melalui pelatihan dan demo plot. Hasil dari kegiatan mendapatkan respon yang positif dari para petani. Akan tetapi untuk pemberian pengertian pada petani tentang dampak negatif penggunaan pupuk kimiawi membutuhkan waktu dan bukti yang nyata. Hasil dari kegiatan yang lain adalah bahwa penggunaan pupuk hayati mikoriza dapat memberikan respon postif pada tanaman ubi kayu baik pada pertumbuhan maupun hasil, serta memberikan dampak positif pada reklamasi lahan pertanaman ubi kayu secara berkelanjutan. Sedangkan peningkatkan efektifitas dan efisiensi budidaya ubi kayu menggunakan pupuk hayati mikoriza terbukti dengan nilai produksi yang kurang lebih hampir sama dengan produksi menggunakan pupuk kimiawi, terutama bila dilakukan secara berkelanjutan. Berdasarkan hasil tersebut diatas disarankan untuk melakukan kegiatan lanjutan berupa pembinaan pada petani dalam hal produksi inokulum pupuk hayati mikoriza, serta budidaya ubi kayu ke arah pertanian organik dengan memanfaatkan potensi pupuk hayati mikoriza itu sendiri. Selain itu dapat diupayakan memproduksi inokulum mikoriza untuk skala komersial, sekaligus menyebarluaskan pada petani ubi kayu di wilayah lain.
PENGARUH DOSIS LIMBAH MEDIA TANAM JAMUR TIRAM DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) Mamin Effendi; Agus Mulyadi Purnawanto; Gayuh Prasetyo Budi
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 9, No 2 (2007): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v9i2.958

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis limbah media tanam jamur tiram dan pupuk urea terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat (Lycopersicum esculentum). Penelitian dilaksanakan di lahan pertanian di Desa Semampir, Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara dengan ketinggian kurang lebih 290 meter di atas permukaan laut dengan jenis tanah latosol. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 12 kombinasi perlakuan yang masing-masing diulang tiga kali. Faktor yang dicoba adalah 4 taraf dosis limbah media tanam jamur tiram yaitu tanpa diberi dosis limbah media tanam jamur tiram (L0), diberi limbah media tanam jamur tiram 2 ton/ha (L1), diberi limbah media tanam jamur tiram 4 ton/ha (L2) dan diberi limbah media tanam jamur tiram 6 ton/ha (L3) dan 3 dosis pupuk urea yaitu, tanpa diberi pupuk urea (U0), diberi pupuk urea 175 kg/ha (U1) dan diberi pupuk urea 250 kg/ha (U2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis limbah media tanam jamur tiram berpengaruh tidak nyata terhadap komponen pertumbuhan vegetatif seperti tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, bobot kering tanaman dan berpengaruh tidak nyata terhadap komponen pertumbuhan generatif yang meliputi : jumlah tandan tiap tanaman, jumlah buah tiap tanaman, berat buah tiap tanaman, berat buah tiap buah, dan volume buah. Sedangkan dosis pupuk urea berpengaruh nyata pada jumlah daun dan jumlah cabang dan berpengaruh tidak nyata pada tinggi tanaman dan bobot kering tanaman.. Terhadap pertumbuhan generatif dosis pupuk urea berpengaruh nyata pada jumlah tandan tiap tanaman, berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah buah tiap tanaman dan berpengaruh tidak nyata terhadap berat buah tiap tanaman, berat buah tiap buah, volume buah. Berdasarkan analisis data statistik interaksi antara dosis limbah media tanam jamur tiram dan pupuk urea berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tomat.
KERAGAMAN PADI GOGO LOKAL DI KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH Oetami Dwi Hajoeningtijas; Agus Mulyadi Purnawanto
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 15, No 2 (2013): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v15i2.1010

Abstract

The potential of dry land which is functioned as cultivation of upland rice is expected to be able to create food autonomy in our country. Besides, for the development of the tree’s seed plasma to another location (ex situ) really requires the condition of the environment which resembles its in situ condition and for the need of preservation of the food tree’s seed plasma is really needed innovation of indigenous technology which is sufficient and easily absorbed by farmers. The problem arises when the seed of upland rice with various best qualities is difficult to find. Therefore, it really requires the identification of local upland rice either as the glorification material or to be developed through cultivation by using its various best qualities. The result of this research is expected to be able to preserve the local upland rice seed plasma as well as capable of recognizing varieties of local upland rice then known the strength and the uniqueness of each variety so that it can be used as guidance for the farmers to be planted or for the researchers as the genetic material. The research was conducted in districts in Banyumas regency which is previously done the initial survey to obtain suitable local information. The research was done from April to July, 2013 (for four months). The research used survey method with qualitative approach. Basic method in the research is descriptive analysis method. The data collection was done by using survey, that is the way of collecting the data using observation or investigation to get clear explanation and either toward a certain problem in a region or in certain regions. Based on the result of the research, it can be concluded that in the mean time variety of upland rice which is mostly cultivated by the farmers in Bamyumas regency is Situbagendit, Situpatenggang, and Ciherang variety. Besides, there are 13 varieties of Banyumas local rice extinct as the result of not to be cultivated intensively, that are Hitam rice, Gandamana rice, Kidangsari rice, Konyal rice, Cere Unggul rice, Cere Kuning rice, Sari Wangi rice, Pandan Wangi rice, Mentik Wangi rice, Mentik rice, Mendali rice, Sri Wulan rice, Wangi Lokal rice (some are potentially developed as upland rice) are high production, short age, resistance of plant disease. Meanwhile, for Situ Patenggang rather resists of dryness. Keywords: Diversity, upland rice, local, Banyumas
KAJIAN PENGEMBANGAN BAWANG MERAH PADA LAHAN BERKADAR LIAT TINGGI (VERTISOL) DENGAN PENAMBAHAN PUPUK ORGANIK Agus Mulyadi Purnawanto; Gayuh Prasetyo Budi
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 10, No 2 (2008): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v10i2.968

Abstract

The aim of this research was to study of onion development at land with high clay content by organic fertilizer aplication. The research was conducted in Dukuhwaluh village, Kembarang Sub-District, Banyumas District on February until September 2006. The research was arranged by Randomized Completely Block Design with four replications. The first factor of treatment was kind of soil (T) consist of Alfisol dan Vertisol soil; the second factor was dosage of organic fertilizer (P) consist of four levels i.e. P0 = without organic fertilizer , P1 = aplicated 5 tons /hectare organic fertilizer, P2 = aplicated 10 tons/hectare organic fertilizer and P3 = aplicated 15 tons/hectare organic fertilizer. Results of the study showed that there are possibility of using of vertisol soil by organic fertilizer aplication for onion development location. The dosage of organic fertilizer that can to support onion development was 15 tons/hectare minimal. Using of Alfisol soil with 15 tons/hectare organic fertilizer aplicated can give higher of yield than the treatment other.
KAJIAN PENGGUNAAN LIMBAH MEDIA TANAM JAMUR TIRAM SEBAGAI PUPUK ORGANIK ALTERNATIF PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH Agus Mulyadi Purnawanto; Oetami Dwi Hajoeningtijas
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 9, No 2 (2007): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v9i2.959

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penggunaan limbah media tanam jamur tiram sebagai pupuk organik alternatif pada budidaya bawang merah. Penelitian dilaksanakan di Desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas pada bulan Februari sampai dengan September 2006. Penelitian disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak empat kali. Perlakuan yang dicoba yaitu tanpa diberi pupuk organik (S0D0), diberi 5 ton/ha limbah media tanam jamur tiram (S1D1), diberi 10 ton/ha limbah media tanam jamur tiram (S1D2), diberi 15 ton/ha limbah media tanam jamur tiram (S1D3), diberi 5 ton/ha pupuk kandang (S2D1), diberi 10 ton/ha pupuk kandang (S2D2) dan diberi 15 ton/ha pupuk kandang (S2D3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian limbah media tanam jamur tiram pada budidaya bawang merah dapat memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata dengan penggunaan pupuk kandang. Dosis limbah media tanam jamur tiram dan pupuk kandang yang terbaik pada budidaya bawang merah adalah sebesar 15 ton/ha. Terdapat interaksi antara jenis dan dosis pupuk organik yang diberikan pada budidaya bawang merah. Interaksi yang terbaik adalah penggunaan pupuk kandang sebanyak 15 ton/ha.
PENGARUH KOMBINASI 2,4-D DAN BENZIL AMINO PURIN (BAP) TERHADAP PEMBENTUKAN KALUS PADA EKSPLAN DAUN KENCUR (Kaemferia galangal L) SECARA IN VITRO Anis Shofiyani; Agus Mulyadi Purnawanto
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 12, No 2 (2010): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v12i2.992

Abstract

This research aim to learn the influence of combination of concentration plant growth regulator 2,4-D and BAP to callus induction at eksplan of Koempheria galanga leaf, proliferasi callus at eksplan and also know the interaction influence between 2,4-D and BAP to obtaining culture of callus Koempheria galanga which its growth good. This research was conducted from April to September 2010, in Laboratory of Tissue Culture, FKIP, University of Muhammadiyah Purwokerto. The Trial was arranged in Complete Random Design (CRD). Perception variable cover the : time induce the callus, percentage explant growth, callus volume which grow from explants leaf , culture appearance visually and percentage contamination. Result of research indicate that the Combination of concentration of Plant growth regulator 2,4-D at concentration 0 - 2 mg / l of medium and BAP at] concentration 0 - 0,3 mg / l medium still not yet able to induce formed is callus at eksplan of leaf Koempheria galanga during research. Disability Explants form the callus because of fenol high rate enough in tissue explant and also not yet proportional it concentration 2,4 D and Benzil Aminopurin which can depress the sintesis fenol in and death at explant of koempheria galanga leaf.
Karakteristik Fisikokimia dan Sensoris Susu Biji Kecipir (Psophocarpus Tetragonolobus L.) pada Penambahan Berbagai Taraf Konsentrasi CMC (Carboxy Methyl Cellulose) dan Lama Waktu Blansir Saputri, Windy Adistya; Santosa, Arif Prashadi; Purnawanto, Agus Mulyadi
Proceedings Series on Physical & Formal Sciences Vol. 7 (2024): Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian dan Perikanan
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pspfs.v7i.1209

Abstract

Susu kecipir memiliki nilai gizi yang sama dengan susu lainnya dan memiliki sumber protein nabati yang baik. Susu kecipir bisa dijadikan sebagai pilihan bagi orang yang sedang mengurangi mengkonsumsi protein hewani karena alasan Kesehatan. Meskipun demikian, masyarakat Indonesia masih kurang menyukai susu kecipir dikarenakan baunya yang kurang sedap (bahasa Jawa: Langu). Oleh karena itu, untuk meningkatkan cita rasa, aroma, dan mutu susu biji kecipir diperlukan perlakuan dan penambahan bahan baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan CMC, lama waktu blansir, dan interaksi terhadap karakteristik fisikokimia dan sensoris susu biji kecipir. Penelitian ini menggunakan RAL 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama terdiri dari C1 = kontrol; C2 = 0.25%; C3 = 0.75%. faktor kedua terdiri dari B1 = 15 menit; B2 = 20 menit; B3 = 25 menit dan data diuji dengan menggunakan analisis sidik ragam ANOVA pada taraf 5% dan apabila terjadi perbedaan yang nyata antar perlakuan dilanjutkan dengan uji DMRT taraf 5%. Kemudian masing-masing sampel diuji karakteristik fisikokimia meliputi kadar protein, kadar lemak, kadar air, dan kadar serat serta sensorinya meliputi warna, aroma, rasa, dan kesukaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penambahan CMC dan lama waktu blansir berpengaruh nyata terhadap analisis proksimat kadar protein, kadar lemak, dan kadar serat sedangkan kadar air tidak berbeda nyata. Kemudian pada analisis sensoris susu kecipir berpengaruh nyata terhadap semua variabel.
Training of Mocaf Production for residents assisted by Sanggar Ilalang Watukumpul and PCM Watukumpul: Pelatihan Pembuatan Mocaf bagi Warga Binaan Sanggar Ilalang Watukumpul dan PCM Watukumpul Maruf, Anwar; Purnawanto, Agus Mulyadi
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 18th University Research Colloquium 2023: Bidang Pengabdian Masyarakat
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan pelatihan ini adalah untuk meingkatkan ketrampilan dan kemampuan usaha pembuatan mocaf dan turunannya bagi masyarakat Watukumpul. Diharapkan setelah adanya pelatihan ini, akan meningkatkan kemampuan masyarakat Watukumpul dalam pengolahan pasca panen ketela pohon, sehingga harga ketela pohon tidak turun. Pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Metode pelaksanaan program terdiri dari dua tahapan, tahap yaitu penyampaian materi pelatihan pembuatan mocaf dari ketela pohon dan praktek pembuatan mocaf. Tahap kedua adalah proses produksi mocaf yang memenuhi standar pasar. Dari pelatihan dapat disimpulkan bahwa proses produksi mocaf dari ketela pohon memiliki prospek yang cukup menjanjikan. Berdasarkan analisa ekonomi, dengan harga bahan baku ketela pohon sebesar Rp 2.500,- per kg, dengan harga jual tepung mocaf Rp. 30.000.- per kg, akan memberikan keuntungan sebesar Rp 3.400.000,- per ton bahan baku (250 kg produk tepung mocaf). Dengan adanya pelatihan ini, akan meningkatkan kemampuan masyarakat Watukumpul dalam pengolahan pasca panen ketela pohon, sehingga harga ketela pohon tidak turun. Pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.