Articles
PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP PERUBAHAN AKTIVITAS FUNGSIONAL PADA PASIEN STROKE RAWAT INAP DI RSU UKI JAKARTA
Hasian Leniwita Leniwita;
Dewi Prabawati Prabawati;
Wihelmus Hary Susilo
Jurnal JKFT Vol 4, No 2 (2019): Jurnal JKFT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31000/jkft.v4i2.2504
Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak, dan stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular. Gangguan akibat stroke sering menimbulkan gejala sisa yang dapat menjadi kecacatan menetap yang selanjutnya membatasi fungsi seseorang dalam aktivitasnya sehari-hari. Oleh karena itu diperlukan program latihan ROM yang tujuan utamanya untuk dapat mencapai kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas fungsional. Proses pemulihan pasien dengan stroke ini akan dipercepat apabila ada rangsangan untuk bergerak dari anggota-anggota badan yang mengalami kelemahan ataupun lumpuh, yaitu dengan latihan range of motion(ROM).Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh latihan ROM terhadap perubahan aktivitas fungsional pada pasien stroke rawat inap di RSU UKI, Jakarta. Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitaf dengan pendekatan desain quasi experimental pre dan post design. Jumlah sampel sebanyak 90 responden, yang dibagi menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Waktu penelitian dimulai dari Mei-Juli, 2016. Kelompok perlakuan diberikan pre test untuk penilaian aktivitas fungsional dengan menggunakan Index barthel, dilakukan latihan ROM 3x sehari, selama 7 hari, kemudian dilakukan post test dengan lembar penilaian Index Barthel yang sama.Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan signifikan terhadap kemampuan aktivitas fungsional meningkat pada kedua kelompok baik intervensi ataupun kontrol, dengan nilai p value 0,001. Penelitian ini terbukti dapat meningkatkan kemampuan aktivitas pasien yang mengalami stroke dengan pemberian program latihan ROM yang dirawat di rumah sakit, juga merekomendasikan agar program latihan ROM dapat diterapkan khususnya diruang perawatan medikal bedah, serta adanya penelitian lanjut dengan sampel yang lebih besar.
The Effectiveness of Mindfulness Based Intervention: Prayer Open Hearts Against Depression in HIV/ AIDS Patients
Siti Latipah;
Dewi Prabawati;
Wilhelmus Hary Susilo
Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia [JIKI] Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia [JIKI]
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31000/jiki.v4i1.2819
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) is a group of symptoms that arise due to damage to the human immune system due to infection with the Human Immunodeficiency Virus (HIV). People with HIV will cause stigma in society so that psychosocial problems will arise, one of which is depression. Treatment of depressed patients can be done by non-pharmacological therapy, one of which is Mindfulness-Based Intervention. This study aims to determine the effectiveness of Mindfulness Based Intervention: Open Heart Prayer Against Changes in Depression Levels in HIV / AIDS Patients at RSUD X Tangerang Regency. The research method was a quasy experiment with non-equivalent control group pre- posttest design on 117 samples divided by the control group with 29 samples and the intervention group for 88 samples. Open Heart Prayer Therapy is given 2 times a day for 6 weeks. The independent variables were age, gender, education level, length of diagnosis, stigma and family support. Statistical tests used Wilcoxon, Mann Whitney, and Ordinal Logistic Regression. The results showed that there was a difference in the mean level of depression after being given Mindfulness Based Intervention: Prayer to Open Heart in the intervention and control groups with a significance level of 0.000 <0.05. And there are differences in the level of depression before and after being given Mindfulness Based Intervention: Open Heart Prayer in the intervention group with a significance level of 0.000 <0.05. There is an effect of Mindfulness Based Intervention: Open Heart Prayer on the level of depression with a P Value of 0.040 <0.05. However, there was no significant effect on the level of depression partially with gender p. Value 0.926, education level p value 0.696, long time diagnosed with HIV / AIDS p value 0.076, stigma p value 0.057 and significant effect on family support with p value 0.039. Mindfulness Based Intervention Therapy: Open Heart Prayer is influential and useful in reducing depression levels in HIV / AIDS patients. Keywords: HIV / AIDS; MBI (Prayer of Open Heart); Depression
PEMBERDAYAAN KADER PALIATIF KANKER DALAM MERAWAT PASIEN KANKER DI MASYARAKAT DKI JAKARTA
Widani Ni Luh;
Dewi Prabawati;
Maria Astrid;
Fitriana Suprapti
Jurnal Pengabdiaan Masyarakat Kasih (JPMK) Vol 2 No 1 (2020): October
Publisher : JPMK : Jurnal Pengabdian Masyarakat Kasih Published by Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (UPPM) STIKES Dirgahayu Samarinda
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.52841/jpmk.v2i1.157
Kanker adalah penyakit tidak menular bersifat kronis ditandai adanya pertumbuhan sel abnormal dan pada stadium lanjut tidak bisa disembuhkan. Penderita kanker dapat mengalami masalah fisik, psikologis maupun sosial. Dampak fisik seperti keluhan sesak nafas, luka, pembengkakan, dan stres psikologis. Kondisi yang dialami pasien kanker, membutuhkan perawatan paliatif untuk mencapai hidup yang berkualitas. Perawatan paliatif dengan melibatkan keluarga dalam perawatannya. Pemberdayaan masyarakat melalui kader kesehatan, khususnya kader paliatif dapat membantu keluarga merawat anggota keluarganya yang sakit. Kader paliatif sangat membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan dalam merawat pasien kanker dengan permasalahannya. Pelatihan kader paliatif ini dilakukan selama dua periode, setiap periode berlangsung selama dua hari dan dalam praktiknya peserta dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 5-7 orang. Hasil yang didapatkan, peserta semuanya aktif berlatih, mempraktikkan dengan hasil mayoritas baik. Diharapkan kader rutin berlatih, mempraktikkan dan mengajarkan kepada keluarga pasien. Kegiatan ini dapat berlanjut dan dilakukan penyegaran ketrampilan secara rutin
KHASIAT MADU DALAM MENURUNKAN MUKOSITIS AKIBAT KEMOTERAPI
Marthalena Simamora;
Dewi Prabawati;
Wilhelmus Hari Susilo
Idea Nursing Journal Vol 7, No 3 (2016): Idea Nursing Journal
Publisher : Fakultas Keperawatan-Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (59.198 KB)
|
DOI: 10.52199/inj.v7i3.6441
ABSTRAKMukositis merupakan peradangan pada mukosa dan submukosa mulut yang terjadi akibat efek samping kemoterapi. Salah satu tindakan yang direkomendasikan untuk mencegah dan menurunkan derajat mukositis adalah melakukan perawatan mulut menggunakan madu. Penelitian ini bertujuan menganalisis khasiat madu dalam menurunkan mukositis pada pasien kanker akibat kemoterapi. Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen non equivalent control group pretest-post test, sampel sebanyak 98 responden diambil dengan tehnik total sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi derajat mukositis dan instrument Assesment Guide yang yang direkomendasikan oleh United Kingdom Cancer Care Study Group (UKCCSG). Analisis data dengan regresi logistic ordinal diperoleh hasil bahwa perawatan mulut menggunakan madu bermanfaat menurunkan mukositis akibat kemoterapi pada pasien kanker (kelompok intervensi) (p=0.000). Perawatan mulut menggunakan madu bersama-sama dengan variabel usia, jenis kelamin, status gizi, jenis kanker dan jenis kemoterapi secara simultan berkontribusi terhadap penurunan derajat mukositis sebesar 77,9% pada hari ketiga dan 81% pada hari ke enam. Disarankan kepada pasien kanker agar mengaplikasikan perawatan mulut menggunakan madu selama terapi kemoterapi untuk mencegah dan menurunkan derajat mukositis.Kata kunci: kemoterapi, madu, mukositis. ABSTRACTMucositis is the respond of inflammation and ulceration on the mucous membrane in the mouth and sub mucosa that happened because the side effect of chemotherapy. One of the suggested actions to prevent and decrease the degree of mucositis is by starting oral care using honey. This research’s purpose is to find out the effectiveness of the honey in decrease the degree of mucositis on cancer patients undergo are doing the chemotherapy in a general hospital in Medan. This research is a quasi experiment with designed of non-equivalent control group pre test-post test. Sampling method with total sampling technique is consist of 2 groups; an intervention group who get the oral care using honey (76 correspondent), and a group who get oral care using chlorhexidine 0.2% (22 correspondent). Regression of ordinal logistic are used to analyze the data. The result of the analysis shows that the oral care using honey is effective to decrease the degree of mucositis on cancer patients (P=0.000). The oral care using honey statistically effective to decrease the degree of mucositis, so it is recommemded to the hospitals to implement the oral care using honey in their standard of nursing treatment towards cancer patient who are doing chemotherapy.Key words: honey, chemotherapy, mucositis.
PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN DAN SENAM KAKI PADA PASIEN DIABETES
Dewi Prabawati;
Puspita Sari;
Yohanes Neonbeni
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 3 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31764/jpmb.v4i3.4825
ABSTRAKPenyakit diabetes dapat mengakibatkan komplikasi multi organ, dimana komplikasi yang paling sering adalah ulkus diabetikum sebagai akibat dari neuropati. Perlu dilakukan upaya pencegahan terjadinya ulkus diabetikum bagi masyarakat dengan memberikan edukasi terkait perawatan untuk kesehatan kaki juga senam kaki. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan informasi kesehatan tentang perawatan kaki diabetes dan memotivasi para penderita diabetes untuk melakukan aktivitas fisik salah satunya dengan melakukan senam kaki diabetes. Kegiatan ini diikuti oleh 16 pasien diabetes di polikilinik RS Cinta Kasih Budha Tzu Chi, Jakarta. Ada 3 tahapan yang dilakukan dalam kegiatan ini, yaitu perkenalan dan ice breaking, dilanjutkan dengan penjelasan tentang penyakit diabetes dan perawatan kaki diabetes, kemudian diakhiri dengan demonstrasi senam kaki diabetes. Kegiatan ini dilakukan secara blended yaitu dengan menggunakan aplikasi daring dan melakukan pertemuan diunit poliklinik dengan mematuhi protokol kesehatan. Hasil evaluasi terhadap kegiatan pengabdian yang telah dilakukan terlihat adanya peningkatan pengetahuan tentang perawatan kaki dan motivasi melakukan senam kaki. Selain itu, dari hasil kuesioner didapatkan bahwa mayoritas peserta memiliki pengetahuan yang baik tentang perawatan kaki sebesar 56.2%. Diharapkan masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan dan perilaku dalam melakukan perawatan kaki diabetes serta termotivasi untuk melakukan senam kaki diabetes secara teratur sehingga dapt mencegah komplikasi ulkus diabetikum.Kata kunci: diabetes; perawatan kaki; senam kaki ASTRACTDiabetes can lead to multi-organ failure, where the most common complication is diabetic ulcers as a result of neuropathy. It is necessary to perform a prevention program of diabetic ulcers to community by giving health education of foot care and foot exercise. In addition to education, motivation for diabetics is also needed to perform physical activity. This community service activity aimed to provide health education in diabetes foot care and motivate diabetes patients to perform physical activity such as diabetic foot exercise. There were 16 diabetic patients at Cinta Kasih Budha Tzu Chi Hospital, Jakarta participated in this community service. The activity performed in 3 sessions, such as opening and ice breaking, health education sharing of diabetes and foot care, followed by demonstration of diabetic foot exercise. Activity was conducting using blended method by zoom application and face to face meeting at polyclinic unit by complying health protocols of Covid-19. From the results of the evaluation, there has been an increase level of knowledge on diabetic foot care and motivation to perform diabetic foot exercise. Aside from that, as a result of filling out the questionnaire about foot care, the majority of the participants had good knowledge about foot care (56.2%). It is suggested that the community should increase knowledge on diabetes foot care, perform diabetes foot exercise regularly to decrease the complications of diabetic ulcers.Key words: diabetes; foot care; foot exercise
Hubungan Hospitalisasi dengan Tingkat Stres pada Anak Usia Sekolah di Unit Rawat Inap RSUD Koja Jakarta Utara
Maryati Sitorus;
Tuti Asrianti Utami;
Fransiska Dewi Prabawati
Health Information : Jurnal Penelitian Vol 12 No 2 (2020): Juli-Desember
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36990/hijp.v12i2.200
Hospitalization stress is a reaction that children face in a new setting during the hospital care process. Children admitted to hospital face a crisis in improving their health and environmental status. The purpose of this study is to establish the relationship between hospitalization and stress levels in school-aged children in the hospital room. The study was performed in January-February 2020 at Koja North Jakarta Hospital, with 78 respondents. The research method is a descriptive association with a cross-section approach. Data collection using the DAS (Depression Anxiety Stress Scales) questionnaire. The findings revealed that of the 78 respondents, there were 13 children with mild stress (16.7%), 51 children with moderate stress (65.4%) and 14 children with high stress (17.9%) during hospitalization. Results of statistical analyses using chi-square and Kendal tau C showed a relationship between gender (p-value 0.025) and duration of stay (p-value 0.013) and child stress levels during hospitalization. There was no association between the experience of being treated with stress during hospitalization (p-value 0.562). The level of stress in children during hospitalization is affected by gender and duration of stay.
Efektivitas Buerger Allen exercise dibandingkan dengan Rendam Kaki Air Hangat terhadap Nilai Ankle Brachial Index dan Gula Darah pada Pasien Diabetes Mellitus
Donny Richard Mataputun;
Dewi Prabawati;
Dwi Hapsari Tjandrarini
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 3 No. 3: SEPTEMBER 2020 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1183.847 KB)
|
DOI: 10.56338/mppki.v3i3.1330
Peripheral Arterial Disease (PAD) merupakan penyempitan pembuluh darah arteri perifer yang disebabkan karena aterosklerosis akibat komplikasi dari Diabetes Mellitus (DM). Akibatnya terjadi penurunan aliran darah ke ekstremitas yang bila tidak ditangani akan menyebabkan klaudisio intermiten, luka gangrene hingga berisiko amputasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Buerger Allen exercise (BAE) dibandingkan dengan Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Nilai Ankle Brachial Index (ABI) dan Gula Darah Sewaktu(GDS) pada pasien DM tipe 2. Jenis penelitian ini adalah Quassy Eksperimen prepost test and between two groups. Total sampel 54 penderita diabetes melitus di Rumah Sakit Sumber Waras yang diperoleh secara random dengan blok permutasi. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan yaitu BAEdan Rendam kaki air hangat. Perlakuan diberikan selama 5 hari berturut-turut dengan pelaksanaan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore selama 15-20 menit. Alat yang digunakan untuk mengukur nilai ABIadalah Vascular Dopler. Berdasarkan uji paired T test di temukan ada perbedaan yang bermakna nilai ABI sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok BAE (p=0.00), dan pada kelompok Rendam kaki air hangat (p=0.00); namun tidak ada perbedaan bermakna pada nilai GDS sebelum dan sesudah intervensi pada kedua kelompok perlakuan (p>0.05).Uji statistic Ancova di temukan ada pengaruh BAE terhadap nilai ABI dan Gula Darah Sewaktu yang dikontrol oleh variabel confounding dengan Corrected Model 0,000; namun tidak ada pengaruh rendaman kaki air hangat terhadap nilai ABIdan GDS yang dikontrol oleh variabel confounding dengan Corrected Model 0,065. BAE merupakan intervensi yang efektif dalam meningkatkan nilai ABI dibandingkan rendam kaki air hangat, namun Rendam kaki air hangat  lebih efektif dalam menurunkan nilai GDS.
Efektivitas Edukasi Self-Care Terhadap Perilaku Manajemen Diri pada Pasien Diabetes Melitus di Wilayah Puskesmas Sukapura Jakarta
Lenny Erida Silalahi;
Dewi Prabawati;
Sutanto Priyo Hastono
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 4 No. 1: JANUARI 2021 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (453.004 KB)
|
DOI: 10.56338/mppki.v4i1.1385
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit yang membutuhkan pengontrolan status metabolik untuk meminimalkan terjadinya komplikasi multi organ. Diperlukan edukasi yang terarah untuk meningkatkan perawatan diri dan indeks glikemik yang terkontrol. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas edukasi Self-care terhadap perilaku manajemen diri dan Gula Darah Sewaktu (GDS) pada pasien DM. Penelitian ini dilakukan bulan Juni-Juli 2020 diwilayah kerja Puskesmas Kelurahan Sukapura Jakarta. Desain penelitian adalah quasy eksperimental dengan pre-test dan post-test one group. Sampel dalam penelitian sebanyak 25 responden dipilih secara purposive sampling. Variabel GDS dan perilaku manajemen diri dinilai pada minggu 1 dan 4 dengan menggunakan kuesioner Diabetes Self-Management Instrument (DSMI). Berdasarkan uji Paired T-test ditemukan ada perbedaan bermakna pada perilaku manajemen diri sebelum dan sesudah diberikan edukasi Self-care (p 0,000 < 0,05 ), namun, tidak ditemukan adanya perbedaan bermakna pada GDS sebelum dan sesudah diberikan edukasi Self-care (p 0,956 > 0,05). Berdasarkan uji multivariate ditemukan bahwa lamanya menderita DM dan kadar GDS sebelum intervensi berpengaruh secara parsial terhadap variabel GDS setelah intervensi (p<0.05), sedangkan variabel usia dan lamanya menderita DM berpengaruh secara parsial terhadap perilaku manajemen diri (p< 0.05). Edukasi Self-care merupakan program efektif untuk memperbaiki perilaku perawatan diri dan GDS sebagai kontrol glikemik. Penelitian ini merekomendasikan perlunya menerapkan edukasi Self-care secara berkelanjutan untuk mencegah terjadinya komplikasi pada pasien DM.
Hubungan Self-awareness Pola Makan terhadap Kejadian Prediabetes di wilayah Kerja Puskesmas Johar Baru: The Relationship between Self-awareness Eating Pattern towards Prediabetes in the work area of Johar Baru Health Center
Dewi Ratih;
Dewi Prabawati
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 5 No. 4: APRIL 2022 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (461.816 KB)
|
DOI: 10.56338/mppki.v5i4.2240
Latar belakang: Tingginya kejadian obesitas menjadi salah satu pemicu terjadinya prediabetes, dan banyak masyarakat yang tidak menyadari bahwa mereka menderita prediabetes. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-awareness pola makan terhadap kejadian Prediabetes di wilayah kerja Puskesmas Johar Baru. Tujuan: Penelitian yang bertujuan untuk menganalisa hubungan Self-awareness pola makan terhadap kejadian Prediabetes pada responden yang berada di wilayah kerja Puskesmas Johar Baru. Metode: Penelitian menggunakan Kuantitatif-non eksperimental dengan pendekatan cross sectional. Jumlah responden sebanyak 64orang yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner Self Awareness Pola Makan dan Finnish Diabetes Risk Score (FINDRISC) untuk mengukur prediebetes. Analisa data menggunakan uji statistic Kendall Tau-C. Hasil: Analisis univariat menunjukkan mayoritas responden memiliki self-awareness rendah (62.5%) dan responden memiliki risiko prediabetes sedikit meningkat (34.4%) diikuti dengan risiko prediabetes tinggi (26.6%). Analisis bivarat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara self-awareness pola makan terhadap kejadian prediabetes (p <0.05). Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat bahwa self-awareness pola makan berhubungan dengan kejadian prediabetes di wilayah kerja Puskesmas Johar Baru, Jakarta.
EDUKASI POLA HIDUP SEHAT PADA PASIEN DIABETES DIMASA PANDEMIC COVID-19
Dewi Prabawati;
Yovita Dwi Setiyowati
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 2 (2022): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31764/jpmb.v6i2.8036
ABSTRAKPenderita Diabetes Mellitus (DM) memiliki risiko tinggi terpapar Covid-19 karena sistem imun yang menurun, terutama yang memiliki self-management diabetes tidak baik. Dampak Covid juga memperburuk sosial ekonomi sehingga memicu peningkatan stress yang akan memperburuk kadar indeks glikemik dan mengakibatkan seseorang rentan terpapar Covid-19. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi pasien dengan penyakit kronis khususnya penyakit DM agar dapat menerapkan perilaku sehat dan dapat melakukan manajemen stres dengan cara sederhana dan dapat dilakukan secara mandiri dirumah. Kegiatan ini diikuti oleh 25 pasien diabetes yang tergabung dalam PROLANIS (Program Pengelolaan Penyakit Kronis) di Poliklinik Penyakit Tidak Menular Puskesmas Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat. Terdapat 4 tahapan yang dilakukan dalam kegiatan ini, yaitu perkenalan dan ice breaking; dilanjutkan dengan penjelasan tentang materi perilaku hidup sehat pasien DM dimasa pandemic dan manajemen stress; demonstrasi dan redemonstrasi cara cuci tangan dan penggunaan masker yang tepat; diakhiri dengan sesi evaluasi. Kegiatan ini dilakukan secara online menggunakan aplikasi daring. Hasil evaluasi terhadap kegiatan ini memperlihatkan bahwa mayoritas peserta memiliki tingkat stress berat sebesar 76% dan manejemen diri DM yang buruk sebesar 60%; selain itu 100% peserta dapat melakukan demonstrasi pemasangan masker, melepaskan masker dan mencuci tangan dengan tepat. Diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan edukasi kesehatan secara berkala terutama bagi masyarakat yang memiliki komorbid Covid-19 agar dapat melakukan perilaku hidup sehat dan dapat meningkatan manajemen diri dengan baik sehingga dapat mencegah paparan penyakit Covid.19. Kata kunci: covid-19; DM; manajemen stress; perilaku hidup sehat ABSTRACTPatients with Diabetes Mellitus (DM) have an increased risk of Covid-19 infection due to immune dysfunction, and poor self-management of diabetes particularly. The Covid-19 has an impact on the social economic aspect that has triggered the increase of stress level thus leading to glycaemic index becoming worse and providing the opportunity for Covid-19 infection. The activity of community service aimed to motivate patients with chronic illness especially DM patients to practice healthy behaviour and stress management which can be implemented at home independently. This activity was attended by 25 DM patients who are members of PROLANIS (Chronic disease management program) at the Non-Communicable Disease outpatient unit in Johar Baru Health Center, Central Jakarta. There were four sessions carried out in this activity, namely introductions and ice breaking; Health education on Healthy behaviour for DM patient in pandemic era and stress management; demonstration and re-demonstration about hand wash and wearing mask appropriately; and the last session is evaluation. This activity was conducted by online used online application software. The result of this activity showed the majority of participants’ experienced severe stress (76%) and poor self-management diabetes mellitus (60%), moreover all of the participants (100%) were able to wear masks, take off the mask, and wash hands appropriately. It is suggested that health care providers are expected to provide health education regularly to communities especially who have comorbid on Covid-19 in order to implement the healthy behaviour and to increase self-management thus preventing risk of Covid-19 infection.Key words: covid-19; DM; stress management; healthy behaviour