Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

IDENTIFIKASI STOK IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer Bloch, 1790) MENGGUNAKAN KARAKTER MORFOMETRIK Irmawati Irmawati; Asmi Citra Malina AR Tassakka; Alimuddin Alimuddin; Nadiarti Nadiarti; Aidah Ambo Ala Husain; Moh Tauhid Umar; Basse Siang Parawansa
Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Vol. 7 No. 13 (2020)
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (654.828 KB) | DOI: 10.20956/jipsp.v7i13.8570

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis diferensiasi morfologi yang terjadi di antara stok ikan kakap putih, barramundi (Lates calcarifer Bloch, 1790) di perairan pantai Kabupaten Bone, Wajo, Takalar, dan Kalimantan Utara. Diferensiasi karakter morfometrik dianalisis menggunakan fungsi dikskriminan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan kakap putih dari perairan Teluk Bone, Selat Makassar dan pesisir Pantai Sekatak Kalimantan Utara bersifat monophyletic. Aliran gen dan migrasi di antara populasi atau stok ikan kakap putih sangat terbatas atau hampir tidak ada. Stok ikan kakap putih di pesisir pantai Desa Akkotengeng Kabupaten Wajo dan stok di pesisir pantai dan daerah aliran sungai (DAS) Sungai Saro Kabupaten Takalar melakukan rekruitmen sendiri. Terdapat satu individu ikan kakap putih di perairan pantai Siwa Kabupaten Wajo dan Cenrana Kabupaten Bone (kedua stok berlokasi di Teluk Bone) yang memiliki fenotipe (morfologi) yang mirip dengan ikan kakap putih di perairan pantai Bulungan Kalimantan Utara. Analisis kontribusi 15 karakter morfometrik terhadap fungsi kanonik menunjukkan bahwa karakter yang menjadi penciri di antara stok adalah tinggi badan, caudal peduncle, dan diameter mata. Hasil discriminant function analysis (DFA) menunjukkan bahwa terdapat tiga populasi lokal yang signifikan berbeda secara fenotipe, sehingga dalam pengelolaannya dibutuhkan manajemen yang berbeda.Kata kunci: Asian seabass, barramundi, karakter morfometrik, Lates calcarifer
PENGENALAN PENGGUNAAN BIOFILTER SEBAGAI UPAYA MENGATASI PENCEMARAN BAHAN ORGANIK DI PERAIRAN TAMBAK DI KELURAHAN LAKKANG, KOTA MAKASSAR Nita Rukminasari; Nadiarti Nurdin; Khusnul Yaqin; Moh. Tauhid Umar; Irmawati Irmawati; Dewi Yanuarita
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2020): Jurnal Panrita Abdi - Februari 2020
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.25 KB) | DOI: 10.20956/pa.v4i1.6726

Abstract

Introducing Biofilter as a Technique for Solving a Problem of Organic Pollutan at Brachiswater Pond at Lakkang Village, MakassarAbstract: Fish/shrimp culture at pond is one of income source for coastal community. Water sources for brackhiswater pond come from river and estuary.  The quality of water source for this pond depend on the quality of river and estuary.  On the other side, people use river to through it their waste not only domestic waste but also industrial waste along the river, consequently the pollutant in the river is high. Brackishwater pond along Tallo river has a source of water from River and Tallo Estuary.  A high organic concentration in the Tallo River has a significantly effect to the production of shrimp/fish pond.  A low water quality due to high organic matter could decrease the production of pond and farmers could not be able to grow out fish/shrimp for all year due to in particular month was occurred an increasing significantly of organic pollutant in the river. Introducing biofilter method to farmers for increasing  pond water quality and reducing organic waste in the pond is very important, so farmer could apply this simple biofilter technique for solving a problem of a high organic matter in their pond.  Applying biofilter techinique could be expected increasing water quality in the pond, consequently it could increase shrimp/pond production of farmers.Keywords: Biofilter, organic pollutant, Shrimp/fish pond, Tallo River and Lakkang Village.Abstrak: Budidaya ikan/udang di tambak merupakan salah satu sumber pendapatan masyarakat pesisir.  Sumber air di tambak biasanya berasal dari sungai dan muara sungai.  Kualitas sumber air di tambak sangat tergantung kepada kualitas air sungai dan muara.  Di sisi lain, sungai merupakan tempat pembuangan limbah baik limbah domestic maupun limbah industry yang ada di sepanjang sungai sehingga kandungan limbah baik limbah organic maupun non organic cenderung sangat tinggi di perairan sungai. Pertambakan di sepanjang muara sungai Tallo, Kelurahan Lakkang sumber airnya berasal dari Sungai dan Muara Sungai Tallo.  Tingginya kandungan bahan organic di perairan Sungai Tallo sangat mempengaruhi produksi tambak masyarakat. Kondisi kualitas perairan yang rendah karena tingginya kandungan bahan organic menyebabkan semakin turunnya produksi tambak dan masyarakat tidak dapat membudidayakan ikan dan udangnya sepanjang tahun karena pada waktu-waktu tertentu terjadi peningkatan limbah bahan organic yang signifikan. Pengenalan metode biofilter untuk meningkatkan kualitas perairan tambak dan mengurangi limbah organic di tambak sangat penting untuk dilakukan sehingga masyarakat dapat memanfaatkan teknologi sederhana biofilter untuk mengatasi masalah tingginya konsentrasi bahan organik di tambak.  Dengan penerapan teknologi biofilter ini diharapkan terjadi peningkatan kualitas air tambak yang akan meningkatkan produksi budidaya udang/ikan.Kata kunci: Biofilter, pencemaran, bahan organic dan Kelurahan Lakkang. 
Peningkatan laju pertumbuhan benih ikan gurame (Osphronemus goramy Lac.) yang direndam dalam air yang mengandung hormon pertumbuhan ikan mas [Growth enhancement of Osphronemus goramy Lac.juvenile immersed in water containing recombinant Cyprinus carpio growth hormone] Irmawati Irmawati; Alimuddin Alimuddin; Muhammad Zairin Jr; Muhammad Agus Suprayudi; Aris Tri Wahyudi
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 12 No 1 (2012): Juni 2012
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v12i1.126

Abstract

This study was aimed toenhance the growth of the giant gourami juve-nile by immersion with recombinant Cyprinus carpio growth hormone (rCcGH). Recombinant growth hormone was expressed by plasmid pCold-I/CcGHin E. coli BL21 (DE3). The inclusion bodies were isolated from E. coli using lyso-zyme and centrifugation method. Immersion with water containing 0.9% NaCl and 0.01% bovine serum albumin and inclusion bodies with different doses of rCcGH, 5 mgL-1 (C1), 15 mgL-1 (C3), and 30 mg L-1 (C6) was performed for 1 hour on weekly basis for the first four weeks of experimental period. Fish were subjected to salinity shock of 30 ppt NaCl for 2 minutes before it was transferred into the water containing rCcGH. Controls fish were without immersion and salinity shock (control), immersed in 30 ppt NaCl for 2 minutes (SS), immersed in 0.01% BSA (BSA), and immersed in medium containing BSA and 30 mg L-1 inclusion bodies of pCold without rCcGH (pCold).The giant gourami ju-venile treated with 30 mg L-1 rCcGH were 72.90% heavier and 21.04% longer (p<0.05) than the control, and 43.07% heavier and 14.64% longer (p<0.05) than the pCold. No significant difference in survival rate was obtained between treatments and controls. Biomass of fish treated 30 mgL-1 rCcGH was the highest among others. The rCcGH was able to promote soluble protein synthesis and lipid utilization as energy sources to spare protein (protein sparing effect). Thus, immersion with rCcGH could be applied to enhance the growth of giant gourami juvenile. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk memacu pertumbuhan benih ikan gurame melalui perendaman dengan hormon pertumbuhan rekombinan ikan mas (rCcGH). Hormon pertumbuhan rekombinan diekspresikan oleh plasmid pCold-I/CcGH di dalam Escherichia coli BL21(DE3). Badan inklusi diisolasi dari E. coli menggunakan lisozim dan metode sentrifugasi. Perendaman dilakukan selama 1 jam di dalam air yang mengandung 0,9% NaCl, 0,01% albumin serum sapi (BSA), dan badan inklusi rCcGH pada dosis5 mg L-1 (C1),15 mg L-1 (C3), dan 30mg L-1 (C6),sekali seminggu pada 4 minggu pertama. Ikan diberi kejutan salinitas 30 ppt NaCl selama dua menit sebelum ikan dipindahkan ke dalam air yang mengandung rCcGH.Sebagai kontrol ialah: benih ikan gurame tanpa perendaman (kontrol), benih ikan gurame yang diberi kejutan salinitas (SS), benih ikan gurame yang direndam di dalam air media yang mengandung BSA (BSA), dan benih ikan gurame yang direndam di dalam air yang mengandung BSA dan protein pCold-I tanpa rCcGH (pCold). Setelah tujuh minggu pemeliharaan, kelompok ikan yang direndam dalam air yang mengandung 30 mg L"1 rCcGH,72,90% bobot lebih berat dan 21,04% badan lebih panjang di-bandingkan dengan kontrol serta 43,07% bobot lebih berat dan 14,64% badan lebih panjang dibandingkan dengan pCold (p>0,05). Kelangsungan hidup antar perlakuan dan kontrol tidak berbeda nyata. Biomassa kelompok ikan yang direndam dengan 30 mg L-1 adalah yang tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya. GH rekombinan ikan mas meningkatkan sintesis protein terlarut dan pemanfaatan lipid sebagai sumber energi sehingga mengoptimalkan pemanfaatan protein untuk pertumbuhan (protein sparing effect). Dengan demikian, perendaman dengan rCcGH dapat diaplikasikan untuk memacu pertumbuhan benih ikan gurame.
Identification of wild stock and the first generation (F1) of domesticated snakehead fish, Channa spp. (Scopoli 1777) using partial Cytochrome C Oxidase Subunit I (COI) gene Irmawati Irmawati; Joeharnani Tresnati; Liestiaty Fachruddin; Nur Rahmawaty Arma; Andi Haerul
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 17 No 2 (2017): June 2017
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v17i2.356

Abstract

The snakehead fish (Channidae) is widely distributed in inland water of Indonesia. This fish is native species in Suma-tera, Java and Kalimantan, but non-native species in Sulawesi and Papua. Study on molecular identification and phylo-geny of this fish using cytochrome c oxidase subunit I (COI) gene has only been conducted on snakehead fish origin from Tasikmalaya, Ambarawa, Bali, Aceh, Pontianak, and Banjarmasin waters, but none is available in South Sulawesi waters. The objectives of this research are to identify species of snakehead fish from Towuti Lake Sorowako and the first generation (F1) of domesticated snakehead fish from Bantaeng waters of South Sulawesi using COI gene for DNA barcoding, and to analyze the phylogenetic resolution of the fish. Partial sequences of the COI gene of the snakehead fish were aligned with sequences of snakehead fish deposited in GenBank. The phylogenetic tree was constructed using MEGA 7.0.20 program. The result indicated that COI gene nucleotides of snakehead fish from Towuti Lake Sorowako showed 99% homology with Channa striata acc no. KU692418 and KU692421, and showed 98% homology with those of acc no. KU852443. Therefore it can be conclude that Channa striata exist in Towuti Lake Sorowako. Nucleotide sequences of the first generation (F1) of domesticated snakehead fish from Bantaeng waters showed 65% homology with Channa pleurophthalma (acc no. KJ937390) origins from Banjarmasin waters and Channa gachua (acc no. KX389277). Based on this result, it assumed that snakehead fish from Towuti Lake Sorowako are distantly in gene to those from Bantaeng waters, and further analyses are required to identify the population of snakehead fish from Bantaeng waters. Abstrak Populasi ikan gabus (famili Channidae) tersebar luas di wilayah perairan tawar Indonesia. Ikan gabus merupakan ikan asli di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan) tetapi merupakan ikan introduksi di Sulawesi dan Papua. Identifikasi berdasar-kan gen cytochrome c oxidase subunit I (COI) telah dilakukan terhadap ikan gabus dari perairan di Tasikmalaya, Amba-rawa, Bali, Aceh, Pontianak dan Banjarmasin, tetapi ikan gabus dari perairan Sulawesi Selatan belum dilakukan. Tuju-an penelitian adalah untuk mengidentifikasi species ikan gabus dari Danau Towuti Sorowako dan ikan gabus generasi I (F1) hasil domestikasi dari induk yang berasal dari perairan tawar Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan menggunakan gen COI untuk DNA barcoding, dan untuk menganalisis filogeni ikan gabus tersebut. Sekuen gen COI ikan gabus terse-but disejajarkan dengan sekuen nukleotida ikan gabus yang terdeposit di GenBank. Pohon filogenetik dikonstruksi de-ngan menggunakan program MEGA 7.0.20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nukleotida gen COI sampel ikan gabus dari Danau Towuti Sorowako memiliki kemiripan 99% dengan Channa striata nomor aksesi KU692418 dan KU692421 dan 98% dengan Channa striata nomor aksesi KU852443 sehingga dapat disimpulkan bahwa di Danau To-wuti terdapat ikan gabus jenis Channa striata. Tingkat kemiripan sekuen nukleotida ikan gabus F1dari perairan Kabu-paten Bantaeng adalah 65% dengan ikan gabus Channa pleurophthalma (KJ937390) asal perairan Banjarmasin dan ikan gabus Channa gachua (KX389277). Berdasarkan hasil tersebut maka diduga bahwa ikan gabus dari Danau Towu-ti Sorowako berkerabat jauh dengan ikan gabus dari perairan Bantaeng, dan diperlukan analisis yang lebih lanjut untuk menentukan jenis populasi ikan gabus F1 asal perairan tawar Kabupaten Bantaeng tersebut.