Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISIS PENGARUH TINGKAT KUALITAS PELAYANAN BPJS TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA KOTA KEDIRI Yogi Bhakti Marhenta; Krisogonus Ephrino Seran
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.939 KB)

Abstract

Kepuasan pasien menjadi peran penting terhadap tingkat kualitas pelayanan BPJS sebab dengan tingkat kualitas pelayanan BPJS yang baik maka akan memberikan kepuasan pasien. Tujuan penelitian ini untuk, mengetahui pengaruh Kepesertaan, Pelayanan, Pembiayaan terhadap kepuasan pasien serta mengetahui karakteristik pasien berpengaruh terhadap kepuasan pasien BPJS pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Kota Kediri. Penelitian menggunakan metode cross sectional dengan pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama di Kota Kediri secara purposive sampling terhadap 300 responden dengan menggunakan variabel bebas kepesertaan, pelayanan BPJS, dan pembiayaan. Data diperoleh dengan menyebarkan secara langsung kuesioner dengan berinteraksi langsung kepada responden, kemudian hasil jawaban responden dari kuisioner yang disebarkan didistribusi skor dengan menggunakan skala likert. Data dianalisis menggunakan regresi linear. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepesertaan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien dengan nilai signifikan kurang dari 0,05 yaitu 0,00, pelayanan BPJS berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien dengan nilai signifikan kurang dari 0,05 yaitu 0,00, pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien dengan nilai signifikan kurang dari 0,05 yaitu 0,00. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah kepesertaan, pelayanan dan pebiayaan di puskesmas kota Kediri berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien.
ANALISIS EFEKTIFITAS BIAYA TERAPI KOMBINASI ANTIHIPERTENSI PASIEN HIPERTENSI DENGAN PENYERTA DIABETES MELLITUS TIPE-2 RSU AMINAH BLITAR Yogi Bhakti Marhenta; Mayang Aditya Ayuning Siwi; Dera Aprilianur
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.725 KB)

Abstract

Penelitian ini merupakan jenis penelitian non-eksperimental yang dilakukan dengan menganalisis data secara deskriptif. Data yang digunakan untuk analisis efektivitas biaya adalah data rekam medik dan biaya medik langsung yang diambil secara retrospektif tanpa memberikan intervensi. Analisis efektivitas biaya dilakukan dengan menghitung biaya medik langsung, menghitung efektivitas terapi berdasarkan tekanan darah yang mencapai target minimal dan menghitung nilai ACER dan ICER. Hasil dari penelitian ini sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 25 pasien            ( 53,13%) dengan terapi kombinasi dan 22 pasien (46,80%)  menggunakan monoterapi. Kesimpulannya adalah antihipertensi yang efektif untuk pengobatan penurunan tekanan darah adalah kombinasi ACEI-Diuretik thiazide. Kemudian untuk antihipertensi yang paling cost-effective berdasarkan ACER adalah kombinasi ACEI-Diuretik thiazide dengan nilai sebesar Rp. 1.258,00. Berdasarkan ICER antihipertensi yang paling efektif dan murah adalah kombinasi ACE-Diuretik thiazide dengan nilai sebesar Rp. -625,00. Saran penelitian berikutnya pengambilan sampel data secara prospektif.
EVALUASI WAKTU PEMBERIAN AMLODIPIN TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS X KOTA KEDIRI Wika Admaja; Yogi Bhakti Marhenta; Krisogonus Ephrino Seran; Iyana Milati Azka Wijanarko
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol 2, No 1 (2020): Vol. 2 No. 1 Desember 2020
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v2i1.1286

Abstract

Tekanan darah manusia berjalan mengikuti ritme sirkadian, yaitu tekanan darah  turun pada saat tidur dan meningkat pada pagi hari hal ini terjadi pada sebagian besar individu. Berbagai macam parameter kardiovaskular, termasuk detak jantung, tekanan darah, dan resistensi perifer, diketahui bervariasi sepanjang hari. Beberapa kejadian jantung dan otak telah lama dilaporkan tertinggi terjadi di pagi hari. Efektivitas calcium channel blockers (CCBs) menurut waktu pemberian masih belum jelas. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengeahui pengaruh penurunan tekanan darah pasien hipertensi pada pemberian amlodipin 5 mg di pagi hari dibandingkan malam hari.  Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis observasional secara prospektif berdasarkan data rekam medik pasien hipertensi tunggal dengan jumlah sampel 66 pasien (kelompok penggunaan amlodipin pagi 33 pasien dan amlodipin malam 33 pasien). Diperoleh hasil penurunan sistole sebesar -7,27 dan diastole -3,33 pada kelompok amlodipin yang diminum pagi hari. Penurunan sistole pada pemberian amlodipin malam hari sebesar -15,76 dan diastole sebesar -8,48. Hasil uji Mann Whitney diketahui nilai p = 0,036 (<0,05) pada tekanan sistole pagi dan malam, nilai  p = 0,044 (<0,05) pada tekanan diastole pagi dan malam. Diperoleh kesimpulan terdapat pengaruh pemberian amlodipine pagi dan malam pada tekanan sistole dan diastole . Pemberian amlodipine 5 mg pada malam hari lebih menurunkan tekanan darah sistole dan diastole dibandingkan pemberian pada pagi hari. 
ANALISA MINIMALISASI BIAYA ANTIBIOTIK PROFILAKSIS CEFAZOLIN DAN AMOXICILLIN PASIEN BEDAH SESAR DI RUMAH SAKIT X KAB. JOMBANG Wika Admaja; Yogi Bhakti Marhenta
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol 2, No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v2i2.1372

Abstract

Biaya pelayanan kesehatan khususnya biaya obat telah meningkat tajam beberapa dekade terakhir dan kecenderungan ini tampaknya akan terus berlangsung. Hal ini antara lain disebabkan karena populasi pasien yang semakin banyak dengan konsekuensi meningkatnya penggunaan obat dan adanya obat-obat baru yang lebih mahal. Angka kejadian kasus bedah sesar di negara maju maupun negara berkembang dari tahun ke tahun diketahui semakin meningkat. Di Rumah sakit X kab jombang dalam kurun waktu 1 tahun jumlahnya mencapai 900 lebih kasus bedah sesar yang di sebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu prosedur yang dilakukan pada saat bedah sesar adalah pemberian antibiotic profilaksis. Pemberian antibiotic profilaksis ini di harapkan dapat mencegah terjadinya infeksi luka pasca operasi. Berdasarkan guideline antibiotic profilaksis yang dapat diberika pada kasus bedah sesar adalah cefazoline dan amoxicillin. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan biaya yang paling cost minimalis dari penggunaan antibiotik profilaksis cefazoline dan amoxicillin pada pasien dengan kasus bedah sesar. Penelitian cost minimalization analysis menggunakan metode observasi analitik dengan rancangan secara cross-sectional, pengambilan data secara retrospektif dengan menelusur dokumen rekam medis pasien. Metode analisis menggunakan statistic uji-t tidak berpasangan. Penelitian ini dilakukan berdasarkan perspektif rumah sakit. Populasi keseluruhan dalam penelitian ini sebanyak 676 pasien. Terdapat 90 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Sebanyak 54 pasien mendapatkan cefazolin dan 36 pasien mendapatkan amoxicillin. Total biaya langsung dibagi menjadi tiga jenis biaya yaitu biaya antibiotik, biaya terapi penunjang dang biaya perawatan. Dari ketiga jenis biaya tersebut di ketahui berbeda signifikan dengan perolehan nilai p > 0,05. Perhitungan Biaya pada cost minimalisasi diukur berdasarkan lama rawat pasien. Perhitungan cost minimalisastion diperoleh pasien dengan penggunaan antibiotik cefazolin lebih kecil dibandingkan dengan pasien yang mendapatkan amoxicillin yaitu Rp.5.368.894,83 dan Rp.5.494.129. Berdasarkan hasil uji t menunjukan nilai 0,04 yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna dari kedua biaya tersebut.
Risiko Penggunaan ACEi Terhadap Kejadian Batuk Kering Pada Pasien Hipertensi Di Rumah Sakitaura Syifa Kediri Yogi Bhakti Marhenta; Krisogonus Ephrino Seran; Sandra elsamba; Eko Yudha Prasetyo; Wika Admaja
Journal of Herbal, Clinical and Pharmaceutical Science (HERCLIPS) Vol 4 No 02 (2023): HERCLIPS VOL 04 NO 02
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/herclips.v4i02.5298

Abstract

Hipertensi yang dikenal sebagai silent killer merupakan salah satu penyumbang terbesar terjadinya penyakit lain seperti stroke dan penyakit jantung. Obat antihipertensi golongan angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEi) dapat menyebabkan efek samping yaitu batuk kering. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui risiko kejadian batuk kering pada pasien hipertensi rawat jalan di poli jantung yang mendapatkan obat golongan ACEi di rumah sakit Aura Syifa Kediri. Penelitian ini merupakan penelitian kohort prospektif, observasi dilakukan dengan cara wawancara terstruktur pada pasien hipertensi rawat jalan di poli jantung. Kriteria inklusi adalah pasien hipertensi rawat jalan dipoli jantung yang berkunjung lebih dari satu kali yang mendapatkan terapi obat golongan ACEi (captopril 25 mg dan lisinopril 5 mg) dan mendapatkan terapi kombinasi serta bersedia diikutsertakan sebagai subjek penelitian. Data kejadian batuk kering dievaluasi menggunakan skala naranjo dan hasilnya dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian batuk kering terjadi pada 12,2% subjek. Faktor usia, jenis kelamin dan lama penggunaan obat tidak berhubungan bermakna dengan kejadian batuk kering akibat penggunaan ACEi. Dengan hasil uji chi square hubungan batuk kering dengan jenis kelamin yaitu P sebesar 0,691, hubungan kejadian batuk kering dengan usia yaitu P sebesar 0,691 dan hubungan batuk kering terhadap lama penggunaan obat yaitu P sebesar 0,909. Tidak ada perbedaan bermakna kejadian batuk kering akibat penggunaan captopril dibandingkan lisinopril
RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIBIOTIK PADA PAS IEN BALITA PENDERITA DIARE DI RUMAH SAKIT AURA SYI FA KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2 0 2 1 Yogi Bhakti Marhenta; Krisogonus Ephrino Seran; Wika Admaja
JURNAL PHARMA BHAKTA Vol 3 No 1 (2023): Mei 2023
Publisher : FAKULTAS FARMASI, INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Penyakit diare sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat seperti negara berkembang seperti Indonesia karena morbiditas dan mortalitasnya masih tinggi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasionalitas penggunaan obat antibiotik pada pasien anak penderita diare. Penggunaan obat antibiotik yang paling banyak digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri, Kerasional antibiotik tersebut meliputi tepat indikasi, tepat dosis, tepat lama pemberian, dan tepat cara pemberian. Metode: Penelitian ini diperoleh dari rekam medik menggunakan metode retrospektif yang menjalani rawat inap pada tahun 2021. Kriteria inklusi adalah pasien anak penderita diare yang di rawat inap mendapat terapi antibiotik di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Aura Syifa Kabupaten Kediri Hasil: penelitian menunjukkan hasil penggunaan obat antibiotik yang diberikan pada pasien anak diare di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Aura Syifa Kabupaten Kediri pada Periode 2021 adalah Metronidazole sebesar 44%, Ceftriaxone sebesar 44%, Cefotaxime sebesar 6%, dan juga Kombinasi obat Antibiotik Metronidazole + Ceftriaxone sebesar 6%. Kerasionalitas penggunaan Obat Antibiotik pasien anak penderita diare bisa dikatakan Rasional meliputi Tepat Indikasi sebesar 100%, Tepat Dosis sebesar 100%, Tepat Cara Pemberian 100%, Tepat Lama Pemberian sebesar 82%. Simpulan: dari hasil penelitian penggunaan obat antibiotik pada pasien balita diare di rumah sakit aura syifa dikatakan rasional.