Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

TEKNOLOGI TEPAT GUNA BUDIDAYA IKAN LELE DALAM KOLAM TERPAL METODE BIOFLOK DILENGAKAPI AERASI NANO BUBLE OKSIGEN Anwar Fuadi; Muhammad Sami; Usman Usman; Saifuddin Saifuddin
Jurnal Vokasi Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Vokasi
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/vokasi.v4i1.1819

Abstract

Selama ini proses budidaya lele dilakukan dengan proses konvesional. Dimana membutuhkan waktu yang cukup lama untuk produksi lele dan jumlah produksi lele yang kurang. Pada penelitian penelitian ini dilakukan dilakukan untuk memecahakan masalah diatas dengan menggunakan kolam terpal dengan metode terbaru yaitu menggunakan metodek bioflok sebagai salah satu metode terbaik dalam meningkatkan produksi ikan lele. Budi daya lele sistem bioflok adalah suatu sistem pemeliharaan ikan dengan cara menumbuhkan mikroorganisme yang berfungsi mengolah limbah budi daya itu sendiri menjadi gumpalan-gumpalan kecil (floc) yang bermanfaat sebagai makanan alami ikan. Pertumbuhan mikroorganisme dipacu dengan cara memberikan kultur bakteri nonpathogen (probiotik), dan pemasangan aerator yang akan menyuplai oksigen sekaligus mengaduk air kolam. Sistem bioflok ini dinilai efektif dan mampu mendongkrak produktivitas. Dari sejumlah permasalahan yang dihadapi mitra memfokuskan untuk dipecahkan diantaranya 1). Cara pembuatan kolam kolam terpal untuk menghindari resapan air terutama saat musim kemarau sekarang ini, 2). Proses persiapan air pembesaran, 3). Proses penebaran dan perawatan benih lele, 4). Pembuatan bioflok sebagai pakan ikan lele 5)Membantu mitra mempromosikan produk lele melalui pelatihan e-comerce. Dan 6).Pemberian nano buble oksigen untuk mennikatkan pembesaran ikan lele untuk menghidari bau lumpur akibat sistim bioflok. Setelah kegiatan Terjadi peningkatan bobot hasil ikan lele 50% dengan masa panen sekitar 9 minggu, sebelumnya panen ikan lele mitra adalah 3 bulan, jumlahnya 7-8 ekor per kg sesuai permintaan pasar. Terjadinya penghematan biaya pakan komersil dengan adanya metode bioflok, dan terjadinya pengurangan tingkat kematian ikan lele sebanyak 40%.Kata kunci : Ikan Lele, Metode Bioflok ,Nano Bubble Oksigen
EKSTRAKSI RESIN DARI BUAH JERNANG (DRAGON BLOOD) METODE UNDER KRITIS Air Saifuddin Saifuddin
Partner Vol 22, No 1 (2017): Edisi Juli
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jp.v22i1.238

Abstract

Resin jernang (dragon blood) is the world's most expensive sap. The resin obtained from jernang fruit that grows only on the islands of Sumatra and Borneo. Jernang resin is in demand by the State of China, Hongkong and Singapore, because they contain compounds that have the potential dracohordin as a medicinal ingredient in the biological and pharmacological activity such as antimicrobial, antiviral, antitumor and cytotoxic activity. The process of extracting resin jernang from fruit jernang conventionally being wet with maceration method is one way of processing fruits jernang done by people processing jernang in Bireuen Nanggroe Aceh Darussalam. However there are still significant obstacles, namely the quality of the yield is lower than the yield using methanol in the extraction process. The use of methanol as a solvent would raise the production costs due to the expensive price of the methanol and also it is not environmental friendly. This research process was using the two-stage extraction maceration method using a solvent with method sub-critical solvent.  The price for this method was cheaper and it was also environmental friendly. The results showed that the quality of our resin jernang was better than resin jernang produced by group in Bireuen district. The class A quality based on the specification of jernang quality requirements (SNI 1671: 2010) were 73% of resin content (b / b), 6.8% of water content (w / w), 7% of ash content (w / b), 32% of impurity content (w / w), 88oC of the melting point and red colored. While the two-stage treatment requirements was between class A and super Quality with 86% of resin content (b / b), 6.5% of water content (w / w), 2.8% of ash content (w / w), 9% of levels of impurities (w / w), the melting point of 88oC and colored dark red. Keywords: Extraction, Undercritical,  Dragon Blood, and SNI
Pembuatan Plazore dari Plastik Bekas dengan Media Minyak Jelantah dan Aplikasi sebagai Peredam Bunyi Milawarni Milawarni; Saifuddin Saifuddin
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 6, No 2 (2017): Journal Teknologi Kimia Unimal - Nopember 2017
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v6i2.475

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk memperoleh nilai koefisien absorbsi bunyi pada plazore. Plazore dibuat dengan berat 100 g. Koefisien absorbsi bunyi diukur dengan menggunakan sound level meter, intensitas bunyi yang diukur antara lain intensitas bunyi yang datang, intensitas yang dipantulkan (reflection) dan intensitas yang ditransmisikan. Intensitas absorbsi didapat dengan mengurangkan intensitas awal (I0) dengan intensitas transmisi (IT) dan intensitas refleksi (IR). Data yang diperoleh dibuat grafik dan dianalisis. Diperoleh hasil bahwa plazore yang terbuat dari kantong plastic (poliolefin) dengan cara digoreng menggunakan minyak jelantah yang telah dimurnikan dengan komposisi 1:1 (sampel 3) adalah plazore terbaik sebagai bahan absorbsi bunyi pada penelitian ini . plazore mempunyai sifat fisis: koefisien absorbsi 0,08 cm-1, intensitas refleksi 0,30 dB, intensitas absorbsi 10,42 dB dan efisiensi absorbsi 12,27 %.
EKSTRAKSI RESIN DARI BUAH JERNANG (DRAGON BLOOD) METODE UNDER KRITIS PELARUT UNTUK PENINGKATAN KUALITAS MUTU RESIN JERNANG SESUAI SNI 1671:2010 Saifuddin Saifuddin; Nahar Nahar; Indra Mawardi
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 6, No 1 (2017): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2017
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v6i1.464

Abstract

Resin jernang (dragon blood) merupakan getah termahal di dunia. Resin tersebut diperoleh dari  buah jernang yang tumbuh hanya di pulau Sumatra dan kalimatan. Resin jernang sangat diminati oleh Negara Cina, Hongkong, dan Singapura, karena mengandung senyawa dracohordin yang berpotensi sebagai bahan obat secara biologis dan aktivitas farmakologis seperti antimikroba, antivirus, antitumor, dan aktivitas sitotoksik. Proses ekstraksi resin jernang dari buah jernang secara konvensional secara basah dengan metode maserasi merupakan salah satu cara pengolahan buah jernang yang dilakukan oleh masyarakat pengolah jernang di Kabupaten Bireuen Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Namun masih ada kendala yang cukup signifikan yaitu.mutu rendemen yang diperoleh lebih rendah dibandingkan dengan rendemen resin jernang .dari.teknologi Inovasi yang dilakukan oleh Bambang, dengan proses ekstraksi maserasi menggunakan pelarut metanol menghasilkan rendemen yang lebih tinggi dari pada proses ekstraksi metode maserasi yang dilakukan oleh kelompok pengolah jernang di Kabupaten Bireuen, akan tetapi penggunaan metanol sebagai pelarut akan menaikkan biaya produksi karena harganya relatif lebih mahal dan tidak ramah lingkungan. Penelitian ini melakukan proses ekstraksi dua tahap yaitu metode  maserasi .dan metode under kritis pelarut dengan  menggunakan pelarut air, karena harganya murah, jumlah melimpah dan ramah lingkungan. Hasil  penelitian diperoleh mutu resin jernang yang lebih baik dari resin jernang yang diperoleh kelompok pengolah jernang di kabupaten Bireuen. Dengan metode  maserasi didapatkan kelas mutu resin jernang kelas A berdasarkan  spesifikasi persyaratan mutu jernang (SNI 1671:2010)  dengan kadar.resin(b/b) 73%,  Kadar air(b/b) 6,8%,  Kadar abu(b/b) 7%,   kadar pengotor(b/b) 32%, titik leleh 88oC dan bewarna merah. Sedangkan  perlakuan dua tahap diperoleh kelas mutu antara kelas A dan Mutu super dengan.kadar.resin(b/b).86%, Kadar air(b/b) 6,5%, Kadar abu(b/b) 2,8%, kadar pengotor(b/b) 9%, titik leleh 88oC dan bewarna merah tua.