Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

GANGGUAN FUNGSI PARU PADA POLISI LALU LINTAS nendyah roestijawati; Indah Rahmawati; Dwi Arini Ernawati; Khairunnisa Puspita Ayu
Kesmas Indonesia Vol 12 No 2 (2020): Jurnal Kesmas Indonesia
Publisher : Jurusan Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.ki.2020.12.2.2427

Abstract

PULMONARY FUNCTION DISORDERS IN TRAFFIC POLICE Nendyah Roestijawati1), Indah Rahmawati2), Dwi Arini Ernawati1), Khairunnisa Puspita Ayu3) 1)Departemen Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas 2)Departemen Ilmu Penyakit Dalam 3)Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman Email : nendyahr@yahoo.com Traffic policemen are professions that are susceptible to pulmonary function disorders due to exposure to air pollutants. Other factors that can cause lung function disorders are age, sex, body mass index, length of work, duration of work, smoking and using personal protective equipment habits. The study aims to determine pulmonary function disorders in the traffic police of the Banyumas District Police and the factors that influence them. Cross sectional study design wa used with 50 subjects based on inclusion and exclusion criteria. Impaired pulmonary function was measured by spirometry and other variables were collected using a questionnaire by interview and measurement of body weight and height. Data analysis used the Fisher and Kolmogorov Smirnov test. The results of the study found 82% of subjects experienced a restriction disorder. Factors associated with impaired pulmonary function are body mass index, smoking and using personal protective equipment habits (p <0.05), while factors of age, sex, length and duration of works are not related to impaired lung function (p> 0.05). Keywords: pulmonary function disorder, policemen, spirometry
GANGGUAN FUNGSI PARU PADA POLISI LALU LINTAS nendyah roestijawati; Indah Rahmawati; Dwi Arini Ernawati; Khairunnisa Puspita Ayu
Kesmas Indonesia Vol 12 No 2 (2020): Jurnal Kesmas Indonesia
Publisher : Jurusan Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.ki.2020.12.2.2427

Abstract

PULMONARY FUNCTION DISORDERS IN TRAFFIC POLICE Nendyah Roestijawati1), Indah Rahmawati2), Dwi Arini Ernawati1), Khairunnisa Puspita Ayu3) 1)Departemen Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas 2)Departemen Ilmu Penyakit Dalam 3)Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman Email : nendyahr@yahoo.com Traffic policemen are professions that are susceptible to pulmonary function disorders due to exposure to air pollutants. Other factors that can cause lung function disorders are age, sex, body mass index, length of work, duration of work, smoking and using personal protective equipment habits. The study aims to determine pulmonary function disorders in the traffic police of the Banyumas District Police and the factors that influence them. Cross sectional study design wa used with 50 subjects based on inclusion and exclusion criteria. Impaired pulmonary function was measured by spirometry and other variables were collected using a questionnaire by interview and measurement of body weight and height. Data analysis used the Fisher and Kolmogorov Smirnov test. The results of the study found 82% of subjects experienced a restriction disorder. Factors associated with impaired pulmonary function are body mass index, smoking and using personal protective equipment habits (p <0.05), while factors of age, sex, length and duration of works are not related to impaired lung function (p> 0.05). Keywords: pulmonary function disorder, policemen, spirometry
HUBUNGAN KADAR TRIGLISERIDA DENGAN KEJADIAN RETINOPATI DIABETIKA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 Amanah Sekar Kinasih; Dwi Arini Ernawati; Muhamad Rifqy Setyanto
Medical and Health Journal Vol 2 No 1 (2022): August
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.01 KB) | DOI: 10.20884/1.mhj.2022.2.1.7561

Abstract

Retinopati diabetika merupakan bentuk komplikasi mikrovaskular dari Diabetes Melitus tipe 2. Retinopati diabetika merupakan penyebab gangguan penglihatan terbanyak kelima di dunia. Faktor risiko yang berpengaruh pada timbulnya retinopati diabetika adalah kadar trigliserida. Diabetes Melitus tipe 2 menempati urutan keempat sebagai penyakit dengan pasien terbanyak di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Klinik Tanjung Purwokerto. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kadar trigliserida dengan kejadian retinopati diabetika pada pasien Diabetes Melitus tipe II di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Klinik Tanjung Purwokerto. Metode penelitian menggunakan metode analitik observasional dengan study cross-sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 34 pasien Diabetes Melitus tipe 2 di PROLANIS FKTP Klinik Tanjung, pengambilan sampel menggunakan metode Consecutive Sampling. Data kadar trigliserida diambil dari pemeriksaan laboratorium darah. Data retinopati diabetika diambil berdasarkan diagnosis dokter spesialis mata. Analisis hipotesis menggunakan Chi Square 2x2. Hasil analisis bivariat antara kadar trigliserida dengan kejadian retinopati diabetika menggunakan Chi-Square 2x2 menunjukan p value : 0,09 . Hal tersebut menunjukan tidak ada hubungan bermakna antara kadar trigliserida dengan kejadian retinopati diabetika (p>0,05). Tidak terdapat hubungan bermakna antara kadar trigliserida dengan kejadian retinopati diabetika di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Tanjung Purwokerto.
PERAN TENAGA KESEHATAN DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PENGENDALIAN GLUKOSA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI KECAMATAN SUMBANG BANYUMAS Dwi Arini Ernawati; Diah Krisnansari; Pugud Samodro; Nafiisah Nafiisah
Medical and Health Journal Vol 2 No 2 (2023): February
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.978 KB) | DOI: 10.20884/1.mhj.2023.2.2.8374

Abstract

Latar belakang masalah : Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat menyebabkan banyak komplikasi. Agar komplikasi tidak memberat, perlu pengendalian glukosa darah, yang dapat dinilai dari kadar HbA1c. Untuk pengendalian glukosa darah diperlukan peran tenaga kesehatan dan dukungan keluarga. Tujuan : mengetahui peran tenaga kesehatan dan dukungan keluarga terhadap pengendalian glukosa darah pasien DM tipe 2 di Kecamatan Sumbang Banyumas Metode : desain penelitian adalah cross sectional. Pengendalian glukosa darah dilihat dari kadar HbA1c, jika < 6,5 % baik, jika ≥ 6,5 % buruk. Peran tenaga kesehatan dan dukungan keluarga diperoleh dari kuesioner, dikatakan baik jika nilainya ≥ median. Hubungan antara peran tenaga kesehatan dan dukungan keluarga dengan kadar HbA1c diuji dengan chi square. Hasil : Dari 49 responden didapatkan data : pengendalian glukosa darah buruk 40 orang (81,6%),peran tenaga kesehatan baik 40 orang (81,6%), dukungan keluarga buruk 26 orang (53%). Peran tenaga kesehatan dengan pengendalian glukosa darah tidak memiliki hubungan yang bermakna , p=0,470 (p<0,05) , dukungan keluarga dengan pengendalian glukosa darah memiliki hubungan yang bermakna, p=0,007 (p<0,05) Kesimpulan : peran tenaga kesehatan dan pengendalian glukosa darah tidak memiliki hubungan yang bermakna, dukungan keluarga dengan pengendalian glukosa darah memiliki hubungan yang bermakna.
PENGARUH SARI MARKISA UNGU (PASSIFLORA EDULIS VAR EDULIS) BERBAGAI DOSIS TERHADAP PROFIL LIPID TIKUS WISTAR MODEL HIPERKOLESTEROLEMIA Alfi Muntafiah; Dwi Arini Ernawati; Lathief Suryandhana; Rosiana Dian Pratiwi; Ines Ann Marie
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) Vol. 40 No. 1 (2017)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v40i1.6090.

Abstract

Hypercholesterolemia is still be the biggest risk factor for cardiovascular disease. This study aims to explore the potential of purple passion fruit juice as an antihypercholesterolemic agent, as well as the effective dose in improving lipid profile. A total of 30 male Wistar rats aged 8-12 weeks weighing 180-220g, were randomly divided into 5 groups: K1 (normal control), K2 (hypercholesterolemic control), K3 (treatment with purple passion juice 1.1 mL/200gBW, K4 (treatment with purple passion juice 2.1 mL/200gBW), and K5 (treatment with purple passion juice 4.2 mL/200gBW). Induction of hypercholesterolemia with lard 3 mL/200gBW/day and duck egg yolk 2 mL/200gBW/day for 10 days, and treatment for 14 days by oral gavage. Parameter of lipid profile, namely total cholesterol, LDL, HDL and triglycerides were analyzed before and after treatment with enzymatic-photometric method. Total cholesterol and HDL were measured by CHOD-PAP method, triglyceride levels with GPO-PAP method, while LDL is calculated by the Friedewald formula. Results: The provision of various dose of purple passion juice can improves lipid profile, where dose of 4.2 ml/200gBB/day can significantly lower total cholesterol levels (89.62 ± 15.24 mg/dL to 58.63 ± 12.86 mg/dL, p = 0.034) and LDL (40, 03 ± 9.53 mg/dL to 13.28 ± 3.77 mg/dL, p = 0.000). Conclusion: The purple passion juice may improves blood lipid profiles, with an effective dose of 4.2 mL/200 gBW/day. Hiperkolesterolemia hingga saat ini masih menjadi faktor resiko terbesar penyakit kardiovaskuler. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi sari buah markisa ungu sebagai agen antihiperkolesterolemia, serta dosis efektifnya dalam memperbaiki profil lipid darah. Sebanyak 30 ekor tikus jantan Wistar berusia 8-12 minggu dengan berat badan 180-220 g, dibagi 5 kelompok secara acak: K1 (kontrol normal), K2 (kontrol hiperkolesterolemia), K3 (perlakuan markisa ungu dosis 1,1 ml/200gBB), K4 (perlakuan markisa ungu dosis 2,1 ml/200gBB), dan K5 (perlakuan markisa ungu dosis 4,2 ml/200gBB). Induksi hiperkolesterolemia dengan minyak babi 3 mL/200gBB/hari dan kuning telur bebek 2 mL/200gBB/hari selama 10 hari, dan perlakuan selama 14 hari melalui sonde lambung. Parameter profil lipid yaitu kolesterol total, LDL, HDL dan trigliserida dianalisis sebelum dan sesudah perlakuan dengan metode enzymatic-photometric. Kadar kolesterol total dan HDL diukur dengan metode CHOD-PAP, kadar trigliserida dengan metode GPO-PAP, sedangkan LDL dihitung dengan formula Friedewald. Hasil: pemberian perlakuan sari markisa ungu berbagai kelompok dosis dapat memperbaiki profil lipid darah, dimana dosis 4,2 ml/200gBB/hari secara signifikan dapat menurunkan kadar kolesterol total (89,62±15,24 mg/dL menjadi 58,63±12,86 mg/dL, p=0,034) dan LDL (40,03±9,53 mg/dL menjadi 13,28±3,77 mg/dL, p=0,000). Kesimpulan: Markisa ungu dapat memperbaiki profil lipid darah, dengan dosis efektif 4,2 ml/200 gBB/hari.