Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENGARUH SUHU DAN TEKANAN EKSTRAKSI METODE FLUIDA SUPERKRITIS C02 TERHADADAP KADAR SANTALOL KAYU CENDANA Bambang Wiyono; Chilwan Panji; Silvia Silvia; Poedji Hastoeti
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 18, No 1 (2000): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2000.18.1.10-18

Abstract

Santalol merupakan senyawa utama dari minyak cendana yang dapat dijadikan tolok ukur untuk mengetahui kualitas kayu cendana. Semakin tinggi kadar santalol, semakin tinggi kualitas kayu tersebut. Salah satu altematif untuk mengevaluasi kualitas kayu cendana dari pohon yang masih hidup dapat diterapkan metode ekstraksi fluida superkritis CO2 yang dikombinasikan dengan analisis kromatografigas. Metode ini hanya memerlukan pengambilan contoh kayu yang sangat kecil yang dapat diperoleh dari pengeboran pohon tersebut.Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi perlakuan suhu dan tekanan ekstraksi yang terbaik dengan menggunakan metode fluida superkritis CO2 yang menghasilkan kadar santalol yang maksimal. Proses ekstraksi dengan metode ini dilakukan selama 30 menit dengan variasi suhu 30ºC, 40ºC dan 50ºC; serta dengan variasi tekanan 1100 psi, 1800 psi dan 2000 psi. Kemumian minyak yang dihasilkan dari ekstraksi dianalisis dengan menggunakan kromatografi gas merk Perkin Elmer. Untuk mengetahui pengaruh suhu dan tekanan ekstraksi terhadap rendemen minyak dan kadar santalol dilakukan analisis dengan rancangan acak lengkap faktorial.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan hanya berpengaruh nyata terhadap rendemen minyak, tetapi tidak pada kadar santalol. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa diantara tekanan ekstraksi mempunyai perbedaan yang sangat nyata terhadap rendemen minyak. Selanjutnya, suhu ektraksi dan interaksi antara suhu dan tekanan tidak berpengaruh nyata terhadap rendemen minyak dan kadar santalol. Rendemen minyak yang diperoleh berkisar antara 0,09%-3,57%, sedangkan kadar santalol yang diperoleh berkisar 63,29-82,58%. Kondisi terbaik untuk menghasilkan kadar santalol tertinggi (82,68%) adalah suhu ekstraksi 40ºC dan tekanan ekstraksi 1800 psi dengan waktu ekstraksi 30 menit. Kondisi optimum ini diharapkan dapat digunakan untuk mendeteksi kualitas pohon cendana (Santalum album L.) sebagai dasar untuk menentukan waktu penebangan. 
PENGARUH LAMA PENYULINGAN SECARA KERING PADA KONDISI VAKUM TERHADAP RENDEMEN DAN SIFAT FISIKO-KIMIA RESIDU DAMAR MATA KUCING Bambang Wiyono; Kurnia Sofyan; Dedeh Kurniasih; Poedji Hastoeti
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 19, No 2 (2001): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2001.19.2.89-101

Abstract

Dammar resin of Shorea javanica which its essential oil has been isolated can still be used for industrial purposes. Relating to this, the objective of the research is to investigate the effect of a vacuum dry distillation time on yield and the physico-chemical properties of dammar residue.A vacuum dry distillation technique of dammar was carried out at a pressure of 0.06 Pa, a temperature of 65 - 85°C for 0.5, 1, 1.5, 2, and 2.5 hours, respectively. Each of distilling times was triplicated. To see the effect of distilling time on the yield and properties of dammar residue, the data were analysed by a factorial completely randomized design procedure, and their different means values were tested with Tukey's procedure. The relationship between distilling time and the yield or its physico-chemical properties of dammar residue was analysed with a polynomial orthogonal regression in a SAS package.The results showed that distilling time gave a highly significant effect on yield, softening point, ash content, iod number, acid number and saponification number of dammar residue, except for unsoluble matter in toluene. The increase in distilling lime tent to decrease in the yield and acid number of dammar residue, but it also tent to increase in softening point, ash content, iod number, saponification number and unsoluble matter in toluene. Moreover, distilling time of 2.5 hours is the optimum time to give the highest values of softening point and iod number, but with the lowest value of acid number. Polynomial orthogonal analysis revealed that there were relationship between distilling lime and yield of dammar residue and its properties with a highly significance.Compared to Indonesian National Standard for dammar, dammar residue has not met the requirement for softening point, acid number and ash content criteria. To meet the requirement, it was suggested to increase the pressure in the vacuum dry distillation process with a proper condentation for this pressure.
Mempelajari cara pemisahan ω-hidroksi dan n-asam lemak dengan menggunakan Kromatografi cair kinerja tinggi Bambang Wiyono; P J Jordan; Poedji Hastoeti
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 18, No 2 (2000): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2000.18.2.111-121

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mencari kondisi yang cocok untuk memisahkan ω-hidroksi dan n-asam lemak tanpa derivitasi dengan menggunakan metode Kromatografi cairan kinerja tinggi. Dalam kromatografi cair kinerja tinggi digunakan kolom RP-18 Brownlee, fase bergerak campuran THF dan CH3OCN, metode isokratik, dilakukan pada suhu kamar, kecepatan alir 1 ml/mn, menggunakan detektor UV dengan panjang gelombang 215 nm dan sensitivitasnya 0,5 AUFS. Hasil analisis menunjukkan bahwa peningkatan persentase air dalam fase bergerak meningkatkan waktu retensi n-asarn lemak dan ω -hidroksi asam lernak, n-asam lemak dapat dipisahkan dengan baik bila menggunakan kondisi di atas dan menggunakan fase bergerak yang mengandung air sekitar 25-35 bagian. Sedangkan ω-hidroksi asam lemak dapat dipisahkan dengan baik dengan menggunakan fase bergerak yang mengandung air minimal 49 bagian berdasarkan volume.
PENGARUH PERLAKUAN PENDAHULUAN BIJI KEMIRI TERHADAP RENDEMEN DAN SIFAT MINYAKNYA (Pretreatment effects of candle nut seedoil on oil yiled and its properties) Bambang Wiyono; Poedji Hastoeti
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 11, No 5 (1993): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2303.915 KB) | DOI: 10.20886/jphh.1993.11.5.174-178

Abstract

The purpose of this research is to study the pretreatment effects of candle nut seed oil on oil yield and its properties. Pretreatments consisted of dry-frying steaming and unpretreatment. The dry-frying was carried out at 100°C for 15 minutes, and steaming was carried out for 30 minutes at the same temperature. Each pretreatment was pressed at 110 kg/cm2 and the difference between means were tested with the LSD procedure.The results showed that pretreatment gave a highly significant effect on oil yield, specific gravity, saponification number and unsaponifiable matter. It also provided a significant effect on acid number and acid content caloulated as oleic acid. The dry-frying produced the highest of oil yield, a higher specific gravity, and a lower acid number, acid content and unsaponifiable matter based on the oil yield, specific gravity and acid number, the dry-frying method is the best pretreatment compared to the others.
ANALISIS KIMIA KAYU NANGKA (Artocarpus heterophyllus lamk) DARI JAWA BARAT (chemical analysis of jackfruit wood from west java) Sri Komarayati; Poedji Hastoeti
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 11, No 8 (1993): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1305.889 KB) | DOI: 10.20886/jphh.1993.11.8.326-328

Abstract

Jackfruit plant (artocarpus heterophyllus lamk) is know as multipurpose tree. A chemical analysis of jackfruit wood from west java has been conducted to determine the contents of cellulose, lignin, pentosan,ash,silica and solubility in cold water, hot water, one percent sodium hydroxide and alcohol-benzene (1:2).The results showed that cellulose content 56,47 percent, lignin 28,76 percent, pentosan 18,64 percent, ash 0,78 percent, and silica 0,37 percent. Thesolubility in cold water 12.29 percent, hot water 14,41 percent, one percent sodium hydroxide 24,70 percent, and solubility in alcohol-benzene (1:2) 10,78 percent.
PENYULlNGAN KULIT MASOI (Cinnamomum zanthoneuron BL.) BAGIAN II (Distillation of Maosi bark (Cinnamomum xanthoneuron BL.,). PART II) SIFAT FISIKO KIMIA MINYAK KULlT MASOI BASIL PENYULINGAN CARA KOHOBASI Bambang Wiyonot; Abdul Hakim Lukman; Poedji Hastoeti
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 10, No 1 (1992): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1992.10.1.12-15

Abstract

The purpose  of  this  research  is to study   the  physico    chemical properties  of oil produced   from hydrodistillation  of  massoi bark.  The  distillation period  were  varied  from   12  to 18,  2 4,  30,  and  30 and 36 hours,The result  indicates  that  distillation  r appears  to have highly significant ,  affect  on oil yield and acid number  as shown   by  linear regresison  of  respectively  Y =  2.132  +  0. 350 X  (r = 0. 943)   for  oil  yield   and  Y  =  3.598   + 0.219  X (r  =  0.977)  for  acid  number.  Besides  that  massoi   bark oil from  Maluku has higher eugenol  content composed   with  that from  lriqn  and  West Australia. 
PENELAAHAN DIMENSI SERAT DAN KOMPOSISI KIMIA KAYU KAPOK (Ceiba pentandra Gaerth) Setyani B Lestari; Poedji Hastoeti
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 18, No 2 (2000): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2000.18.2.105-110

Abstract

Penyelidikan dimensi serat dan komposisi kimia kayu telah dilaksanakan guna mengkaji kemungkinan pemanfaatannya sebagai bahan baku pembuatan pulp dan kertas. Contoh kayu kapok dimaksud diambil dari bagian batang dan cabang pohon kapok yang tumbuh di daerah Bogor.Dari hasil pengkajian terdapat petunjuk bahwa tidak terdapat perbedaan nyata dalam hal sifat dimensi serat dan komposisi kimia kayu kapok, baik yang berasal dari bagian batang ataupun cabang pohonnya.Dalam hal dimensi serat dan nilai turunannya, bagian batang dan cabang pohon kapok dapat digolongkan pada standar kualitas kelas III. Sedangkau dalam hal komposisi kimia kayu dari bagian batang dan cabang pohon kapok termasuk golongan kualitas mulai dari selang mutu rendah sampai tinggi. Hasil pengkajian lebih lanjut memberi petunjuk bahwa kayu dari bagian batang dan cabang tersebut cukup sesuai sebagai bahan baku pulp dan kertas. Akan tetapi, kandungan ekstraktifnya yang tinggi perlu dipertimbangkan karena ha! ini bisa mempengaruhi proses pengolahan pulp dan juga mutu hasilnya sendiri.
PENGARUH SUHU DAN TEKANAN EKSTRAKSI METODE FLUIDA SUPERKRITIS C02 TERHADADAP KADAR SANTALOL KAYU CENDANA Bambang Wiyono; Chilwan Panji; Silvia Silvia; Poedji Hastoeti
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 18, No 1 (2000): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2000.18.1.10-18

Abstract

Santalol merupakan senyawa utama dari minyak cendana yang dapat dijadikan tolok ukur untuk mengetahui kualitas kayu cendana. Semakin tinggi kadar santalol, semakin tinggi kualitas kayu tersebut. Salah satu altematif untuk mengevaluasi kualitas kayu cendana dari pohon yang masih hidup dapat diterapkan metode ekstraksi fluida superkritis CO2 yang dikombinasikan dengan analisis kromatografigas. Metode ini hanya memerlukan pengambilan contoh kayu yang sangat kecil yang dapat diperoleh dari pengeboran pohon tersebut.Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi perlakuan suhu dan tekanan ekstraksi yang terbaik dengan menggunakan metode fluida superkritis CO2 yang menghasilkan kadar santalol yang maksimal. Proses ekstraksi dengan metode ini dilakukan selama 30 menit dengan variasi suhu 30ºC, 40ºC dan 50ºC; serta dengan variasi tekanan 1100 psi, 1800 psi dan 2000 psi. Kemumian minyak yang dihasilkan dari ekstraksi dianalisis dengan menggunakan kromatografi gas merk Perkin Elmer. Untuk mengetahui pengaruh suhu dan tekanan ekstraksi terhadap rendemen minyak dan kadar santalol dilakukan analisis dengan rancangan acak lengkap faktorial.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan hanya berpengaruh nyata terhadap rendemen minyak, tetapi tidak pada kadar santalol. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa diantara tekanan ekstraksi mempunyai perbedaan yang sangat nyata terhadap rendemen minyak. Selanjutnya, suhu ektraksi dan interaksi antara suhu dan tekanan tidak berpengaruh nyata terhadap rendemen minyak dan kadar santalol. Rendemen minyak yang diperoleh berkisar antara 0,09%-3,57%, sedangkan kadar santalol yang diperoleh berkisar 63,29-82,58%. Kondisi terbaik untuk menghasilkan kadar santalol tertinggi (82,68%) adalah suhu ekstraksi 40ºC dan tekanan ekstraksi 1800 psi dengan waktu ekstraksi 30 menit. Kondisi optimum ini diharapkan dapat digunakan untuk mendeteksi kualitas pohon cendana (Santalum album L.) sebagai dasar untuk menentukan waktu penebangan. 
PENGARUH LAMA PENYULINGAN SECARA KERING PADA KONDISI VAKUM TERHADAP RENDEMEN DAN SIFAT FISIKO-KIMIA RESIDU DAMAR MATA KUCING Bambang Wiyono; Kurnia Sofyan; Dedeh Kurniasih; Poedji Hastoeti
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 19, No 2 (2001): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2001.19.2.89-101

Abstract

Dammar resin of Shorea javanica which its essential oil has been isolated can still be used for industrial purposes. Relating to this, the objective of the research is to investigate the effect of a vacuum dry distillation time on yield and the physico-chemical properties of dammar residue.A vacuum dry distillation technique of dammar was carried out at a pressure of 0.06 Pa, a temperature of 65 - 85°C for 0.5, 1, 1.5, 2, and 2.5 hours, respectively. Each of distilling times was triplicated. To see the effect of distilling time on the yield and properties of dammar residue, the data were analysed by a factorial completely randomized design procedure, and their different means values were tested with Tukey's procedure. The relationship between distilling time and the yield or its physico-chemical properties of dammar residue was analysed with a polynomial orthogonal regression in a SAS package.The results showed that distilling time gave a highly significant effect on yield, softening point, ash content, iod number, acid number and saponification number of dammar residue, except for unsoluble matter in toluene. The increase in distilling lime tent to decrease in the yield and acid number of dammar residue, but it also tent to increase in softening point, ash content, iod number, saponification number and unsoluble matter in toluene. Moreover, distilling time of 2.5 hours is the optimum time to give the highest values of softening point and iod number, but with the lowest value of acid number. Polynomial orthogonal analysis revealed that there were relationship between distilling lime and yield of dammar residue and its properties with a highly significance.Compared to Indonesian National Standard for dammar, dammar residue has not met the requirement for softening point, acid number and ash content criteria. To meet the requirement, it was suggested to increase the pressure in the vacuum dry distillation process with a proper condentation for this pressure.
Mempelajari cara pemisahan ω-hidroksi dan n-asam lemak dengan menggunakan Kromatografi cair kinerja tinggi Bambang Wiyono; P J Jordan; Poedji Hastoeti
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 18, No 2 (2000): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2000.18.2.111-121

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mencari kondisi yang cocok untuk memisahkan ω-hidroksi dan n-asam lemak tanpa derivitasi dengan menggunakan metode Kromatografi cairan kinerja tinggi. Dalam kromatografi cair kinerja tinggi digunakan kolom RP-18 Brownlee, fase bergerak campuran THF dan CH3OCN, metode isokratik, dilakukan pada suhu kamar, kecepatan alir 1 ml/mn, menggunakan detektor UV dengan panjang gelombang 215 nm dan sensitivitasnya 0,5 AUFS. Hasil analisis menunjukkan bahwa peningkatan persentase air dalam fase bergerak meningkatkan waktu retensi n-asarn lemak dan ω -hidroksi asam lernak, n-asam lemak dapat dipisahkan dengan baik bila menggunakan kondisi di atas dan menggunakan fase bergerak yang mengandung air sekitar 25-35 bagian. Sedangkan ω-hidroksi asam lemak dapat dipisahkan dengan baik dengan menggunakan fase bergerak yang mengandung air minimal 49 bagian berdasarkan volume.