Claim Missing Document
Check
Articles

Desain Gating System dan Parameter Proses Pengecoran untuk Mengatasi Cacat Rongga Poros Engkol Syah, Kadarisman; Karmiadji, Djoko W.; Rahmalina, Dwi
JTERA (Jurnal Teknologi Rekayasa) Vol 2, No 1: June 2017
Publisher : Politeknik Sukabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (875.511 KB) | DOI: 10.31544/jtera.v2.i1.2017.55-62

Abstract

Teknologi pengecoran logam merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam sektor industri pengolahan logam. Pada proses pengecoran poros engkol menggunakan besi cor nodular (FCD 700) juga terkadang timbul cacat pengecoran, salah satunya adalah cacat penyusutan (macro shrinkage). Cacat penyusutan terjadi karena rongga atau lubang yang terbentuk akibat pengecilan volume ketika logam mengalami pembekuan. Pada saat proses pembekuan logam, tiap bagian coran yang berbeda bentuknya atau dimensinya memiliki kecepatan pembekuan yang berlainan. Pada umumnya, cacat penyusutan terjadi pada bagian yang paling tebal dengan laju pembekuan yang paling lambat dan daerah cacat biasanya dikelilingi oleh krital-kristal dendrite yang terjadi pada saat pembekuan logam. Salah satu solusi untuk mendapatkan produk poros engkol yang  bebas dari cacat penyusutan adalah dengan melakukan optimasi desain gating system. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain yang dibuat masih menghasilkan cacat berupa rongga penyusutan. Hal ini terjadi karena belum optimalnya desain sistem saluran yang telah digunakan.
Rancang Bangun Alat Pengering Cabai Skala Laboratorium Dengan Pemanfaatan Concentrated Solar Power Dwi Rahmalina; Agri Suwandi; Diki Handika Edi; Reinnaldy Martonggo
Jurnal Asiimetrik: Jurnal Ilmiah Rekayasa & Inovasi Volume 4 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/asiimetrik.v4i1.3028

Abstract

Increasing plantation productivity in Indonesia is currently increasing from year to year, one of the most needed plantation products in the community is red chili, post-harvest handling that is not paid attention to causes chilies to rot quickly. One of the post-harvest handlings of excessive chili so as not to decay is by drying. The tool design and manufacturing method used is the Pahl & Beitz design method and the manufacturing process used includes cutting, bending, perforating, joining and finishing stages. The results of the dryer design carried out are by developing a rack type dryer design or tray dryer, using three shelves as a place or container to dry chili using a radiator system and a fan as a heating device for the drying room. The results showed that the laboratory scale red chili dryer manufacturing process took 374 minutes with a total cost of Rp.4.715.400. As for the red chili drying process carried out for 360 minutes at a temperature of 60C with a weight of 500 grams per shelf, the average moisture content was 40% and the drying rate was 0.55 gram/minute.
Pengembangan Baterai Tipe Voldrant Dengan Pemanfaatan Material Komposit Nanokarbon Graphene Oxide Pada Aplikasi Penyimpan Energi (Studi Komparasi Dengan Aki Konvensional Tipe Kering) hanafi Agustian; Budhi Mulyawan Suyitno; Dwi Rahmalina
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3869.769 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v4i1.1473

Abstract

AbstrakVoldrant adalah penyimpan energi (Energy Storage)memiliki keunggulan lebih dari aki konvesional pada saat ini. ramah akan lingkungan. Tipe Voldrant mempunyai 2,37 V/sel total 14,23 V (SOC) saat pengosongan dengan pembebanan 100watt dalam 15 menit mencapai 8,65 V (DOD) dengan kuat arus  3 amper dan daya 26 Watt dan 2,8 Ω. Dibanding model konvensional mempunyai 2,07 V/sel total 12,4 V (SOC) saat pengosongan dengan pembebanan 100watt dalam 15 menit mencapai 11,61 V (DOD) dengan kuat arus  3,1 amper dan daya 35 Watt dan 3,8 Ω. Untuk pengisian Voldrant dengan nilai DOD  8,65 V saat di charge pada kapasitas 20 amper dalam 6 menit mencapai SOC diangka 14,23 V  dengan kuat arus 2,2 amper dan daya 31 Watt dan 6,46 Ω Sedangkan pengisian pada konvensional pada DOD  10,54 V saat di charge pada kapasitas 20 amper dalam 60 menit mencapai SOC diangka 11,25 V  dengan kuat arus 5 amper dan daya 80 Watt dan 2,25 Ω (Konvensional posisi DOD dibatasi >10,50 untuk menghindari kerusakan sel)  Tipe Voldrant sebagai penyimpan energi yang mempunyai arus yang tinggi/besar di awal  (Starting) sehingga sangat baik dan stabil untuk penggunaan pembangkit listrik pada kendaraan yang membutuhkan energi/arus listrik yang besar, industri dan penggerak/pembangkit mesin pada kapal selam di militer (penyesuaian-penyesuaian tertentu). Sedangkan untuk  penyimpan energi Konvensional masuk kategori penyimpan daya yang lama/awet (Storage) Kata Kunci : Voldrant, Graphene Oxide (GO), Polyvinylideneflouride (PVDF) DOD, SOC AbstractVoldrant is an energy storage (Energy Storage) that has more advantages than conventional batteries at present. Type Voldrant has 2.37 V / cell total of 14.23 V (SOC) when emptying with a load of 100 watts in 15 minutes reaches 8.65 V (DOD) with a current of 3 amperes and a power of 26 Watts and 2.8 Ω. Compared to the conventional model having 2.07 V / cell total 12.4 V (SOC) when emptying with a load of 100 watts in 15 minutes reaches 11.61 V (DOD) with a current strength of 3.1 amperes and a power of 35 Watts and 3.8 Ω . To fill Voldrant with a DOD value of 8.65 V when charged at a capacity of 20 amperes in 6 minutes it reaches SOC assumed to be 14.23 V with a current strength of 2.2 amperes and a power of 31 Watts and 6.46 Ω While charging to conventional DOD 10 , 54 V when charged at a capacity of 20 amperes in 60 minutes reaches the estimated SOC 11.25 V with a current of 5 amperes and a power of 80 Watts and 2.25 Ω (Conventional DOD positions are limited to> 10.50 to avoid cell damage) Type Voldrant as energy storage that has a high / large current starting, so it is very good and stable for the use of power plants in vehicles that require large energy / electric current, industry and engine / generator on submarines in the military (adjustments certain). Whereas for conventional energy storage, it is categorized as a long / durable power storage (Storage). Keywords: Voldrant, Graphene Oxide (GO), Polyvinylideneflouride (PVDF) DOD, SOC
OPTIMASI DESAIN GATING SYSTEM PROSES DIE CASTING COLD CHAMBER MENURUNKAN CACAT PRODUK Dedy Krisbianto; Dwi Rahmalina; Agri Suwandi
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3634.061 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v4i2.1627

Abstract

Untuk mendapatkan hasil akhir produk yang baik pada proses produksi die casting cold chamber dengan bahan material aluminium ADC12 yang sering dihadapi untuk proses akhir proses produksi die casting antara lain  porosity , sebelum pembuatan produk perlu dilakukan simulasi desain produk. Modifikasi  desain produk dapat memakai program Solidworks baik untuk desain simulasi 3D, manfaat simulasi desain produk untuk mengetahui secara dini hasil produk yang akan dibuat, yang perlu diperhatikan adalah desain gate runner pada die casting karena dapat mengetahui kecepatan aliran logam ke desain produk, untuk mengatuhui aliran cairan logam yang masuk ke dies, bisa melakukan simulasi dengan memakai program simulasi MAGMASOFT dapat mendeteksi cacat produk akhir tanpa melakukan try and error manual.Diperlukan  parameter yang dilakukan, slow shot, A 0.4, B 0.5 m/s, fast shot, A3.5, B 3.5 m/s, temperatur Molten, 670, B 670 ◦c, cycle time, A 55, B 55 detik, diameter biskuit, A85, B 90 mm. Dalam  desain modifikasi gating system A dari hasil X-Ray porosity pada produk mencapai 12.18% sedangkan pada desain modifikasi B menunjukan  penurunan cacat porosity mencapai 3.17% sehingga desain B dapat direkomendasikan untuk produk masal.
PENGEMBANGAN PROSES MANUFAKTUR BOLT HEX SOCKETUNTUK MENGATASI PERMASALAHAN CACAT PERMUKAAN MELALUI PROSES RETEMPERING Reza Rahman; Dwi Rahmalina
Teknobiz : Jurnal Ilmiah Program Studi Magister Teknik Mesin Vol 9 No 1 (2019): Teknobiz
Publisher : Magister Teknik Mesin Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/teknobiz.v9i1.888

Abstract

Dalam proses pembuatan Bolt Hex Socket ini sering sekali terjadi permasalahan dimana cacatterbesar adalah warna belang, dimana hasil proses perlakuan permukaan (Black oxide proses) berbeda warna(warna Belang) setelah adanya perlakuan proses pelurusan (Straigtening) yang menyebabkan secara visualpart yang tidak baik. Keberadaan cacat ini tidak diperbolehkan karena dapat menyebabkan permukaan tidaktahan terhadap karat.Untuk mengatasi kondisi tersebut serta meningkatkan target produksi, maka perludibahas perbaikan untuk mengatasi cacat tersebut, serta untuk meningkatkan produktivitas proses manufakturBolt Hex Socket.Parameter yang menjadi syarat pengecekan adalah parameter proses Tempering yangmencakup Temperatur proses (°C) dan lamanya waktu proses Tempering (s) dan proses perbaikan cacatpermukaan yang terjadi setelah proses pelurusan (Straightening) dikarenakan untuk ketahanan terhadap karatpermukaan maka dilakukan penambahan proses Re-Tempering atau proses 2 kali Tempering .Penelitian ini bermaksud untuk menjawab pertanyaan yang timbul karena adanya penambahanproses perlakuan panas (Re-Tempering) pada part Bolt Hex Socket untuk memperbaiki cacat permukaan partsetelah adanya perlakuan proses pelurusan, yaitu bagaimana pengaruh Temperatur proses (°C),lamanyawaktu proses Tempering (s) dan penambahan proses Re-Tempering terhadap cacat permukaan, sifatmekanisdan struktur material pada Bolt Hex Socket.Hasil keluaran yang ingin dicapai dalam penelitian iniadalah untuk mengetahui pengaruh Temperatur proses (°C), lamanya waktu proses Tempering (s) danpenambahan proses Re-Tempering terhadap cacat permukaan, sifat mekanis dan struktur material pada BoltHex Socket.
PENGARUH KARBON AKTIF DAN SERBUK TEMPURUNG KELAPA MATRIK ALUMINUM TERHADAP KEKERASAN BRAKE PAD KOMPOSIT Yudi Purwa Tarsono; Dwi Rahmalina
Teknobiz : Jurnal Ilmiah Program Studi Magister Teknik Mesin Vol 11 No 2 (2021): Teknobiz
Publisher : Magister Teknik Mesin Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/teknobiz.v11i2.2472

Abstract

Limbah biomassa tempurung kelapa merupakan salah satu material ramah lingkungan yang potensial sebagai alternatif serat penguat pada kampas rem karena memiliki karakter fisik dan mekanik yang baik, namun diperlukan komposisi yang tepat guna menghasilkan pengereman yang efektif dan memenuhi faktor safety. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengembangkan bahan komposit brake pad serbuk tempurung kelapa dikombinasikan dengan serbuk karbon aktif berkomposisi 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%, serta komposisi resin 10%. Dalam penelitiaan ini, pemanfaatan penguat serbuk tempurung kelapa yaitu dengan komposisi 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%, serta penggunaan serbuk aluminium dengan komposisi 40%, 50%, 60%, 70%, dan 80%. Penelitian ini melakukan mixing pada seluruh bahan komposit yang digunakan dan memberi tekanan dengan metode cold press atau tekan dingin. Pengujian yang dilakukan yaitu uji kekerasan vikers, tarik, uji laju keausan, foto pembesaran makroscopik bahan komposit, serta uji SEM & EDS. Hasil pengujian diperoleh nilai kekerasan 23,2 VHN dimana angka tersebut mendekati nilai kekerasan brake pad original sepeda motor, yaitu dengan nilai 26,27 VHN. Sedangkan hasil pengujian keausan pada komposisi 10% resin, 40% serbuk aluminium, 50% serbuk tempurung kelapa dan 30% serbuk karbon aktif terdapat pengaruh nilai laju keausan serta komposit brake pad menjadi lebih lunak sehingga piringan rem (disc brake) memiliki ketahanan usia lebih lama. Dari pengujian tersebut, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif material brake pad sepeda motor yang mendekati nilai kekerasan brake pad original, minim gesekan pada piringan rem, serta ramah lingkungan
Pemanfaatan Generator Elektrolyzer Hydrogen Zinc Plate Untuk Sepeda Motor Injection 110 cc Wawan Herwanto; Dwi Rahmalina; Indra Chandra Setiawan
Teknobiz : Jurnal Ilmiah Program Studi Magister Teknik Mesin Vol 11 No 3 (2021): Teknobiz
Publisher : Magister Teknik Mesin Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/teknobiz.v11i3.2900

Abstract

Penelitian ini merupakan eksperimen untuk membuat generator yang menghasilkan gas HHO inovatif sederhana dan mengevaluasi pengaruh penambahan gas HHO terhadap sistem bahan bakar injeksi pada sepeda motor, sebagai peningkat kinerja mesin dan gas buang mesin sepeda motor. Sel HHO dirancang, dibuat dan dioptimalkan untuk produktivitas gas HHO yang terbuat dari 6 buah plat seng berukuran 90 milimeter x 90 milimeter dengan ketebalan 1milimeter berjarak 3 milimeter, sebagai elektrolyzer pada larutan air 400 cc dengan 5 gram Natrium Hidroksida (NaOH). Terjadi penambahan tenaga maksimum untuk bahan bakar pertamax dengan gas hydrogen sebesar 0,96%, dan polutan emisi gas buang untuk carbonmonoksida pada mesin berbahan bakar pertamax tanpa hidrogen yaitu 0,08%, nilai dari mesin berbahan bakar pertamax dengan hidrogen sebesar 0,02%, selisih 0,06%, jauh lebih rendah dan hidrokarbon yang dihasilkan dari pengujian mesin berbahan bakar pertamax tanpa hidrogen 67 ppm, dengan ambang batas ≤ 200 ppm, nilai Hidrokarbon pada mesin berbahan bakar pertamax dengan hidrogen jauh lebih rendah yaitu sebesar 3 ppm, selisih 64 ppm.
Thermal Enhancement for Paraffinic Thermal Energy Storage by Adding Volcanic Ash Dwi Chandra Adhitya; Dwi Rahmalina; Ismail Ismail; Muhammad Nurtanto; Hamid Abdillah
VANOS Journal of Mechanical Engineering Education Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/vanos.v6i1.10990

Abstract

Thermal energy storage has a good opportunity to be applied in engineering field, especially for low temperature application like automotive thermal management system. Paraffinic is a better option and considered as a good phase change material with main advantages like economically feasible, non-corrosive and safe. The main drawbacks of paraffinic system are low thermal conductivity and supercooling effect. The effort to improve the performance for paraffinic system is by g sensible material. Considering the spread of volcano in Indonesia, it can be used as sensible material for paraffinic system. The aim of the research is to examine the volcanic ash characteristic and the effect of sand addition on the paraffinic system. a standardized approach for sand examination is done and the effect of the hybrid PCM (90% paraffin and 10% volcanic ash mass ratio) are studied. The overall performance of hybrid PCM is better than pure paraffin where the vapor point of hybrid PCM is increased and there is no supercooling phenomenon observed.
PENGARUH FRAKSI VOLUME PENGUAT 2, 2,5 DAN 3% SERAT BAMBU HAUR DAN FIBERGLASS TERHADAP KEKUATAN TARIK MATRIKS POLIESTER Raliannoor Raliannoor; Dwi Rahmalina
INFO-TEKNIK Vol 20, No 2 (2019): INFOTEKNIK VOL. 20 NO. 1 DESEMBER 2019
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/infotek.v20i2.7710

Abstract

Against the backdrop of the increasing need for quality composite materials and the development of increasingly advanced composite manufacturing technology in the machinery industry. The aim of this research is to develop composite materials with bamboo fiber reinforcement and glass fiber as an alternative to automotive raw materials to replace plastic. Preparation of composite specimens with each reinforcement with volume fractions of 2%, 2.5%, and 3% and specimens without reinforcement or 0% volume fraction as a comparison. The polymer material used is Yukalac 157-EX BQTN polyester as its matrix. With haur bamboo fiber and fiberglass as a reinforcement. Making specimens using the hand lay up method. Tests carried out are composite specimen tensile tests. Tensile testing was carried out using the ASTM D 638M-84 M-1 standard. Based on the test results, it was concluded that the effect of fiber volume fraction on the characteristics of composite samples for tensile tests. Composite strengthened by haur bamboo and fiberglass powder at 3% heavy volume fraction has the most ideal characteristics that have a tensile strength of 53.581 MPa, modulus of elasticity of 87.452 MPa and polymer composite material with a strength of haur bamboo and fiberglass powder with a length of 5 mm at 3% reinforcing volume fraction can be used as an alternative to automotive raw materials, namely replacing polyoxymethylene plastic materials for the front bumper.
PENGEMBANGAN STIRLING ENGINE TIPE PISTON BEBAS UNTUK APLIKASI CONCENTRATED SOLAR POWER (CSP) Dwi Rahmalina; I Gede Eka Lesmana; Agri Suwandi; Reza A. Rahman; Fikhi S. Ramadhan; Kevin A. Sugiyanto
Jurnal Teknologi Vol 13, No 1 (2021): Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jurtek.13.1.101-108

Abstract

Mesin stirling merupakan mesin kalor yang mempunyai cara kerja mengkompresi dan mengekspansi fluida pada suhu yang berbeda yang umumnya menyebabkan terjadinya perubahan energi panas menjadi energi mekanik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai efisiensi thermal pada mesin stirling, efektivitas pada regenerator, laju perpindahan panas pada heater, kerugian panas yang terjadi pada regenerator, desain rancangan alat mesin stirling serta simulasi dari heater dan regenerator mesin stirling tipe beta yang menggunakan piston bebas. Simulasi dilakukan menggunakan software Ansys pada heater dan regenerator yang terkena paparan fluida cair (Therminol VP-1) dan gas (Helium). Didapatkan nilai dari perhitungan simulasi untuk laju perpindahan panasnya pada heater yakni 216,22 Watt, kerugian panas pada regeneratornya yakni 131,83 Joule, efektivitas dan efisiensinya yaitu 6,1% dan 40%. Metode yang digunakan untuk perancangan mesin stirling tipe free piston ini yaitu metode Pahl & Beitz, dimana metode perancangan ini dapat melihat kebutuhan industri saat ini, dengan perancangan yang dilakukan secara efektif dapat meningkatkan kreatifitas dan metode ini banyak digunakan pada skala industri.