Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENYISIHAN COD, TSS, DAN pH DALAM LIMBAH CAIR DOMESTIK DENGAN METODE FIXED-BED COLUMN UP FLOW Sami, Muhammad
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 10, No 1 (2012): Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v10i1.156

Abstract

Pengolahan limbah cair dengan fixed bed column up flow bekerja secara aliran dari bawah ke atas dengan beda tekanan hidrostatik mengikuti prinsip fluidisasi telah dilaksanakan. Bahan yang digunakan yaitu limbah cair dari pemukiman penduduk, pasir, batu apung, arang kayu, dan batu kerikil dengan menggunakan pipa PVC 4 inci berbentuk U dan perangkat reaktor COD meter. Limbah yang telah dianalisa kandungan COD, TSS, dan pH awal dipompakan ke dalam kolom pipa U dan melewati susunan material unggun pasir dengan variasi ketinggian 50 cm dan 70 cm, serta diameter rata-rata 0,815 mm; 0,493 mm; dan 0,278 m. Analisa COD, TSS, dan pH juga di lakukan pada aliran hasil olahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tinggi unggun pasir 50 cm dengan diameter rata-rata 0,815 mm; 0,493 mm; dan 0,278 mm terjadi penyisihan COD sebesar 53%, 63%, dan 75%; sedangkan penyisihan kandungan TSS adalah 41%, 53%, dan 70%. Efisiensi penyisihan COD dan TSS tertinggi dan terbaik diperoleh pada tinggi unggun pasir 70 cm, diameter rata-rata 0,278 m serta pH sebesar 0, 21 yaitu 79% dan 76%.Kata Kunci: COD, limbah domestik, pH, TSS,Up flow.
Pemanfaatan Panas Limbah Sekam Padi pada Proses Pengeringan Gabah Sami, Muhammad
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 9, No 2 (2011): Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v9i2.142

Abstract

Pengeringan (drying) zat padat yaitu  penghilangan sejumlah zat cair di dalam zat padat hingga mencapai suatu nilai terendah yang dapat diterima. Pada penelitian ini, proses pengeringan terhadap gabah dilakukan dengan cara mengalirkan udara yang telah mendapat panas dari hasil pembakaran limbah sekam padi ke dalam kolom pengeringan melalui pipa tembaga berbentuk koil. Pengaturan laju alir fluida panas dan penggunaan waktu pengeringan dapat mempengaruhi kehilangan susut massa dan kadar air pada bahan hasil pengeringan dengan kadar air awal 27,11 %. Pengeringan dengan laju alir fluida panas 140 L/menit dan penggunaan waktu pengeringan  3  jam  memberikan  susut  massa  sebesar  7,68  %  dan  pada  pada sedangkan pada laju alir udara panas 180 L/menit yaitu  9,37 %. Kadar air pada laju alir fluida panas 140 L/menit dengan waktu pengeringan 5 jam diperolah susut massa 14,12 % sedangkan pada laju alir fluida panas 180 L/menit yaitu 13,85 %.Kata Kunci:  pengeringan, laju fluida panas, kadar air, susut massa
PENGOLAHAN AIR SECARA ALIRAN DARI BAWAH KE ATAS MELALUI UNGGUN DIAM Sami, Muhammad
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 4, No 1 (2006): Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v4i1.176

Abstract

Air berfungsi sebagai bahan yang dapat mendispersikan berbagai senyawa yang ada di dalam bahan makanan, dan merupakan berbagai senyawa yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia. Hampir seluruh kehidupan di dunia ini tidak terlepas dari adanya unsur air ini. Sumber utama air yang mendukung kehidupan di bumi adalah laut, dan semua air akhirnya akan kembali ke laut yang bertindak sebagai “reservoir”. Beberapa tahapan proses dilakukan untuk mendapatkan air bersih yang layak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya sedimentasi koagulasi, filtrasi, dan klorinasi. Filtrasi merupakan salah satu cara pengolahan air untuk memisahkan kotoran tersuspensi dengan cara melewatkan air baku melalui suatu media penyaring. Salah satu filtrasi yang mudah pengoperasiannya yaitu melewatkan air baku secara aliran dari bawah ke atas melalui sistem unggun diam. Media filtrasi dapat disusun dari lapisan kerikil, pasir, karbon aktif, sabuk ijuk, dan koral. Prinsip kerja alat ini mengikuti dasar hukum Pascal yaitu dengan memanfaatkan tekanan hidrostatis. Alat ini yang memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan proses yang sudah ada. Hasil tulisan konseptual ini diharapkan kepada pembaca dapat mengaplikasikan sistem ini untuk memenuhi kebutuhan air bersih dalam kehidupan sehari-hari.Kata Kunci : Filtrasi, tekanan hidrostatis, padatan tersuspensi, unggun diam.
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BUDIDAYA IKAN LELE DALAM KOLAM TERPAL METODE BIOFLOK DILENGAKAPI AERASI NANO BUBLE OKSIGEN Anwar Fuadi; Muhammad Sami; Usman Usman; Saifuddin Saifuddin
Jurnal Vokasi Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Vokasi
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/vokasi.v4i1.1819

Abstract

Selama ini proses budidaya lele dilakukan dengan proses konvesional. Dimana membutuhkan waktu yang cukup lama untuk produksi lele dan jumlah produksi lele yang kurang. Pada penelitian penelitian ini dilakukan dilakukan untuk memecahakan masalah diatas dengan menggunakan kolam terpal dengan metode terbaru yaitu menggunakan metodek bioflok sebagai salah satu metode terbaik dalam meningkatkan produksi ikan lele. Budi daya lele sistem bioflok adalah suatu sistem pemeliharaan ikan dengan cara menumbuhkan mikroorganisme yang berfungsi mengolah limbah budi daya itu sendiri menjadi gumpalan-gumpalan kecil (floc) yang bermanfaat sebagai makanan alami ikan. Pertumbuhan mikroorganisme dipacu dengan cara memberikan kultur bakteri nonpathogen (probiotik), dan pemasangan aerator yang akan menyuplai oksigen sekaligus mengaduk air kolam. Sistem bioflok ini dinilai efektif dan mampu mendongkrak produktivitas. Dari sejumlah permasalahan yang dihadapi mitra memfokuskan untuk dipecahkan diantaranya 1). Cara pembuatan kolam kolam terpal untuk menghindari resapan air terutama saat musim kemarau sekarang ini, 2). Proses persiapan air pembesaran, 3). Proses penebaran dan perawatan benih lele, 4). Pembuatan bioflok sebagai pakan ikan lele 5)Membantu mitra mempromosikan produk lele melalui pelatihan e-comerce. Dan 6).Pemberian nano buble oksigen untuk mennikatkan pembesaran ikan lele untuk menghidari bau lumpur akibat sistim bioflok. Setelah kegiatan Terjadi peningkatan bobot hasil ikan lele 50% dengan masa panen sekitar 9 minggu, sebelumnya panen ikan lele mitra adalah 3 bulan, jumlahnya 7-8 ekor per kg sesuai permintaan pasar. Terjadinya penghematan biaya pakan komersil dengan adanya metode bioflok, dan terjadinya pengurangan tingkat kematian ikan lele sebanyak 40%.Kata kunci : Ikan Lele, Metode Bioflok ,Nano Bubble Oksigen
KINETIKA ADSORPSI Pb(II) DALAM AIR LIMBAH LABORATORIUM KIMIA MENGGUNAKAN SISTEM KOLOM DENGAN BIOADSORBEN KULIT KACANG TANAH Halim Zaini; Muhammad Sami
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberadaan logam berat dalam air limbah menimbulkan permasalahan yang serius bagi lingkungan. Usaha penanganannya telah banyak dilakukan dengan berbagai metoda. Metode yang relatif efektif dan efisien adalah metode adsorpsi. Penelitian ini bertujuan penyisihan logam Pb(II) dalam air limbah menggunakan bioadsorben kulit kacang tanah dengan sistem kolom. Pada rancangan percobaan, sebagai variabel tetap digunakan berat adsorben, yaitu sebesar  50 g, ukuran partikel 40 mesh dan volume adsorbat digunakan 10 liter, laju alir 7 liter/menit. Variabel bebas waktu adsorpsi 0; 10; 20; 30; 60; 90; 120; 150; 180; 210; 240 menit dan jenis adsorben: tanpa aktivasi, aktivasi fisik dan aktivasi kimia (H2SO4  1N dan NaOH 1N). Hasil penelitian menunjukan bahwa adsorpsi logam Pb(II) dipengaruhi oleh waktu dan aktivator. Model kinetika adsorpsi memenuhi kinetika pseudo orde dua dengan kapasitas adsorpsi kesetimbangan (qe) terjadi pada waktu 210 menit untuk tanpa aktivasi sebesar 2,387 mg/g, aktivasi fisika sebesar 1,896 mg/g, aktivasi H2SO4 1N 2,768 mg/g dan aktivasi NaOH 1N 2,991 mg/g. Persen masa penyisihan Pb(II) tertinggi untuk tanpa aktivasi 64,98%, aktivasi fisika 59,21%, aktivasi dengan H2SO4  86,02% dan aktivasi dengan NaOH 1N  96,57%.  Keywords:  kapasitas adsorpsi, logam berat, metode adsorpsi, persen  penyisihan
Pembuatan Bioplastik dengan Penguat ZnO dan Penambahan Minyak Atsiri sebagai Anti Mikroba Fitri Takribiah; Harunsyah Harunsyah; Zuhra Amalia; Reza Fauzan; Muhammad Sami
Jurnal Teknologi Vol 22, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/teknologi.v22i1.2881

Abstract

Environmental problems caused by petroleum-derived plastic waste has become an important issue because it is difficult to degrade the environment. Therefore, attempts have been made to speed up the process of degradation of the polymer material is to replace synthetic polymers with natural poimer. Starch is a natural polymer that can be used for the production of material that is easily degraded, the raw material is abundant, but has a weakness in its mechanical properties. To improve the mechanical strength of starch, a reinforcing material in the form of inorganic material is usually added in a polymer matrix. In addition to improving shelf life in a plastic made from natural polymers required additional antimicrobial. Therefore, bioplastics prepared by mixing cassava starch as a matrix, glycerol as a plasticizer, ZnO as an amplifier, and clove oil as an antimicrobial. The optimum conditions to produce bioplastics with the highest tensile strength of 23.40 kgf /mm2 given by the addition of 0.8% of ZnO and 0.4 ml clove oil. While the highest percent elongation on the addition of ZnO 1% and 0.4 ml clove oil which is 346.00%. Based on the test results of water resistance and biodegradability, clove oil shown to inhibit the growth of microorganisms bioplastics and bioplastic IR spectra do not show any new functional group.
Pemanfaatan Biji Labu Kuning (Cucurbita Moschata) Sebagai Sumber Minyak Nabati Menggunakan Metode Ekstraksi Soxhletasi Rina Julianty; Eka Kurniasih; Muhammad Sami
Jurnal Teknologi Vol 21, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.122 KB) | DOI: 10.30811/teknologi.v21i1.2210

Abstract

Vegetable oils obtained from nuts and seeds have superiority in terms of food. They have a distinctive taste and healthy nutritional content because they contain unsaturated fatty acids, carotenoids, and flavonoids. This study aims to improve the yield of pumpkin seed oil and compare it with SNI (3741-1995) concerning cooking oil. The extraction was carried out using the soxhlet method with a temperature of 68-70ºC using hexane as a solvent and a ratio of the solvent ratio (1: 6); (1: 8); (1:10); (1:12); (1:14) (w / v) and the amount of circulation used 15; 20; 25; 30; 35. After the extraction process is evaporated to evaporate the solvent and obtain concentrate at 70ºC. The results showed a yield of 56.40%. The oil produced has physical characteristics including Specific Gravity: 0.97 gr/ml, Water Content: 6%, Boiling Point: 210ºC, Acid Number 6 mg NaOH / g, Peroxide Number: 50 meq /O2 kg, Weaving Numbers 308.55 mg KOH / g, as well as the chemical characteristics of the test results: Based on chromatographic analysis it is known that the composition of fatty acids in pumpkin seed oil is dominated by Palmitic Acid (C: 16) of 16.6736; Linoleic Acid (C: 18-2) of 53.5392; Stearic Acid (C: 18) 29.7872%. But this pumpkin seed oil has not fulfilled SNI especially cooking oil (3741-1995).
Analisis Kinerja Turbocharger pada saat Beban Maksimum Menggunakan Metode RCFA (Root Cause Failure Analysis) di PLTMG Arun Furqan Muhammad Nur; Saifuddin Saifuddin; Muhammad Sami
Jurnal Teknologi Vol 23, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/teknologi.v23i2.3972

Abstract

Gas engine power plant (PLTMG) is a power plant that uses a gas engine as the prime mover. Prime mover is equipment that has the function of generating the mechanical energy needed to rotate the generator rotor. The Arun PLTMG uses a type 20V34SG wartsila gas engine as the main engine. The 20V34SG type Wartsila engine has replaced several components but has not made the engine performance efficient again. One of the important components in supporting the electricity production process is the turbocharger. A turbocharger is a centrifugal compressor that gets power from a turbine whose power source comes from vehicle exhaust fumes. Usually used in internal combustion engines to increase power output and engine efficiency by increasing the air pressure entering the engine. The purpose of this paper is to calculate the efficiency of the equipment and analyze the results using the RCFA (Root Cause Failure Analysis) method to find out the basic problems that occur in the turbocharger. Based on the results of the calculation analysis showed that the lowest efficiency value for turbocharger A occurred in engine 14, which was 57%, and for turbocharger B efficiency, it was found in engine 13, which only reached 54%. By observing in the field there is oil seepage from the turbocharger which falls into the charge air cooler (CAC) area, wear and tear on the impeller mechanical sealing.
EFEKTIFITAS MESIN MARINATOR DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS USAHA UDANG DAN BILEH CRISPY IBU YANTI DI DESA TEMPOK TEUNGOH KECAMATAN BANDA SAKTI KOTA LHOKSEUMAWE E Elfiana; Ridwan Ridwan; Nanang Prihatin; Irwan Nurdin; Cut Aja Rahmahwati; Pardi Pardi; Halim Zaini; Muhammad Sami
Jurnal Vokasi Vol 8, No 1 (2024): Jurnal Vokasi (Maret)
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/vokasi.v8i1.5040

Abstract

Kegiatan PKM dilakukan kepada mitra PKM yaitu UMK Udang dan Bileh Crispy Ibu Yanti di Desa Tempok Teungoh Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe.  Kegiatan PKM ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas usaha udang bileh crispy ibu Yanti melalui implementasi mesin Marinator berkapasitas 10 kg (kapasitas kerja 3kg, kecepatan putar 1240 rpm) dalam memecahkan permasalahan proses pencampuran bumbu (marinasi) di bidang produksi.  Berdasarkan evaluasi terhadap kegiatan PKM sebelum dan sesudah implementasi mesin marinator menunjukkan terjadinya penghematan waktu marinasi dan penggorengan. Proses marinasi sebelum implementasi mesin marinator membutuhkan waktu 2-3 jam dan waktu penggorengan 25-30 menit.  Sedangkan setelah implementasi mesin marinator maka proses marinasi menjadi lebih singkat yaitu 15-20 menit dengan kecepatan putar 1240 rpm.  Waktu penggorengan udang bileh crispy membutuhkan waktu 15-20 menit, memberikan hasil tekstur yang garing, aroma rempah yang khas, dan warna crispy kuning emas.  Berdasarkan hasil analisis terhadap jumlah produk yang dihasilkan, jumlah laba perminggu, perbulan, dan pertahun, serta uji kulaitas udang bileh crispy berdasarkan parameter kadar air, maka terbukti implementasi mesin marinator secara nyata berdampak positif dalam peningkatan produktifitas usaha mitra.  Terjadi peningkatan 60% jumlah produk yang dihasilkan dengan 35% peningkatan keuntungan bersih mitra.  Implementasi mesin marinator kepada mitra menunjukkan bahwa kualitas produk udang dan bileh crispy mitra teruji secara laboratoriumsudah memenuhi standar SNI 7760:2013 berdasarkan parameter uji kadar air (%) yaitu 5%.