Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL DAN OBAT KIMIA SINTESIS DI KELURAHAN KEDAUNG KOTA DEPOK Gina Aulia; Aulia Nadya Rizki; Arif Hidayat; Selfi Khofifah
Edu Masda Journal Vol 5, No 2 (2021): Edu Masda Journal Volume 5 Nomor 2
Publisher : STIKes Kharisma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52118/edumasda.v5i2.130

Abstract

Health is the main thing in human life. Health is obtained by maintaining the body properly regularly and consistently. Treatment with traditional medicine and synthetic chemical drugs is a solution in case of health problems. The selection and use of traditional medicine or synthetic chemistry in the community tends to depend on each other's knowledge. This study aims to identify the level of public knowledge on the use of traditional medicines and synthetic chemical drugs in the RT 012, Kedaung Village, Depok City. This research method is a descriptive survey with a population of 336 people. The sampling technique used is simple random sampling with a sample of 77 respondents. Data were collected using a questionnaire. The results showed that the level of public knowledge of the use of traditional medicine was included in the Good category of 64 respondents (83.3%), Good Enough knowledge 12 respondents (15.6%), and Poor knowledge of 1 respondent (1.3%). Public knowledge of the use of synthetic chemical drugs in the Good category 56 respondents (72.7%), Good enough knowledge 19 respondents (24.7%), and Poor knowledge 2 respondents (2.6%). In conclusion, the level of public knowledge about the use of traditional drugs is 83.3% and synthetic drugs is 72.7%, thus stating that public knowledge about traditional medicine is higher than synthetic chemical medicine.ABSTRAKKesehatan merupakan hal utama dalam kehidupan manusia. Sehat didapatkan dengan cara memelihara tubuh dengan baik secara rutin dan konsisten. Pengobatan dengan obat tradisional maupun obat kimia sintetis menjadi solusi jika terjadi gangguan kesehatan. Pemilihan dan penggunaan obat tradisional atau kimia sintetis masyarakat cenderung tergantung pada pengetahuan masing-masing. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan obat tradisional dan obat kimia sintetis di RT 012 Kelurahan Kedaung Kota Depok. Metode penelitian ini adalah survei deskriptif dengan populasi berjumlah 336 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan sampel sebanyak 77 responden. Data tingkat pengetahuan dikumpulkan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan obat tradisional termasuk dalam kategori baik 64 responden (83,3%), pengetahuan cukup baik 12 responden (15,6%), dan pengetahuan kurang baik 1 responden (1,3%). Pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan obat kimia sintetis kategori baik 56 responden (72,7%), pengetahuan cukup baik 19 responden (24,7%), dan pengetahuan kurang baik 2 responden (2,6%). Kesimpulan tingkat pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat tradisional yaitu 83,3% dan obat sintetis 72,7% sehingga menyatakan bahwa pengetahuan masyarakat tentang obat tradisional lebih tinggi dibandingkan dengan obat kimia sintetis.
LITERATURE REVIEW : EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT DI INSTALASI FARMASI Ayu Werawati; Sayyidah Sayyidah; Gina Aulia; Fatwa Hikmatul Kurnia
Edu Masda Journal Vol 6, No 1 (2022): Edu Masda Journal Volume 6 Nomor 1
Publisher : STIKes Kharisma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52118/edumasda.v6i1.145

Abstract

Quality is something that greatly affects customer satisfaction. Quality is the level of excellence of something, both goods and services. The level of consumersatisfaction can be measured from the comparison between consumer expectations with the reality felt by the consumer against an item or service. In health services, to be able to provide a quality health service, it must be started from the fulfillment of high ethical standards. Nowadays where there has been a shift in the orientation of pharmaceutical service management which prioritizes improving the quality of life of patients (patient oriented) rather than just selling drugs to patients (drug oriented), it is necessary for pharmacists to have an active role in carrying out their competencies so that drug use can be more optimal. It is also necessary to reduce drug-related problems. The lack of drug information provided can lead to a lack of patient understanding of the drug and can have a negative impact on the patient. The objective of this study was to identify the evaluation of drug information services against pharmaceutical service standards and drug information service guidelines. This research method is a literature review. The inclusion criteria used were Indonesian research with drug information services in pharmacy installations, articles published 2011-2021, full text articles. The result is that the evaluation of drug information services has met pharmaceutical service standards and meets drug information service guidelines.  ABSTRAKKualitas merupakan hal yang sangat mempengaruhi kepuasan konsumen. Kualitas merupakan tingkat keunggulan sesuatu, baik barang ataupun jasa, sehingga tingkat kepuasan konsumen dapat diukur dari perbandingan antara harapan dengan kenyatan yang didapat terhadap suatu barang atau jasa. Pada pelayanan kesehatan, untuk dapat memberikan suatu pelayanan kesehatan yang berkualitas harus dimulai dari pemenuhan standar etika yang tinggi. Di masa sekarang ini dimana telah terjadi pergeseran orientasi manajemen pelayanan kefarmasian yang mengutamakan peningkatan kualitas hidup pasien (patient oriented)  daripada sekedar memasarkan obat kepada pasien (drug oriented) menyebabkan perlunya peran aktif Apoteker untuk menjalankan kompetensi nya agar penggunaan obat dapat lebih optimal. Hal ini juga diperlukan untuk mengurangi masalah terkait obat. Kurangnya informasi obat yang diberikan dapat menyebabkan kurangnya pemahanan pasien akan obat dan dapat berdampak buruk pada pasien.  Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi evaluasi pelayanan informasi obat terhadap standar pelayanan kefarmasian dan pedoman  pelayanan informasi obat. Metode penelitian ini merupakan suatu Literature review. Kriteria inklusi yang digunakan adalah penelitian Indonesia dengan pelayanan informasi obat di instalasi farmasi, artikel diterbitkan 2011-2021, artikel full text. Hasil penelitian yang dihasilkan bahwa evaluasi pelayanan informasi obat  sudah memenuhi standar pelayanan kefarmasian dan  memenuhi pedoman  pelayanan informasi obat.
EVALUASI PENYIMPANAN HIGH ALERT MEDICATION DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT X TANGERANG Andriyani Rahmah Fahriati; Gina Aulia; Tanti Juwita Saragih; Dimas Agung Waskito Wijayanto; Linda Hotimah
Edu Masda Journal Vol 5, No 2 (2021): Edu Masda Journal Volume 5 Nomor 2
Publisher : STIKes Kharisma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52118/edumasda.v5i2.131

Abstract

High Alert drugs are medicines that have a high risk that can endanger patient safety if its not used properly. According to the Minister of Health No. 72 of 2016 regarding Service Standards in Hospitals, it is explained that high alert drugs must be stored separately from other drug storage and given special labeling. The purpose of this study was to identify and evaluate the suitability of storage and labeling of high alert drugs at the Pharmacy Installation of Hospital X Tangerang. This type of research is descriptive research. Data collection was carried out by direct observation using a check list sheet. The samples taken were drug storage data and labeling of high alert drugs. The results of this study indicate that the most appropriate evaluation of the storage and labeling of high alert drugs is the concentrated electrolyte which reaches 100%. The results of the evaluation that received the lowest percentage were the LASA drug class in the main pharmacy installation with 58% for storage and 65% for labeling that was most in accordance with existing regulations. With the discrepancy with the existing provisions so that data on cases of errors that occurred in the pharmacy installation of Hospital X in 1 year were obtained, the most of which were errors in taking the LASA class of drugs, where the error reached 72%, but it did not reach the patient, because in Hospital X Tangerang has been checked for the class of drugs including high alert medications, checked by 2 people, before being given to the patient.ABSTRAKObat High Alert merupakan obat yang memiliki resiko tinggi yang dapat membahayakan keselamatan pasien jika tidak digunakan secara tepat. Menurut Menteri Kesehatan No.72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan di rumah Sakit dijelaskan bahwa obat high alert wajib disimpan secara terpisah dari penyimpanan obat lain dan diberi pelabelan khusus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi tentang kesesuaian penyimpanan dan pelabelan obat high alert di Intalasi Farmasi Rumah Sakit X Tangerang. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan secara observasi langsung menggunakan lembar check list. Sampel yang diambil adalah data penyimpanan obat dan pelabelan golongan obat high alert. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa evaluasi terhadap penyimpanan dan pelabelan obat high alert yang paling sesuai yakni pada elektrolit pekat yang mencapai 100%. Hasil evaluasi yang paling mendapat presentase rendah yakni pada golongan obat LASA di instalasi farmasi utama dengan umlah 58% untuk penyimpanan dan 65% untuk pelabelan yang paling sesuai dengan ketentuan yang ada. Dengan adanya ketidaksesuaian dengan ketentuan yang ada sehingga diperoleh data kasus kesalahan yang terjadi di instalasi farmasi Rumah sakit X pada 1 tahun, yang terbanyak yakni kesalahan pada pengambilan obat golongan LASA, dimana kesalahan mencapai 72%, namun hal tersebut tidak sampai ke pasien, karena di Rumah Sakit X Tangerang telah dilakukan pengecekan untuk golongan obat yang termasuk high alert medications dilakukan pengecekan oleh 2 orang, sebelum diberikan ke pasien 
Kepuasan Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Di Apotek Leontin Farma BSD Maret – April Tahun 2020 Gina Aulia; Holidah Holidah; Liswati Friana Sipayung; Sheila Meitania Utami
Edu Masda Journal Vol 5, No 1 (2021): Edu Masda Journal Volume 5 Nomor 1
Publisher : STIKes Kharisma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52118/edumasda.v5i1.114

Abstract

A Drugstore is where the pharmacists practice as pharmaceutical service facility. Based on  Indonesia  government regulation no. 51, year 2009, Pharmaceutical services is a direct responsible services to the patience regarding pharmaceutical preparation. The purpose of this study is to determine of patient satisfactory regarding Pharmaceutical services based on reliability, responsiveness, assurance, empathy, and appearances dimension. The type of this research is a descriptive study by giving a questionnaire about the assessment patient satisfaction with pharmaceutical services to 100 respondents who came to Leontin Farma BSD drugstore with Quota Sampling technique. Based on results obtained 58% male patients. Most patient visits by age were 42-59 years as many as 35 patients. As for assessment system about description of patient satisfaction with pharmaceutical services based on the 5-dimensional questionnaire in the reliability section, 100% very satisfied; responsiveness, 100% is very satisfied; assurance,100% very satisfied; empathy, 100% very satisfied and appearance with 100% were very satisfied.Therefore, the results on patient satisfaction with pharmaceutical services at Leontin Farma the BSD drugstore in March-April 2020 are 100% with a very satisfied category. In the future hopefully the pharmacy officer can be more friendly with pharmaceutical services since can affects the quality of the drugstore.
LITERATURE REVIEW PENGARUH AROMATERAPI BUNGA LAVENDER (Lavandula angustifolia) TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA PADA LANJUT USIA Sayyidah Sayyidah; Gina Aulia; Nia Kusumawaty
Edu Masda Journal Vol 6, No 1 (2022): Edu Masda Journal Volume 6 Nomor 1
Publisher : STIKes Kharisma Persada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52118/edumasda.v6i1.146

Abstract

In Indonesia, about 238 million total Indonesian population, there are about 23 million people experiencing insomnia, meaning that insomnia sufferers are estimated to reach 10% of the total population. Fatigue, difficulty concentrating, feeling sleepy during the day so that you often wake up at night are part of the less than optimal quality of sleep. Lavender aromatherapy which is best known by the Indonesian people contains a better sedative effect than other aromatherapy. Linalool (C10H18O) in lavender is the main ingredient, which is able to relax the body and improve sleep quality. To determine the decrease in insomnia in the elderly due to the influence of lavender aromatherapy (Lavandula angustifolia) is the purpose of this study. Literature review contained in this research method by collecting various literature sources from several national articles. 3 (three) articles contained in this study are national articles. 0.000 < 0.05 is the value of value from the results of 3 (three) articles which means that there is a significant effect on giving lavender aromatherapy to reducing insomnia sufferers so that it can maximize sleep quality in the elderly after giving lavender aromatherapy. expressed as a description of the level of insomnia.ABSTRAKDi Indonesia, sekitar 238 juta total  penduduk Indonesia terdapat sekitar 23 juta manusia mengalami insomnia   artinya  penderita insomnia diperkirakan mencapai 10% dari total .  Kelelahan, sulit berkonsentrasi, rasa kantuk pada siang hari sehingga pada malam hari sering terbangun  merupakan bagian dari kurang maksimalnya kualitas tidur. Aromaterapi lavender  yang paling diketahui oleh masyarakat Indonesia mengandung efek sedatif yang lebih baik dari pada aromaterapi lainnya. Linalool (C10H18O) pada bunga  lavender merupakan kandungan utama yaitu yang mampu merileksasikan tubuh dan  meningkatkan kualitas tidur.  Untuk mengetahui penurunan insomnia pada lanjut usia karena pengaruh aromaterapi lavender (Lavandula angustifolia)  merupakan  tujuan dari penelitian ini .  Literature  review yang terdapat  dalam  metode  penelitian  ini dengan mengumpulkan berbagai sumber pustaka dari beberapa artikel nasional.  3 (tiga) artikel yang terdapat dalam penelitian ini adalah artikel nasional.  0,000 < α 0,05  merupakan nilai ρ value dari  hasil penelitian 3 (tiga) artikel yang berarti terdapat  efek signifikan pada pemberian aromaterapi lavender terhadap pengurangan penderita insomnia sehingga dapat memaksimalkan kualitas tidur pada lanjut usia setelah pemberian aromaterapi lavender sebagian besar responden mengalami insomnia ringan dapat dinyatakan sebagai gambaran tingkat insomnia.
Determinants of Patient Characteristics With Satisfaction Level of Outpatients Regarding Pharmaceutical Services in Pharmaceutical Installations of Rumah Sakit Umum Daerah Banten Gina Aulia; Humaira Fadhilah; Fenita Purnama Sari Indah; Rita Dwi Pratiwi
Health and Medical Journal Vol 4, No 2 (2022): HEME May 2022
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.779 KB) | DOI: 10.33854/heme.v4i2.1072

Abstract

Kepuasan pasien adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan dengan harapannya. Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan berbeda-beda dan dipengaruhi oleh budaya, status sosial ekonomi, karakteristik pasien. Pasien atau pelanggan memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan karakteristik tersebut akan berakibat pada persepsi yang berbeda pula terhadap penilaian pelayanan kesehatan, sehingga pada akhirnya memberikan tingkat kepuasan yang berbeda pula. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik pasien dari jenis kelamin, umur, pendidikan, dan pekerjaan dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan pada pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Banten. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dan menyebarkan kuesioner dengan sampel sebanyak 100 responden. Penelitian ini menggunakan metode non-probability sampling dengan teknik accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden sebagian besar berjenis kelamin perempuan berjumlah 59 responden (59%), mayoritas berusia dewasa (26-45 tahun) berjumlah 47 responden (47%), mayoritas pendidikan SMA berjumlah 43 responden (43%) dengan mayoritas pekerjaan yaitu bekerja sebanyak 48 responden (48%). Analisis bivariat menunjukkan bahwa hubungan antara jenis kelamin (p-value = 0.028) dan pendidikan (p-value = 0.021) dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan adalah signifikan, sedangkan hubungan antara usia (p-value = 0.201) dan pekerjaan (p-value = 0.547) dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan adalah tidak signifikan.
Whatsapp Gateway Education On Perception And Self Efficacy Avoiding Free Sex In Students Riris Andriati; Fenita Purnama Sari Indah; Rita Dwi Pratiwi; Gina Aulia; Rani Aprilia Simamora
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 8, No 4 (2022): Volume 8 No.4 October 2022
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v8i4.5939

Abstract

Latar Belakang: AIDS pada tahun 2017 terutama pada kelompok usia 20-29 tahun, yang berarti penularan HIV terjadi dalam 5-10 tahun terakhir saat remaja. Berdasarkan laporan data tahun 2019, Kota Tangerang Selatan memiliki 2.937 kasus ODHA.Tujuan: Mengetahui pengaruh konseling WhatsApp gateway terhadap persepsi dan efikasi diri pada siswa jurusan administrasi perkantoran di SMK Sasmita Jaya 1.Metode: Penelitian ini menggunakan studi kuantitatif yang menggunakan data primer (kuesioner) dan metode penelitian eksperimen semu. Jumlah sampel sebanyak 95 siswa di SMKN 1 Sasmita Jaya tahun 2020.Hasil: Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa rerata skor pada variabel persepsi sebelum penyuluhan adalah 34,67 dan setelah penyuluhan meningkat menjadi 37,44. Hasil uji statistik diperoleh pada analisis bivariat -nilai = 0,00. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan persepsi menghindari seks bebas sebelum dan sesudah konseling pada siswa di bagian administrasi perkantoran SMKN 1 Sasmita Jaya. Pada variabel efikasi diri diperoleh rerata skor sebelum konseling sebesar 49,63 dan meningkat ke 51.68. Hasil uji statistik diperoleh pada analisis bivariat -nilai = 0,00.Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengaruh konseling WhatsApp gateway terhadap efikasi diri menghindari seks bebas pada siswa jurusan administrasi perkantoran di SMKN 1 Sasmita Jaya.Saran: Bagi institusi pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan informasi bagi mahasiswa dan dosen mengenai pendidikan, persepsi, dan efikasi diri pada masa remaja. Bagi masyarakat sebagai informasi, pengetahuan tentang pentingnya bahaya pergaulan khususnya di kalangan remaja dapat mencegah kerusakan moral dan kesehatan pada remaja. Kata kunci: Efikasi Seks,Konseling Whatsapp Gateway, Persepsi, Seks Bebas ABSTRACT Background: AIDS in 2017 was mainly in the age group of 20-29 years, which means that the transmission of HIV occurred in the past 5-10 years as a teenager. Based on data reports in 2019, the city of South Tangerang has 2,937 cases of PLWHA.Purpose: Determine the effect of WhatsApp gateway counseling on perceptions and self-efficacy in students majoring in office administration at Sasmita Jaya Vocational School 1.Methods: The research uses a quantitative study that uses primary data (questionnaires) and quasi-experimental research methods. The number of samples was 95 students in Sasmita Jaya 1 Vocational School in 2020.Results: In this study, the results obtained were that the mean score on the perception variable before counseling was 34.67, and after counseling, it increased to 37.44. The statistical test results were obtained in the bivariate analysis -value = 0.00. It can be concluded that there is a difference between perceptions of avoiding free sex before and after counseling for students in the office administration department of Sasmita Jaya Vocational School 1. On the self-efficacy variable, the mean score obtained before counseling was 49.63 and increased to 51.68. Statistical test results were obtained in the bivariate analysis -value = 0.00.Conclusion: There are significant differences between the influence of WhatsApp gateway counseling on self-efficacy to avoid free sex in students majoring in office administration at Sasmita Jaya 1 Vocational School.Suggestions: For educational institutions, this research is expected to be used as additional information for students and lecturers regarding education, perception, and self-efficacy in adolescence. For the community as information, knowledge about the importance of the dangers of association, especially among adolescents, can prevent moral and health damage in adolescents. Keywords: Whatsapp Gateway Counseling, Perception, Free Sex, Sex Efficacy INTR
ANALISIS ABC DALAM PERENCANAAN DAN PENGADAAN OBAT DI APOTEK RASYIFA KOTA DEPOK Gina Aulia; Sayyidah Sayyidah; Andriyani Rahmah Fachriati; Risyah Damayanti
PHRASE (Pharmaceutical Science) Journal Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/phrase.v1i1.166

Abstract

Apotek merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam rantai distribusi obat hingga sampai kepada pasien. Namun seringkali terdengar keluhan pasien terhadap ketersediaan obat di apotek karena terjadi kekosongan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan informasi mengenai perencanaan dan pengadaan obat menggunakan analisis ABC nilai pakai dan investasi di Apotek Rasyifa Tahun 2020. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional, pengambilan data secara retrospektif terhadap seluruh obat yang terjual selama tahun 2020. Sampel dalam penelitian ini 622 obat yang terjual pada tahun 2020. Pengumpulan data dilakukan dengan melihat data yang tersedia di Apotek Rasyifa, yaitu dengan mengelompokkan nama obat, satuan, nama pabrik, nama kreditur dan jumlah serta nilai jual. Hasil penelitian analisis ABC nilai pakai menunjukan bahwa dari 622 jenis  obat 152 item obat dalam kelompok A atau 24,45%, dengan jumlah pemakaian sebanyak  49.097, kelompok B sebanyak 163 item atau 26.20%, dengan jumlah pemakaian sebanyak  14.015 dari jumlah total pemakaiaan obat, kelompok C sebanyak 307 item atau 49.35%, dengan  jumlah pemakaian sebanyak 7.033, dan hasil penelitian ABC investasi dari 622 jenis obat 168  item obat kelompok A atau 27,00%, dengan jumlah investasi sebesar Rp 609.746.500,  kelompok B sebanyak 171 item atau 27,50%, dengan jumlah investasi sebesar Rp 171.798.500 Sedangkan kelompok C sebanyak 283 item atau 45, 50%, dengan jumlah investasi sebesar Rp  77.918.300 dari jumlah total investasi obat. Hasil analisis ini dapat memberikan prioritas obat yang dapat dikurangi atau dihilangkan dalam perencanaan kebutuhan atau pengadaan obat berkaitan dengan anggaran yang disediakan sehingga pengendalian obat terjadi secara efektif dan efisien.
Screening Penyakit Tidak Menular (PTM) Dan Konseling Kesehatan Pada Civitas Academica STIKes Widya Dharma Husada Tangerang Rita Dwi Pratiwi; Riris Andriati; Fenita Purnama Sari Indah; Gina Aulia; Nurwulan Adi Ismaya; Gita Ayuningtyas; Siti Novy Romlah; Lukman Handoyo; Ida Listiana; Dewi Fitriani; Uswatun Hasanah; Veri Veri; Gama Bagus Kuntoadi; Sucipto Sucipto; Sheli Sheli; Dini Arum Alita; Puji Lestari; Raka Fahri Ramdan; Asep Hidayat
Pelita Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2024): Pelita Masyarakat, September
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/pelitamasyarakat.v6i1.11271

Abstract

This community service activity is conducted regularly every semester by lecturers involving 450 students from various study programs, collaborating with local health centers (Puskesmas) in South Tangerang. The purpose of the activity is to conduct health screenings to prevent and control Non-Communicable Diseases (NCDs) such as anemia, hypertension, diabetes mellitus, and obesity. The methods used include health education for students on NCD prevention and control, measurements of height, weight, upper arm circumference, blood pressure checks, random blood glucose tests, and a questionnaire on smoking habits. The results showed that 3 participants had a history of hypertension and 1 had diabetes mellitus. Additionally, 23 participants were identified as being at risk of chronic diseases. Follow-up actions included in-depth counseling and referral to the nearest Puskesmas. All participants were also found to be non-smokers. This activity aims to raise awareness about NCD prevention, followed by further health checks and sponsorship support in the future.
KORELASI ANTARA IMT (INDEKS MASA TUBUH) DAN LIFE STYLE DENGAN INSIDEN DISLIPIDEMIA PADA KARYAWAN BAGIAN PP PRODUCTION DI PT.X CILEGON Rita Dwi Pratiwi; Riris Andriati; Dian Karoseri; Gina Aulia
Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol 5 No 1 (2024): Nursing Science Journal (NSJ)
Publisher : STIKES Pemkab Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53510/nsj.v5i1.221

Abstract

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2008 prevalensi dislipidemia di Asia Tenggara sebesar 30,3%. Di Pasifik Barat 36,7%, di Eropa 53,7% dan Amerika 47,7%. Untuk di Indonesia prevalensi penduduk yang mengalami dislipidemia ada sekitar 36%. Tujuan penelitian ini mengetahui korelasi antara IMT (Indeks Massa Tubuh) dan life style dengan insidensi Dislipidemia pada karyawan bagian PP Production di PT. X Cilegon. Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional untuk mengetahui korelasi antara variabel independen dengan variabel dependen. Jumlah sampel sebanyak 100 orang responden. Hasil penelitian berdasarkan hasil uji statistik Chi square pada penelitian tentang korelasi antara IMT (Indeks Massa Tubuh) dengan insidensi Dislipidemia, didapat nilai p = 1,501 dengan tingkat kemaknaan p > 0,05, maka kesimpulannya tidak terdapat korelasi antara IMT (Indeks Massa Tubuh) dengan insidensi Dislipidemia pada karyawan bagian PP Production di PT. X Cilegon. Berdasarkan hasil uji statistik Chi square pada penelitian tentang korelasi antara life style dengan insidensi Dislipidemia, didapat nilai p = 0,289 dengan tingkat kemaknaan p > 0,05, maka kesimpulannya tidak terdapat korelasi antara life style dengan insidensi Dislipidemia pada karyawan bagian PP Production di PT. X Cilegon. Saran dari hasil penelitian ini diharapkan perusahaan semakin aktif mengajak karyawan lebih memperhatikan kesehatan.