Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS KEBIJAKAN SISTEM INSENTIF BAGI USAHA KEHUTANAN Satria Astana; M Zahrul Muttaqin; Nunung Parlinah; Indartik Indartik
Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan Vol 4, No 1 (2007): JURNAL ANALISIS KEBIJAKAN KEHUTANAN
Publisher : Centre for Research and Development on Social, Economy, Policy and Climate Change

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2624.017 KB) | DOI: 10.20886/jakk.2007.4.1.39-63

Abstract

Menjelang tahun 1990-an, ekspor hasil hutan menduduki peringkat satu ekspor non-migas namun sekarang menurun menduduki peringkat ketiga setelah elektronika dan tekstil. Perkembangan kinerja HPH cenderung menurun namun degradasi sumberdaya hutan tetap meningkat, sementara kinerja HTI dan HKm tergolong lamban. Kenyataan menunjukkan dampak pengganda (multiplier effect) sektor kehutanan tergolong tinggi dan penurunan kinerjanya berdampak negatif terhadap perekonomian nasional. Karenanya suatu kebijakan yang efektif perlu diambil untuk mengatasi permasalahan tersebut dalam hal ini kebijakan sistem insentif merupakan salah satu kebijakan yang dapat diadopsi. Melalui kebijakan sistem insentif, pelaku ekonomi dan masyarakat yang terlibat dalam usaha (bisnis) kehutanan diharapkan lebih bergairah untuk mewujudkan pengelolaan hutan lestari. Indikator dari situasi yang diharapkan ini akan ditunjukkan oleh terwujudnya efisiensi dan daya saing serta green market hasil hutan. Secara teknis, efektivitas kebijakan sistem insentif bergantung pada ketepatan jenis, bentuk, dan besaran insentif yang diberikan. Secara politis, efektifitas kebijakan sistem insentif bergantung pada kapasitas, kapabilitas dan akuntabilitas instansi yang terlibat. Keberhasilan pelaksanaankebijakan harus didasarkan pada hasil MONEV, yang keakuratannya bergantung pada ketepatan ukuran-ukuran dampak yang dikembangkan dan digunakan.
DAMPAK PENGGANDA INDUSTRI PEMBIBITAN GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN Satria Astana; Deden Djaenudin; Lukas Rumpoko Wibowo; Lasmanto Gatot Haryono; Nunung Parlinah; Indartik Indartik
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol 4, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpsek.2007.4.1.19-55

Abstract

Salah satu upaya pemerintah mengatasi kerusakan hutan dan lahan kritis adalah melaksanakan program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan). Secara keseluruhan dampak Gerhan diharapkan dapat menimbulkan perubahan perilaku sosial masyarakat menuju terbangunnya kesadaran nasional untuk menanam pohon. Namun kecenderungan demikian tidak dapat diramalkan selama dampak sosial, dampak lingkungan dan dampak ekonominya tidak diketahui dengan pasti. Idealnya ketiga dampak tersebut perlu dikaji secara simultan. Namun penelitian ini lebih memfokuskan pada dampak ekonomi khususnya dampak pengganda industri pembibitan Gerhan, yang bertujuan untuk mengkaji dampak pengganda terkait dengan output, pendapatan dan tenaga kerja. Penelitian dilaksanakan di tiga desa contoh yang terlibat dalam program Gerhan: Desa Sirnajaya, Kabupaten Garut, Jawa Barat; Desa Margomulyo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah; dan Desa Golo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Dengan menggunakan model I-O, hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak pengganda industri pembibitan Gerhan dalam perekonomian masing-masing desa contoh adalah kecil. Hal ini menyarankan bahwa kebijakan Gerhan perlu diperbaiki terutama terkait dengan pentingnya menggunakan sumberdaya lokal seperti pupuk kandang dan pembangunan benih sendiri di masing-masing desa yang akan melaksanakan Gerhan.
LIBERALISASASI PERDAGANGAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PERDAGANGAN PRODUK KAYU INDONESIA DI PASAR ASEAN Elvida Yosefi Suryandari; Deden Djaenudin; Indartik Indartik; Iis Alviya
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol 15, No 3 (2018): Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (744.437 KB) | DOI: 10.20886/jpsek.2018.15.3.225-239

Abstract

Trade liberalization in ASEAN has an impact on the reduction of tariff and non-tariff trade barriers so that it encouraging economic integration. This integration is expected to improve the performance of timber trade (HS44) among ASEAN countries. The aim of this study was to determine the effect of trade liberalization in ASEAN market toward the trade performance of Indonesian timber products. The approach used consists of analysis ofmarket share and balance of trade. The results showed that in general, trade liberalization in ASEAN market has an effect on the performance of trade in Indonesian wood products, especially when the ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA) scheme was implemented in 2010. At that time, wood and wooden furniture tariff were set at 0%.  Non-tariff barrier of HS44 consist of certificates of origin of timber as a pre-requirement of duty-free import, and timber legality certification. Within the scope of ASEAN, wood market share is dominated by Malaysia (as a market leader) and Thailand. While in the world wood product market, Indonesia has become the competitors of Malaysia. The enhancement of Indonesian’s wood competitiveness needs to be done by overcoming non-tariff barriers and trade policies that more take sides on the timber industries.