Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Analisis Tutupan Lahan Di Wilayah Kerja Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Sintang Utara Menggunakan Sistem Informasi Geografis Ria Rosdiana Hutagaol; Robil Hidayat
Publikasi Informasi Pertanian Vol 15, No 29 (2019): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v15i29.341

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan tutupan lahan dan penyebab terjadinya perubahan tutupan lahan di Wilayah KPH Sintang Utara tahun 2013 - 2017. Metode yang digunakan adalah Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk melakukan analisis data spasial terhadap perubahan tutupan lahan. Berdasarkan analisa data spasial tutupan lahan di Wilayah Kerja KPH Sintang Utara diketahui terdapat 13 (tiga belas) kelas tutupan lahan yaitu Hutan Lahan Kering Sekunder, Hutan Lahan Kering Primer, Hutan Rawa Sekunder, Hutan Tanaman, Pertanian Lahan Kering Campuran, Perkebunan, Belukar Rawa, Belukar, Pertambangan, Sungai, Pemukiman, Pertanian Lahan Kering dan Tanah Terbuka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Tutupan lahan di wilayah KPH Sintang Utara didominasi oleh Pertanian Lahan Kering Campuran seluas 145.400 hektar (53,755%) pada tahun 2013 dan bertambah seluas 3.962 hektar pada tahun 2017 menjadi 149.362 hektar (55,220%), diikuti oleh Hutan Lahan Kering Sekunder yang memiliki luas 42.235 hektar (15,614%) pada tahun 2013 yang bertambah luas pada tahun 2017 menjadi 62.197 hektar (22,994%), dan Hutan Lahan Kering Primer yang memiliki luas 49.499 hektar (18,300%) pada tahun 2013 dan berkurang seluas 21.475 hektar menjadi 28.024 hektar (10,361%) pada tahun 2017. Penyebab terjadinya perubahan tutupan lahan adalah deforestasi dan degradasi lahan di Wilayah KPH Sintang Utara, dimana deforestasi yang terjadi pada tahun 2013-2017 mengakibatkan perubahan tutupan yang berhutan menjadi tidak berhutan seluas 166.031 hektar.
Diversitas Tumbuhan Buah Lokal Pada Areal Tembawang Desa Engkersik Kabupaten Sekadau Ria Rosdiana Hutagaol
Publikasi Informasi Pertanian Vol 13, No 25 (2017): Jurnal PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v13i25.98

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Areal Tembawang yang terdapat di Desa Engkersik Kabupaten Sekadau Kalimantan Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui diversitas tumbuhan buah lokal di areal Tembawang Desa Engkersik Kabupaten Sekadau Kalimantan Barat. Untuk mendapatkan jenis-jenis tumbuhan buah lokal dilakukan pengamatan pada transek yang ditentukan secara purposive. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa terdapat 15 jenis tumbuhan buah lokal pada areal Tembawang Desa Engkersik pada berbagai habitus yaitu semai, pancang, tiang dan pohon. Hasil analisis vegetasi menunjukkan bahwa INP tertinggi terdapat pada jenis durian habitus pohon dengan INP sebesar 101,58. Indeks Keanekaragaman (H’) tertinggi dimilik oleh jenis durian dengan nilai H’ sebesar 1,31.
STUDI HABITAT JENGGER (Ploiarium alternifolium (Vahl) Melchior) DI KAWASAN BERHUTAN DESA MANTER KABUPATEN SINTANG Ria Rosdiana Hutagaol
Publikasi Informasi Pertanian Vol 1, No 22 (2016): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v1i22.8

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui habitat jengger yang meliputi faktor biotik dan faktor abiotik di kawasan berhutan Desa Manter Kecamatan Sungai Tebelian Kabupaten Sintang. Penelitian dilaksanakan selama 2 minggu di lapangan yaitu tanggal 7 Pebruari sampai tanggal 20 Pebruari 2016.Metode pengambilan sampel dilakukan dengan Metode Petak Tunggal dimana peletakan petak dilakukan secara purposive sampling. Petak berukuran 100 m x 60 m, dalam petak tunggal ini selanjutnya dibuat lagi petak pengamatan yang berukuran 2m x 2m untuk pengamatan tingkat semai, 5m x 5m untuk pengamatan tingkat pancang, 10m x 10m untuk pengamatan tingkat tiang dan 20m x 20m untuk pengamatan tingkat pohon, sehingga terdapat 15 petak pengamatan dalam petak tunggal tersebut.Hasil penelitian menunjukkan terdapat 463 individu pertumbuhan tingkat semai, 923 individu tingkat pancang, 11 individu tingkat tiang dan 9 individu tingkat pohon. Hasil analisis Indeks Nilai Penting (INP) menunjukkan bahwa  INP tertinggi dari seluruh tingkat pertumbuhan adalah Temau 173,1457% pada tingkat pohon,  Temau 128,6315%  pada tingkat tiang,  Jengger 146,2587% pada tingkat pancang dan  jenis jengger 150,7852% pada tingkat semai.Jenis Jengger dapat tumbuh dengan baik di lokasi penelitian pada kondisi tanah dengan pH H2O = 3,78, C Organik = 2,23%, N = 0,09, P =32,55 ppm, KTK = 13,50 C mol/, K = 0,07 C mol/, Ca = 0,32 C mol/, Mg = 0,17 C mol/, KB = 4,13, Clay = 18,08, Silt = 58,88%, F. Sand = 22,46%, dan C. Sand = 0.57%.
Inventarisasi Dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat Di Kawasan Hutan Lindung Bukit Rentap Desa Ensaid Panjang Kabupaten Sintang Ria Rosdiana Hutagaol
Publikasi Informasi Pertanian Vol 14, No 26 (2018): Jurnal Piper
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v14i26.130

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Lindung Bukit Rentap Desa Ensaid Panjang Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan obat dan pemanfaatannya yang terdapat di Kawasan Hutan Lindung Bukit Rentap Desa Ensaid Panjang Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang. Penelitian ini menggunakan metode systematic sampling with random start untuk menginventarisasi tumbuhan obat, sedangkan untuk mengetahui pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat dilakukan dengan menggunakan metode wawancara. Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh sebanyak 12 jenis tumbuhan obat yang biasa digunakan masyarakat di Desa Ensaid Panjang Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang sebagai bahan pengobatan secara alami. Adapun ke 12 jenis tumbuhan obat alami yang ditemukan adalah Engkerebang (Psyhotria vividifloria), Gelinggang (Casia quaderiata), Tepus (Amomum xanthophlebium), Mambung (Blumea balsamifera), Leban (Vitex pubescens), Lembu (Costus spesiocus), akar Tambun, Peruruh Remujan, Kemunting (Ochthocharis bornensis Bl.), Salam (Syzygium polyanthum), Empait (clerodendrumad enophysum), Papau Ngerungguk.
Studi Evaluasi Sebaran Titik Panas (Hotspot) Sebagai Penduga Kebakaran Hutan Dan Lahan di Kabupaten Sintang Ria Rosdiana Hutagaol
Publikasi Informasi Pertanian Vol 13, No 24 (2017): Jurnal PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v13i24.69

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran hotspot yang terdapat di wilayah Kabupaten Sintang tahun 2013 dan 2014 sebagai penduga terjadinya kebakaran hutan dan lahan serta untuk mengkaji penyebab terdapatnya hotspot tahun 2013 dan 2014 sebagai penduga terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kabupaten Sintang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui metode survey dan wawancara. Data titik panas atau hotspot tahun 2013 dan 2014 dari pemantauan satelit NOAA berupa titik koordinat ditumpangsusunkan (overlay) ke peta melalui Software Arc Gis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah titik panas di Kabupaten Sintang Tahun 2013 dan Tahun 2014 adalah 1032 titik dengan sebaran titik panas terbanyak terdapat di Kecamatan Ketungau Hilir yaitu 205 titik. Sebaran titik panas terbanyak yang terdapat pada status Kawasan Hutan Di Kabupaten Sintang Tahun 2013 dan tahun 2014 adalah pada Areal Penggunaan Lain (APL) yaitu 770 titik.
Studi Jenis Tumbuhan Paku Epifit Pada Kawasan Taman Wisata Alam Baning Sintang Ria Rosdiana Hutagaol
Publikasi Informasi Pertanian Vol 16, No 31 (2020): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v16i31.440

Abstract

Tumbuhan paku epifit merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem hutan yang memiliki fungsi ekologis dan ekonomis. Fungsi ekologis tumbuhan paku epifit antara lain sebagai habitat berbagai jenis serangga, sedangkan fungsi ekonomisnya adalah sebagai tanaman hias. Penelitian ini dilakukan di Taman Wisata Alam Baning, Sintang. TWA ini merupakan kawasan ekosistem yang khas yaitu hutan alam rawa gambut yang terletak di tengah Kota Sintang-Kalimantan Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis Paku Epifit pada kawasan Taman Wisata Alam Baning, Sintang.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode jalur berpetak, dimana jalur pengamatan dibuat sebanyak 2 (dua) buah, dengan panjang jalur masing-masing 500 m. Peletakan jalur dilakukan secara purposive sampling selanjutnya dibuat petak pengamatan dengan ukuran 20 m x 20 m pada setiap jalur pengamatan, dengan jumlah 25 petak untuk masing-masing jalur penelitian.Hasil penelitian menunjukkan terdapat 8 jenis paku epifit, yaitu Paku Sarang Burung (Asplenium nidus L), Paku Tanduk Rusa ( Platycerium coronarium), Paku Kepala Tupai (Drynaria quercifolia), Paku Tutup (Davallia denticulata (Burm. Fil.) Mett, Paku Miding (Stenochlaena palustris), Paku Sisik Naga (Pyrrosiapiloselloides L), Paku Peldang (Haplopteris ensiformis (Sw.) dan Lephtochilus sp. Kata Kunci : Paku Epifit, Taman Wisata Alam Baning
Studi Habitat dan Pola Persebaran Belimbing Darah ( Baccaurea angulata ) Pada Kawasan Berhutan Di Desa Pelimping Kabupaten Sintang Sri Sumarni; Ria Rosdiana Hutagaol; Oki Saputra
Publikasi Informasi Pertanian Vol 16, No 30 (2020): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v16i30.379

Abstract

Belimbing Darah (Baccaurea angulata) atau umin merupakan salah satu jenis endemik yang ada di Kalimantan. Manfaat dari belimbing darah yaitu selain buah sebagai edible , bagian lain dari tumbuhan ini juga dapat digunakan sebagai obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Habitat dan Pola Persebaran Belimbing Darah (Baccaurea angulata) pada kawasan Berhutan di Desa Pelimping Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan tentang habitat dan pola persebaran Belimbing Darah yang terdapat pada kawasan Berhutan di Desa Pelimping Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang khususnya, serta menjadi database dalam upaya memanfaatkan dan melestarikan Belimbing Darah umumnya. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode Jalur. Penentuan jalur dilakukan dengan sytematis sampling with random start. Adapun jumlah jalur dibuat sebanyak 4 buah, berjarak 200 m pada tiap jalur dengan panjang jalur disesuaikan dengan kondisi dilapangan. Pengamatan analisa vegetasi digunakan petak pengamatan ukuran 20 m x 20 m secara kontinyu. Hasil penelitian diketahui 24 jenis tumbuhan yang tumbuh di sekitar Belimbing Darah yaitu Omak/Tampoi, Mentawak, Jambu Monyet/ Jambu Tengkalak, Kemayau, Manggis Hutan, Asam Kandis, Kelampai, Keranji, Petai, Kepuak/Benda, Tapang/Menggiris, Pelaik/Pulai, Gaharu/Engkaras, Mawang, Langsat/Duku, Bungkang/Buah Ubah, Asam Pelam, Kemantan/Bacang, Lilinang, Durian, Kapur, Cempedak, Kedondong Hutan, Meranti, dan Nyatoh. Jenis tanah pada lokasi penelitian tergolong tanah Debu/Lempung berpasir. Rerata curah hujan bulanan pada saat penelitian adalah 226,60 mm, suhu udara bulanan 27 °C, rerata Kelembaban Relatif bulanan 89 %. Pola persebaran Belimbing Darah dari perhitungan Indeks Morisia dari seluruh jalur pengamatan didapatkan hasil indeks yang < 1 , dari hasil tersebut maka diketahui bahwa pola persebaran Belimbing Darah adalah acak. Belimbing Darah yang tumbuh secara acak menunjukkan adanya interaksi yang saling menguntungkan diantara individu-individu yang ada, namun demikian tumbuhan dengan pola pertumbuhan acak justru dapat meningkatkan kompetisi dalam hal unsur hara, cahaya matahari, dan air. Sehingga faktor lingkungan tempat tumbuh menjadi hal yang penting dalam pola penyebaran yang secara acak ini. Hal ini menjadi informasi bagi masyarakat setempat guna menjaga kawasan berhutan di Desa Pelimping ini untuk tetap lestari dan menjadi habitat yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan Belimbing Darah di wilayahnya.
ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KAYAN KABUPATEN SINTANG Ria Rosdiana Hutagaol
Publikasi Informasi Pertanian Vol 14, No 27 (2018): Jurnal PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v14i27.201

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air Sungai Kayan Kabupaten Sintang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Juli 2018 di lima desa yang berada di sepanjang aliran Sungai Kayan yaitu Desa Lintang Tambuk dan Desa Nanga Tebidah yang terdapat di Kecamatan Kayan Hulu dan Desa Nanga Mau, Desa Mentunai, dan Desa Sungai Ranap yang terdapat di Kecamatan Kayan Hilir untuk pengambilan sampel air. Analisa sampel air sungai dilakukan di Laboratorium Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sintang. Berdasarkan hasil analisis air sungai Kayan sesuai PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air secara keseluruhan tampak bahwa kelima desa yang menjadi titik sampling di sepanjang aliran sungai Kayan menunjukkan bahwa untuk parameter Chemical Oxygen Demand (COD), Biologycal Oxygen Demand (BOD), Warna, Kekeruhan, kandungan logam besi (Fe), dan logam timbale (Pb) telah melebihi ambang batas baku mutu kualitas air kelas 1 dan 2. Air sungai Kayan sudah tidak memenuhi kriteria baku mutu air kelas 1 sehingga tidak layak untuk menjadi bahan baku air minum bagi masyarakat setempat.
INVENTARISASI JENIS POHON PENGHASIL BUAH PADA AREAL TEMBAWANG DESA NANGA KAYAN MELAWI Ria Rosdiana Hutagaol; Ilham Dwi Cahyo
Publikasi Informasi Pertanian Vol 17, No 1 (2021): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v17i1.515

Abstract

Areal Tembawang merupakan salah satu bentuk kearifan local masyarakat Suku Dayakdi Kalimantan Barat, termasuk juga di Kabupaten Melawi. Keberadaan Tembawang sebagai suatulahan yang diwariskan secacara turun temurun membuat areal ini sangat dekat dengan kehidupanmasyarakat yang hidup di sekitar areal tersebut, guna pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hariterutama sumber bahan pangan, termasuk buah-buahan. Penelitian ini bertujuan untukmenginventarisasi jenis-jenis pohon pengasil buah yang terdapat pada areal Tembawang DesaNanga Kayan Kabupaten Melawi Kalimantan Barat. Metode penelitian yang digunakan dalampenelitian ini adalah explorasi pada jalur pengamatan di areal Tembawang, guna menemukanjenis-jenis pohon penghasil buah. Untuk melengkapi data nama jenis dan cara pengolahan buaholeh masyarakat maka dilakukan wawancara mendalam dengan responden. Hasil penelitianmenunjukkan terdapat 11 jenis pohon penghasil buah yang terdiri dari 9 genus dan 8 famili, yaituAsam Pelam, Cempedak Air, Dara, Durian, Kemantan, Langsat, Pekawai, Rambai, Rambutan,Tengkawang dan Satar.
Potensi Tumbuhan Lokal Di Areal Tembawang Desa Suka Jaya Kabupaten Sintang Ria Rosdiana Hutagaol
Publikasi Informasi Pertanian Vol 16, No 30 (2020): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v16i30.378

Abstract

Tembawang merupakan bentuk agroforestri khas Kalimantan Barat, yang juga diterapkan oleh masayarakat Suku Dayak di Desa Suka Jaya Kecamatan Tempunak Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tumbuhan lokal yang terdapat di areal tembawang Desa Suka Jaya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara untuk mendapatkan informasi mengetahui jenis-jenis tumbuhan lokal serta teknik eksplorasi lapangan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan lokal yang mencakup nama lokal dan nama ilmiah, famili, habitus serta kelompok tumbuhan. Berdasarkan hasil penelitian, Tembawang Desa Suka Jaya memiliki 12 jenis tumbuhan lokal dan 10 famili yang merupakan kelompok tumbuhan penghasil buah, tumbuhan obat dan tumbuhan hias. Tumbuhan penghasil buah mendominasi areal Tembawang Desa Suka Jaya yaitu 7 jenis dengan habitus berupa pohon, diikuti kelompok tumbuhan obat sebanyak 3 jenis dan kelompok tumbuhan hias sebanyak 2 jenis.