Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Hubungan Karakteristik Demografi Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Hipertensi Primer Di Unit Rawat Jalan RS X Bekasi Maria Astrid; Nurjanah nurjanah; Indriati Kusumaningsih
Elisabeth Health Jurnal Vol 6 No 1 (2021): Vol. 6 No. 1, Edisi Juni 2021 : Elisabeth Health Jurnal
Publisher : STIKes Santa Elisabeth Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52317/ehj.v6i1.320

Abstract

Introduction : Hypertension is a condition where the systolic blood pressure is more than 140 mmHg and the diastolic blood pressure is more than 90 mmHg. The purpose of this study was to determine the factors associated with medication adherence in hypertension patients, such as age, gender, education level, employment status and length of suffering from hypertension. Method : This study used a quantitative correlation method (cross sectional design). Sampling of 56 respondents was carried out by distributing questionnaires to the outpatient unit of RS.X Bekasi. Measurement of medication adherence using the MMAS (Modified Morisky Adherence Scalemethod)which consists of 8 questions. The data analysis used was chi square and Kendal Tau-b. Result : From the results of the univariate analysis, it was found that the characteristics of the respondents the majority are 56-65 years old (39.3%), female (71.4%), highly educated (51.8%), have a job (44.6%) and have suffered from hypertension for 1-5 years. years (51.8%) and the adherence of patients taking medication was in the low adherence category (60.7%). Bivariate analysis of demographic characteristics related to medication adherence were age (p = 0.000), education (p = 0.013 and r = -0.320), and occupation (p = 0.005). Meanwhile, the unrelated demographic characteristics were gender (p = 0.550) and duration of suffering from hypertension (p = 0.123 and r = 0.192).. Conclusion : Various factors related to medication adherence in hypertensive patients in his study, including age, education and employment status. Compliance with taking medication of respondents in this study is still relatively low.
ANALISIS PENGARUH LATIHAN RENTANG GERAK TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT DAN AKTIFITAS PERAWATAN DIRI PASIEN STROKE DI RSUD KOTA DEPOK Liza Puspa Dewi; Maria Astrid; Sudibyo Supardi
Edu Dharma Journal :Jurnal penelitian dan pengabdian masyarakat Vol 4, No 2 (2020): Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/edj.v4i2.52

Abstract

ABSTRACTStroke can cause various disorders such as motor deficits in the form of hemiparesis, hemiplegia, flasidity, and spasticity. This study aims to analyze the effect of motion range exercise on increasing muscle strength and self-care activities of stroke patients. This research was conducted from May to July 2018 in Depok General Hospital with a quasi experiment pre and posttest design on 116 respondents determined by purposive sampling technique. Respondents were divided into two groups, 88 respondents in the intervention group who were given treatment according to hospital standards and Motion Range Exercise (MRE) 4 times a day for 7 days, then evaluated on the fourth and seventh days and the control group of 28 respondents who were given appropriate treatment hospital standards without additional MRE, then evaluated on the seventh day. Wilcoxon test showed an increase in muscle strength 0.74 (22.9%) and self-care activities 0.53 (25.2%), chi square test showed a change in muscle strength 57.7% and Multivariate Logistic Regression test showed an increase in muscle strength towards increasing self-care activities 62.7%. The results showed a significant increase in muscle strength (p = 0,000) and an increase in self-care activities (p = 0,000) before and after the intervention. Significantly there was an increase in muscle strength to increase self-care activity (p = 0.001). MRE intervention can increase 28.9 times muscle strength, thus increasing self-care activities compared to those not given MRE. It can be concluded that MRE has an effect on increasing muscle strength and self-care activities. This study recommends the need for further research and that nurses can apply MRE as nursing interventions to stroke patients ABSTRAKStroke dapat menyebabkan berbagai gangguan fungsional seperti defisit motorik berupa hemiparesis, hemiplegia, flasiditas, dan spastisitas. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh latihan rentang gerak terhadap peningkatan kekuatan otot dan aktifitas perawatan diri pasien stroke. Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei sampai Juli 2018 di RSUD Kota Depok dengan quasi experiment pre and posttest design terhadap 116 responden yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Responden dibagi menjadi dua kelompok, yakni 88 responden kelompok intervensi yang diberikan perlakuan sesuai standar rumah sakit dan Latihan Rentang Gerak (LGR) 4 kali sehari selama 7 hari, kemudian dievaluasi pada hari keempat dan hari ketujuh dan kelompok kontrol sebanyak 28 responden yang diberikan perlakuan sesuai standar rumah sakit tanpa tambahan LGR, kemudian dievaluasi pada hari ketujuh. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan peningkatan kekuatan otot 0,74 (22,9%) dan aktifitas perawatan diri 0,53 (25,2%), uji chi square menunjukkan perubahan kekuatan otot 57,7% dan uji Regresi Logistik Multivariat menunjukkan peningkatan kekuatan otot terhadap peningkatan aktifitas perawatan diri 62,7%. Hasil penelitian menunjukkan secara peningkatan kekuatan otot yang bermakna (p=0,000) dan peningkatan aktifitas perawatan diri (p=0,000) sebelum dengan sesudah intervensi. Secara bermakna ada peningkatan kekuatan otot terhadap peningkatan aktifitas perawatan diri (p=0,001). Intervensi LGR dapat meningkatkan 28,9 kali kekuatan otot, sehingga meningkatkan aktifitas perawatan diri dibandingkan yang tidak diberikan LGR. Dapat disimpulkan LGR berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan otot dan aktifitas perawatan diri. Penelitian ini merekomendasikan perlunya penelitian lebih lanjut dan menggunakan latihan rentang gerak sebagai salah satu intervensi mandiri perawat dalam asuhan keperawatan pada pasien stroke.
PEMBERDAYAAN KADER PALIATIF KANKER DALAM MERAWAT PASIEN KANKER DI MASYARAKAT DKI JAKARTA Widani Ni Luh; Dewi Prabawati; Maria Astrid; Fitriana Suprapti
Jurnal Pengabdiaan Masyarakat Kasih (JPMK) Vol 2 No 1 (2020): October
Publisher : JPMK : Jurnal Pengabdian Masyarakat Kasih Published by Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (UPPM) STIKES Dirgahayu Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52841/jpmk.v2i1.157

Abstract

Kanker adalah penyakit tidak menular bersifat kronis ditandai adanya pertumbuhan sel abnormal dan pada stadium lanjut tidak bisa disembuhkan. Penderita kanker dapat mengalami masalah fisik, psikologis maupun sosial. Dampak fisik seperti keluhan sesak nafas, luka, pembengkakan, dan stres psikologis. Kondisi yang dialami pasien kanker, membutuhkan perawatan paliatif untuk mencapai hidup yang berkualitas. Perawatan paliatif dengan melibatkan keluarga dalam perawatannya. Pemberdayaan masyarakat melalui kader kesehatan, khususnya kader paliatif dapat membantu keluarga merawat anggota keluarganya yang sakit. Kader paliatif sangat membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan dalam merawat pasien kanker dengan permasalahannya. Pelatihan kader paliatif ini dilakukan selama dua periode, setiap periode berlangsung selama dua hari dan dalam praktiknya peserta dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 5-7 orang. Hasil yang didapatkan, peserta semuanya aktif berlatih, mempraktikkan dengan hasil mayoritas baik. Diharapkan kader rutin berlatih, mempraktikkan dan mengajarkan kepada keluarga pasien. Kegiatan ini dapat berlanjut dan dilakukan penyegaran ketrampilan secara rutin
EFEKTIVITAS TRAINING EFIKASI DIRI TERHADAP KEPATUHAN PEMBATASAN CAIRAN DAN NILAI INTRADIALYTIC WEIGHT GAIN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RS X MAKASSAR Adolfina Lukas Siamben; Maria Astrid; Sutanto Priyo Hastono
Jurnal Ilmiah Perawat Manado (Juiperdo) Vol 8 No 02 (2020): DESEMBER
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jpd.v8i02.1187

Abstract

Latar belakang : Peningkatan berat badan intradialitik akibat ketidakpatuhan asupan cairan pasien yang menjalani hemodialisa berdampak pada terjadinya penumpukan cairan secara kronis dan berisiko terhadap gangguan pada kardiovaskuler dan hipertensi, serta meningkatkan mortalitas dan morbiditas pada pasien gagal ginjal kronik. Tujuan: Penelitian ini menganalisis efektivitas Training Efikasi Diri terhadap kepatuhan pembatasan cairan dan nilai Intradialytic Weight Gain (IDWG) terhadap pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Metode : Penelitian dilakukan pada Juni-Juli 2020 di RS. Stella Maris Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain quasy experiment pre-post-test dengan control group terhadap 92 responden (69 di kelompok intervensi dan 23 di control). Intervensi Traning Efikasi Diri diberikan sesuai dengan Booklet selama 4 minggu, seminggu 3 kali dengan total 12 kali pertemuan. Kepatuhan dinilai dengan kuesioner sebelum dan sesudah penelitian serta observasi berat badan setiap kali kunjungan untuk menghitung nilai Intradialytic Weight Gain. Hasil : Hasil uji T Dependen Parametrik Terdapat perbedaan antara kepatuhan pembatasan cairan (p<0.05) dan nilai Intradialytic Weight Gain (p<0.05) sebelum dan sesudah intervensi. Uji T independen Parametrik terdapat perbedaan signifikan kepatuhan pembatasan cairan (p< 0.05) dan nila Intradialytic Weight Gain (p< 0.05) antara kelompok intervensi dengan kontrol. Hasil uji Ancova, Training efikasi diri berpengaruh terhadap kepatuhan pembatasan cairan sebanyak 17,7%, sementara 82,3% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian. Training efikasi diri sangat berpengaruh terhadap nila Intradialytic Weight Gain sebanyak 18,5%, sementara 81,5% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian. Kesimpulan: Training efikasi diri sebagai salah satu jenis terapi komplementer untuk meningkatkan kepatuhan pembatasan cairan dan nila Intradialytic Weight Gain penderita GGK dengan hemodialisa. Kata Kunci : Gagal Ginjal Kronik, Kepatuhan Pembatasan Cairan, Nilai IDWG Dan Training Efikasi Diri
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan perawat Dalam Melakukan Perawatan Central Venous Cathethers (CVC) di Ruang ICU RS X Jakarta Utami Widya Ningrum; Maria Astrid
Jambura Nursing Journal Vol 2, No 2: July 2020
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37311/jnj.v2i2.8271

Abstract

Perawatan Central Venous Catheters (CVC) adalah tindakan yang dilakukan antara lain mempertahankan area steril pada insersi CVC, mengkaji tentang manfaat CVC terhadap pasien, mengobservasi area insersi terhadap tanda – tanda infeksi lainnya, mengganti balutan CVC. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat dalam melakukan perawatan CVC di Ruang ICU RS X Jakarta. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional menggunakan total sampel 30 responden. Penelitian menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. analisa univariat mayoritas usia perawat di ICU 26-35 tahun (56,7%), pendidikan D3 (70%), masa kerja 2 – 5 tahun (40%), pengetahuan cukup baik (60%), sikap positif (53,3%), motivasi tinggi (53,3%), kepatuhan perawat dalam melakukan perawatan CVC patuh (63,4%). Analisa bivariate dapat disimpulkan factor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat dalam melakukan perawatan CVC adalah pengetahuan (p value = 0,000), sikap (p value = 0,001), motivasi (p value = 0,011). Faktor – faktor yang tidak berhubungan dengan kepatuhan perawat dalam melakukan perawatan CVC adalah usia (p value = 0,982), pendidikan (p value = 0,481), masa kerja (p value = 0,910). Pengetahuan, sikap dan motivasi adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat dalam melakukan perawatan CVC. Diharapkan perawat dapat melaksanakan review prosedur, meningkatkan sikap positif dan motivasi yang tinggi dalam melakukan perawatan CVC di RS X Jakarta.
Hubungan Antara Karakteristik, Jenis Stroke, Dukungan Keluarga dan Kualitas Hidup Pasien Stroke di Rumah Sakit Univeritas Kristen Indonesia Jakarta Benedicta Asti Dwiyani; Maria Astrid
I Care Jurnal Keperawatan STIKes Panti Rapih Vol 2 No 2 (2021): I Care Jurnal Keperawatan STIKes Panti Rapih
Publisher : STIKes Panti Rapih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46668/jurkes.v2i2.184

Abstract

Background: Stroke often results in the burden and thus may affect the patient's quality of life. Objective: This study aims to determine the relationship between characteristics, type of stroke, family support, towards quality of life of stroke patients at UKI Hospital Jakarta. Methods: This study used correlative descriptive research method with cross sectional approach. There were 81 stroke patients choosen using purposive sampling technique. This study conducted from June to July 2020. This study used a questionnaire as a measuring tool. Result: The results revealed that most of the respondents were 25-65 years old (76,5%), male (67,9%), graduated from high school (71,8%), unemployee (63,0%), developed ischemic stroke (76,5%), good family support (79,0%) and good quality of life (86,4%). Chi-Square statistical test showed a significant relationship between work (p value 0.039), type of stroke (p value 0.000) to quality of life for stroke patients; however, there was no significant relationship between age (p value 0.777), gender (p value 0.307), education (p value 0.177), and family support (p value 0.582) to quality of life for stroke patients. Conclusion: A significant relationship between work, type of stroke to quality of life for stroke patients. There was no significant relationship between age, gender, education, and family support to quality of life for stroke patients. It is suggested that Hospital should provide health workers with counseling to the families of stroke patients in outpatient department such as reminding families through posters or leaflets about family support for stroke patients.
Pengaruh Latihan Range of Motion Aktif Terhadap Nyeri Dan Rentang Gerak Sendi Lutut Pada Lansia Dengan Osteoarthritis Di Puskesmas Doda Sulawesi Tengah Yulian Heiwer Matongka; Maria Astrid; Sutanto Priyo Hastono
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 4 No. 1: JANUARI 2021 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.095 KB) | DOI: 10.56338/mppki.v4i1.1388

Abstract

Osteoarthritis adalah jenis arthritis yang paling umum yang berhubungan dengan degenerasi progresif dari tulang rawan artikular dalam sendi sinovial. Masalah utama osteoarthritis yaitu rasa nyeri, kekakuan sendi sehingga menyebabkan rentang gerak sendi terbatas. Tujuan penelitian ini menganalisis pengaruh latihan Range of Motion aktif terhadap nyeri dan rentang gerak sendi lutut pada lansia dengan osteoarthritis di Puskesmas Doda Sulawesi Tengah. Penelitian dilakukan pada April-Mei 2020 dengan rancangan quasy experimental pretest-posttest control group. Responden dipilih dengan teknik simple random sampling dibagi dalam kelompok intervensi (n=22) yang menerima latihan Range of Motion selama 4 minggu (5xseminggu) dilakukan 8 kali dengan repetisi atau pengulangan 3 kali dan kelompok kontrol (n=68) tidak dilakukan intervensi oleh peneliti. Intensitas nyeri diukur menggunakan VAS & rentang gerak sendi diukur menggunakan alat goniometer. Hasil penelitian mayoritas intensitas nyeri sebelum dilakukan latihan Range of Motion kelompok intervensi nyeri sedang (4-6) = 60,0% sesudah intervensi nyeri ringan (1-3) = 33,3%, sedangkan kelompok kontrol sebelum dan sesudah penelitian tetap mayoritas nyeri sedang (4-6). Rentang gerak sendi lutut sebelum dilakukan intervensi 24,4% dan sesudah intervensi 92,2%, sedangkan kelompok kontrol sebelum dan sesudah penelitian 4.55%. Hasil analisis uji paired sampel t-tes ada perbedaan penurunan nyeri dan rentang gerak sendi lutut sebelum dengan sesudah intervensi Range Of Motion (p=0,000 ; <0,05). Hasil uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa intervensi Range of Motion berpengaruh terhadap nyeri (p=0,000) & rentang gerak sendi lutut (p=0,000). Penelitian ini merekomendasikan latihan Range of Motion sebagai salah satu jenis terapi yang mudah dilakukan oleh Lansia dengan osteoarthritis untuk menurunkan nyeri sendi dan meningkatkan rentang gerak sendi lutut. Di sarankan agar latihan ini dapat dilakukan oleh Lansia secara rutin dan teratur. 
Wujud Kepedulian dan Caring Terhadap Perempuan dan Anak di Lingkungan Pendidikan Tinggi Melalui Pos Sapa Lina Dewi Anggraeni; Lorensia Panselina Widowati; Yunita Astriani; Agustina Ida Pratiwi; Dewi Novitasari Suhaid; Regina Vidya Trias Novita; Justina Purwarini Acihayati; Dewi Prabawati; Maria Astrid
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 9 (2022): Volume 5 No 9 September 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i9.6754

Abstract

ABSTRAK Kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan segala bentuk ancaman, intimidasi, dan pelanggaran hak atau kemerdekaan perempuan dan anak. Kekerasan dapat terjadi di mana saja, termasuk di ruang publik seperti di lingkungan pendidikan baik di sekolah maupun di kampus. Kompleksitas masalah kekerasan muncul mulai dari pencegahan, penanganan, dan rehabilitasi korban sehingga kerja multisektor dan multistakeholder sangat diperlukan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan adanya tindak kekerasan di lingkungan pendidikan tinggi dan sekitar, meningkatkan pengetahuan akan bentuk kekerasan dan dampaknya secara fisik, ekonomi, psikis dan seksual serta menyediakan layanan pengaduan dan perlindungan bagi perempuan dan anak. Kegiatan ini dilakukan dengan pembentukan tim Pos Sahabat Perempuan dan Anak (Pos SAPA), edukasi tentang kekerasan dan sosialisasi layanan Pos SAPA kepada civitas akademika dan lingkungan sekitar. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat berjalan lancar dan mendapat sambutan yang baik dari seluruh civitas akademika dan pihak terkait. Pos SAPA STIK Sint Carolus berkontribusi sebagai agent of change dengan  menjadi wadah edukasi dan penjaringan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di wilayah internal dan eksternal kampus. Kata Kunci: Kekerasan, Perempuan Dan Anak, Pos Sapa  ABSTRACT Violence against women and children is all forms of threats, intimidation, and violations of women and children’s rights. Violence can occur anywhere, including in public spaces such as in the educational environment, both at school and on campus. The complexity of violence problem arises from prevention, problem solving, and rehabilitation of victims. Multi-sectoral and multi-stakeholder work is needed. This community service activity aims to increase awareness of violence acts in the higher education and community environment, increase knowledge of violence forms and their physical, economic, psychological and sexual impacts as well as provide complaint services and protection for women and children. This activity was carried out by forming a team of Pos Sahabat Women and Children (Pos SAPA), education about violence and socialization of Pos SAPA services to the academic community and the surrounding environment. Community Service activities went smoothly and received a good response from the entire academic community and related parties. Post SAPA STIK Sint Carolus contributes as an agent of change by becoming a forum for education and screening cases of violence against women and children in the internal and external areas of the campus Keywords : Violence, Women And Children, Pos Sapa
Effectiveness of ERAS Nursing Programe to Pain Level, Early Mobilization and Length of Stay for Patients Post Cholecystectomy Laparoscopy in Pluit Hospital, Jakarta Nila Kumala Widjaya; Maria Astrid; Sutanto Priyo
Asian Journal of Social and Humanities Vol. 2 No. 9 (2024): Asian Journal of Social and Humanities
Publisher : Pelopor Publikasi Akademika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59888/ajosh.v2i9.360

Abstract

Laparoscopic Cholecystectomy is method surgery to choice. With the ERAS, role of nurses is high to care the patient recovery after  surgery can reducing length of stay in hospital,  post operative hospitalization early mobilization and  level  pain have been proven. However, most studies have been  carried out in medical research. In this study,  we evaluated the efficacy of ERAS compared with control  perioperative period care for Laparoscopic Cholecystectomy. The research has been designed as a quasi-experiment one group control and group intervention. The study was conducted at Pluit Hospital, Jakarta from July-August 2023 on a total of 65 patients with 40  patients each in the ERAS  group and 25 patients control group. The main outcome was the length of hospital stay after surgery. The secondary outcomes Numeric Rating Scale (NRS) scores for post operative pain and early mobilization after surgery. The ERAS group was provided with perioperative education, pre operation 2 hours oral carbohydrates, intra operative insulation, early mobilization post operative, multimodal analgesia (colaborative intervention) and early activity. In the ERAS group Numeric Rating Scale after surgery was lower (1,87 vs 5,72, p value < 0,001), more earlier mobilization (3,45 hours vs 9,12 hours, p value < 0,001) and the length of hospital stay after surgery was shorter (27,13 hours vs 74,84 hours, p value < 0,001). Conclusion: Even the research in X hospital Jakarta, the use of the ERAS Nursing Programme concept for Laparoscopic Cholecystectomy surgery can reduce the length of hospital stay and lessen the pain of patients after surgery, early mobilization and accelerate post operative recovery.
EFEKTIVITAS TRAINING EFIKASI DIRI TERHADAP KEPATUHAN PEMBATASAN CAIRAN DAN NILAI INTRADIALYTIC WEIGHT GAIN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RS X MAKASSAR Adolfina Lukas Siamben; Maria Astrid; Sutanto Priyo Hastono
Jurnal Ilmiah Perawat Manado (Juiperdo) Vol 8 No 02 (2020): DESEMBER
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jpd.v8i02.1187

Abstract

Latar belakang : Peningkatan berat badan intradialitik akibat ketidakpatuhan asupan cairan pasien yang menjalani hemodialisa berdampak pada terjadinya penumpukan cairan secara kronis dan berisiko terhadap gangguan pada kardiovaskuler dan hipertensi, serta meningkatkan mortalitas dan morbiditas pada pasien gagal ginjal kronik. Tujuan: Penelitian ini menganalisis efektivitas Training Efikasi Diri terhadap kepatuhan pembatasan cairan dan nilai Intradialytic Weight Gain (IDWG) terhadap pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Metode : Penelitian dilakukan pada Juni-Juli 2020 di RS. Stella Maris Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain quasy experiment pre-post-test dengan control group terhadap 92 responden (69 di kelompok intervensi dan 23 di control). Intervensi Traning Efikasi Diri diberikan sesuai dengan Booklet selama 4 minggu, seminggu 3 kali dengan total 12 kali pertemuan. Kepatuhan dinilai dengan kuesioner sebelum dan sesudah penelitian serta observasi berat badan setiap kali kunjungan untuk menghitung nilai Intradialytic Weight Gain. Hasil : Hasil uji T Dependen Parametrik Terdapat perbedaan antara kepatuhan pembatasan cairan (p<0.05) dan nilai Intradialytic Weight Gain (p<0.05) sebelum dan sesudah intervensi. Uji T independen Parametrik terdapat perbedaan signifikan kepatuhan pembatasan cairan (p< 0.05) dan nila Intradialytic Weight Gain (p< 0.05) antara kelompok intervensi dengan kontrol. Hasil uji Ancova, Training efikasi diri berpengaruh terhadap kepatuhan pembatasan cairan sebanyak 17,7%, sementara 82,3% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian. Training efikasi diri sangat berpengaruh terhadap nila Intradialytic Weight Gain sebanyak 18,5%, sementara 81,5% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian. Kesimpulan: Training efikasi diri sebagai salah satu jenis terapi komplementer untuk meningkatkan kepatuhan pembatasan cairan dan nila Intradialytic Weight Gain penderita GGK dengan hemodialisa. Kata Kunci : Gagal Ginjal Kronik, Kepatuhan Pembatasan Cairan, Nilai IDWG Dan Training Efikasi Diri