Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN DAN NATRIUM PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK (Studi Kasus pada Pasien yang Menjalani Hemodialisis di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto) eka fitriani; Diah Krisnansari; Hery Winarsi
Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman Vol 1 No 01 (2017): Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi, Jurusan Kesmas Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.784 KB) | DOI: 10.20884/1.jgps.2017.1.01.344

Abstract

ABSTRACT This observational study using cross sectional design. Sampling method using purposive sampling and got 35 participants who were CKD patients undergoing hemodialysis in Prof. Dr. Margono Soekarjo Hospital, Purwokerto. The data of participant characteristic, length of time since the initiation of hemodialysis therapy, knowledge, attitude, and social support were collected by using questionnares. Patient’s compliance to fluid and natrium intake was collected by calculating fluid and natrium intake level. Data were analyzed using Fisher test. Most participants did not comply with fluid restriction, but complied with natrium restriction. All factors that have been analized had no correlation to fluid and natrium intake compliance (p > 0,05), except gender and social support factor that had correlation to fluid intake compliance (p < 0,05). Male patients needed an intensive assistance so that fluid intake compliance increased. Moreover, social support from family and others needed to achieve this goal. Keywords: Fluid and natriumi intake compliance, gender, hemodialyss, social, support ABSTRAK Penelitian observasional ini menggunakan desain cross sectional. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan didapatkan 35 peserta penderita CKD yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto. Data karakteristik peserta, lamanya waktu sejak dimulainya terapi hemodialisis, pengetahuan, sikap, dan dukungan sosial dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Ketaatan pasien terhadap asupan cairan dan natrium dikumpulkan dengan menghitung tingkat asupan cairan dan natrium. Data dianalisis dengan menggunakan uji Fisher. Sebagian besar peserta tidak mematuhi pembatasan cairan, namun sesuai dengan batasan natrium. Semua faktor yang telah dianalisis tidak memiliki korelasi dengan kepatuhan asupan cairan dan natrium (p> 0,05), kecuali faktor pendukung gender dan sosial yang memiliki korelasi terhadap kepatuhan asupan cairan (p <0,05). Pasien laki-laki membutuhkan bantuan intensif agar kepatuhan asupan cairan meningkat. Apalagi dukungan sosial dari keluarga dan orang lain perlu untuk mencapai tujuan ini. Kata kunci: Kepatuhan cairan dan natrium, jenis kelamin, hemodialisis, dukungan sosial
PERAN TENAGA KESEHATAN DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PENGENDALIAN GLUKOSA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI KECAMATAN SUMBANG BANYUMAS Dwi Arini Ernawati; Diah Krisnansari; Pugud Samodro; Nafiisah Nafiisah
Medical and Health Journal Vol 2 No 2 (2023): February
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.978 KB) | DOI: 10.20884/1.mhj.2023.2.2.8374

Abstract

Latar belakang masalah : Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat menyebabkan banyak komplikasi. Agar komplikasi tidak memberat, perlu pengendalian glukosa darah, yang dapat dinilai dari kadar HbA1c. Untuk pengendalian glukosa darah diperlukan peran tenaga kesehatan dan dukungan keluarga. Tujuan : mengetahui peran tenaga kesehatan dan dukungan keluarga terhadap pengendalian glukosa darah pasien DM tipe 2 di Kecamatan Sumbang Banyumas Metode : desain penelitian adalah cross sectional. Pengendalian glukosa darah dilihat dari kadar HbA1c, jika < 6,5 % baik, jika ≥ 6,5 % buruk. Peran tenaga kesehatan dan dukungan keluarga diperoleh dari kuesioner, dikatakan baik jika nilainya ≥ median. Hubungan antara peran tenaga kesehatan dan dukungan keluarga dengan kadar HbA1c diuji dengan chi square. Hasil : Dari 49 responden didapatkan data : pengendalian glukosa darah buruk 40 orang (81,6%),peran tenaga kesehatan baik 40 orang (81,6%), dukungan keluarga buruk 26 orang (53%). Peran tenaga kesehatan dengan pengendalian glukosa darah tidak memiliki hubungan yang bermakna , p=0,470 (p<0,05) , dukungan keluarga dengan pengendalian glukosa darah memiliki hubungan yang bermakna, p=0,007 (p<0,05) Kesimpulan : peran tenaga kesehatan dan pengendalian glukosa darah tidak memiliki hubungan yang bermakna, dukungan keluarga dengan pengendalian glukosa darah memiliki hubungan yang bermakna.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN DAN NATRIUM PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK (Studi Kasus pada Pasien yang Menjalani Hemodialisis di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto) eka fitriani; Diah Krisnansari; Hery Winarsi
Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman Vol 1 No 01 (2017): JURNAL GIZI DAN PANGAN SOEDIRMAN
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi, Jurusan Kesmas Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.784 KB) | DOI: 10.20884/1.jgps.2017.1.01.344

Abstract

ABSTRACT This observational study using cross sectional design. Sampling method using purposive sampling and got 35 participants who were CKD patients undergoing hemodialysis in Prof. Dr. Margono Soekarjo Hospital, Purwokerto. The data of participant characteristic, length of time since the initiation of hemodialysis therapy, knowledge, attitude, and social support were collected by using questionnares. Patient’s compliance to fluid and natrium intake was collected by calculating fluid and natrium intake level. Data were analyzed using Fisher test. Most participants did not comply with fluid restriction, but complied with natrium restriction. All factors that have been analized had no correlation to fluid and natrium intake compliance (p > 0,05), except gender and social support factor that had correlation to fluid intake compliance (p < 0,05). Male patients needed an intensive assistance so that fluid intake compliance increased. Moreover, social support from family and others needed to achieve this goal. Keywords: Fluid and natriumi intake compliance, gender, hemodialyss, social, support ABSTRAK Penelitian observasional ini menggunakan desain cross sectional. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan didapatkan 35 peserta penderita CKD yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto. Data karakteristik peserta, lamanya waktu sejak dimulainya terapi hemodialisis, pengetahuan, sikap, dan dukungan sosial dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Ketaatan pasien terhadap asupan cairan dan natrium dikumpulkan dengan menghitung tingkat asupan cairan dan natrium. Data dianalisis dengan menggunakan uji Fisher. Sebagian besar peserta tidak mematuhi pembatasan cairan, namun sesuai dengan batasan natrium. Semua faktor yang telah dianalisis tidak memiliki korelasi dengan kepatuhan asupan cairan dan natrium (p> 0,05), kecuali faktor pendukung gender dan sosial yang memiliki korelasi terhadap kepatuhan asupan cairan (p <0,05). Pasien laki-laki membutuhkan bantuan intensif agar kepatuhan asupan cairan meningkat. Apalagi dukungan sosial dari keluarga dan orang lain perlu untuk mencapai tujuan ini. Kata kunci: Kepatuhan cairan dan natrium, jenis kelamin, hemodialisis, dukungan sosial
EFEK PROPOLIS TERHADAP FUNGSI DAN PERLEMAKAN HATI TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) MODEL HIPERKOLESTEROLEMIA Diah Krisnansari; Hidayat Sulistyo; Viva Ratih Bening Ati
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) Vol. 37 No. 1 (2014)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v37i1.4011.77-85

Abstract

ABSTRACTCardiovascular disease has become the main cause of death due to hypercholesterolemia.Keywords : SGOT, SGPT, fatty liver, propolis ABSTRAK Penyakit kardiovaskuler menjadi penyebab utama kematian yang disebabkan hiperkolesterolemia. Propolis dapat menurunkan kadar kolesterol plasma. Penelitian bertujuan untuk mengetahui efek propolis terhadap fungsi dan perlemakan hati tikus putih model hiperkolesterolemia. Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan desain pre-post test. Tiga puluh ekor tikus putih (Rattus norvegicus strain Wistar) jantan berumur 12-16 minggu, berat badan 125-200 gr dikelompokkan menjadi 6 kelompok. Kelompok I : pakan standard + sonde aquadest; kelompok II: pakan standard + sonde propolis 0,054 gr, kelompok III: pakan tinggi kolesterol + Propiltiourasil (PTU) 0,01% + sonde aquadest; kelompok IV: pakan tinggi kolesterol + PTU 0,01% + sonde propolis 0,054 gr; kelompok V : pakan tinggi kolesterol + PTU 0,01% + sonde propolis 0,108 gr dan kelompok VI : pakan tinggi kolesterol + PTU 0,01% + sonde propolis 0,0162 gr. Perlakuan dilakukan selama 30 hari. Sebelum dan sesudah perlakuan dilakukan pengukuran kadar serum glutamat-oksaloasetat transaminase (SGOT) dan serum glutamate-piruvat transaminase (SGPT), sesudah perlakuan hewan coba diterminasi untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopis perlemakan hati. Analisis menggunakan One Way Anova yang dilanjutkan dengan LSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan aktivitas SGOT (p = 0,018) dan SGPT (p = 0,038) antar kelompok. Perlemakan hati paling tinggi pada kelompok I dan perlemakan hati paling rendah pada kelompok II. Propolis dosis 0,054 gr dapat memperbaiki fungsi dan perlemakan hati tikus hiperkolesterolemia. [Penel Gizi Makan 2014, 37(1): 77-85] Kata kunci: SGOT, SGPT, perlemakan hati, propolis Bee propolis has been used widely to reduce plasma cholesterol levels. The aims of this research was to measure the effect of propolis on liver function and fatty liver of hypercholesterolemic Wistar rats. This was an experimental study with pre-post design. Thirty male Wistar rats aged 12-16 week, weight 125-200 g were allocated into 6 groups. Group I: standard meal + aquadest-gavage; group II: standard meal + 0,054 gr propolis-gavage, group III: high cholesterol meal+PTU 0,01+aquadest gavage; group IV: high cholesterol meal+Propiltiourasil (PTU) 0,01 + 0,054 gr propolis-gavage; group V: high cholesterol meal + PTU 0,01+ 0,108 gr propolis-gavage and group VI: high cholesterol meal + PTU 0,01+ 0,162 gr propolis-gavage. Serum glutamat-oksaloasetat transaminase (SGOT) and serum glutamate-piruvat transaminase (SGPT) levels before and after treatment were measure. Analisys of microscopic fatty liver was conducted after scarification of rats. Data were analysed by One Way Anova to LSD test. The study showed that there were significant differences in SGOT and SGPT between groups. Fatty liver were highest in group I and lowest in group II. Provision of 0,054 g propolis improve liver function and decreased fatty liver of hypercholesterolemic rats.