Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENERAPAN BIOLOGI TERAPAN OLEH SISWA SMP DI KABUPATEN TABANAN I Ketut Surata; I Gede Sudirgayasa; I Made Sudiana; I Gusti Agung Ayu Nova Dwi Marhaeni
Jurnal Santiaji Pendidikan (JSP) Vol. 8 No. 1 (2018): Jurnal Santiaji Pendidikan (JSP)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/jsp.v8i1.156

Abstract

This study aims to determine the application of applied biology in everyday life by junior high school students in Tabanan District of Bali Province. The method used in this research is survey research method. Respondents who are the subject of this research are grade VIII students from 3 sample schools in Tabanan District. The three sample schools are Public Junior High School 2 Tabanan, Public Junior High School 1 Kerambitan, and Public Junior High School 2 Penebel. Data collection was done by distributing questionnaires to respondents. The questionnaire consists of 25 question items. The collected data is analyzed descriptively by presentation in the form of a complete description with visual data in the form of tables and graphs. Each question item is given a range of 0 to 5. The minimum score is 0, whereas the maximum score is 5. The total score of each student will be converted to a scale of 100. Next is determined the mean-value for each sample school. The mean grade of each sample school was then compared and classified. Categorization of the average value refers to the classification of absolute norms scale 5. Based on the results of research can be concluded that the application of applied biology by junior high school students in Tabanan District is still quite enough. This condition requires all of us who are work in the education sector to find solutions through further studies to a better level. Thus, the expectations of what students have learned in the field of biology are useful to them and their environment.
Tingkat Pengetahuan Sekaa Teruna terhadap Tanaman Upakara Hindu I Made Sudiana; I Ketut Surata; Vita Meylani
Bioedusiana: Jurnal Pendidikan Biologi Vol 6, No 2 (2021): Bioedusiana
Publisher : Jurusan Pendidikan Biologi - Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/bioed.v6i2.4280

Abstract

Sekaa Teruana (ST) sebagai generasi muda penerus adat budaya dan agama Hindu perlu mempunyai pengetahuan tentang tanaman upakara yang banyak digunakan dalam ritual keagamaan Hindu. Tingkat pengetahuan ST dalam mempersiapkan sarana dan mewujudkan bentuk upakara lebih baik. ST juga memiliki kesadaran untuk ikut menjaga kelestarian tanaman upakara. Telah dilakukan penelitian pada Sekaa Teruna (ST) di Desa Adat Sanggulan dan Desa Adat Tengkudak, untuk mengetahui tingkat pengetahuannya tentang tanaman upakara. Penelitian yang bersifat eksploratif menggunakan metode kuisioner untuk mengumpulkan data. Jenis kuisioner yang digunakan berupa kusioner campuran terdiri dari 17 pernyataan/pertanyaan tertutup dan 8 pertanyaan terbuka. Data hasil isian kuisioner dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan yaitu tingkat pengetahuan ST Desa Adat Sanggulan sebesar 67,48 (cukup tinggi), dan ST Desa Adat Tengkudak sebesar 70,52 (cukup tinggi). Tingkat pengetahuan kedua ST berbeda tidak nyata (non signifikan) berdasarkan hasil uji-t pada taraf signifikasi 5% dan df 54. Dapat disimpulkan bahwa wilayah tempat tinggal yang dikotomis antara perkotaan dan pedesaan, tingkat keanekaragaman jenis tanaman upakara yang berbeda, tingkat pendidikan, jenis kelamin yang berbeda tidak berpengaruh langsung terhadap tingkat pengetahuan ST terhadap tanaman upakara.
PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBASIS LKS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BIOLOGI I Ketut Surata
Bioedusiana: Jurnal Pendidikan Biologi Vol 4, No 2 (2019): Bioedusiana
Publisher : Jurusan Pendidikan Biologi - Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.369 KB) | DOI: 10.34289/292826

Abstract

Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas biologi siswa melalui pendekatan CTL berbasis LKS. Penelitian ini melibatkan siswa kelas VII yang berjumlah 28 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, di mana setiap siklus terdiri dari 4 tahapan dan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Metode pengumpulan data menggunakan lembar observasi aktivitas, kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas Biologi siswa. Aktivitas belajar siswa berada pada kategori aktif. Nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus I 30,89 (cukup aktif) dan pada siklus II meningkat menjadi 39,82 (kategori aktif), berarti mengalami peningkatan sebesar 28,90%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) berbasis LKS dapat meningkatkan aktivitas biologi pada siswa kelas VII.
Readiness of Biology Education Lecturers to Conduct E-Learning During the Covid-19 Pandemic I Ketut Surata; I Gede Sudirgayasa; I Made Sudiana; I Made Maduriana
Indonesian Journal Of Educational Research and Review Vol. 3 No. 3: October 2020
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.627 KB) | DOI: 10.23887/ijerr.v3i3.30331

Abstract

The purpose of this study is to find out: (1) the readiness qualifications of lecturers doing e-learning in general; (2) qualification of lecturer's e-learning readiness based on readiness factor; (3) qualification of lecturer's readiness based on his birth generation. This research method uses a quantitative descriptive approach, with readiness assessment using the Aydin & Tasci Scale. The respondents were 21 lecturers of private colleges Biology Education in the Bali Region. The results showed: (1) lecturer readiness qualifications for e-learning are generally in the ready category, but need a slight improvement; (2) lecturer's e-learning readiness qualification based on readiness factor entered category is not ready, requires a slight improvement in financial readiness and technological readiness factor. Ready, but it takes a little improvement in sociological readiness, environmental readiness, human resource readiness, and equipment readiness. Ready, this e-learning implementation factor can be continued in psychological readiness and content readiness; and (3) qualifications for lecturer readiness based on their birth generation are in the ready category but need a slight improvement, with the highest readiness score in the baby boomer generation.
Artikel Studi Keanekaragaman Hayati dan Morfologi Tanaman Upakara Yadnya Hindu Bali Surata I Ketut; Sudiana I Made; Seniwati Ni Putu; Nova Dwi Marhaeni I Gusti Agung Ayu; Suka Widana I Nengah
Emasains : Jurnal Edukasi Matematika dan Sains Vol. 11 No. 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika dan Pendidikan Biologi Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (950.483 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.6410090

Abstract

Semua tingkatan upacara yadnya Hindu Bali memerlukan tanaman sebagai sarana upakara. Untuk dapat mengenali tanaman upakara sehingga memudahkan mendapatkan tanaman yang dierlukan, dibutuhkan panduan keanekaragaman jenis dan morfologi tanaman upakara. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan KH dan ciri morfologi tanaman upakara di wilayah Desa Adat Sanggulan dan Tengkudak. Observasi tanaman dilakukan di sepanjang jalur transek dengan panjang 1.5 km dan lebar 5 m. Tanaman upakara yang berhasil ditemukan dideskripsikan tentang nama jenis tanaman, habitat, cara hidup, bentuk hidup, status tumbuh, dan ciri morfologi. Hasil observasi dan dokumentasi menemukan 51 jenis tanaman upakara yang tergolong dalam 34 famili dengan kekayaan jenis sebanyak 1676 tanaman. Jumlah jenis tanaman di Sanggulan 41 jenis dengan kekayaan jenis 885 tanaman, sedangkan di Tengkudak sebanyak 31 jenis dengan kekayaan jenis 791 tanaman. Anggota famili terbesar adalah Arecaceae dengan 5 spesies (19,23%), sedangkan anggota famili terkecil yaitu 21 famili beranggotan 1 spesies (3,85%). Bentuk hidup (habitus) tanaman paling dominan yaitu pohon 15 famili (44,12%), dan bentuk hidup paling sedikit 2 famili (5,90%) adalah herba. Cara hidup tanaman paling dominan fanerofit 28 famili (82,35%), dan paling sedikit 1 famili kamefit (2,94%). Mayoritas tanaman upakara yang dijumpai merupakan tanaman budidaya, hanya 3 jenis tanaman liar aren (Arenga pinnata Merr.), bambu tali (Gigantochloa apus), dan bambu petung (Dendrocalamus asper). Jenis tanaman terbanyak yang dijumpai yaitu puring (Codiaeum variegatum) 436 tanaman (26,01%) dan jenis yang paling sedikit sirih (Piper batle L.), naga sari (Mesua ferrea L.), belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.), kelor (Moringa oleifera Lam.), dan kembang telang (Clitoria ternatea L.), masing-masing satu (1) tanaman (0,06%). Kesimpulan yaitu, tidak terdapat perbedaan signifikan jenis tanaman upakara di Sanggulan dan Tengkudak. Semua jenis tanaman upakara yang ditemukan tumbuh dengan baik, karena kondisi fisik lingkungan di kedua wilayah sangat mendukung kehidupan tanaman. Kata-kata kunci: keanekaragaman hayati, morfologi, tanaman, upakara