Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pendampingan Budidaya dan Pengolahan Nutrasetikal Daun Bangun-bangun Untuk Ibu Rumah Tangga Ika Buana Januarti; Chintiana Nindya Putri
Indonesian Journal of Community Services Vol 3, No 1 (2021): May 2021
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/ijocs.3.1.39-46

Abstract

Warga dawis Arbey RT 04 RW 04 Kelurahan Sampangan Semarang sebagian besar adalah ibu rumah tangga usia produktif. Lingkungan di daerah ini masih belum dimanfaatkan secara optimal sehingga mendorong pentingnya didirikan kelompok usaha yang memanfaatkan pekarangan rumah. untuk budidaya tanaman obat. Salah satu contoh TOGA yang mudah ditanam adalah daun bangun-bangun (Coleus amboinicus). Daun bangun-bangun berkhasiat sebagai pelancar ASI dengan dibuat menjadi jus siap minum. Pengembangan produk jus daun bangun-bangun perlu didukung oleh sarana prasarana, organisasi, SDM (Sumber Daya Manusia) dan pemasaran. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan ketrampilan pada warga membudidayakan, mengolah produk daun bangun-bangun dan memasarkannya. Terdapat 2 metode yang digunakan yaitu penyuluhan dan praktik langsung. Materi penyuluhan adalah cara budidaya, pengolahan dan pemasaran jus daun bangun-bangun. Metode kedua adalah praktik budidaya dan pembuatan jus daun bangun-bangun. Hasil dari kegiatan pengabdian ini yaitu 15 orang peserta berhasil membudidayakan tanaman bangun-bangun.Most of the residents of dawis Arbey RT 04 RW 04 Kelurahan Sampangan Semarang are housewives of productive age. The environment in this area is still not optimally utilized, thus encouraging the importance of establishing business groups that utilize house yards. for the cultivation of medicinal plants. One example of TOGA that is easy to plant is the leaves of bangun-bangun (Coleus amboinicus). The leaves of the wakes have the effect of facilitating breast milk by being made into ready-to-drink juice. The development of leaf juice products needs to be supported by infrastructure, organization, human resources (human resources) and marketing. This service activity aims to provide skills to residents to cultivate, process leaf-building products and market them. There are 2 methods used, namely counseling and direct practice. The extension material is the method of cultivating, processing and marketing the juice from the leaves. The second method is the practice of cultivating and making leaf juice. The result of this service activity was that 15 participants succeeded in cultivating bangun-bangun.
IMPACT OF SINGLE BULB GARLIC (ALLIUM SATIVUM VAR. SOLO) ON THE NUMBER OF LEYDIG AND SERTOLI CELLS IN RATS Ika Buana Januarti; Fadzil Latifah; Nur Fidia Fatmawati
Jurnal Farmasi Sains dan Praktis Vol 7 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/pharmacy.v7i1.3056

Abstract

Single garlic bulb has been studied as aphrodisiac, this is related to the presence of secondary metabolites flavonoids, alkaloids, and saponins. The metabolite content of single garlic tuber ethanolic extract (EEUBPT) will be investigated for its effect on the histopathological picture and the number of Leydig cells and testicular Sertoli cells in rats. Sample research consist of 25 Wistar rats aged 3-4 months divided into 5 groups. Group I was negative control given 0.5% Na-CMC; group II (positive control) was given Jamu Pasak bumi. Groups III, IV, and V were each given EEUBPT at doses of 450 mg/kgBB, 900 mg/kgBB, dan 1350 mg/kgBB of body weight. Each group was given treatment for 14 days, then the testes were taken on the 14th day. The results were analyzed using the One Way Anova parametric test (p <0.05) and post hoc. The ethanolic extract of a single garlic bulb affected the number of Leydig cells at a dose of 1350 mg of body weight but did not significantly influence the number of Sertoli cells.
THE CORRELATION OF TOTAL FLAVONOID AND TOTAL PHENOLIC WITH ANTIOXIDANT ACTIVITY OF SINGLE BULB GARLIC (Allium Sativum) FROM TAWANGMANGU AND MAGETAN Ika Buana Januarti; Hudan Taufiq; Sulistyaningsih Sulistyaningsih
Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas (Journal of Pharmaceutical Sciences and Community) Vol 16, No 2 (2019)
Publisher : Sanata Dharma University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.577 KB) | DOI: 10.24071/jpsc.001798

Abstract

Flavonoids and phenolics are compounds with hydroxyl groups (-OH) bound to aromatic rings which enable them to react with reactive oxygen species and eliminate free radical activity. Single bulb garlic (Allium sativum var. solo garlic) is known to have antioxidant activity which comes from the phenolic groups. This study aims to determine the correlation of total flavonoid and phenolic levels with the antioxidant activity of ethanolic extracts from single bulb garlic grown in Magetan and Tawangmangu regions. This study included an observational analytic study with a cross-sectional design. Total flavonoid levels were measured by colorimetric method and total phenolic levels were measured by Folin-ciocalteu method using Spectrophotometric UV-Vis. Antioxidant activity was measured by DPPH method at a wavelength of 517 nm. The data analysis used was multiple linear regression. The results showed that the extract of single bulb garlic from Magetan had total flavonoids of 12,1833 0,1943 mg QE/gram, total phenolics of 70,244 mg GAE/gram, and antioxidant activity with an IC50 value of 20,216 ppm. The extract of single bulb garlic from Tawangmangu contained total flavonoids of 14,4833 0,5911 mg QE/gram, total phenolics of 92,222 mg GAE/gram, and antioxidant activity with an IC50 value of 13,777 ppm. The conclusion of this study is that there is a significant correlation of total flavonoid and total phenolic content with antioxidant activity.
UJI AKTIVITAS SEDIAAN GEL EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA KELINCI (Oryctolagus cuniculus): ACTIVITY TEST OF BETEL LEAF EXTRACT GEL (PIPER BETLE) TOWARD ON WOUND HEALING IN RABBITS (Oryctolagus cuniculus) Ika Buana Januarti; Kiki Waluyo Wahyu Ningsih; Aries Badrus Sholeh
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i1.574

Abstract

Luka sayat adalah luka yang disebabkan oleh objek yang tajam, biasanya mencakup seluruh luka akibat benda-benda tajam. Daun Sirih banyak digunakan dalam pengobatan tradisional salah satunya yaitu mempercepat penyembuhan luka dengan kandungan senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, dan tanin. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menentukan karakteristik sifat fisik gel dan untuk mengetahui aktivitas gel ekstrak daun sirih terhadap penyembuhan luka sayat pada kelinci. Penelitian ini dilakukan dengan desain pre-post. Analisis data menggunakan uji Kruskal-Wallis dilanjutkan uji pairwise comparisons untuk melihat ada tidaknya perbedaan rerata yang bermakna antara panjang luka sebelum perlakuan dan setelah perlakuan yang terdiri dari 5 perlakuan, yaitu kontrol positif (Bioplacenton®), kontrol negatif, basis gel, dan 3 konsentrasi yaitu gel ekstrak konsentrasi 5%, 10%, dan 15% dengan masing-masing 5 kali pengulangan. Perlakuan dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari selama 16 hari. Hasil pengukuran panjang luka pada kelinci menunjukkan bahwa gel ekstrak daun sirih memiliki potensi sebagai penyembuh luka sayat dengan nilai p-Value <0,05 yaitu 0,024. Formula gel ekstrak daun sirih dengan konsentrasi 15% memiliki efek penyembuhan luka yang setara dengan kontrol positif (Bioplacenton®) dan lebih efektif dibandingkan dengan gel ekstrak konsentrasi 5% dan 15%. Kata Kunci: Gel ekstrak daun sirih, luka sayat
POTENSI GEL EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA SAYAT PADA KELINCI: POTENTIAL OF PAPAYA LEAF (Carica papaya L.) EXTRACT GEL TOWARD INCISED WOUND HEALING PROCESS IN RABBITS Ika Buana Januarti; Komalasari; Aries Badrus Sholeh
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 3 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i3.576

Abstract

Luka adalah terputusnya kontinuitas jaringan akibat substansi jaringan yang rusak atau hilang sehingga dapat menyebabkan kerusakan fungsi perlindungan kulit dan dapat disertai dengan kerusakan jaringan lain. Ekstrak daun pepaya merupakan salah satu alternatif untuk dapat mempercepat pembentukan epitel luka. Hal ini dikarenakan pada daun pepaya terdapat saponin yang merupakan senyawa yang dapat memacu pembentukan suatu kolagen dalam proses penyembuhan luka.  Penelitian ini bertujuan Menentukan konsentrasi ekstrak daun pepaya dalam sediaan gel yang efektif terhadap penyembuhan luka sayat pada kelinci. Penelitian ini dianalisis dengan statistik non parametrik menggunakan Wilcoxon,  Kruskall Wallis dilanjutkan dengan uji lanjut Mann Whitney.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah prepost design. Penelitian ini terdiri dari 5 perlakuan, yaitu 1 kontrol positif (Bioplacenton®), 1 kontrol negatif (tanpa pengobatan), basis gel dan 3 konsentrasi bertingkat yaitu gel ekstrak konsentrasi 5%, gel ekstrak konsentrasi 10% dan gel ekstrak konsentrasi 15% dengan masing-masing 5 kali pengulangan. Perlakuan dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari selama 13 hari. Hasil Pengukuran Panjang Luka pada kelinci berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa gel ekstrak daun papaya memiliki potensi sebagai penyembuh luka sayat pada kelinci dengan nilai P-Value <0,05 yaitu 0,000. Formula gel ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 10% memiliki efek penyembuhan luka yang setara dengan kontrol positif (Bioplacenton®) dan lebih efektif dibandingkan dengan gel ekstrak konsentrasi 5%, gel ekstrak konsentrasi 15% dan basis gel. Kata Kunci: Gel, Ekstrak Daun Pepaya, Penyembuh Luka.
UJI AKTIVITAS SEDIAAN GEL EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA KELINCI (Oryctolagus cuniculus): ACTIVITY TEST OF BETEL LEAF EXTRACT GEL (PIPER BETLE) TOWARD ON WOUND HEALING IN RABBITS (Oryctolagus cuniculus) Ika Buana Januarti; Kiki Waluyo Wahyu Ningsih; Aries Badrus Sholeh
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i1.574

Abstract

Luka sayat adalah luka yang disebabkan oleh objek yang tajam, biasanya mencakup seluruh luka akibat benda-benda tajam. Daun Sirih banyak digunakan dalam pengobatan tradisional salah satunya yaitu mempercepat penyembuhan luka dengan kandungan senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, dan tanin. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menentukan karakteristik sifat fisik gel dan untuk mengetahui aktivitas gel ekstrak daun sirih terhadap penyembuhan luka sayat pada kelinci. Penelitian ini dilakukan dengan desain pre-post. Analisis data menggunakan uji Kruskal-Wallis dilanjutkan uji pairwise comparisons untuk melihat ada tidaknya perbedaan rerata yang bermakna antara panjang luka sebelum perlakuan dan setelah perlakuan yang terdiri dari 5 perlakuan, yaitu kontrol positif (Bioplacenton®), kontrol negatif, basis gel, dan 3 konsentrasi yaitu gel ekstrak konsentrasi 5%, 10%, dan 15% dengan masing-masing 5 kali pengulangan. Perlakuan dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari selama 16 hari. Hasil pengukuran panjang luka pada kelinci menunjukkan bahwa gel ekstrak daun sirih memiliki potensi sebagai penyembuh luka sayat dengan nilai p-Value <0,05 yaitu 0,024. Formula gel ekstrak daun sirih dengan konsentrasi 15% memiliki efek penyembuhan luka yang setara dengan kontrol positif (Bioplacenton®) dan lebih efektif dibandingkan dengan gel ekstrak konsentrasi 5% dan 15%. Kata Kunci: Gel ekstrak daun sirih, luka sayat
POTENSI GEL EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA SAYAT PADA KELINCI: POTENTIAL OF PAPAYA LEAF (Carica papaya L.) EXTRACT GEL TOWARD INCISED WOUND HEALING PROCESS IN RABBITS Ika Buana Januarti; Komalasari; Aries Badrus Sholeh
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 3 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i3.576

Abstract

Luka adalah terputusnya kontinuitas jaringan akibat substansi jaringan yang rusak atau hilang sehingga dapat menyebabkan kerusakan fungsi perlindungan kulit dan dapat disertai dengan kerusakan jaringan lain. Ekstrak daun pepaya merupakan salah satu alternatif untuk dapat mempercepat pembentukan epitel luka. Hal ini dikarenakan pada daun pepaya terdapat saponin yang merupakan senyawa yang dapat memacu pembentukan suatu kolagen dalam proses penyembuhan luka.  Penelitian ini bertujuan Menentukan konsentrasi ekstrak daun pepaya dalam sediaan gel yang efektif terhadap penyembuhan luka sayat pada kelinci. Penelitian ini dianalisis dengan statistik non parametrik menggunakan Wilcoxon,  Kruskall Wallis dilanjutkan dengan uji lanjut Mann Whitney.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah prepost design. Penelitian ini terdiri dari 5 perlakuan, yaitu 1 kontrol positif (Bioplacenton®), 1 kontrol negatif (tanpa pengobatan), basis gel dan 3 konsentrasi bertingkat yaitu gel ekstrak konsentrasi 5%, gel ekstrak konsentrasi 10% dan gel ekstrak konsentrasi 15% dengan masing-masing 5 kali pengulangan. Perlakuan dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari selama 13 hari. Hasil Pengukuran Panjang Luka pada kelinci berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa gel ekstrak daun papaya memiliki potensi sebagai penyembuh luka sayat pada kelinci dengan nilai P-Value <0,05 yaitu 0,000. Formula gel ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 10% memiliki efek penyembuhan luka yang setara dengan kontrol positif (Bioplacenton®) dan lebih efektif dibandingkan dengan gel ekstrak konsentrasi 5%, gel ekstrak konsentrasi 15% dan basis gel. Kata Kunci: Gel, Ekstrak Daun Pepaya, Penyembuh Luka.