Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

DEVELOPMENT OF STRAIGHT LINE EQUATION MODULE BASED ON GUIDED INQUIRY LEARNING TO IMPROVE THE MATHEMATICAL CONNECTION ABILITY OF MIDDLE SCHOOL STUDENTS Almunir Sihotang; Muhammad Subianto; Zainal Abidin
Eduma : Mathematics Education Learning and Teaching Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Tadris Matematika IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.334 KB) | DOI: 10.24235/eduma.v8i1.3800

Abstract

Seeing students' mathematical connection ability is low, indicating that students' ability to study mathematics is also low. The media that fits this condition is the learning module. The research problem formulation is whether the development of guided inquiry based straight line equation learning can improve the mathematical connection ability of class VIII students?. The purpose of this research is to know module learning development equation-based guided inquiry straight line can improve the ability of class VIII student of mathematical connections. This research is through the Research and Development (R and D) research process. The subject of this research is the State Middle School students 3 Unggul Ingin Jaya as many as 20 students. The analysis in this study uses a questionnaire for students, the feasibility of a learning module that is an assessment by an expert (validator) using a questionnaire validity of material experts, student learning outcomes, student responses to the learning module. The results of the validator's assessment state an average of 3.45 in the valid category, while the average value of 3,25 in the category is quite effective. The average N-gain value of the experimental class is 0,36 compared to the N-gain average of the control class 0.33. The conclusions in this study are the development of a module of straight line equations with an inquiry approach can improve the mathematical connection ability of class VIII students of Middle School. Keywords: Module development equation of a straight line, connection matematics, Inquiry
KEDUDUKAN PASAL 65 AYAT (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAHAN ACEH TERHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2020 TENTANG PEMILUKADA Muhammad Fajar Hendrawan; Zainal Abidin
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bidang Hukum Kenegaraan Vol 6, No 4: November 2022
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak - Pasal 65 (1) UU No. 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh menyatakan bahwasanya: “Gubernur/Wakil Gubernur,bupati/wakil bupati, serta walikota/wakil walikota ditentukan dalam satu pasangan secara langsung oleh masyarakat tiap 5 (lima) tahun sekali.” Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan kedudukan Pasal 65 ayat (1) UUPA setelah direvisinya UU No. 6 Tahun 2020 Tentang Pemilukada serta implikasi berlakunya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2020 Tentang Pemilukada terhadap pemilihan Kepala Daerah di Provinsi Aceh. Metode yang dipergunakan pada penulisan ini adalah metode yuridis normatif. Hasil studi memperlihatkan bahwasanya posisi UU No. 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh adalah suatu produk hukum Pemerintahan Aceh yang menjadi dasar dalam penyelenggaraan otonomi daerah dan menjadi lex specialis bagi Pemerintahan Aceh dalam menyelenggarakan pemilukada pada tahun 2022, dikarenakan sebelumnya dilaksanakan pada tahun 2017. Implikasi setelah berlakunya UU No. 6 Tahun 2020 Tentang Pemilukada terhadap pemilihan Kepala Daerah di Provinsi Aceh dengan legal formal, kepemimpinan Aceh pada saat itu kosong, namun jika diisi sebagai Penjabat Gubernur maka pengisian jabatan tersebut tidak sah, dikarenakan Pasal 65 ayat (1) UUPA masih dapat dilaksanakan oleh Aceh, sebagai provinsi yang memiliki otonomi khusus serta pelimpahan wewenang secara desentralisasi asimetris yang tidak dimiliki oleh beberapa daerah yang lain. Disarankan agar Pemerintah Indonesia memperhatikan kekhususan yang dimiliki oleh Aceh terutama terkait pemilukada, dan Pemerintah Aceh agar lebih kuat dalam mengawal UUPA, agar kewenangan atau kekhususan yang terdapat dalam UUPA dapat terlaksana dengan maksimal.
IMPLEMENTASI TENTANG KETENTUAN KARTU IDENTITAS ANAK (KIA) DI KOTA BANDA ACEH Riska Nazillah Syaputri; Zainal Abidin
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bidang Hukum Kenegaraan Vol 7, No 1: Februari 2023
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak - Penelitian ini mejelaskan bagaimana pemenuhan hak atas identitas anak dan apa saja faktor yang menjadi penghambat dalam pemberlakuan ketentuan tentang Kartu Identitas Anak (KIA) di wilayah hukum Kota Banda Aceh. Penelitian dalam studi ini menerpakan  yuridis empiris, dimana peneliti mengeksplorasi aturan hukum dengan keaadan yang sebenarnya dalam lapangan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemenuhan hak atas identitas anak dalam wilayah hukum Kota Banda Aceh sudah terlaksanakan sebagaimana mestinya dan sesuai dengan Pemendargi No. 2 Tahun 2016, hal tersebut dilakukan Pemerintah Kota Banda Aceh yang bekerjasama dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Banda Aceh melakukan upaya internal dan eksternal dalam mendukung terlaksananya KIA. Adapun faktor yang menjadi penghambat dalam pemberlakuan KIA di Kota Banda Aceh berasal dari faktor sumber daya manusia yang masih terbatas, kurangnya dukungan dari Dinas Pendidikan, DPRA dan Dinas lainnya. Faktor masyarakat faktor orang tua/keluarga serta faktor peraturan yang tidak memiliki sanksi tegas. Kata Kunci: Implementasi, Kartu Identitas Anak, dan Konvensi Hak Anak,    Abstract - This research explains the fulfillment of the right to identity of children and the factors that hinder the implementation of provisions regarding the Child Identity Card (KIA) in the jurisdiction of Banda Aceh. This study applies a juridical-empirical approach, where researchers explore legal regulations in the actual field conditions. The results of this research show that the fulfillment of the right to identity of children in the jurisdiction of Banda Aceh has been implemented properly and in accordance with Minister of Home Affairs Regulation No. 2 of 2016. The Government of Banda Aceh, in collaboration with the Department of Population and Civil Registration of Banda Aceh, has undertaken internal and external efforts to support the implementation of KIA. The factors hindering the implementation of KIA in Banda Aceh include limited human resources, lack of support from the Department of Education, DPRA, and other agencies. The factors also include the attitudes of parents/families and the lack of strict sanctions in the regulations. Keywords : Implementation, Child Identity Card, and Convention on the Rights of the Child.
Husein Yusuf: Suatu Tinjauan Perannya dalam Memperjuangkan Aceh pada Masa Revolusi Kemerdekaan (1945-1949) Zainal Abidin; Zulfan Zulfan; Inawati Inawati
Riwayat: Educational Journal of History and Humanities Vol 1, No 1 (2018): Februari, 2018, Correlation Research, Model Application and Pure History
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian betujuan untuk mengungkap peran Husein Yusuf sebelum revolusi kemerdekaan; peranan Husein Yusuf  pada masa revolusi; dan pengarunya dalam memperjuangkan Aceh sesudah revolusi kemerdekaan. Metode yang digunakan adalah metode sejarah dengan tahapan yang mencakup: heuristik; kritik sumber; interpretasi; dan historiografi. Hasil yang diperoleh: (1) Peran Husein Yusuf sebelum revolusi kemerdekaan Indonesia adalah sebagai salah seorang tokoh pendidik dimana ia pernah menjadi seorang guru di Bireuen. Selain itu, ia juga pernah menjadi seorang wartawan dengan tulisannya ia menuangkan pikirannya; (2) pada masa revolusi kemerdekaan Husein Yusuf menduduki jabatan stategis dalam bidang kemiliteran. Pada awal revolusi kemerdekaan ia termasuk tokoh pendiri API, kemudian Desember 1945 berubah menjadi TKR dan Husein Yusuf sebagai Ajudan Umum. Sejak tahun 1946 Husein Yusuf menjadi Komandan Divisi V/TRI Komandemen Sumatera; dan (3) pengaruh Husein Yusuf adalah sebagai salah seorang pejuang pada masa revolusi kemerdekaan. Ia juga seorang pelopor yang mendirikan Sekolah Komando Militer Akademi di Bireuen dan ikut membangun pemancar Radio Perjuangan Divisi X.