Dimas Agung Waskito Wijanarko
STIKes Widya Dharma Husada Tangerang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

GAMBARAN RESEP ELEKTRONIK ANTIBIOTIK DI APOTEK MOSE SAWAH BARU TANGERANG SELATAN PERIODE JULI - DESEMBER TAHUN 2020 Dimas Agung Waskito Wijanarko; Tri Okta Ratnaningtyas; Paisal Paisal
Edu Masda Journal Vol 6, No 1 (2022): Edu Masda Journal Volume 6 Nomor 1
Publisher : STIKes Kharisma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52118/edumasda.v6i1.149

Abstract

The prescription overview is an important aspect of prescribing that it can helps reduce medication errors. Medication errors caused by health workers might be occurred due to errors in the prescribing process, error in reading prescription, dispensing error, administration error, patient non-compliance of using medication. Irrational use of antibiotics can lead into antibiotics resistance. This study aims to determine the overview of prescriptions and administrative aspects analysis of the electronic prescriptions containing antibiotics at the Mose Sawah Baru Pharmacy, South Tangerang from July to December 2020. The study was descriptive study and data collected was retrospective. 152 electronic prescriptions were collected by using systematic random sampling method. The results showed that the patient's characteristics based on gender 63.16% were women; based on age 66.45% were for adults (26 – 45 years); based on drug prices, 45.39% were below Rp.25.000,- electronic prescriptions. Characteristics of antibiotics based on drug class, the most penicillin groups were 36 (23.68%); based on drug name, amoxicillin were the most antibiotic drug prescribed (23,02%); based on the dosage form, capsules form were them most prescribed (37.50%). Administrative analysis of prescription completeness according to Permenkes RI No.73 of 2016, shown  prescriptions that complete in administrative aspects were 67 e-prescription (44.08%).ABSTRAKGambaran resep merupakan aspek penting dalam peresepan karena dapat membantu mengurangi terjadinya medication error. Medication error yang disebabkan oleh tenaga kesehatan karena terjadi kesalahan dalam proses peresepan, saat pembacaan resep, pemberian obat yang tidak tepat, kesalahan pemberian obat maupun ketidakpatuhan pasien dalam penggunaan obat. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat menimbulkan resistensi terhadap antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran resep dan analisis administrasi kelengkapan resep eletronik yang terdapat obat antibiotik di Apotek Mose Sawah Baru Tangerang Selatan Bulan Juli sampai Desember tahun 2020. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode systematic random sampling, dan didapatkan sebanyak 152 resep elektronik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin, perempuan sebanyak 63,16% ; berdasarkan usia, usia dewasa (26 – 45 tahun) sebanyak 66,45%; berdasarkan harga obat, harga obat dibawah 25,000 rupiah paling banyak dirsepkan sebanyak 45,39%. Karakteristik antibiotik berdasarkan golongan obat, golongan penisillin sebanyak 23,68%; berdasarkan jenis obat, amoksisillin diresepkan terbanyak 23,02%; berdasarkan bentuk sediaan, sediaan kapsul paling banyak diresepkan dengan 37,50%. Analisis administrasi kelengkapan resep menurut Permenkes RI Nomor 73 tahun 2016, menunjukan resep yang memiliki kelengkapan administratif sebanyak 44,08%.
EVALUASI PENYIMPANAN HIGH ALERT MEDICATION DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT X TANGERANG Andriyani Rahmah Fahriati; Gina Aulia; Tanti Juwita Saragih; Dimas Agung Waskito Wijayanto; Linda Hotimah
Edu Masda Journal Vol 5, No 2 (2021): Edu Masda Journal Volume 5 Nomor 2
Publisher : STIKes Kharisma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52118/edumasda.v5i2.131

Abstract

High Alert drugs are medicines that have a high risk that can endanger patient safety if its not used properly. According to the Minister of Health No. 72 of 2016 regarding Service Standards in Hospitals, it is explained that high alert drugs must be stored separately from other drug storage and given special labeling. The purpose of this study was to identify and evaluate the suitability of storage and labeling of high alert drugs at the Pharmacy Installation of Hospital X Tangerang. This type of research is descriptive research. Data collection was carried out by direct observation using a check list sheet. The samples taken were drug storage data and labeling of high alert drugs. The results of this study indicate that the most appropriate evaluation of the storage and labeling of high alert drugs is the concentrated electrolyte which reaches 100%. The results of the evaluation that received the lowest percentage were the LASA drug class in the main pharmacy installation with 58% for storage and 65% for labeling that was most in accordance with existing regulations. With the discrepancy with the existing provisions so that data on cases of errors that occurred in the pharmacy installation of Hospital X in 1 year were obtained, the most of which were errors in taking the LASA class of drugs, where the error reached 72%, but it did not reach the patient, because in Hospital X Tangerang has been checked for the class of drugs including high alert medications, checked by 2 people, before being given to the patient.ABSTRAKObat High Alert merupakan obat yang memiliki resiko tinggi yang dapat membahayakan keselamatan pasien jika tidak digunakan secara tepat. Menurut Menteri Kesehatan No.72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan di rumah Sakit dijelaskan bahwa obat high alert wajib disimpan secara terpisah dari penyimpanan obat lain dan diberi pelabelan khusus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi tentang kesesuaian penyimpanan dan pelabelan obat high alert di Intalasi Farmasi Rumah Sakit X Tangerang. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan secara observasi langsung menggunakan lembar check list. Sampel yang diambil adalah data penyimpanan obat dan pelabelan golongan obat high alert. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa evaluasi terhadap penyimpanan dan pelabelan obat high alert yang paling sesuai yakni pada elektrolit pekat yang mencapai 100%. Hasil evaluasi yang paling mendapat presentase rendah yakni pada golongan obat LASA di instalasi farmasi utama dengan umlah 58% untuk penyimpanan dan 65% untuk pelabelan yang paling sesuai dengan ketentuan yang ada. Dengan adanya ketidaksesuaian dengan ketentuan yang ada sehingga diperoleh data kasus kesalahan yang terjadi di instalasi farmasi Rumah sakit X pada 1 tahun, yang terbanyak yakni kesalahan pada pengambilan obat golongan LASA, dimana kesalahan mencapai 72%, namun hal tersebut tidak sampai ke pasien, karena di Rumah Sakit X Tangerang telah dilakukan pengecekan untuk golongan obat yang termasuk high alert medications dilakukan pengecekan oleh 2 orang, sebelum diberikan ke pasien 
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN FARMASI MODEL SERVQUAL DI APOTEK X KOTA TANGERANG SELATAN Saputri, Laras Tri; Maelaningsih, Firdha Senja; Wijanarko, Dimas Agung Waskito; Amelia, Ditha
PHRASE (Pharmaceutical Science) Journal Vol 3, No 2 (2023): Pharmaceutical Science Journal Vol 3 No 2, 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/phrase.v3i2.523

Abstract

Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh apoteker. Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi /kesannya terhadap (kinerja atau hasil) suatu produk dan harapan-harapan nya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien dalam melayani obat bebas, bebas terbatas dan resep dokter, serta mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di salah satu apotek Kota Tangerang Selatan berdasarkan tingkat kualitas pelayanan. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan pengambilan sampel secara purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang membeli obat di salah satu apotek Kota Tangerang Selatan. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien atau keluarga pasien yang datang membeli obat di apotek ini yang mendapatkan pelayanan kefarmasian dan telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Metode penelitian dengan cara menyebarkan kuesioner kepada seluruh pasien di salah satu apotek Kota Tangerang Selatan dengan teknik pengumpulan data secara cross sectional dengan teknik pengumpulan sampel secara purposive sampling pada pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Pengukuran tingkat kepuasan menggunakan model ServQual (Service Quality). Hasil penelitian berdasarkan jawaban responden menunjukkan bahwa nilai dimensi kehandalan mendapat persentase 82,9% (sangat puas), ketanggapan mendapat persentase 80,6% (puas), jaminan mendapat persentase 73,3% (puas), kepedulian mendapat persentase 77,3% (puas), dan bukti fisik mendapat persentase 75,6% (puas).