Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENENTUAN DISTRIBUSI TIPE AWAN DI PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN CITRA SATELIT MTSAT IR1 Saraswati Dewi
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol. 16 No. 1 (2015): June 2015
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/jstmc.v16i1.2633

Abstract

IntisariPenentuan distribusi tipe awan berdasarkan diagram temperatur kecerahan (TBB) – perbedaan TBB dilakukan dengan menggunakan data citra satelit MTSAT IR1 dan IR2 pada bulan Januari dan Maret 2014 di 4 (empat) titik kajian di Provinsi Riau. Terdapat 6 (enam) tipe awan yang dikategorikan dalam diagram TBB-DT antara lain awan dingin dengan ketebalan optik besar (tipe awan Cumulonimbus/Cb), awan hangat dengan ketebalan optik besar (tipe awan Cumulus/Cu atau Stratocumulus/Sc), awan dingin dengan ketebalan optik kecil (tipe awan Cirrus/Ci yang cukup padat atau dense), awan hangat dengan ketebalan optik kecil (tipe awan Ci), serta awan tipe N yang merupakan tipe awan tipis di level rendah.  Dari seluruh data yang ada dalam pada bulan Januari 2014 dan Maret 2014, distribusi awan di daerah kajian didominasi oleh tipe awan Cirrus (Ci tipis, Ci tebal, dan Ci solid). Karakteristik wilayah Riau yang cenderung kering di bulan Januari maupun Maret 2014 mempengaruhi pertumbuhan awan di daerah tersebut dan kondisi cuaca didominasi oleh cuaca cerah. Dari perbandingan yang dilakukan antara hujan dengan tipe awan di 4 (empat) titik kajian, penentuan jenis awan penghasil hujan tidak dapat dilakukan hanya dengan mengambil data TRMM dan data TBB di suatu titik karena tidak menunjukkan adanya hubungan antara hujan dengan tipe awannya. Hujan yang jatuh di titik kajian bisa jadi tidak berasal dari awan yang berada tepat di atasnya karena faktor angin.Abstract  Determination of cloud type distribution based on the brightness temperature (TBB) – temperature differential image (DT) has been done using MTSAT IR1 and IR2 image data on January and March 2014 at 4 (four) point studies. There are 6 (six) cloud types categorized by the TBB-DT diagram: optically thick cold cloud (Cb type), optically thick warm cloud (Cu/Sc type), optically thin cold cloud (thin Ci type/dense Ci), and N-type which is low level thin clouds.  Based on all of the data from January and March 2014, cloud distribution on the field of study was dominated by Ci type clouds (thin Ci, thick Ci, and dense Ci). Dry characteristics of the area of Riau province influenced cloud development over the area and was dominated with fair weather. From the comparison between rain events and the cloud type, rain cloud determination cannot be done with only data point of TRMM rainfall data and MTSAT TBB data because it didn’t represent the relationship between rain events and it’s cloud type. Rain which fall on point study might not come from the clouds right on it due to the wind factor.
Seksualitas dan Spiritualitas Saraswati Dewi
Extension Course Filsafat ( ECF ) No. 1 (2016): ECF Fashion, Sex & Culinary
Publisher : Fakultas Filsafat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/ecf.v0i1.2296.%p

Abstract

Seksualitas dan Spiritualitas
KARAKTERISTIK BUTIR AIR HUJAN PERMUKAAN DAN LAPISAN ATAS ATMOSFER PADA PUNCAK MUSIM HUJAN DI TANGERANG SELATAN Sara Aisyah Syafira; Nyayu Fatimah Zahroh; Saraswati Dewi; Findy Renggono
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol. 22 No. 1 (2021): June 2021
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/jstmc.v22i1.4432

Abstract

Intisari Beberapa penelitian terkait kejadian hujan menggunakan beberapa jenis alat seperti Micro Rain Radar (MRR) dan Disdrometer. Kombinasi kedua instrument tersebut dapat memberikan gambaran yang lebih  komprehensif mengenai kejadian hujan mulai dari lapisan atas atmosfer hingga permukaan. Penelitian ini mengamati beberapa kejadian hujan pada puncak musim hujan tahun 2017 dan pergantian tahun 2019/2020 di Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan dengan menggunakan instrumen MRR dan Disdrometer untuk mengetahui karakteristik distribusi ukuran butir air hujan. Hasil penelitian ini menunjukkan pola sebaran butir air hujan yang berbeda, antara kejadian hujan dengan intensitas sangat lebat dan sangat ringan hingga lebat, baik pada lapisan atas atmosfer maupun permukaan. Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kejadian hujan sangat lebat berasal dari kumpulan awan konvektif dengan durasi hujan selama 15-60 menit. Sedangkan, kejadian hujan ringan hingga sedang pada umumnya berasal dari kumpulan awan nimbostratus di level menengah atmosfer dengan durasi hujan sekitar 2-3 jam. Abstract Several studies used some equipment types to observe rain events, such as the Micro Rain Radar (MRR) and Disdrometer. Combining the two can provide a more comprehensive picture of rain events from the upper atmosphere to the surface. This study observed several rain events at the peak of the rainy season in 2017 and the turn of the year 2019/2020 in the Puspiptek Serpong Area, South Tangerang, using MRR and Disdrometer instruments to determine the characteristics of the droplet size distribution. This study's results indicate a different droplet size distribution pattern, between the incidence of rain with very heavy intensity and very light to dense, both in the upper atmosphere and surface. Besides, this study's results indicate that the very heavy rain events come from convective clouds with a 15-60 minutes rain duration. Meanwhile, light to moderate rain events generally come from a group of nimbostratus clouds in the medium-level atmosphere with a rain duration of roundabout 2-3 hours.
PENERAPAN PERHITUNGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAIATAS PENYERAHAN HASIL PERTANIAN TERTENTU SESUAI PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 64/PMK 03/2022 (Studi Kasus pada Pabrik Gula Tjoekir) Saraswati Dewi; Beby Hilda Agustin; Agus Athori
Musytari : Neraca Manajemen, Akuntansi, dan Ekonomi Vol. 8 No. 3 (2024): Musytari : Neraca Manajemen, Akuntansi, dan Ekonomi
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.8734/musytari.v8i3.5584

Abstract

Pajak Pertambahan Nilai menjadi salah satu jenis pajak yang bisa dikenakan dalam setiap proseskegiatan ekonomi mulai dari pembelian bahan baku sampai pada barang berada di tangan konsumen.Pada tahun 2022 Kementerian keuangan mengesahkan peraturan untuk mengatur tentang penyerahan hasilpertanian tertentu pada Peraturan Menteri Keuangan nomor 64/PMK.03/2022. Sangat penting bagi pemungut maupun Pengusaha Kena Pajak untuk mengetahui dan menerapkan perhitungan, penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai atas Penyerahan Hasil pertanian tertentu sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 64/PMK.03/2022 ini. Barang Kena Pajak di bidang pertanian ini juga sudah diatur di dalam peraturan tersebut. Akan tetapi karena peraturan ini tergolong baru maka belum banyakperusahaan maupun petani perorangan yang mengetahui begitu pula pada pada Pabrik Gula Tjoekir -Jombang.PPN yang digunakan termasuk PPN dengan Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan. Metode penelitianyang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui proses wawancara dan dokumentasi. Dari hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa Pabrik Gula Tjoekir masih belum memungut dan menerapkan PPN atas penyerahan batang tebu dengan tarif 1,1% nya dimana dalamPPN yang dikenakan oleh 3 orang petaninya sebesar Rp 432.407.269,-.