Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Kontribusi Trait Kepribadian terhadap Kepuasan Hidup Mahasiswa Heliany Kiswantomo; Theofanny Theofanny
Inquiry: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 12 No 01 (2021)
Publisher : Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51353/inquiry.v12i01.398

Abstract

Kepuasan hidup atau life satisfaction adalah salah satu komponen penting dari kesejahteraan hidup (Subjective Well-being). Mahasiswa Fakultas Psikologi yang mempelajari ilmu Psikologi, perlu memiliki kepuasan hidup dalam batas-batas tertentu (Brammer & Mc Donalds, 2003), agar dapat mengutamakan kesejahteraan orang yang ditolongnya, jika kelak mereka lulus menjadi ilmuwan psikologi. Salah satu faktor yang memengaruhi kepuasan hidup adalah trait kepribadian (Diener, 2009; Larsen & Buss, 2005 dalam Masthoff, Trompenaar, Van Heck, Hodiamont & Vries, 2006; Erdogan et al, 2012 dalam Lachmann, et al, 2017). Tujuan penelitian ini adalah mengukur kontribusi trait kepribadian terhadap kepuasan hidup mahasiswa Fakultas Psikologi. Trait kepribadian yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah trait menurut Mc Crae&Costa (2003), yaitu neuroticism, extraversion, openness, agreeableness dan conscientiousness. Responden penelitian ini adalah 478 mahasiswa aktif Fakultas Psikologi Universitas X, yang dijaring dengan teknik Simple Random Sampling. Dengan teknik analisis statistik Multiple Regression, diperoleh hasil, bahwa secara simultan trait kepribadian berkontribusi terhadap kepuasan hidup. Hasil analisis per trait menunjukkan, bahwa trait Neuroticism, Extraversion, Agreeableness dan Conscientiousness merupakan prediktor signifikan terhadap kepuasan hidup, dengan trait Agreeableness yang merupakan prediktor terkuat. Trait Openness merupakan satu-satunya trait yang bukan merupakan prediktor signifikan kepuasan hidup.
Hubungan antara Komponen - Komponen Subjective - Well Being dan Internet Addiction Kessy Atmadja; Heliany Kiswantomo
Humanitas (Jurnal Psikologi) Vol 4 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28932/humanitas.v4i1.2285

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komponen - komponen subjective well – being dan derajat internet addiction. Penelitian ini menggunakan teori subjective well – being (Diener,2018) dan internet addiction (Young,2017). Terdapat 206 siswa SMA yang berpartisipasi dalam penelitian ini, dipilih berdasarkan jumlah jam penggunaan internet. Alat ukur dalam penelitian ini merupakan adaptasi dari kuesioner SWLS & SPANE dan modifikasi kuesioner Young Internet Addiction Questionnaire (YIAT20). Dengan teknik analisis korelasi Product Moment Pearson diperoleh hasil, terdapat hubungan signifikan negatif antara komponen kognitif subjective well – being (SWLS) dengan internet addiction dan terdapat hubungan signifikan positif antara komponen afektif negatif subjective well – being (SPANE – N) dengan internet addiction, namun tidak terdapat hubungan antara komponen afektif positif subjective well – being (SPANE – P) dengan internet addiction. Simpulan dari penelitian ini adalah tidak semua komponen SWB berhubungan dengan Internet Addiction. Faktor lain yang memengaruhi Internet Addiction disarankan untuk diteliti dalam penelitian selanjutnya. Kata kunci : subjective well – being, internet addiction, komponen
SUBJECTIVE WELL BEING SEBAGAI PREDIKTOR ONLINE DISINHIBITION EFFECT PADA MAHASISWA Heliany Kiswantomo; Kristin Rahmani; Dinta N. Aliifah
Jurnal Psikologi Vol 15, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/psi.2022.v15i2.6249

Abstract

Pandemi COVID-19 memaksa orang untuk lebih banyak melakukan aktivitasnya secara daring. Online disinhibition effect (ODE) adalah menurunnya hambatan psikologis selama interaksi dengan orang lain dalam lingkungan sosial secara daring. ODE memiliki dua dimensi, yaitu benign dan toxic online disinhibition. Salah satu faktor yang memengaruhi ODE adalah subjective wellbeing (SWB). Penelitian ini bertujuan untuk meneliti sejauh mana SWB dapat memprediksi ODE. Sebanyak 227 mahasiswa menjadi sasaran responden penelitian ini. Rancangan penelitian menggunakan desain korelasional. Alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur SWB adalah Satisfaction with Life Scale and Scale of Positive and Negative Experience (SPANE), dan untuk mengukur ODE adalah online disinhibition scale (ODS). Teknik analisis statistik yang digunakan adalah regresi sederhana untuk menghitung besarnya kontribusi SWB terhadap ODE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiap komponen SWB tidak berkontribusi signifikan terhadap benign maupun toxic online disinhibition. Simpulan penelitian ini adalah SWB bukan merupakan prediktor langsung terhadap ODE. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah meneliti mediator yang mungkin memengaruhi ODE, seperti regulasi emosi, trait kepribadian dan tingkat keparahan kondisi pandemi.
PSIKOEDUKASI PENCEGAHAN PERNIKAHAN DINI PADA REMAJA DI GARUT Jacqueline Marie Tjandraningtyas; Meilani Rohinsa; Heliany Kiswantomo; Kristin Rahmani; Demson Tiopan; March Denny Karyady; Anita Linawati
SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 4 (2022): SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Desember 2022
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/swarna.v1i4.170

Abstract

Abstrak Garut merupakan salah satu dari tiga daerah dengan jumlah pernikahan anak tertinggi di Jawa Barat. Fakta menunjukkan bahwa pernikahan dini lebih banyak memberikan dampak yang negatif bagi remaja, baik secara fisik, seksual, maupun sosial. Pemerintah Kabupaten Garut terus berupaya untuk mencegah terjadinya pernikahan dini di kalangan remaja. Untuk itu bersama dengan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha dilaksanakan psikoedukasi pencegahan pernikahan dini pada remaja di Garut. Kegiatan ini diikuti oleh 29 remaja dari Kabupaten Garut. Psikoedukasi ini dilaksanakan dengan metode ceramah, diskusi dan bermain peran. Berdasarkan hasil uji statistik Wilcoxon yang telah dilakukan diperoleh gambaran bahwa terdapat peningkatan pengetahuan peserta yang signifikan terkait materi mencintai diri, pendidikan seks untuk remaja, karakteristik remaja dan orientasi masa depan. Peningkatan pemahaman tersebut didukung oleh cara penyampaian materi, tampilan materi dan penampilan narasumber yang menarik, sehingga menunjang tercapainya tujuan kegiatan psikoedukasi ini. Terdapat limitasi dalam psikoedukasi yang diharapkan dapat dihindari dengan mengadakan psikoedukasi dengan fasilitas hybrid dikemudian hari
EDUKASI SEKS BAGI SISWA SISWI SMA PELITA FAJAR BANDUNG Heliany Kiswantomo; Indah Puspitasari; Marissa Chitra Sulastra; Meilani Rohinsa
SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 6 (2023): SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Juni 2023
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/swarna.v2i6.555

Abstract

Generasi muda memiliki peran yang penting dalam pembangunan bangsa. Salah satu permasalahan yang banyak terjadi dikalangan remaja adalah berkaitan pergaulan bebas. Kegiatan psikoedukasi “Edukasi Seks Bagi Siswa Siswi SMA Pelita Fajar Bandung” ini dilaksanakan dengan tujuan untuk dapat membekali siswa siswi SMA dengan pendidikan seks yang tepat dengan pendekatan secara psikologis. Kegiatan psikoedukasi dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2023, dengan dihadiri oleh 32 remaja, seluruh peserta berasal dari kelompok usia remaja pertengahan, dan sebanyak 19 orang mengisi kuesioner evaluasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa mayoritas peserta memahami  keseluruhan materi yang disampaikan dan berniat untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah perilaku seksual yang tidak sehat.
Hubungan antara Self-Control dan Toxic Disinhibition Online Effect pada Mahasiswa yang Menggunakan Sosial Media Ruli Gustian Nugraha; Kristin Rahmani; Heliany Kiswantomo; Dinta Nurannisa Aliifah; Alryami Rahma Pusti
Humanitas (Jurnal Psikologi) Vol 7 No 2 (2023)
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28932/humanitas.v7i2.5661

Abstract

The emergence of the internet in the current era has transformed the paradigm of students in their interactions, learning, and even coordinating collective actions. The Internet provides convenience in the exchange of ideas and information, as well as facilitating fast, easy, and accessible communication for various segments of society. New forms of social interaction through the internet have enriched both personal and social life on a broader scale. However, despite the significant constructive potential of the internet, there is another aspect that needs attention. The internet has the potential to reinforce communication behaviors that are inappropriate, less suitable, or even unrestricted, often referred to as the "toxic disinhibition online effect" (Suler, 2004; Lapidot-lefler & Barak, 2012). When students interact in social media connected to the internet, they may exhibit signs of a lack of self-control, where a lack of understanding of relevant social signals and disregard for rules and barriers in online interactions become the main factors in the emergence of this effect. This finding is reinforced by Joinson's research (2004), which revealed differences in individual behavior in the online and offline worlds, even in similar situations. This research was conducted to explore the relationship between the level of self-control and the "toxic disinhibition online" effect on students who actively use social media. Measurement was carried out using the Toxic disinhibition online effect scale and the Self-control scale. The research involved 154 student respondents, with the majority (86%) of them being female. A total of 50.6% of the respondents had a high level of self-control. However, the results of statistical analysis showed that there was no significant relationship between self-control and the "toxic disinhibition online" effect (p = 0.604, r = -0.042), with the significance value exceeding the 95% confidence level. In conclusion, this research did not find a significant relationship between self-control and the "toxic disinhibition online" effect among students using social media. These findings provide additional insights into student online behavior and its implications for self-control in the digital context. All of these findings contribute to understanding the role of the internet in the development of social and individual behavior in the digital age.
PSIKOEDUKASI PENCEGAHAN PERNIKAHAN DINI PADA REMAJA DI GARUT Jacqueline Marie Tjandraningtyas; Meilani Rohinsa; Heliany Kiswantomo; Kristin Rahmani; Demson Tiopan; March Denny Karyady; Anita Linawati
SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 4 (2022): SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Desember 2022
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/swarna.v1i4.170

Abstract

Abstrak Garut merupakan salah satu dari tiga daerah dengan jumlah pernikahan anak tertinggi di Jawa Barat. Fakta menunjukkan bahwa pernikahan dini lebih banyak memberikan dampak yang negatif bagi remaja, baik secara fisik, seksual, maupun sosial. Pemerintah Kabupaten Garut terus berupaya untuk mencegah terjadinya pernikahan dini di kalangan remaja. Untuk itu bersama dengan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha dilaksanakan psikoedukasi pencegahan pernikahan dini pada remaja di Garut. Kegiatan ini diikuti oleh 29 remaja dari Kabupaten Garut. Psikoedukasi ini dilaksanakan dengan metode ceramah, diskusi dan bermain peran. Berdasarkan hasil uji statistik Wilcoxon yang telah dilakukan diperoleh gambaran bahwa terdapat peningkatan pengetahuan peserta yang signifikan terkait materi mencintai diri, pendidikan seks untuk remaja, karakteristik remaja dan orientasi masa depan. Peningkatan pemahaman tersebut didukung oleh cara penyampaian materi, tampilan materi dan penampilan narasumber yang menarik, sehingga menunjang tercapainya tujuan kegiatan psikoedukasi ini. Terdapat limitasi dalam psikoedukasi yang diharapkan dapat dihindari dengan mengadakan psikoedukasi dengan fasilitas hybrid dikemudian hari
EDUKASI SEKS BAGI SISWA SISWI SMA PELITA FAJAR BANDUNG Heliany Kiswantomo; Indah Puspitasari; Marissa Chitra Sulastra; Meilani Rohinsa
SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 6 (2023): SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Juni 2023
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/swarna.v2i6.555

Abstract

Generasi muda memiliki peran yang penting dalam pembangunan bangsa. Salah satu permasalahan yang banyak terjadi dikalangan remaja adalah berkaitan pergaulan bebas. Kegiatan psikoedukasi “Edukasi Seks Bagi Siswa Siswi SMA Pelita Fajar Bandung” ini dilaksanakan dengan tujuan untuk dapat membekali siswa siswi SMA dengan pendidikan seks yang tepat dengan pendekatan secara psikologis. Kegiatan psikoedukasi dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2023, dengan dihadiri oleh 32 remaja, seluruh peserta berasal dari kelompok usia remaja pertengahan, dan sebanyak 19 orang mengisi kuesioner evaluasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa mayoritas peserta memahami  keseluruhan materi yang disampaikan dan berniat untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah perilaku seksual yang tidak sehat.