Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PERKEMBANGAN STRUKTUR AERENKIM RHIZOFOR Enny Susiyawati, ; Johanes Djoko Budiono, ; Rinie Pratiwi Puspitawati,
Matematika dan Sains Vol 17, No 2 (2010)
Publisher : Matematika dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rhizophora mucronata is one of part of mangrove which adapt to environment by forming aerenkim, especially at its rhizophore. Aerenkim of rhizofore submerged in substrat developed faster than that one on substrat. Therefore research about aerenkim structure development was very important to be conducted. This research was obseravational research. Observation was done on rhizophore preparate made by parafin method and coloring using safranin. Results of research showed that during develpoment period, aerenkim of rhizophore R. mucronata experience structure developmet. Aerenkim of rhizophore submerged in substrat developed faster than that one on substrat (air root). Aerenkim of R. mucronata was formed through sizogen way. is one of part of mangrove which adapt to environment by forming aerenkim, especially at its rhizophore. Aerenkim of rhizofore submerged in substrat developed faster than that one on substrat. Therefore research about aerenkim structure development was very important to be conducted. This research was obseravational research. Observation was done on rhizophore preparate made by parafin method and coloring using safranin. Results of research showed that during develpoment period, aerenkim of rhizophore R. mucronata experience structure developmet. Aerenkim of rhizophore submerged in substrat developed faster than that one on substrat (air root). Aerenkim of R. mucronata was formed through sizogen way.
APPLICATION OF WEBBED BASED WORKSHEET TO IMPROVE STUDENT SCIENCE PROCESS SKILLS Sofi Novita Ramadhani; Enny Susiyawati
PENDIDIKAN SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 11 No 1 (2024)
Publisher : STKIP PGRI Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47668/edusaintek.v11i1.961

Abstract

Abstract: This study aims to examine the applicatio of webbed based worksheet to improve student science process skills. This study used a one-group pretest and posttest pre-experimental research design. 26 students in class VIII-D participated in this study from 39 JHS in Surabaya. Datas were collected through teaching activity, science process skill pretest-posttest, and students’ responses. The collected teaching activity was calculated using modus, the improvement of SPS was analyzed using n-gain value and students’ responses will be shown by percentage. The result of study was shown an improvement in the observations of how the learning was being put into practice, with modus 3 in good categoty. The N-Gain result was 0.73 on high category to demonstrated students' science process skills development from the result pretest posttest. The webbed based worksheet on human skin health received a positive responses from students, with a percentage of 95% on very good category. The result indicated that the application on webbed based worksheet can improved students’ science process skills on skin health theme. Keywords: Webbed type, Student Process Skills
Tradisi Petik Laut sebagai Upaya Konservasi dan Pengelolaan Sumber Daya Pesisir Lamongan Fatiya Nur Rosyidah; Fikky Dian Roqobih; Sapti Puspitaini; Enny Susiyawati
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2 No. 3 (2025): April
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jppi.v2i3.4369

Abstract

Tradisi Petik Laut merupakan bentuk kearifan lokal masyarakat pesisir yang mencerminkan penghormatan terhadap laut sebagai sumber kehidupan serta wujud rasa syukur atas hasil tangkapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi nilai-nilai ekologis yang terkandung dalam pelaksanaan tradisi Petik Laut serta kontribusinya terhadap konservasi dan pengelolaan sumber daya pesisir di Desa Banjarwati, Kabupaten Lamongan. Pendekatan kualitatif digunakan dengan teknik pengumpulan data berupa observasi langsung, wawancara mendalam dengan tokoh adat dan nelayan, serta studi literatur. Hasil kajian menunjukkan bahwa tradisi ini tidak sekadar ritual seremonial, melainkan juga mengandung praktik-praktik konservasi lingkungan, seperti penanaman mangrove, pembersihan pesisir, dan pelestarian terumbu karang. Tradisi ini juga memperkuat solidaritas sosial dan memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem laut. Namun, keberlanjutan tradisi ini menghadapi tantangan berupa menurunnya partisipasi generasi muda dan kurangnya dukungan kebijakan dari pemerintah daerah. Oleh karena itu, diperlukan integrasi antara pendekatan budaya dan kebijakan lingkungan sebagai upaya pelestarian tradisi sekaligus pengelolaan sumber daya pesisir secara berkelanjutan.
Menggali Kearifan Lokal: Tradisi Nyadran Dam Bagong Dalam Upaya Konservasi Sumber Daya Alam Lingkungan Nabila Hanin Fitriani; Fikky Dian Roqobih; Sapti Puspitarini; Enny Susiyawati
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2 No. 4 (2025): Juli
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jppi.v2i4.4385

Abstract

Indonesia, sebagai negara yang kaya akan keberagaman budaya, adat istiadat, suku, agama, dan ras, memiliki tradisi yang unik di setiap daerah. Salah satu tradisi yang menonjol adalah Nyadran Dam Bagong di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, yang merupakan ritual simbolik yang mengedepankan rasa syukur kepada Tuhan dan penghormatan kepada leluhur, khususnya Adipati Ageng Minak Sopal. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejarah, pelaksanaan, dan nilai- nilai yang terkandung dalam tradisi Nyadran, serta perannya dalam konservasi lingkungan dan keberlanjutan sosial masyarakat setempat. Metode yang digunakan adalah studi pustaka dan analisis data sekunder dari berbagai sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Nyadran tidak hanya berfungsi sebagai ritual keagamaan, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat identitas budaya, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menjaga kelestarian lingkungan. Melalui pelaksanaan tradisi ini, masyarakat Trenggalek menunjukkan rasa syukur atas hasil pertanian yang melimpah dan berkomitmen untuk melestarikan nilai-nilai kearifan lokal. Dengan demikian, tradisi Nyadran Dam Bagong berkontribusi pada pengembangan pariwisata lokal dan pelestarian budaya, serta menciptakan hubungan harmonis antara manusia dan alam.
PEWARNA ALAMI BATIK SENDANG LAMONGAN: SOLUSI RAMAH LINGKUNGAN DALAM UPAYA KONSERVASI ALAM Naurah Fakhrina; Enny Susiyawati; Fikky Dian Roqobih; Sapti Puspitarini
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2 No. 4 (2025): Juli
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jppi.v2i4.4443

Abstract

Batik Sendang Lamongan merupakan batik yang diproduksi oleh masyarakat Desa Sendang Duwur, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. Batik tersebut merupakan warisan budaya yang memiliki nilai estetika dan identitas yang khas melalui corak dan tata warna yang digunakan. Penggunaan pewarna alami yang diperoleh dari tumbuhan seperti pohon mengkudu, pohon thom, babakan tinggi, babakan kulit mahoni, dan lainnya nenjadi alternatif ramah lingkungan dibandingkan dengan penggunaan pewarna sintesis yang sering berdampak pada penjemaran lingkungan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan wawancara untuk menggali persepsi dan tantangan pada proses produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pewarna alami tidak hanya menjaga keaslian tradisi batik, tetapi juga mendukung konservasi keanekaragaman hayati dan lingkungan secara signifikan. Keberlanjutan sumber daya diperkuat dengan budidaya dan penanaman kembali tanaman pewarna, serta edukasi menyeluruh mengenai batik pewarna alami. Meskipun terdapat tantangan pada proses produksinya seperti warna alami yang dihasilkan tidak akan bisa sama dan biaya produksi yang lebih tinggi, penggunaan pewarna alami ini terbukti dapat meningkatkan kualitas produk dan memberikan dampak positif bagi lingkungan, sehingga inovasi tersebut juga dapat menjadi sumber acuan bagi daerah lain.
Peran Pemuda dalam Konservasi Berbasis Kearifan Lokal: Studi Kasus Upacara Larung Sembonyo di Trenggalek Shalkha Hanifi; Fikky Dian Roqobih; Sapti Puspitarini; Enny Susiyawati
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2 No. 4 (2025): Juli
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jppi.v2i4.4481

Abstract

Upacara Larung Sembonyo merupakan tradisi tahunan masyarakat pesisir Trenggalek yang memadukan nilai spiritual, sosial, dan ekologis, namun korelasi empiris antara ritual ini dengan efektivitas konservasi sumber daya pesisir masih sangat minim. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengevaluasi peran Larung Sembonyo sebagai mekanisme sosial-ekologis dalam meningkatkan konservasi sumber daya alam. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode campuran dengan menggabungkan metode kualitatif yang didapatkan melalui wawancara dengan pemuda yang aktif mengikuti kegiatan upacara untuk melakukan analisis dalam mengidentifikasi persepsi dan makna konservasi, dan metode kuantitatif yang didapatkan melalui kuisioner kepada 25 pemuda di Kabupaten Trenggalek untuk mengukur pengetahuan dan sikap mereka terhadap upacara ini. Berdasarkan hasil yang didapatkan melalui penelitian ini diketahui bahwa Upacara Larung Sembonyo memiliki hubungan keterkaitan antara budaya dengan kearifan lokal yang ada di Trenggalek. Implikasinya adalah masyarakat di Trenggalek dapat melaksanakan budaya ini dengan berkolaborasi dengan berbagai pihak terutama generasi muda untuk dapat meningkatkan nilai – nilai budaya dan wisata yang ada di sana.
NYADRAN SEBAGAI SARANA PELESTARIAN LINGKUNGAN : STUDI NILAI LINGKUNGAN DALAM TRADISI BUDAYA MASYARAKAT SIDOARJO Rachma Firdauzi, Aliya; Fikky Dian Roqobih; Sapti Puspitarini; Enny Susiyawati
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2 No. 4 (2025): Juli
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jppi.v2i4.4495

Abstract

Nyadran merupakan tradisi budaya yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat pesisir di Sidoarjo. Tradisi ini tidak hanya berfungsi sebagai ritual spiritual, tetapi juga mengandung nilai-nilai konservasi lingkungan yang tercermin dalam berbagai praktik budaya yang dilakukan masyarakat. Namun, modernisasi menyebabkan pergeseran makna ekologis dalam pelaksanaannya. Diperlukan strategi pelestarian melalui edukasi, program konservasi, dan kolaborasi diperlukan agar Nyadran tetap berperan dalam menjaga lingkungan secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana tradisi Nyadran berperan dalam pelestarian lingkungan serta nilai-nilai ekologis yang terkandung di dalamnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah systematic literature review (SLR) dengan menggunakan data basis Google Scholar dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi ini berkontribusi dalam konservasi lingkungan melalui kegiatan pembersihan lingkungan, ungkapan syukur atas hasil laut, dan edukasi ekologis tetapi terdapat pengaruh modernisasi pada aspek perayaan dan hiburan yang lebih dominan.
PANTANGAN MAKAN IKAN LELE DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI AKUATIK DI LAMONGAN Dwi Santika, Annyla; Fikky Dian Roqobih; Sapti Puspitarini; Enny Susiyawati
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2 No. 4 (2025): Juli
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jppi.v2i4.4578

Abstract

Mitos merupakan bagian dari warisan budaya yang membentuk nilai dan kepercayaan masyarakat. Di Lamongan, terdapat mitos larangan mengonsumsi ikan lele yang berasal dari kisah Boyopatih, santri Sunan Giri yang diselamatkan ikan lele dan bersumpah tidak memakannya. Penelitian ini mengkaji hubungan mitos ini dengan dinamika sosial, budaya, dan konservasi sumber daya alam menggunakan metode Systematic Literature Review (SLR). Hasil kajian menunjukkan bahwa mitos ini menciptakan identitas budaya yang diwariskan turun-temurun dan berhubungan dengan tradisi ziarah ke makam Boyopatih. Dari aspek ekologi, mitos ini berkontribusi terhadap konservasi ikan lele dengan mengurangi eksploitasi. Meskipun modernisasi mengubah cara pandang masyarakat, nilai kearifan lokal tetap penting dalam menjaga keseimbangan budaya dan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang mengharmoniskan tradisi dan rasionalitas demi keberlanjutan ekosistem serta identitas budaya Lamongan.
Umbul Square: Perpaduan Eksotis Wisata Alam dan Konservasi yang Memikat Prisca Putri Anjani; Fikky Dian; Sapti Puspitarini; Enny Susiyawati
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2 No. 4 (2025): Juli
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jppi.v2i4.4717

Abstract

Umbul Square adalah salah satu tempat wisata di Madiun yang menggabungkan tempat wisata serta konservasi alam. Tempat yang merupakan bekas peninggalan zaman Belanda membuat Umbul Square juga menyimpan banyak mitos di dalamnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki potensi pariwisata sebagai sektor unggulan yang dapat membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya melalui pemanfaatan wisata buatan dan sumber daya alam. Mengidentifikasi dampak pariwisata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal, pengurangan pengangguran, pelestarian budaya dan lingkungan adalah tujuan utama dari penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menganalisis berbagai jurnal ilmiah yang membahas tentang teori konservasi alam, pengelolaan tempat pariwisata, kearifan lokal, serta peran masyarakat dalam pelestarian lingkungan alam di wisata Umbul Square. Dengan konsep yang unik yaitu rekreasi dan konservasi alam, Umbul Square ini dapat memberi konsep wisata yang berkelanjutan dan dampak positif di keseimbangan ekonomi. Umbul Square terletak di lingkungan yang asri sehingga cukup memberi dampak yang sangat signifikan terhadap keberlangsungan hidup  makluk hidup. Artikel ini mengulas berbagai aspek yang dipengaruhi oleh tempat wisata dan konservasi Umbul Square sebagai destinasi unggulan di Kota Madiun.  
Tradisi Mendhak Sanggring: Potret Pelestarian Budaya dan Konservasi Alam Serta Lingkungan di Desa Tlemang, Lamongan Eva Widya Puspita Sari; Fikky Dian Roqobih; Sapti Puspitarini; Enny Susiyawati
MERDEKA : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 2 No. 5 (2025): Juni
Publisher : PT PUBLIKASI INSPIRASI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/merdeka.v2i5.4664

Abstract

Tradisi Mendhak Sanggring di Desa Tlemang, Lamongan, merupakan warisan budaya yang memiliki nilai luhur yang tinggi. Tradisi ini tidak hanya menjadi sarana pelestarian budaya, tetapi juga memiliki peran penting dalam konservasi lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti lebih jelas mengenai tradisi Mendhak Sanggring sebagai potret pelestarian budaya dan konservasi alam dan lingkungan, serta mengungkap tujuan dan nilai yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui studi pustaka. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa Tradisi Mendhak Sanggring merupakan salah satu upaya pelestarian budaya yang ada di Desa Tlemang, Lamongan. Tradisi ini, yang telah diwariskan secara turun-temurun, bukan sekadar ritual biasa, melainkan sebuah manifestasi kearifan lokal yang menjaga identitas dan nilai-nilai luhur masyarakat. Di samping perannya sebagai pelestari budaya, Tradisi Mendhak Sanggring juga memiliki kontribusi signifikan dalam upaya konservasi lingkungan. Aktivitas "dhuduk sendang", yang melibatkan pembersihan mata air, bukan sekadar simbolis, melainkan cerminan kesadaran ekologis yang mendalam. Melalui tradisi ini, masyarakat secara aktif diajak untuk menjaga kebersihan dan kelestarian sumber daya alam, khususnya air sebagai kebutuhan pokok.