Irviani Anwar Ibrahim
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Spasial Kejadian Tuberkulosis di Daerah Dataran Rendah Kabupaten Gowa Mutassirah Mutassirah; Andi Susilawaty; Irviani Anwar Ibrahim
HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 3 No 3 (2017): Kesehatan Lingkungan
Publisher : Public Health Department, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1400.39 KB)

Abstract

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 terdapat 20.4 juta kasus baru tuberculosis di seluruh dunia, (World Health Organization, 2016). Lingkungan Fisik rumah yang tidak memenuhi syarat ,seperti suhu, kelembaban, kepadatan hunian, luas ventilasi, dan kondisi dinding dapat menjadi pemicu terjadinya penyakit Tuberkulosis. Dalam Al-qur’an Surah Asy-syura (42:30), Allah SWT Berfirman yang terjemahnya bahwa apa saja yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri. Sehingga manusia harus selalu menjaga kebersihan lingkungan rumah agar terhindar dari penyakit dan bisa tetap sehat.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kejadian tuberculosis di daerah dataran rendah Kabupaten Gowa tahun 2017. Jenis penelitian yang di gunakan adalah Penelitian Kuantitatif dengan rancangan Observaisonal deskriptif dengan menggunakan pendekatan Sistem Infromasi Geografi (SIG), dengan jumlah populasi sebanyak 423 orang dan jumlah sampel sebanyak 99 orang. Teknik Pengambilan sampel yang digunakan yaitu random sampel.Analisis data spasial menggunakan Quantum GIS dan untuk analisis deskriptif menggunakan SPSS 17.0.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan hunian dalam rumah kurang dari 9 m2/orang adalah 29,3%, Luas ventilasi kurang dari 10% luas lantai 21,2%, kondisi dinding yang tidak kedap air 32,3%, lantai yang tidak kedap air 19,2%, kelembaban ruangan dalam rumah (< 40% dan > 70%) hanya 1,0%, suhu udara dalam rumah (> 300C)  yaitu 100% tidak memenuhi syarat dan terdapat 12,1% rumah penderita yang menggunakan AC sedangkan untuk jarak rumah penderita yang dekat dari pelayanan kesehatan sebanyak 82 rumah (82.8%) dan sebanyak 17 rumah (17.2%) yang jarak rumahnya jauh dari pusat pelayanan kesehatan . Kata Kunci : Analisis Spasial, Tuberkulosis, Dataran rendah kondisi fisik lingkungan rumah
Faktor Risiko Kejadian TB Paru di Desa Gunturu Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba Dian Rezki Wijaya; Nurdiyanah Nurdiyanah; Irviani Anwar Ibrahim; Munawir Amansyah; Ranti Ekasari
HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 6 No 3 (2020): Kesehatan Lingkungan
Publisher : Public Health Department, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.698 KB)

Abstract

Tuberculosis (TB) is a disease caused by mycobacterium tuberculosis with a high transmission rate. It attacks lung (80%), while the remaining attack the organs outside the lungs. In Indonesia, it was estimated around 1 million new TB cases with 110,000 deaths each year. In 2018, Bulukumba Regency was in third highest number of TB suspects in South Sulawesi. This study aimed to determine the risk factors for pulmonary tuberculosis in Gunturu Village. This research was a quantitative study with a prevalence study design. All residents of Gunturu Village became a population while the sample was obtained by purposive sampling with 102 people. The data was collected by interview, observation, and measurement. Risk factors for pulmonary tuberculosis in Gunturu Village were nutritional status (p = 0.0575, OR = 1.267) and education level (p = 0.871, OR = 1.083). While smoking status (p = 0.255, OR = 0.553), work status (p = 0.369, OR = 0.660), ventilation (p = 1,000, OR = 1,000) and lighting (p = 0.602, OR = 0.646) were not risk factors. Active case finding needs to be improved by carrying out household contact investigations and screening in at-risk populations as well as improving the recording of TB reports.Keywords : Pulmonary Tuberculosis, Risk Factor
Hubungan Upah Kerja dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan UD. Mitra Philips Seafood Indonesia di Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara Hasbi Ibrahim; Irviani Anwar Ibrahim; Muhammad Rusmin; Sri Safitri Tambunga
Al-Sihah : The Public Health Science Journal Volume 10, Nomor 2, July-December 2018
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (730.89 KB) | DOI: 10.24252/as.v10i2.6871

Abstract

Masalah produktivitas ini hampir semua dialami oleh setiap perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan memberikan motivasi kepada karyawan dengan memberikan upah yang tinggi serta disiplin kerja harus di tingkatkan.Selain upah, faktor lain yang perlu di perhatikan oleh perusahaan adalah gaya kepemimpinan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan upah kerja dan gaya kepemimpinan terhadap produktivitas kerja karyawanUD.Mitra Philips Seafood Indonesia di Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara.Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan pendekatan cross sectional study. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling yaituberjumlah 30 responden. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder.Hasil penelitian menununjukkan bahwa dari 30 orang responden terdapat 25orang (83,3%) responden yang memiliki upah sesuai dengan UMR yaitu ≥ Rp.2.002.652 dan 5 orang (16,7%) responden yangmemiliki upah dibawa UMR yaitu < Rp.2.002.652. Berdasarkan hasil uji statistik chi-square menunjukkan tidak ada hubungan antara upah kerja dengan produktivitas kerja (p value =0,593). Sedangkan variabel gaya kepemimpinan berhubungan terhadap produktivitas kerjaberdasarkan hasil statistik 19 orang (63,3 %) responden merasakan gaya kepemimpinan baik dan 11orang (36,7 %) responden merasakan gaya kepemimpinan kurang baik (p value =0,057). Karyawan disarankan untuk tetap memaksimalkan produktivitasnya, baik bagi karyawan yang memiliki produktivitas maksimal maupun karyawan yang produktivitasnya belum maksimal. Pimpinanperlu tetap mempertahankan bahkan jika perlu menciptakan suasana kerja yang mampu merangsang produktivitas karyawan yang lebih tinggi.
Analisis Determinan Kejadian Growth Failure (Stunting) Pada Anak Balita Usia 12-36 Bulan di Wilayah Pegunungan Desa Bontongan Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang Irviani Anwar Ibrahim; Emmi Bujawati; Sukfitrianty Syahrir; Andi Syamsiah Adha; Mujahida Mujahida
Al-Sihah : The Public Health Science Journal Volume 11, Nomor 1, January-June 2019
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.497 KB) | DOI: 10.24252/as.v11i1.9418

Abstract

Stunting merupakan status gizi kurang yang bersifat kronik pada masa pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan kejadian growth failure (stunting) pada anak balita usia 12-36 bulan di Wilayah Pegunungan Desa Bontongan Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang.Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain Cross Sectional Study.Populasi seluruh anak balita usia 12-36 bulan di Desa Bontongan Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang sebanyak 80 orang dengan pengambilan sampel secara Total Sampling diperoleh dari jumlah populasi. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara univariat, dan bivariat.Hasil analisa data, menunjukkan bahwa status gizi anak balita berdasarkan TB/U yang mengalami stunting (33.7%) dan normal (66.3%). Berdasarkan hasil analisis bivariat, didapatkan nilai p>(α=0.05) pada jumlah anggota keluarga, jenis kelamin, panjang badan lahir, berat badan lahir, pemberian ASI Eksklusif, pemberian ASI sampai dua tahun, praktek pemberian makan dan status imunisasi sedangkan tinggi badan orang tua diperoleh nilai p<(α=0.05). Faktor determinan yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah tinggi badan orang tua. Jadi disarankan agar dilakukan penelitian lanjutan dengan variabel yang tidak termasuk dalam penelitian ini, seperti asupan makanan, penyakit infeksi dan lain-lain sehingga mampu mengetahui lebih luas faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting.
Faktor Risiko Kejadian Sindrom Metabolik Pada Polisi Di Kepolisian Resort Kota Besar (Polrestabes) Makassar Irviani Anwar Ibrahim; Syukfitrianti Syahrir; Andi Syamsiah Adha; Novi Laila Sulastri
Al-Sihah : The Public Health Science Journal Volume 11, Nomor 2, July-December 2019
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.956 KB) | DOI: 10.24252/as.v11i2.11929

Abstract

Sindrom metabolik (SM) merupakan kumpulan dari beberapa gangguan metabolisme seperti obesitas sentral, hipertensi, intoleransi glukosa, dan dislipidemia yang dapat menimbulkan berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskular, stroke, diabetes melitus tipe 2. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk melihat sebaran faktor risiko dan kejadian sindrom metabolik  pada Polisi di Kepolisian Resort Kota Besar (Polrestabes)  Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif analitik dengan desain potong lintang (Cross Sectional Study), pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling. Lokasi pada penelitian ini di Polrestabes yang beralamat Jl. Ahmad Yani No. 9, Pattunuang, Wajo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Penelitian ini melibatkan sebanyak 72 orang polisi di Kepolisian Resort Kota Besar (Polrestabes) Makassar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan kriteria NCEP-ATP III, ditemukan sebesar 41.7% responden menderita sindrom metabolik. Berdasarkan hasil analisis responden usia 30-44 tahun berisiko 1,333 kali menderita sindrom metabolik dibandingkan yang berusia 45-59 tahun (p=0.606). Risiko menderita Sindrom metabolik bagi responden yang memiliki riwayat penyakit dalam keluarga sebesar 6,333 kali (p=0.02); berstatus merokok sebesar 2,750 kali (p=0.047); aktivitas fisik ringan sebesar 3,000 kali (p= 0.025); dan pola makan yang buruk sebesar 1,100 kali (p= 0.842). Disarankan bagi polisi di Kepolisian Resort Kota Besar (Polrestabes) Makassar agar rutin melakukan pemeriksaan kesehatan  serta menghindari konsumsi rokok dan meningkatkan aktivitas fisik.Kata Kunci : Sindrom Metabolik, POLRESTABES Makassar