Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

YIELD BAHAN BAKAR ALTERNATIF DARI OPTIMASI PIROLISIS SAMPAH PLASTIK POLYPROPYLENE LA ODE MOHAMMAD FIRMAN; Eka Maulana; Gompar Panjaitan
Teknobiz : Jurnal Ilmiah Program Studi Magister Teknik Mesin Vol 9 No 2 (2019): Teknobiz
Publisher : Magister Teknik Mesin Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/teknobiz.v9i2.532

Abstract

Sampah plastik polypropylene yang diperoses secara pirolisis merupakan proses dekomposisi senyawa organik yang terdapat dalam plastik melalui proses pemanasan dengan sedikit atau tanpa keikutsertaan oksigen. Senyawa hidrokarbon rantai panjang diubah menjadi rantai pendek. Suhu rata-rata plastik menjadi bahan bakar minyak 120 oC sampai 135oC dioptimasi dengan reaktor semi batch dan kondensor type vertical dimana umpan 1,000 gram menghasilkan minyak 782 ml dan konsumsi bahan bakar 0.284 kg sampai 0.3 kg tanpa pemanasan awal dan 0.15 kg sampai 0.18 kg dengan pemanasan awal. Kadar oktan 67.3 sampai 78.6 untuk hasil minyak yang dicapai. Yield proses pirolisis dipengaruhi: Jenis plastik, kebersihan plastik dan area plastik yang dimasukkan kedalam reaktor, efek suhu dan laju pemanasan. Berdasarkan hasil pengujian kinerja alat pirolisis dengan menggunakan sampah plastik polypropylene yaitu panas yang hilang pada alat dapat dimanfaatkan sebagai pemanas awal untuk mengurangi pemakaian awal bahan bakar, yaitu berat bahan bakar LPG yang diperlukan dari 0,284 kg menjadi 0,172 kg, Plastik polypropylene dapat diolah menjadi bahan bakar minyak dengan metode destilasi vertikal dan hasil minyak setelah pengujian Lembaga yang berkompeten LEMIGAS mencapai angka oktan 78.6, Yield proses pirolisis dipengaruhi oleh jenis plastik dan kondisi plastik yang harus bersih, Minyak yang didapat mencapai 78.6 % dari kondensor 1 dan 2, Laju produksi destilasi minyak 22.46 gr/menit, Waktu pirolisis semakin lama, produk yang dihasilkan yieldnya semakin tinggi, Pressure drop -7bar yang rendah menyebabkan minyak hasil pirolisis keluar dari kondensor lebih lama dan kuantitasnya besar.
KAJIAN EKSPERIMENTAL ALAT PENGERING SURYA TIPE KABINET DENGAN RAK BERGETAR LA ODE MOHAMMAD FIRMAN; Eka Maulana
Teknobiz : Jurnal Ilmiah Program Studi Magister Teknik Mesin Vol 11 No 1 (2021): Teknobiz
Publisher : Magister Teknik Mesin Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/teknobiz.v11i1.2043

Abstract

Pada umumnya, perlakuan dengan cara pengadukan secara manual digunakan agar kontak antara udara dengan permukaan produk yang sedang dikeringkan dapat berlangsung dengan baik. Biasanya kehilangan panas sering terjadi pada pengering komoditi pertanian termasuk pengering surya ghe tipe kabinet. permasalahan ini dapat diatasi dengan melakukan penelitian tentang alat pengering surya tipe kabinet dengan rak bergetar. Tujuan umum penelitian ini adalah merancang bangun dan melakukan simulasi pada pengering surya GHE tipe kabinet dengan rak bergetar guna mengetahui besarnya getaran dan proses perpindahan panas pada pengeringan komoditi kacang mete. Prototipe alat pengering surya yang digunakan memiliki panjang 1 m, lebar 1 m, tinggi 1 m dengan kapasitas pengeringan berupa kacang mete sebesar 40 kg. Sumber panas yang digunakan berasal dari energi surya dan bahan bakar batubara. Komponen penggetar diletakkan di bawah rak pengering dan saat dilakukan percobaan diperoleh bahwa gerakan efektif terjadi pada saat kecepatan sudut putar mendekati kecepatan sudut alamiah dan menghasilkan percepatan getaran sebesar, A = 2.3 m/det2 serta amplitudo getaran sebesar X = 2.88 mm pada massa total 40 kg. Penurunan kadar air kacang mete menggunakan getaran bisa mencapai 3.5 % sedangkan tanpa getaran hanya mencapai 4.2 %. Penggunaan sumber panas dari energi surya hanya menyebabkan temperatur udara dalam ruang pengering berada di bawah 60 oC, sehingga diperlukan penambahan panas yang dapat diperoleh dari pembakaran bahan bakar batubara. Peningkatan temperatur udara dalam ruang pengering dapat tercapai bila panas yang keluar dari alat penukar kalor sebesar qAPK = 23.3 kJ/s.
Analisis Energi Panas pada Alat Pengering Kacang Mete LA ODE MOHAMMAD FIRMAN; Budhi Suyitno
Teknobiz : Jurnal Ilmiah Program Studi Magister Teknik Mesin Vol 12 No 1 (2022): Teknobiz
Publisher : Magister Teknik Mesin Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/teknobiz.v12i1.3310

Abstract

Peningkatan perpindahan panas dan uap antara udara dan produk yang dikeringkan adalah sangat penting pada pengeringan produk-produk pertanian, misalnya pengeringan kacang mete. Peningkatan panas dan temperatur udara di dalam ruang pengering kacang mete diperoleh dari energi surya. Umumnya, energi panas dan temperatur udara yang dibutuhkan oleh ruang pengering tidak tercapai sebagaimana energi panas dan temperatur dari energi surya. Untuk menyelesaikan masalah ini, dibangun sebuah prototip alat pengering yang dilengkapi dengan alat penukar kalor (APK). Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis perpindahan panas dan temperatur udara di ruang pengering dan di APK, serta membuktikan penggunaan persamaan. Dimensi prototip adalah panjang, lebar dan tinggi masing-masing 1 m, dan jumlah kapasitas kacang mete yang dikeringkan sebanyak 30 kg. Sumber panas yang digunakan berasal dari energi surya untuk memanaskan ruang pengering dan bahan bakar batu bara untuk memanaskan APK. Metode penelitian yang digunakan adalah pengamatan secara langsung, dan melakukan analisis. Hasil yang diperoleh saat melakukan pengamatan bahwa penggunaan energi surya menunjukkan temperatur udara di ruang pengering masih berada di bawah 60 oC. Oleh sebab itu, penambahan energi panas yang berasal dari APK sangat dibutuhkan agar temperatur udara dalam ruang pengering dapat mencapai 60 oC. Peningkatan temperatur udara dalam ruang pengering membutuhkan energi panas dari APK sebesar qAPK = 23.3 kJ/s. Perpindahan panas selama proses pengeringan adalah: perpindahan panas secara konveksi (qk) = 0.32 kJ/s, Radiasi (qn) = 0.4 kJ/s dan konduksi (qd) = 1.1 kJ/s. Sedangkan kehilangan panas melalui ventilasi sebesar (qV2) = 20.3 kJdet.
ANALISIS KINERJA REFUSE DERIVED FUEL (RDF) DARI SAMPAH ORGANIK DAN NON ORGANIK DENGAN PENDEKATAN SIMULASI SOFTWARE Eka Maulana; Agri Suwandi; Dwi Rahmalina; La Ode Mohammad Firman; Budhi M. Suyitno; Dhidik Mahandika
Jurnal Teknologi Vol 13, No 1 (2021): Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jurtek.13.1.109-114

Abstract

Penumpukan sampah di Kabupaten Tegal terus meningkat setiap tahunnya sehingga TPA Panujah idak sanggup lagi menampung seluruh sampah di Kabupaten Tegal dan dari data Badan Pusat Statistik didapatkan produksi sampah Kabupaten Tegal sebesar 676,5 ton/hari hanya bisa terangkut 41% atau 282,75 ton/hari saja. Oleh karena itu diperlukan pengolahan sampah terpadu dengan memanfaatkan sampah perkotaan, salah satunya dengan teknologi pirolisis yang dapat mengkonversi sampah plastik menjadi bahan bakar minyak. Sampah di Kabupaten Tegal terdiri 17,6%; kayu 3%; kain 1,93%; karet/kulit 1,55%; plastik 30,25%; metal/logam 2,4%; gelas/kaca 1,06%; organik 38,46%; dan sampah lain-lain 2,75%. Sampah kain, kayu, karet/kulit, kertas dapat berpotensi menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) yang digunakan untuk bahan bakar alat pirolisis. Berdasarkan permasalah tersebut, maka dilakukan penelitian tentang RDF. Tulisan ini membahas tentang analisis kinerja RDF dari sampah organik dan non organik menggunakan metode pendekatan simulasi software. Hasil simulasi yang dilakukan bahwa, bahan baku RDF dengan kayu, kain, karet/kulit, dan kertas menghasilkan nilai kalor yang lebih tinggi, laju aliran panas yang lebih cepat serta distribusi temperatur yang lebih merata dari RDF dengan nilai kalor perhitungan teroritis.
THE APPLICATION OF VIBRATION SYSTEM on DRYER MACHINE to DRY RDF AND AGRICULTURAL PRODUCTS BY USING GREEN INCINERATOR La Ode Mohammad Firman; Dwi R; Budhi M.S.
FLYWHEEL : Jurnal Teknik Mesin Untirta Volume V Nomor 1, April 2019
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/fwl.v0i0.5445

Abstract

Increasing heat and vapor transfer between air and product to be dried is an important issue in drying of Refuse Derived Fuel (RDF) and agricultural products.  Generally, manual mixing is used in order to increase the contact area between air and product to be dried. The applications of vibration system on dryer machine can be used to dry RDF and agricultural products. Even if the use of dryer machines has been widely used to dry RDF and agricultural products with avoiding the heat loss needs to be verified. The observations shown that the using of vibration system for moving RDF and agricultural products were on the shelf could not be moved optimally. The previous study found that the spring load on dryer machine was too large and most of the surface of RDF and agricultural products were on the shelf could not get hot air flow. That’s why the spring used as pedestal of shelves would be broken fast and on a specific moment RDF and agricultural products must be taken out of the drying chamber to be manually moved. To solve the problems and to develop the results of previous study, then it needs to do the study about analysis, simulation and experimental of vibration. In this study, vibration was analyzed to having an insight on suitable condition of the dryer machine for use in drying RDF and agricultural products.  Beside that the study only uses an unbalance mass and it does not use a piston engine, so spring load would be smaller. The objectives of the study is to perform analysis, simulation and experimental of vibration in order that the RDF and agricultural products are on the each shelf can be dried fast and moved optimally. The study use observation, literature study, analysis, simulation and experimental methods and cashew nuts as the material tested on the each shelf. The study results show that the condition of vibration approached resonance cause cashew nuts placed on the each shelf could be moved optimally, therefore the surface of RDF and agricultural products were on the shelf could get hot air flow. The final moisture content of vibrated samples was lower than the samples without vibration
Review of Optical Diagnostic Technique for Diesel Spray Ihwan Ghazali; La Ode Mohammad Firman; Handi; Yusrizal; Ayu Amanah; Mohammed Bashir Abdulrahman
Engineering Science Letter Vol. 1 No. 01 (2022): Engineering Science Letter
Publisher : The Indonesian Institute of Science and Technology Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.542 KB) | DOI: 10.56741/esl.v1i01.60

Abstract

To enhance the fuel efficiency and reduce both NOX and soot emissions in diesel engine, it is essential to understand the mixture formation and the combustion process in the cylinder. The injection parameters such as pressure, mass and multiple approaches as well as the impingement play an important role in mixture formation, combustion process and emissions. Previous works have addressed various optical diagnostic techniques. This review describes those factors mentioned above systematically to clarify the diesel spray in the compression ignition engine. Therefore, a diesel vehicle with better fuel economy and low emission that meets the stringent regulation across the world could be realized.
YIELD BAHAN BAKAR ALTERNATIF DARI OPTIMASI PIROLISIS SAMPAH PLASTIK POLYPROPYLENE LA ODE MOHAMMAD FIRMAN; Eka Maulana; Gompar Panjaitan
Teknobiz : Jurnal Ilmiah Program Studi Magister Teknik Mesin Vol. 9 No. 2 (2019): Teknobiz
Publisher : Magister Teknik Mesin Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/teknobiz.v9i2.532

Abstract

Sampah plastik polypropylene yang diperoses secara pirolisis merupakan proses dekomposisi senyawa organik yang terdapat dalam plastik melalui proses pemanasan dengan sedikit atau tanpa keikutsertaan oksigen. Senyawa hidrokarbon rantai panjang diubah menjadi rantai pendek. Suhu rata-rata plastik menjadi bahan bakar minyak 120 oC sampai 135oC dioptimasi dengan reaktor semi batch dan kondensor type vertical dimana umpan 1,000 gram menghasilkan minyak 782 ml dan konsumsi bahan bakar 0.284 kg sampai 0.3 kg tanpa pemanasan awal dan 0.15 kg sampai 0.18 kg dengan pemanasan awal. Kadar oktan 67.3 sampai 78.6 untuk hasil minyak yang dicapai. Yield proses pirolisis dipengaruhi: Jenis plastik, kebersihan plastik dan area plastik yang dimasukkan kedalam reaktor, efek suhu dan laju pemanasan. Berdasarkan hasil pengujian kinerja alat pirolisis dengan menggunakan sampah plastik polypropylene yaitu panas yang hilang pada alat dapat dimanfaatkan sebagai pemanas awal untuk mengurangi pemakaian awal bahan bakar, yaitu berat bahan bakar LPG yang diperlukan dari 0,284 kg menjadi 0,172 kg, Plastik polypropylene dapat diolah menjadi bahan bakar minyak dengan metode destilasi vertikal dan hasil minyak setelah pengujian Lembaga yang berkompeten LEMIGAS mencapai angka oktan 78.6, Yield proses pirolisis dipengaruhi oleh jenis plastik dan kondisi plastik yang harus bersih, Minyak yang didapat mencapai 78.6 % dari kondensor 1 dan 2, Laju produksi destilasi minyak 22.46 gr/menit, Waktu pirolisis semakin lama, produk yang dihasilkan yieldnya semakin tinggi, Pressure drop -7bar yang rendah menyebabkan minyak hasil pirolisis keluar dari kondensor lebih lama dan kuantitasnya besar.
KAJIAN EKSPERIMENTAL ALAT PENGERING SURYA TIPE KABINET DENGAN RAK BERGETAR LA ODE MOHAMMAD FIRMAN; Eka Maulana
Teknobiz : Jurnal Ilmiah Program Studi Magister Teknik Mesin Vol. 11 No. 1 (2021): Teknobiz
Publisher : Magister Teknik Mesin Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/teknobiz.v11i1.2043

Abstract

Pada umumnya, perlakuan dengan cara pengadukan secara manual digunakan agar kontak antara udara dengan permukaan produk yang sedang dikeringkan dapat berlangsung dengan baik. Biasanya kehilangan panas sering terjadi pada pengering komoditi pertanian termasuk pengering surya ghe tipe kabinet. permasalahan ini dapat diatasi dengan melakukan penelitian tentang alat pengering surya tipe kabinet dengan rak bergetar. Tujuan umum penelitian ini adalah merancang bangun dan melakukan simulasi pada pengering surya GHE tipe kabinet dengan rak bergetar guna mengetahui besarnya getaran dan proses perpindahan panas pada pengeringan komoditi kacang mete. Prototipe alat pengering surya yang digunakan memiliki panjang 1 m, lebar 1 m, tinggi 1 m dengan kapasitas pengeringan berupa kacang mete sebesar 40 kg. Sumber panas yang digunakan berasal dari energi surya dan bahan bakar batubara. Komponen penggetar diletakkan di bawah rak pengering dan saat dilakukan percobaan diperoleh bahwa gerakan efektif terjadi pada saat kecepatan sudut putar mendekati kecepatan sudut alamiah dan menghasilkan percepatan getaran sebesar, A = 2.3 m/det2 serta amplitudo getaran sebesar X = 2.88 mm pada massa total 40 kg. Penurunan kadar air kacang mete menggunakan getaran bisa mencapai 3.5 % sedangkan tanpa getaran hanya mencapai 4.2 %. Penggunaan sumber panas dari energi surya hanya menyebabkan temperatur udara dalam ruang pengering berada di bawah 60 oC, sehingga diperlukan penambahan panas yang dapat diperoleh dari pembakaran bahan bakar batubara. Peningkatan temperatur udara dalam ruang pengering dapat tercapai bila panas yang keluar dari alat penukar kalor sebesar qAPK = 23.3 kJ/s.
Analisis Energi Panas pada Alat Pengering Kacang Mete LA ODE MOHAMMAD FIRMAN; Budhi Suyitno
Teknobiz : Jurnal Ilmiah Program Studi Magister Teknik Mesin Vol. 12 No. 1 (2022): Teknobiz
Publisher : Magister Teknik Mesin Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/teknobiz.v12i1.3310

Abstract

Peningkatan perpindahan panas dan uap antara udara dan produk yang dikeringkan adalah sangat penting pada pengeringan produk-produk pertanian, misalnya pengeringan kacang mete. Peningkatan panas dan temperatur udara di dalam ruang pengering kacang mete diperoleh dari energi surya. Umumnya, energi panas dan temperatur udara yang dibutuhkan oleh ruang pengering tidak tercapai sebagaimana energi panas dan temperatur dari energi surya. Untuk menyelesaikan masalah ini, dibangun sebuah prototip alat pengering yang dilengkapi dengan alat penukar kalor (APK). Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis perpindahan panas dan temperatur udara di ruang pengering dan di APK, serta membuktikan penggunaan persamaan. Dimensi prototip adalah panjang, lebar dan tinggi masing-masing 1 m, dan jumlah kapasitas kacang mete yang dikeringkan sebanyak 30 kg. Sumber panas yang digunakan berasal dari energi surya untuk memanaskan ruang pengering dan bahan bakar batu bara untuk memanaskan APK. Metode penelitian yang digunakan adalah pengamatan secara langsung, dan melakukan analisis. Hasil yang diperoleh saat melakukan pengamatan bahwa penggunaan energi surya menunjukkan temperatur udara di ruang pengering masih berada di bawah 60 oC. Oleh sebab itu, penambahan energi panas yang berasal dari APK sangat dibutuhkan agar temperatur udara dalam ruang pengering dapat mencapai 60 oC. Peningkatan temperatur udara dalam ruang pengering membutuhkan energi panas dari APK sebesar qAPK = 23.3 kJ/s. Perpindahan panas selama proses pengeringan adalah: perpindahan panas secara konveksi (qk) = 0.32 kJ/s, Radiasi (qn) = 0.4 kJ/s dan konduksi (qd) = 1.1 kJ/s. Sedangkan kehilangan panas melalui ventilasi sebesar (qV2) = 20.3 kJdet.