Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Sintesis dan Karakterisasi Selulosa Bakteri Tercangkok Poliakrilonitril dan Teramidoksimasi Menggunakan Teknik Pra-iradiasi Oktaviani Oktaviani; Emil Budianto; Sugiarto Danu
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 11, No 1 (2015): Juni 2015
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.05 KB) | DOI: 10.17146/jair.2015.11.1.2694

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kopolimerisasi cangkok akrilonitril pada selulosa bakteri (SB) dengan inisiasi radiasi serta penambahan hidroksilamin untuk menghasilkan gugus amidoksim. Pencangkokan akrilonitril pada SB diharapkan dapat meningkatkan ketahanan termal SB. Sedangkan SB yang bersifat sebagai pengkelat ion-ion logam berat, diharapkan dapat dihasilkan melalui penambahan hidroksilamin. Film selulosa bakteri telah berhasil dibuat dari air kelapa yang diinokulasi dengan bakteri Acetobacter xylinum. Film selulosa bakteri (SB) selanjutnya diiradiasi dengan berkas elektron pada rentang dosis 15-120 kGy, laju dosis 15 kGy/pass pada suhu 30 + 1 0C. Setelah diiradiasi, SB tersebut dikopolimerisasi cangkok dengan monomer akrilonitril. Kondisi optimum untuk kopolimerisasi cangkok akrilonitril pada SB adalah pada dosis 75 kGy, suhu 600C, waktu 3 jam, dan konsentrasi akrilonitril 30% b/b. Derajat pencangkokan tertinggi yang diperoleh adalah 56,03 %. Selulosa bakteri tercangkok akrilonitril (SB tercangkok PAN) selanjutnya diamidoksimasi. Amidoksimasi dilakukan dengan penambahan hidroksilamin hidroklorida 6 % b/v dalam pelarut metanol:air = 50:50 v/v pada pH 7, dan diperoleh waktu optimum selama 2 jam dengan densitas gugus amidoksim sebesar 5,425 mmol/ g. Hasil karakterisasi dengan Fourier Transform Infrared (FTIR) menunjukkan adanya spektrum spesifik gugus siano setelah proses pencangkokan akrilonitril pada SB dan intensitasnya menurun setelah diamidoksimasi. Hal tersebut diperkuat dengan hasil uji Scanning Electron Microscopy (SEM) yang memperlihatkan adanya gugus siano yang menempel setelah pencangkokan, dan gugus tersebut tidak terlihat lagi setelah amidoksimasi. Dari hasil uji dengan X-ray Diffraction (XRD), indeks kristalinitas SB tercangkok PAN akan semakin rendah dengan meningkatnya derajat pencangkokan dan pengujian dengan Thermal Gravimetry Analysis (TGA) menunjukkan bahwa ketahanan panas SB tercangkok PAN meningkat.
KAJIAN MODIFIKASI KIMIA SECARA KOPOLIMERISASI CANGKOK PADA PEMBUATAN KARET ALAM TERMOPLASTIK Santi Puspitasari; Emil Budianto; Dadi R. Maspanger
Warta Perkaretan Vol. 34 No. 1 (2015): volume 34, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (766.994 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v34i1.64

Abstract

Modifikasi diperlukan untuk memperbaiki kelemahan karet alam sehingga dapat memperluas aplikasinya dalam industri. Salah satu modifikasi kimiawi pada lateks karet alam terdeproteinisasi dapat dilakukan secara kopolimerisasi cangkok dengan monomer termoplastik golongan vinilik (metil metakrilat dan stirena) untuk menghasilkan karet alam termoplastik yang bersifat kuat, keras, kaku, mudah diproses, dan tahan terhadap oksidasi. Kopolimerisasi cangkok umumnya dilakukan dengan teknik polimerisasi emulsi mekanisme radikal bebas. Keberhasilan reaksi kopolimeriasi cangkok yang ditunjukkan dengan efisiensi cangkok yang tinggi dipengaruhi oleh rasio karet terhadap monomer, serta pemilihan jenis dan dosis inisator maupun emulsifier. Hasil kopolimer yang terbentuk dapat dikonfirmasi melalui analisis kualitatif maupun kuantitatif. Dalam industri kopolimer karet alam dengan monomer vinilik dapat digunakan sebagai perekat atau adhesif, compatibilizer agent, surface modified agent, hardness modifier, serta industri alas kaki. Oleh karena itu penelitian dan pengembangan tentang kopolimerisasi cangkok karet alam dapat mendukung kemajuan agroindustri karet alam nasional.
POTENSI PENGGUNAAN KARET ALAM TERMOPLASTIK (COPOLYMER NR-VYNIL MONOMER) UNTUK ALTERNATIF MODIFIER ASPAL KARET: I. PEMBUATAN KARET ALAM TERMOPLASTIK DARI KARET ALAM DAN MONOMER VINIL SECARA KOPOLIMERISASI CANGKOK EMULSI Santi Puspitasari; Emil Budianto; Dadi Rusadi Maspanger
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 40, Nomor 1, Tahun 2022
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v39i2.787

Abstract

Aspal karet merupakan salah satu bentuk aspal modifikasi polimer. Umumnya, aspal modifikasi polimer dibuat dengan mencampurkan modifier termoplastik elastomer sintetik jenis stirena butadiene stirena (SBS) ke dalam aspal. SBS berpotensi digantikan oleh karet alam termoplastik (Thermoplastic Natural Rubber, TPNR). Di Indonesia, pengembangan aspal karet skala lapangan telah diinisasi sejak 2016 namun belum menggunakan TPNR. Riset ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik TPNR yang dibuat melalui kopolimerisasi cangkok emulsi karet alam protein rendah (DPNR) dengan kombinasi monomer vinil (MV) stirena (ST) dan metil metakrilat (MMA). Komposisi DPNR/MV diatur pada 60/40 bagian, sedangkan rasio kombinasi MV ditetapkan sebesar 1:2; 1:1; 2:1. Urutan penambahan MV diatur MMA dahulu diikuti ST, dan sebaliknya. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa TPNR atau kopolimer cangkok yang disintesis dari DPNR dengan penambahan ST diikuti MMA pada rasio 2:1 (kopoli (DPNR/ST-MMA 2:1)) memiliki sifat yang paling mendekati SBS sehingga berpotensi digunakan sebagai alternatif modifier dalam pembuatan aspal karet.