Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Penerapan Model CA-Markov Untuk Prediksi Perubahan Penggunaan Lahan Di Sub-DAS Bila Tahun 2036 Reza Asra; Muh Faisal Mappiasse; Andi Ayu Nurnawati
AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 5, No 1 (2020): Agrovital Volume 5, Nomor 1, Mei 2020
Publisher : Universitas Al Asyariah Mandar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35329/agrovital.v5i1.630

Abstract

Sub-DAS Bila diindikasikan akan mengalami konversi lahan hutan menjadi ladang berpindah seiring perkembangan kebutuhan lahan saat ini. Tujuan penelitian ini untuk melihat pola perubahan penggunaan lahan dari tahun 2006 sampai dengan 2016 serta prediksinya tahun 2036 melalui penerapan model CA-Markov yang terdapat pada perangkat lunak Idrisi. Pola perubahan penggunaan lahan tahun 1996-2016 di sub-DAS Bila menunjukkan penurunan luasan signifikan pada penggunaan lahan hutan lahan kering primer sebesar 10,94% dan semak belukar sebesar 24,12%. Sementara luasan pertanian lahan kering campur semak meningkat signifikan sebesar 24,33% dan hutan lahan kering sekunder sebesar 10,64%. Begitu pula hasil simulasi prediksi penggunaan lahan tahun 2036, hutan lahan kering primer diprediksi berkurang seluas 10,2%, semak belukar diprediksi berkurang 7,15%, sedangkan hutan lahan kering sekunder diprediksi bertambah 8,63%, permukiman diprediksi bertambah 4,62%, pertanian lahan kering campur semak diprediksi bertambah 5,64%. Penerapan model CA-Markov untuk memprediksi penggunaan lahan menunjukan nilai  Kstandard 0,9 dinyatakan bahwa pemodelan diterima secara ilmiah.
Analisis Perubahan Lahan Sawah Berbasis Sistem Informasi Geografis di Wilayah Perkotaan Pangkajene Kabupaten Sidenreng Rappang Reza Asra; Andi Ayu Nurnawati; Muh. Irwan; Muh. Faisal Mappiasse
JURNAL GALUNG TROPIKA Vol 9 No 3 (2020)
Publisher : Fapetrik-UMPAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31850/jgt.v9i3.683

Abstract

The conversion of agricultural land at a high enough rate may threaten the food security of the population. The agricultural land most vulnerable to conversion is the rice field. The aim of this study was to determine the changes in paddy fields from 2013 to 2020, the distribution of the transformation of paddy fields to other lands, and the factors that influence the conversion of paddy fields. This research was carried out by digitizing the on-screen image method in 2013 and 2020. The classification of land use results from digitization was tested for accuracy by determining the sample points in the GIS (Geographic Information System) application and then compared to the results of the field survey. In addition, an analysis of the changes in paddy fields was carried out by overlaying land use maps in 2013 and 2020. Observations and interviews with people whose land was changing were conducted on the factors affecting the change in paddy fields. Changes in land use over a period of 7 years (2013-2020), namely rice fields, decreased by 149 ha (7.36 percent ). Meanwhile, there has been an increase in the area in other land uses. The function of the paddy fields in the urban area of Pangkajene, Sidrap Regency, has become 18.69 hectares of land built, 59.42 hectares of mixed gardens, 23.13 hectares of open/empty land and 49.11 hectares of land. The factor that affects the conversion of paddy fields in the urban area of Pangkajene is the strategic location of the land, which causes the community to convert its land into a place of trade and services. The increase in the number of people requiring large land areas has led to the construction of many residential complexes in rice fields and the high selling price of rice fields, which encourages farmers to sell their land.
CARRYING CAPACITY AND LAND SUITABILITY OF RICE FIELDS ON THE SPATIAL PLANNING OF PANGKAJENE URBAN AREA Reza Asra; Andi Ayu Nurnawati; muhammad Faisal MF; Aksal Mursalat
Tunas Geografi Vol 9, No 2 (2020): JURNAL TUNAS GEOGRAFI
Publisher : Department of Geography Education, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/tgeo.v9i2.20027

Abstract

The growth of an urban area will result in the conversion of agricultural land to non-agricultural land. In some cases, agricultural land that has the most opportunity to experience conversion is rice fields. The purpose of this study is to provide an overview of the condition of the rice fields related to the carrying capacity and its suitability to the urban spatial layout of Pangkajene. The method used in this research is a quantitative descriptive analysis of spatial data and secondary data. The area of rice fields in the urban area of Pangkajene in a vulnerable time of 7 years decreased by 149 ha. The results of the calculation of the carrying capacity of rice fields in the Pangkajene urban area in 2020 amounted to 0.27 which is included in class III or low criteria. While the optimal population is 11,102 people. The total of 15.23 ha of land was not suitable for the agricultural planning zone in regional spatial planning. There are still people who build buildings in the agricultural area of 2.99 ha or 0.71%. The open land also exists in the area designated for agricultural activities covering an area of 6.91 ha or 1.63%. The residents also expand their yards in an area devoted to agricultural activities by 5.33 ha or 1.26%.Keywords: Rice Fields, Carrying Capacity, Spatial Planning, Geographic information system
PEMETAAN DAN IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS MELALUI TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI SUB-DAS BUNGIN PROVINSI SULAWESI SELATAN Reza Asra; Andi Ayu Nurnawati; Muh. Irwan
Jurnal Agrisistem Vol 15 No 2 (2019): Jurnal Agrisistem
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sub-DAS Bungin merupakan bagian hulu dari DAS Bila yang aliran sungainya bermuara di danau Tempe. Tingkat kerusakan DAS yang terdapat di ekosistem danau Tempe sangat parah dan memprihatinkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran tiap parameter lahan kritis di Sub-DAS Bungin, mengetahui sebaran lahan kritis di Sub-DAS Bungin dan mengetahui sebaran lahan kritis pada berbagai kawasan di Sub-DAS Bungin. Analisis spasial sebaran lahan kritis dilakukan dengan metode tumpangsusun (overlay) data spasial tiap parameter penentu lahan kritis. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya, Secara keseluruhan klasifikasi kelas kritis Sub-DAS Bungin berturut-turut meliputi tidak kritis seluas 2.937,53 ha; potensial kritis seluas 24.882,29 ha; agak kritis seluas 19.011,06 ha; kritis seluas 4.966,18 ha; dan sangat kritis 2.372,6 ha dengan total keseluruhan luas lahan sebesar 54.169,65 ha. Pada kawasan hutan lindung, lahan dengan kelas potensial kritis adalah kelas yang mendominasi sebagian besar wilayah di Sub-DAS Bungin yaitu seluas 21.878,83 ha atau sebesar 57,31 % dari luas hutan lindung. Sedangkan lahan dengan kelas sangat kritis merupakan kelas yang paling sedikit dengan luas 2,73 ha atau 0,01% dari luas kawasan hutan lindung. Pada kawasan budidaya pertanian, tidak terdapat lahan dengan kelas tidak kritis dan lahan dengan kelas agak kritis mempunyai luasan yang mendominasi sebesar 6.677,44 ha atau 41,74% dari luas kawasan budidaya pertanian.
PERTUMBUHAN PETIOLE DAN RACHIS TANAMAN SAGU DENGAN BERAT BIBIT BERBEDA Andi Ayu Nurnawati; Katsuya Ozosawa; Andi Khairil A. Samsu
Jurnal Agrisistem Vol 15 No 2 (2019): Jurnal Agrisistem
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berat bibit terhadap pertumbuhan panjang petiole dan rachis tanaman sagu pada awal pertumbuhan di lapangan. Penelitian dilakukan di Lokasi Penanaman Sagu di Desa Pembuniang, Kecamatan Malangke Barat, Kabupaten Luwu Utara yang telah berlangsung pada Bulan Januari sampai dengan September 2017 menggunakan bibit tanaman sagu yang ditanam pada Mei 2016. Untuk membandingkan rata-rata nilai dua variabel antara berat bibit 1-3 kg dengan 3-6 kg digunakan Uji-T (Independent Sample T-Test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan berat bibit pada saat penanaman berpengaruh nyata terhadap panjang rachis pada pengamatan September 2017. Pada awal pertumbuhan tanaman sagu di lapangan, kelompok berat bibit 3-6 kg (64.67) menunjukkan nilai panjang rachis lebih tinggi dibandingkan kelompok berat bibit 1-3 kg (49.10) pada pengamatan September 2017.
Identifikasi Pengaruh Dosis Pemupukan Trichokompos terhadap Fase Awal Pertumbuhan Tanaman Jagung Ungu Antioksidan (Identification of the Trichocompost Fertilizer Dose Effect on the Early Growth of Purple Corn Anthocyanins) Andi Ayu Nurnawati
JURNAL PANGAN Vol. 29 No. 3 (2020): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v29i3.524

Abstract

ABSTRAK Jagung ungu merupakan salah satu dari beberapa varian warna jagung pulut yang belum begitu dikenal oleh masyarakat namun kaya akan manfaat. Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk trichokompos terhadap variabel pengamatan diantaranya persentase tumbuh tanaman, tinggi tanaman, jumlah daun dan luas daun pada fase awal pertumbuhan tanaman jagung ungu. Persentase tumbuh tanaman diamati pada 7 hari setelah tanam kemudian tinggi tanaman, jumlah daun dan luas daun diamati pada 14 hari setelah tanam. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 5 perlakuan dosis pupuk trichokompos (0 ton/ha, 20 ton/ha, 25 ton/ha, 30 ton/ha dan 35 ton/ha) yang diulang sebanyak 5 kali. Analisis data menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji BNJ (Uji Lanjut Tukey), apabila diperoleh hasil yang berpengaruh beda nyata pada perlakuan yang diujikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk trichokompos berpengaruh nyata pada variabel pengamatan jumlah daun di mana dosis pupuk trichokompos 25 ton/ha menunjukkan nilai tertinggi. kata kunci: jagung ungu, trichokompos, pertumbuhan awal ABSTRACT Purple corn is one of several colour variants of pulut corn that is not well known by the public but it has many benefits. This study was aimed to determine the effect of trichocompost fertilizer dosage on the observed variables, that were the percentage of plant growth, plant height, number of leaves, and leaf area in the early stages of purple corn plants' growth. Percentage of plant growth at 7 days after planting then plant height, number of leaves and leaf area were observed at 14 days after planting. The research method used a randomized block design with 5 doses of trichocompost fertilizer (0 tons/ha, 20 tons/ha, 25 tons/ha, 30 tons/ha, and 35 tons/ha) with five replications. The results showed that the dosage treatment of trichocompost had a significant effect (p<0.05) on the number of leaves where the trichocompost fertilizer dose of 25 tons/ha  showed the highest one. keywords: purple corn, trichocompost, early growth.
PEMANFAATAN CITRA ALOS PALSAR UNTUK ESTIMASI KANDUNGAN SERAPAN KARBON DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN MAROS Muh Faisal M.; Muliana Djafar; Andi Ayu Nurnawati
Jurnal Eboni Vol 3 No 1 (2021): Juli
Publisher : Program Studi Kehutanan Universitas Muslim Maros

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.504 KB)

Abstract

This study aims to determine the type of land use in 2009 using alos palsar image, then calculate carbon stocks and sequestration using the 2006 IPCC Software approach. The data sources of this research are primary data and secondary data. Primary data in the form of data obtained through the interpretation of Alos Palsar Imagery, while secondary data is data obtained from literature studies concerning the results of measurement data in the form of volume, diameter and tree height at the research location. The data will be calculated using IPCC GL 2006 software. The results showed that the land cover of the coastal area of Maros Regency based on Citra Alos was dominated by ponds and grasslands with an area of 59.05 ha of the total coastal area, while the forested area was only a small part, namely 1.16% mangrove forest and 0.94% agroforestry. Mangrove forest and agroforestry are the largest carbon storage areas in the coastal area with 96,223.52 and 33,608.81 tons, respectively. Based on IPCC mangrove forest and agroforestry have carbon sequestration of 22.39 and 9.6 tons/(ha/year, respectively). However, with carbon sequestration of only around 2.4 and 5.1 ton/(ha/year) rice fields and shrubs actually show that the total carbon absorption in coastal areas has 8,901.36 and 7,159.25 ton/year. With a very small area, mangrove forests and agroforestry are able to absorb carbon of 4,811.18 and 1680.44 tons/year.
Sinergitas Peran Pemerintah Desa dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Perencanaan Pembangunan di Kabupaten Sidenreng Rappang: The Synergy of Village Government’s Role and Community Participation in the Process of Development Planning in Sidenreng Rappang District Ahmad Mustanir; Fitriani S; Khaeriyah Adri; Andi Ayu Nurnawati; Goso Goso
JOURNAL OF GOVERNMENT SCIENCE Vol 1 No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.414 KB) | DOI: 10.54144/govsci.v1i2.8

Abstract

This research examines the role of village government, community participation, and their influences on development planning in Timoreng Panua village, Panca Rijang subdistrict, Sidenreng Rappang District. This research employed descriptive quantitative method, and involved samples of 55 households out of population of 745 households. The samples were taken randomly by using Yount formula 10%. Data was collected through observation, questionnaires and documentation, and analysed through tabulation, frequency and linear regression analysis by using SPSS 21.0 for Windows. The results show that the percentage of the role of village government contributing to the Timoreng Panua village development planning reached 52,4% (considered as ‘sufficient involvement’), while the percentage of community participation to the development planning is 77% (considered as ‘enthusiastic’). Together, the joint roles of village government and community partipation contributed to village development planning with a figure of 78,4%, categorized as ‘playing a significant role’.  Keywords: community participation, government role, development planning
Identifikasi Sebaran Tanaman Kemiri Berbasis Pola Agroforestri di Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia Andi Khairil A.Samsu; Andi Nurul Mukhlisa; Andi Ayu Nurnawati
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.555 KB) | DOI: 10.37637/ab.v5i1.866

Abstract

Kombinasi komponen kehutanan dan komponen pertanian pada suatu pengelolaan secara intensif dikenal dengan istilah agroforestri yang dapat bermanfaat bagi kelestarian lingkungan dan meningkatkan produktivitas dengan hasil panen beragam. Kemiri merupakan tanaman agroforestri rempah yang bermanfaat. Kabupaten Maros merupakan daerah penghasil kemiri di Sulawesi Selatan sejak tahun 1960-an. Tanaman kemiri di Kabupaten Maros tersebar di beberapa kecamatan. Kurangnya informasi terkait luasan dan sebaran tanaman kemiri di Kabupaten Maros mengindikasikan banyak perbedaan data terkait produksi tanaman kemiri sehingga diperlukan informasi yang dapat menunjang sebaran dan luasan dari tanaman kemiri. Penelitian ini menggunakan interpretasi citra dengan metode delineasi visual secara manual pada citra sentinel-2A dengan melakukan pengamatan terhadap kenampakan serupa yang kemudian dipadukan dengan metode ground check point untuk mendapatkan ketelitian informasi dalam interpretasi citra  terhadap tanaman kemiri serta metode analisis deskriptif kualitatif untuk menggambarkan informasi komponen agroforestri dengan cara pengamatan langsung terhadap objek tanaman kemiri di lapangan. Hasil interpretasi citra Sentinel-2a dan pengamatan langsung di tiga kecamatan yaitu Cenrana, Camba dan Mallawa menunjukkan bahwa Kecamatan Mallawa memiliki luas lahan kemiri yang lebih besar yaitu 507,08 ha, dengan persentase pola agroforestri sebesar  18,10% dan  monokultur sebesar 43,16% dari luasan kemiri di 3 kecamatan, kemudian luas lahan kemiri Kecamatan Camba sebesar 238, 04 ha, dengan persentase pola agroforestri 7,61% dan monokultur 21,15% dari luasan kemiri di 3 kecamatan, selanjutnya luas lahan kemiri di Kecamatan Cenrana yaitu 82,60 ha dengan pola agroforestri sebesar 5,79% dan monokultur sebesar 4,19% dari luasan kemiri di 3 kecamatan.
Mengurangi Dosis Pupuk Anorganik pada Tanaman Jagung Ungu dengan Aplikasi Pupuk Organik Cair Andi Ayu Nurnawati; Rifni Nikmat Syarifuddin; Andi Khairil A. Samsu
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.778 KB) | DOI: 10.37637/ab.v5i1.863

Abstract

Kandungan antioksidan pada jagung ungu menjadikan jenis jagung ini dapat dijadikan sebagai tanaman pangan dan penting untuk dibudidayakan saat pandemi Covid-19. Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam kegiatan budidaya adalah unsur hara. Aplikasi pupuk anorganik secara terus menerus tanpa adanya penambahan pupuk organik dapat menurunkan kualitas tanah. Perbaikan kualitas tanah dapat dilakukan dengan penambahan bahan organik salah satunya pupuk organik cair. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan berupa pengurangan dosis pupuk anorganik dengan taraf masing-masing dosis pupuk anorganik 100% (kontrol), 75%, 50%, 25% dan 0%. Analisis data menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji BNJ (Uji Lanjut Tukey). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengurangan dosis pupuk anorganik beberapa taraf dengan adanya penambahan pupuk organik cair BMW pada tanaman jagung ungu memberikan pengaruh yang nyata terhadap variabel jumlah daun, panjang tongkol, diameter tongkol dan produksi. Aplikasi pupuk organik cair BMW pada tanaman jagung ungu mampu mengurangi pemakaian pupuk anorganik sebesar 25%.