Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : JURNAL INSAN CENDEKIA

GAMBARAN EFEKTIFITAS AIR FERMENTASI BUAH MENGKUDU MATANG (Morinda citrifolia L.) 13% TERHADAP BAKTERI Escherichia coli Desyana Nurshinta Dewi; Awaluddin Susanto; Farach Khanifah
Jurnal Insan Cendekia Vol 4 No 1 (2017): Jurnal Insan Cendekia Vol 4 No 1
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Morinda citrifolia telah diketahui sebagai tanaman medis. Mengkudu menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur. E. coli merupakan bakteri yang paling sering menyebabkan diare. Resistensi E. coli terhadap berbagai antibiotika telah banyak dilaporkan, khususnya antibiotik golongan β-laktam. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan kepekaan E. coli yang berasal dari spesimen klinis terhadap air yang diperoleh dari fermentasi terhadap buah mengkudu matang. Jenis penelitian deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah bakteri Escherichia coli, sampel pada penelitian ini adalah suspensi bakteri Escherichia coli 10, Sampling pada penelitian ini menggunakan quota sampling. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan observasi data. Pengolahan data dan analisi menggunakan coding dan tabulating.Hasil penelitian menunjukkan tidak terbentuk diameter zona hambat pada media MHA yang ditanami bakteri Escherichia coli dengan menggunakan cakram yang mengandung air fermentasi buah mengkudu matang 13%. Kesimpulan dari penelitian gambaran efektifitas Air fermentasi buah mengkudu matang (Morinda citrifolia) dengan konsentrasi 13% terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli, tidak efektif ditunjukkan dengan tidak terbentuknya zona hambat. Kata Kunci : Escherichia coli, Fermentasi, Mengkudu
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK BUAH PARE (Momordica charantia) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Salmonella typhi DENGAN METODE DIFUSI Bahrul Ulum; Farach Khanifah
Jurnal Insan Cendekia Vol 4 No 1 (2017): Jurnal Insan Cendekia Vol 4 No 1
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kuman Salmonella typhi adalah penyebab terjadinya demam tifoid. Pengobatan penyakit demam tifoid dapat dilakukan secara medis dan tradisional. Tanaman pare mengandung banyak senyawa aktif yang berpotensi sebagai antibakteri termasuk terhadap bakteri Salmonella typhi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak buah pare (Momordica charantia) yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi dengan metode difusi. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pengujian antibakteri menggunakan difusi kertas cakram, dengan melihat luasnya wilayah jernih (zona hambat) di sekitar kertas cakram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah pare pada konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi. Besarnya rerata daerah hambat ekstrak buah pare konsentrasi 20% ialah 8,5 mm, konsentrasi 40% ialah 12 mm, konsentrasi 60% ialah 12,5 mm dan konsentrasi 80% memiliki daya hambat paling besar dengan zona hambat 13,5 mm, sedangkan kontrol (-) tidak terdapat daya hambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi.Konsentrasi hambat minimum ekstrak buah pare (Momordica charantia) terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella typhi adalah 20% dengan diameter zona hambat yang termasuk kuat yaitu sebesar 8,5 mm. Kata kunci:  konsentrasi hambat minimum, ekstrak buah pare, Salmonella typhi.
BAKTERI COLIFORM PADA IKAN MUJAER (Oreochromis mossambicus) SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI BUAH KLUWEK (Pangium edule reinw) 1 SEBAGAI PENGAWET ALAMI Anita Dwi Ismayanti; Farach Khanifah; Inayatur Rosyidah
Jurnal Insan Cendekia Vol 6 No 1, Maret (2019): Jurnal Insan Cendekia
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan : Protein pada ikan mengalami denaturasi menyebabkan pembusukan sehingga menimbulkan adanya bakteri Coliform. Toksin pada bakteri Coliform dapat menyebabkan Intosikasi. Sehingga dibutuhkan pengawet alami biji buah kluwek yang megandung asam khoulmograt, asam glorat dan tanin yang berfungsi sebagai antibakteri.Tujuan Penelitian yaitu mengetahui pertumbuhan bakteri Coliform pada ikan Mujaer setelah pemberian ekstrak biji buah kluwek dengan konsentrasi 10%,20% dan 30%. Metode: Desain penelitian deskriptif, Populasi penelitian ini adalah seluruh ikan Mujaer yang terdapatdi kolam Desa Bareng Kecamatan Bareng berjumlah 1.200 ekor ikan Mujaer dengan jumlah sampel berjumlah 60 ekor ikan Mujaer, teknik yang digunakan sampling simple random sampling. Variabel pada penelitian ini yaitu bakteri Coliform pada ikan Mujaer (Oreochromis mossambicus) setelah pemberian ekstrak biji buah kluwek (Pangium edule reinw) dengan konsentrasi 10%, 20% dan 30% menggunakan instrumen uji Bakteriologi. Pengolahan data menggunakan Editing, coding, dan tabulating. Hasil : penelitian pada hari pertama konsentrasi ekstrak biji buah kluwek 10%, 20% dan 30% kondisi ikan segar 100% ,hari kedua konsentrasi 10% menunjukan kondisi ikan busuk 100% konsentrasi 20% kondisi ikan busuk (73%) dan konsentrasi 30% kondisi ikan busuk (47%). Sedangkan pada hari ketiga dan keempat konsentrasi 10%, 20% dan 30% kondisi ikan busuk 100%. Dilakukan uji bakteriologi tumbuh koloni bakteri Coliform pada konsentrasi 10% ,20% menunjukan hasil (73%) dan konsentrasi 30% (67%). Kesimpulan penelitian ini pertumbuhan bakteri Coliform setelah pemberian ekstrak biji buah kluwek sebagai pengawet alami pada konsentrasi ekstrak biji buah kluwek konsentrasi 10% dan 20% menunjukan hasil (73%) sedangkan konsentrasi 30% (67%).
KADAR VITAMIN C PADA BUAH PISANG RAJA (Musa paradisiaca L) SEBELUM DAN SESUDAH PENAMBAHAN KALSIUM KARBIDA (CaC 2 ) Chitra Wahyuning Kusuma Wekti; Farach Khanifah
Jurnal Insan Cendekia Vol 6 No 1, Maret (2019): Jurnal Insan Cendekia
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Pisang merupakan salah satu jenis buah yang memiliki tingkat konsumsi tinggi di Indonesia. Pisang raja merupakan salah satu jenis pisang yang memiliki banyak varian diantaranya adalah pisang raja bulu, pisang raja sereh, dan pisang raja nangka yang memiliki rasa berbeda satu sama lain. Kebanyakan petani memanen pisangnya dalamkeadaan tidak matang lalu memeramnya dengan menggunakan kalsium karbida, ini dilakukan karena kalsium karbida akan membuat pisang menjadi lebih cepat matang kemudian siap dijual. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar vitamin C pada buah pisang raja (Musa paradisiaca L) sebelum dan sesudah penambahan kalsium karbida (CaC 2 ). Metode: Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif. Populasi penelitian ini adalah pohon pisang raja yang terdapat di desa Nguwok kecamatan Modo kabupaten Lamongan berjumlah 3 pohon dengan 3 jenis yang berbeda. Sampel penelitian ini adalah 3 jenis pisang raja yaitu raja sereh, raja bulu, dan raja nangka yang diambil menggunakan teknik Purposive Sampling dengan variabel adalah kadar vitamin C buah pisang raja sebelum dan sesudah penambahan kalsium karbida. Pengolahan data menggunakan Editing,Coding, Tabulating. Hasil: Hasil penelitian ini didapatkan kadar vitamin C pada buah pisang sebelum dan sesudah penambahan kalsium karbida yakni pisang raja bulu sebanyak 7,6 mg/100 gram dan 3,5 mg/100 gram; raja sereh sebanyak 4,1 mg/100 gram dan 2,9 mg/100gram; raja nangka sebanyak 3,5 mg/100 gram dan 2,3 mg/100 gram. Kesimpulan: Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pisang raja sesudah penambahan kalsium karbida memiliki kadar vitamin C lebih tinggi dibandingkan dengan pisang sebelum penambahan kalsium karbida
ANALISIS KANDUNGAN VITAMIN C PADA BUAH SAWO (Achras zapota) BERDASARKAN LAMA PENYIMPANAN Isna Rahayu Fitriana; Farach Khanifah; Baderi Baderi
Jurnal Insan Cendekia Vol 6 No 2, Septemb (2019): Jurnal Insan Cendekia
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Buah sawo merupakan buah potensial sebagai alternatif obat-obatan herbal dengan kandungan vitamin C sebesar 21 mg/100 gram. Vitamin C merupakan salah satu zat gizi yang berperan sebagai antioksidan dan efektif mengatasi radikal bebas yang dapat merusak sel atau jaringan, dan melindungi lensa akibat radiasi. Penyimpanan buah sawo selama lima dan sepuluh hari pada suhu kamar setelah dipanen dapat mempengaruhi kualitas sawo. Tujuan: Mengetahui kadar vitamin C pada buah sawo berdasarkan lama penyimpanan 0 hari, 5 hari dan 10 hari. Metode: Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif dengan teknik sampling yang digunakan adalah metode puposive sampling dengan sampel buah sawo yang memenuhi kriteria. Variabel pada penelitian ini vitamin C pada buah sawo berdasarkan lama penyimpanan menggunakan metode pemeriksaan titrasi iodimetri. Pengolahan data menggunakan coding dan tabulating. Hasil: Kadar vitamin C pada buah sawo dengan penyimpanan 0 hari sebesar 5,9 mg/100 gram, pada penyimpanan 5 hari sebesar 3,2 mg/100 gram, sedangkan pada penyimpanan 10 hari didapatkan hasil 2,7 mg/100 gram. Kesimpulan: Buah sawo yang baik untuk dikonsumsi adalah pada penyimpanan 5 hari dengan kadar vitamin C sebesar 3,2 mg/100 gram yang masih rendah dalam pemenuhan kebutuhan vitamin C pada tubuh. Saran: bagi dosen Prodi Analis STIKes ICMe Jombang beserta mahasiswa melaksanakan pengabdian Masyarakat dalam bentuk memberikan penyuluhan atau konseling tentang kandungan Vitamin C buah Sawo Kepada Masyarakat. Dan pada masyarakat agar memanfaatkan buah sawo yang disimpan sebelum 10 hari karena kadar vitamin C yang semakin menurun
ANALISIS KANDUNGAN VITAMIN C PADA BUAH SAWO (Achras zapota) BERDASARKAN LAMA PENYIMPANAN Isna Rahayu Fitriana; Farach Khanifah; Baderi Baderi
Jurnal Insan Cendekia Vol 7 No 1, Maret (2020): Jurnal Insan Cendekia
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Buah sawo merupakan buah potensial sebagai alternatif obat-obatan herbal dengan kandungan vitamin C sebesar 21 mg/100 gram. Vitamin C merupakan salah satu zat gizi yang berperan sebagai antioksidan dan efektif mengatasi radikal bebas yang dapat merusak sel atau jaringan, dan melindungi lensa akibat radiasi. Penyimpanan buah sawo selama lima dan sepuluh hari pada suhu kamar setelah dipanen dapat mempengaruhi kualitas sawo. Tujuan: Mengetahui kadar vitamin C pada buah sawo berdasarkan lama penyimpanan 0 hari, 5 hari dan 10 hari. Metode: Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif dengan teknik sampling yang digunakan adalah metode puposive sampling dengan sampel buah sawo yang memenuhi kriteria. Variabel pada penelitian ini vitamin C pada buah sawo berdasarkan lama penyimpanan menggunakan metode pemeriksaan titrasi iodimetri. Pengolahan data menggunakan coding dan tabulating. Hasil: Kadar vitamin C pada buah sawo dengan penyimpanan 0 hari sebesar 5,9 mg/100 gram, pada penyimpanan 5 hari sebesar 3,2 mg/100 gram, sedangkan pada penyimpanan 10 hari didapatkan hasil 2,7 mg/100 gram. Kesimpulan: Buah sawo yang baik untuk dikonsumsi adalah pada penyimpanan 5 hari dengan kadar vitamin C sebesar 3,2 mg/100 gram yang masih rendah dalam pemenuhan kebutuhan vitamin C pada tubuh. Saran: bagi dosen Prodi Analis STIKes ICMe Jombang beserta mahasiswa melaksanakan pengabdian Masyarakat dalam bentuk memberikan penyuluhan atau konseling tentang kandungan Vitamin C buah Sawo Kepada Masyarakat. Dan pada masyarakat agar memanfaatkan buah sawo yang disimpan sebelum 10 hari karena kadar vitamin C yang semakin menurun.
DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum linn) PADA PERTUMBUHAN BAKTERI KLEBSIELLA PNEUMONIAE Farach Khanifah; Awaluddin Susanto; Fissi Tsurayya Nila Yasmin
Jurnal Insan Cendekia Vol 10 No 2 (2023): Jurnal Insan Cendekia
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35874/jic.v10i2.1226

Abstract

Pendahuluan: Penyebab infeksi saluran napas (ISPA) yang diambil dari bahan sputum rata-rata hasilnya adalah bakteri Klebsiella pneumoniae. Infeksi yang disebabkan bakteri Klebsiella pneumoniae menjadi penyebab kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan tuberculosis. Tujuan: untuk mengetahui daya hambat ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum sanctum linn) pada pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumoniae. Metode: penelitian ini adalah deskriptif analitik. Populasi yang digunakan adalah isolat Klebsiella pneumoniae yang didapat dari RSUD Jombang. Sampel dalam penelitian ini adalah suspensi bakteri Klebsiella pneumoniae. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah simple random sampling. Metode pengujian yang digunakan adalah difusi cakram. Hasil: uji fitokimia ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum sanctum linn) didapatkan positif Alkaloid, Flavonoid dan Tanin. Diameter zona hambat pada konsentrasi 100% adalah 3,8 mm, diameter zona hambat pada konsentrasi 75% adalah 2,3 mm, diameter zona hambat pada konsentrasi 50% adalah 2,3 mm, dan zona hambat pada konsentrasi 25% adalah 0,3 mm. Hal tersebut karena konsentrasi yang berbeda dan kandungan senyawa metabolit sekunder setiap konsentrasi juga berbeda. Kesimpulan: ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum sanctum linn) pada pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumoniae termasuk kategori lemah.
POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN ASAM JAWA MUDA (TAMARINDUS INDICA L) PADA MORTALITAS LARVA NYAMUK AEDES ALBOPICTUS Farach Khanifah; Evi Puspitasari; Alfinurin Khulaidah
Jurnal Insan Cendekia Vol 10 No 3 (2023): Jurnal Insan Cendekia
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35874/jic.v10i3.1231

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui vektor sekunder oleh nyamuk Aedes albopictus. Pemberantasan vektor penularan dapat dilakukan dengan menggunakan tanaman sebagai larvasida nabati untuk mengatasi resistensi pencemaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak etanol daun asam jawa muda (Tamarindus indica L) yang mampu berpotensi sabagai larvasida pada mortalitas larva nyamuk Aedes albopictus. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksperimental. Sampel yang digunakan yaitu larva Aedes albopictus. sampel diambil di kebun RT 04 RW 02 Desa Mojongapit, sebanyak 90 larva Aedes albopictus dengan teknik purposive sampling. Konsentrasi ekstrak daun asam jawa yang digunakan yaitu 20 mg/ml, 40 mg/ml, dan 80 mg/ml. Masing-masing terdiri dari 30 larva uji dan diamati dalam jangka waktu 4 jam. Hasil pada penelitian ini diperoleh ekstrak daun asam jawa pada konsentrasi 20 mg/ml, 40 mg/ml, dan 80 mg/ml berpotensi sebagai larvasida dengan presentase mortalitas masing-masing adalah 63,33%, 83,33% dan 93,33%. Kenaikan potensi larvasida meningkat karena jumlah metabolit sekunder semakin banyak dan rendemen yang didapat sebesar 72,91%, masuk dalam kriteria rendemen baik dalam % rendemen. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun asam jawa muda mampu berpotensi pada mortalitas larva Aedes albopictus.