Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Wajah Baru Pesantren di Madura; Studi tentang Pemikiran, Dinamika dan Kontribusi Pondok Pesantren Mambaul Ulum Pamekasan Hidayatul Mutmainah; Sitti Atiyatul Mahfudoh
EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam Vol. 11 No. 2 (2021): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam YPBWI Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54180/elbanat.2021.11.2.163-183

Abstract

In general, pesantren prioritize Islamic religious knowledge over general subjects. This can be seen from the learning process that uses classical Islamic books, traditions and some of their activities. This study aims to analyze the new scheme of pesantren in Madura where the people are known to be thick with religious knowledge. This research is descriptive qualitative with the object of research is pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata Pamekasan Madura. From this research, the writer sees that pesantren Mambaul Ulum – which is one of the big pesantren in Madura – is now showing its new face. The pesantren is now more dynamic, open, and capable of being the driver of the desired change. Although the pattern of change is sporadic, pesantren Mambaul Ulum Bata-bata has taken an agreement to maintain the pesantren tradition that has been built for a long time and follows the trends of the times and technology. The form of change emphasizes aspects of the education system, curriculum, learning patterns and so on. By implementing an integrated model of salaf and khalaf education, this pesantren is able to influence the surrounding community in developing Islamic education.
ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK BAGI ANAK PERSPEKTIF SYEKH MUSTHAFA AL-GHALAYAINI DALAM KITAB ‘IZHAH AL-NASYI’IN Ulva Badi’ Rohmawati; Sitti Atiyatul Mahfudoh
Atthiflah: Journal of Early Childhood Islamic Education Vol. 9 No. 1 (2022): Januari
Publisher : Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Institut Agama Islam Daruttaqwa Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Moral decadence is one of things that is getting very serious attention today. Mainly moral decadence in adolescents. Hedonic lifestyle, free sex, alcoholic beverages, pornography, game addiction, and so on. The development of an increasingly modern era, with increasingly rapid technological sophistication, also has an impact on human behavior. Teenagers are most vulnerable to being affected because they are still in the stage of searching for identity.High curiosity, the desire to try new things, make them always interested in knowing new things that they have not known before. The sophistication of technology and an increasingly modern life style society sometimes makes teenagers missunderstanding that their actions are wrong. Therefore, it is very important to introduce, teach, and set an example for teenagers on how good morals and behavior should be. In the book of Izhah Al-Nasyi'in, Sheikh Mustafa Al-Ghalayaini has a good concept of moral education for teenagers. According to him, education is instilling the main character, noble character and great education in the souls of teenagers and watering them with useful instructions and advices, becoming traits that are embedded in the soul. So that the fruit appears in the form of the main deeds, goodness, good in working for the shake of nation. In the book of izhah Al-Nasyiin, Sheikh Mustafa Al-Ghalayaini gives advice and encouragement to teenagers to become the main person. He hopes that moral education is embedded in the souls of teenagers so that they can shape the personality of teenagers who have good morals in accordance with the guidance of the Qur'an and hadith
ANALISIS PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH NASIH ULWAN DALAM KITAB TARBIYAH AL-AWLAD FI AL-ISLAM badi, ulva; Atiyatul Mahfudoh, Sitti
At-Tuhfah : Jurnal Studi Keislaman Vol. 9 No. 1 (2020): At-Tuhfah: Jurnal Keislaman
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.515 KB) | DOI: 10.32665/attuhfah.v9i1.637

Abstract

era globalisasi adalah era kemajuan. Diantaranya adalah kemajuan teknologi. Hal ini pasti akan banyak berimbas kepada kehidupan manusia. Utamanya kehidupan dalam bermasyarakat. Tidak dapat dipungkiri kemajuan teknologi sangat memberi dampak kepada kehidupan manusia. Disatu sisi membawa kemajuan, disisi lain membawa perubahan dalam kehidupan bermasyarakat. Pengaruh globalisasi dengan ditandai keterbukaan media semakin membanjiri anak-anak. Anak-anak lebih tertarik dengan gadget dibanding bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Padahal masyarakat merupakan salah satu tempat berlangsungnya Pendidikan. Maka bermasyarakat merupakan suatu keniscayaan. Sudah sepatutnya tanggung jawab pendidikan sosial anak amat penting bagi orang tua dan guru dalam mendidik anak agar menjadi anggota masyarakat yang baik. Terdapat banyak sekali konsep pendidikan sosial anak, Salah satu konsep pendidikan sosial untuk anak tertuang dalam kitab Tarbiyah Al-Awlad Fi Al-Islam karya Abdullah Nasih Ulwan. Menurut Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan sosial adalah mendidik anak sejak dini untuk komit dengan etika sosial yang baik dan dasar-dasar jiwa yang luhur, yang bersumber dari akidah islam yang abadi dan perasaan iman yang dalam. Dengan demikian si anak dapat hidup di masyarakat dengan pergaulan dan adab yang baik, pemikiran yang matang, dan bertindak secara bijaksana.
Relevansi Konsep Pendidikan Sosial Anak Perspektif Abdullah Nasih Ulwan Dengan Tujuan Pendidikan Nasional Mahfudoh, Sitti Atiyatul; Rohmawati, Ulva Badi’
FIKROTUNA: Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam Vol. 9 No. 2 (2020): FIKROTUNA: Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Al-Khairat Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hidup bermasyarakat adalah sebuah keniscayaan. Namun seiiring dengan berkembangnya zaman yang semakin modern, diiringi dengan semakin berkembangnya teknologi serta dekadensi moral yang semakin memprihatinkan, maka menjadi tantangan juga bagi seorang pendidik untuk mengupayakan agar peserta didik tidak hanya berkualitas secara akal, tapi berkualitas juga secara sosialnya. Karna hidup bermasyarakat merupakan keniscayaan, maka menjadi tantangan juga bagi seorang pendidik agar bisa mempersiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang baik. Salah satu dari tujuan Pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta mempunyai kemampuan untuk terjun ke tengah masyarakat dengan baik. Oleh karena itu Abdullah Nasih ulwan memberikan konsep Pendidikan sosial bagi anak yang beliau tulis dalam kitab Tarbiyah Al-Awlad Fi Al-Islam. Menurutnya, Pendidikan sosial adalah mendidik anak sejak dini dengan etika sosial yang baik dan menanamkan dasar-dasar jiwa yang luhur, yang bersumber dari akidah islam dan perasaan iman yang dalam. Memelihara dan mengutamakan hak-hak orang lain, mengamalkan tata krama atau ada sosial, menjaga dan menyelamatkan kehidupan sosial bermasyarakat. Dengan demikian si anak dapat hidup di masyarakat dengan pergaulan dan adab yang baik, pemikiran yang matang, dan bertindak secara bijaksana. Pemikiran Abdullah Nasih Ulwan ini sangat relevan jika dihubungkan dengan tujuan Pendidikan nasional.
Digitalisation of Pesantren through Pegon Keyboard Virtual and Rumah Kitab in Preserving the Archipelago's Khazanah and Islamic Studies Mamlu’ah, Aya; Rohmawati , Ulva Badi'; Nahdlatul , Ririn Fauziyah; Mahfudoh, Sitti Atiyatul
FIKROTUNA: Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam Vol. 14 No. 1 (2025): FIKROTUNA: Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Al-Khairat Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32806/jf.v15i1.830

Abstract

Integrating digital technology into Islamic boarding schools (pesantren) is increasingly essential to preserve and revitalise traditional Islamic education in response to modern pedagogical demands. This study employed a Research and Development (R&D) approach utilising the ADDIE model—analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation—focusing on the initial development phase. The primary objective was to design a digital learning tool that supports using the Pegon script and the broader Islamic intellectual heritage of the archipelago. Data were collected through in-depth interviews with pesantren stakeholders, including ustadz/ustadzah, students (santri), and religious institutional representatives. Feasibility assessments were conducted through expert and practitioner validation using content, language, and visual presentation questionnaires. Qualitative data were analysed through reduction, presentation, and conclusion drawing, while quantitative data were processed using eligibility percentage calculations. The results indicated that the developed virtual Pegon keyboard and rumah kitab (digital book repository) prototypes were categorised as "very feasible" based on expert evaluation. Findings suggest that the successful implementation of digital tools in pesantren requires the pedagogical readiness of educators and students and institutional policy support regarding the use of electronic devices. The digitalisation of pesantren through these applications offers a viable solution to preserving and transmitting Islamic knowledge and local cultural values in both face-to-face and online learning environments. This research contributes to the growing field of digital Islamic education by offering a contextually grounded and culturally sensitive innovation in educational technology design.
Analisis Khilafah dalam Pandangan Politik Ahl al Sunnah Wa al Jama’ah di Indonesia Mahfudoh, Sitti Atiyatul; Rohmawati, Ulva Badi'; Mamlu’ah, Aya
EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam Vol. 14 No. 2 (2024): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam YPBWI Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54180/elbanat.2024.14.2.262-280

Abstract

The concept of the caliphate has been a subject of debate regarding its definition, implementation, and relevance within the political systems of various nations, particularly in Indonesia. This issue often raises concerns that the caliphate threatens political stability and may seek to replace the existing governmental framework. To gain a deeper understanding, this study aims to analyze the concept of the caliphate from the political perspective of Ahl al Sunah wa al Jama’ah, focusing on its definition, historical development, and application. This research employs a library-based methodology, analyzing primary and secondary sources. The findings indicate that Sunni political thought outlines four essential criteria for establishing a caliphate: descent from the Quraysh tribe, allegiance (bai‘ah), the principle of shura (consultation), and justice. Sunni scholars do not prescribe a specific formal structure for a state but emphasize the importance of implementing universal values found in the Qur’an, such as trust (amanah), deliberation, justice, equality, human rights protection, peace, and welfare. The study concludes that while the caliphate system is not feasible for application in Indonesia, Islamic principles can be integrated into the existing governance system without necessitating a change in the state’s structural form