Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGARUH SUBSTITUSI PAKAN KOMERSIAL DENGAN TEPUNG RUMPUT LAUT (Gracilaria sp.) TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp.) pratiwi, meilisa nanda; nuhman, nuhman; trisyani, ninis
FISHERIES : Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan Vol 1, No 1 (2019): Juli
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/fisheries.v1i1.9

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh substitusi tepung rumput laut dalam pakan ikan terhadap laju pertumbuhan pada ikan nila merah (Oreochromis sp.) Substitusi tepung rumput laut yang digunakan yaitu jenis (Gracilaria sp.) yang di dapat dari pembudidaya rumput laut jenis (Gracilaria sp.), ikan uji yang digunakan yaitu ikan nila merah (Oreochromis sp.) ukuran 7-10 cm, yang di analisia laju pertumbuhan spesifik dan dan laju pertumbuhan mutlak. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental. dengan rancangan acak lengkap (RAL), dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan, perlakuan dalam penelitian ini menggunakan komposisi yang berbeda yaitu : yaitu A (Pakan Komersial), B (Pakan Komersial 90% + Tepung Rumput Laut 10%), C (Pakan Komersial 80% + Tepung Rumput Laut 20%), D (Pakan Komersial 70% +Tepung Rumput Laut 30%). Data laju pertumbuhan spesifik, dan laju pertumbuhan mutlak dianalisis menggunakan analisa sidik ragam dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan substitusi pakan komersial dengan tepung rumput laut memberikan hasil perlakuan substitusi pakan komersial dengan tepung rumput laut (Gracilaria sp.) terhadap laju pertumbuhan spesifik dan laju pertumbuhan mutlak ikan nila merah tidak memberikan pengaruh nyata karena pengaruh tekstur pakan yang berbeda membuat laju pertumbuhan ikan nila merah tidak berbeda nyata.
PENGARUH SUBTITUSI PAKAN KOMERSIAL DENGAN TEPUNG RUMPUT LAUT (Glacilaria sp.) TERHADAP FEED CONVERTION RATIO (FCR) DAN SURVIVAL RATE (SR) IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp.) wijayanto, bima kastriya; nuhman, nuhman; trisyani, ninis
FISHERIES : Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan Vol 1, No 1 (2019): Juli
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/fisheries.v1i1.8

Abstract

Pemberian pakan buatan bertujuan untuk menyediakan makanan dalam jumlah cukup, tepat waktu, dan bernilai gizi tinggi serta berkesinambungan. Salah satu indikator budidaya yang baik adalah Feed Convertion Ratio pakan dan Survival Rate ikan. Feed Convertion Ratio pakan ikan sangat tergantung dari bahan baku yang digunakan dalam pakan tersebut. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL), dengan menggunakan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini menggunakan komposisi yang berbeda yaitu; A ( Pakan Komersial), B (Pakan Komersial 90% + Tepung Rumput Laut 10 %), C (Pakan Komersial 80% + Tepung Rumput Laut 20 %), dan D (Pakan Komersial 70% + Tepung Rumput Laut 30 %). Data Feed Convertion Ratio dan Survival Rate dianalisis menggunakan analisa sidik ragam. Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa perlakuan substitusi pakan komersial dengan tepung rumput laut (Glacilaria sp.) terhadap Feed Convertion Ratio dan Survival Rate ikan nila merah (Oreochromis sp.) tidak memberikan pengaruh nyata. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu substitusi tepung rumput laut (Glacilaria sp.) dengan pakan komersial dapat memperbaiki nilai Feed Convertion Ratio dan Survival Rate ikan nila, Feed Convertion Ratio terendah terdapat pada pakan C sebesar 3.525,  dan perlakuan  A memiliki Feed Convertion Ratio paling tinggi yaitu sebesar 4.4425. Sedangkan hasil pengamatan kelangsungan hidup (%) tertinggi ditunjukkan pada perlakuan B sebesar 80%, sedangkan nilai terendah ditunjukkan pada perlakuan C sebesar 70%.
Pengaruh Suhu Dan Konsentrasi Propolis Yang Berbeda Terhadap Rasio Jantan Dan Betina Serta Kelangsungan Hidup Ikan Nila Merah (Oreochromis sp.) Kambu, Fernandes; Trisyani, Ninis; Yuniar, Is
FISHERIES : Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan Vol 1, No 2 (2019): Oktober
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/fisheries.v1i2.20

Abstract

Ikan nila merah (Oreochromis sp.) memiliki laju pertumbuhan yang berbeda antara jantan dan betina. Ikan nila jantan memiliki rata-rata pertumbuhan yang relatif cepat dibandingkan ikan nila betina. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan teknologi jantanisasi. Teknik yang umum dilakukan adalah sex reversal menggunakan hormon pemicu. Propolis adalah satu bahan alami yang dapat digunakan untuk alih kelamin pada ikan. Proses pengarahan kelamin ikan dapat dilakukan dengan manipulasi suhu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu dan konsentrasi propolis yang berbeda terhadap rasio jantan dan betina ikan nila merah dan mengetahui berapa konsentrasi suhu dan konsentrasi propolis terbaik yang mempengaruhi rasio jantan dan betina ikan nila merah serta pengaruh suhu dan konsentrasi propolis terhadap kelangsungan hidup ikan nila merah. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan dua taraf perlakuan suhu dan tiga taraf perlakuan konsentrasi propolis. Hasil analisa anova menunjukkan bahwa suhu dan konsentrasi propolis yang digunakan pada penelitian ini tidak berpengaruh terhadap jenis kelamin jantan ikan nila merah (Oreochromis sp.) yang dihasilkan. Persentase jenis kelamin jantan tertinggi diperoleh pada interaksi suhu 30 ⁰C dan konsentrasi propolis 0,075 ml/liter sebesar 92,32 % namun tidak berbeda nyata dengan kontrol yaitu sebesar 91,55 %.
PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI DAN DAYA SAING PRODUK OLAHAN LORJUK SEBAGAI OLEH-OLEH KHAS MADURA DESA POLAGAN KECAMATAN GALIS KABUPATEN PAMEKASAN Trisyani, Ninis; Hidayat, Moh. Taufiq; Agustin, Titik Indhira Agustin Indhira
PEDULI: Jurnal Ilmiah Pengabdian Pada Masyarakat Vol 4 No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37303/peduli.v4i2.208

Abstract

Pamekasan is one of the districts whose coastal areas produce bamboo shells or locally known as "Lorjuk". The processed Lorjuk to be products for Pamekasan's typical souvenirs is potentially very large because the bamboo shells can not be found on all beaches around Indonesia. One of the efforts to increase the competitiveness of processed Lorjuk products as typical Madurese souvenirs is to increase production efficiency to spur the economy of the Lorjuk processing community on “Pesisir Biru” in Polagan Village, Galis District, Pamekasan Regency. Nevertheless, the problem is a lack of knowledge about Lorjuk processing techniques and attractive packaging methods and a lack of understanding the business analysis and marketing efficiency. The offered solution is to carry out training on attractive processing techniques and packaging methods, PIRT permits, and on marketing techniques for the Lorjuk processed business as a Pamekasan's typical souvenirs. Solving partner problems is by implementing a marketing mix model that focuses on products and promotions. The result of the first activity is that the Lorjuk processors gain knowledge on the Lorjuk characteristics from Pamekasan and the kinds of processed products for souvenirs and the packaging techniques. The second activity is to provide training on Lorjuk processing techniques and product packaging, e.i. “Sambal Lorjuk”. The third activity is to calculate the cost analysis and marketing the products virtually via social media such as “Buka Lapak" and Facebook.
POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA SILVOFISHERY DI AREA MANGROVE WONOREJO SURABAYA Nirmalasari Idha Wijaya; Ninis Trisyani; Aniek Sulestiani
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 16, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2019.16.2.173-189

Abstract

Peraturan Daerah Kota Surabaya No 3 Tahun 2007 menetapkan bahwa ekosistem mangrove yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi di Pamurbaya seluas 2.500 ha. Namun sampai tahun 2015 hutan mangrove yang ada di kawasan Pamurbaya hanya ada sekitar 440 ha. Selebihnya sekitar 2.060 ha masih berupa lahan tambak tradisional yang tidak ramah bagi ekosistem mangrove. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai potensi pengembangan budidaya silvofishery kepiting di kawasan mangrove Wonorejo. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif terhadap ekosistem mangrove dan valuasi ekonomi terhadap budidaya silvofishery kepiting bakau. Silvofishery adalah solusi untuk pemanfaatan mangrove yang ramah lingkungan, namun pengembangan budidaya silvofishery kepiting bakau di mangrove Wonorejo memerlukan upaya khusus, agar dapat berhasil dengan baik. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kondisi lingkungan perairan mangrove untuk budidaya, yaitu antara lain pada tingginya bahan pencemar logam berat (Pb, Cd, dan Hg), rendahnya Oksigen Terlarut (DO), dan. tingginya laju sedimentasi dalam tambak. Kondisi lingkungan yang rendah menyebabkan laju pertumbuhan kepiting budidaya rendah hanya rata-rata 0,32 – 0,87 g/hari, dengan tingkat kelulushidupan sekitar 50-58%, sehingga menjadi tidak layak juga secara ekonomi.
KARAKTERISTIK FISIK DAN ORGANOLEPTIK TEPUNG DAGING KERANG BAMBU (Solen sp.) DENGAN BAHAN PERENDAM YANG BERBEDA Ninis Trisyani; Titiek Indhira Agustin; Rindang Hayati Ningrum
Jurnal Kelautan Vol 14, No 1: April (2021)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v14i1.10386

Abstract

ABSTRACTBamboo shells (Solen sp.) is sea shells that have high nutritional content so that they have the potential to be developed as a food source in various product diversifications, such as bamboo clam meat flour. The research aims at determining bamboo clam’s meat flour characteristics physically and organoleptically by using various soaking ingredients. The results show that the different soaking materials have no significant effect on the yield of bamboo clam’s meat meal (Solen sp.) with a significance value (p = 0.054). The highest yield of bamboo clam’s meat flour (Solen sp.) is bamboo clam’s meat flour soaked in lemon lime with a value of 11.5%. The results of testing the characteristics of the color of the bamboo clam’s meat flour physically show that the whiteness of the bamboo clam’s meat flour (Solen sp.) soaked using lime, lemon, lime “limau:, and kaffir lime is 55.73%, 54.19%, 55.09%, 53.72%. The organoleptically testing results (color, texture, aroma) of bamboo clam’s meat flour, and the taste of cheese sticks are that were the most preferred by the panelists were bamboo clam’s meat flour soaked in lemon with an organoleptic average value of 4.1 on an organoleptic scale of 1 - 5.Keywords: Shellfish flour, Shellfish organoleptic, Solen sp., whiteness level of flour.ABSTRAKKerang bambu (Solen sp.) merupakan kerang laut yang mempunyai kandungan gizi tinggi sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber pangan dalam berbagai diversifikasi produk yaitu tepung daging kerang bambu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik fisik dan organoleptik tepung daging kerang bambu dengan menggunakan berbagai bahan perendam.  Hasil penelitian menunjukkan bahan perendam yang berbeda memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap rendemen tepung daging kerang bambu (Solen sp.) dengan nilai signifikansi (p=0.054). Rendemen tepung daging kerang bambu (Solen sp.) yang paling besar adalah tepung daging kerang bambu yang direndam menggunakan jeruk lemon dengan nilai sebesar 11,5%. Hasil uji karakteristik fisik warna tepung daging kerang bambu menunjukkan bahwa derajat putih tepung daging kerang bambu (Solen sp.) yang direndam menggunakan jeruk nipis, jeruk lemon, jeruk limau, jeruk purut berturut-turut sebesar 55,73%, 54,19%, 55,09%, 53,72%. Hasil uji organoleptik (warna, tekstur, aroma) tepung daging kerang bambu, dan rasa stick keju yang paling disukai panelis yaitu tepung daging kerang bambu yang direndam menggunakan jeruk lemon dengan nilai rata-rata organoleptik 4.1 pada skala organoleptik 1 – 5.Kata kunci:  Tepung daging kerang, Organoleptik kerang, Solen sp., Derajad putih tepung.
KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb PADA AIR LAUT, SEDIMEN DAN DAGING KERANG LORJUK (Solen sp.) DI PANTAI MADURA Ninis Trisyani
Jurnal Kelautan Vol 13, No 2: Agustus (2020)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v13i2.8270

Abstract

ABSTRACTThe accumulation of the heavy metal lead (Pb) into the shells can be through the food network or contact with the environment. This study aims to determine the content of heavy metal Pb in water, sediment and Bamboo Scallops meat (Solen sp.). This research was conducted in March - May 2019 on the beaches of Kwanyar Bangkalan and Talang Siring Pamekasan, Madura. The content of heavy metal Pb in water, sediment and Bamboo Scallops (Solen sp.) Samples was analyzed using the Atomic Absorption Spectro-photometer (AAS) method. In the aquatic environment, water quality measurements are carried out including salinity, temperature, pH and current. The results showed that the concentration of heavy metal Pb in the water at Kwanyar Beach was not measured, and at Talang Siring Beach was 0.13 ml / l in March, 0.10 mg / l in April and not measured in May. The Pb content in sediment at Kwanyar Beach in March was 51.04 mg / kg, April 6.11 mg / kg and 9.78 mg / kg in May, and at Talang Siring Beach in March was 72.05 mg / kg, April 3.73 mg / kg and May 2.50 mg / kg. Pb content in Bamboo Scallops meat was not measured at both beaches during the observation. The results showed that the heavy metal Pb in Bamboo Scallops meat was still below the quality standard and safe for consumption.Key words: Heavy metal Pb, Lorjuk, Solen sp. Madura BeachABSTRAKAkumulasi logam berat Timbal (Pb) ke dalam tubuh kerang dapat melalui jaringan makanan atau kontak dengan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam berat Pb pada air, sedimen dan daging  kerang bambu (Solen sp.).   Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – Mei 2019 di pantai Kwanyar Bangkalan dan Talang Siring Pamekasan, Madura.   Kandungan logam berat Pb pada sampel air, sedimen dan kerang bambu (Solen sp.) dianalisis dengan menggunakan metode Atomic Absorption Spectro-photometer (AAS).  Pada lingkungan perairan dilakukan pengukuran kualitas air meliputi salinitas, suhu, pH dan arus.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi logam berat Pb pada air di Pantai Kwanyar tidak terukur, dan di Pantai Talang Siring sebesar 0,13 ml/l pada bulan Maret, 0,10 mg/l pada bulan April dan tidak terukur pada bulan Mei.  Kadar  Pb pada sedimen di Pantai Kwanyar  bulan Maret sebesar 51,04 mg/kg, April 6,11 mg/kg dan Mei 9,78 mg/kg, dan di Pantai Talang Siring  pada bulan Maret sebesar 72,05 mg/kg, April  3,73 mg/kg dan Mei 2,50 mg/kg.  Kadar Pb di daging kerang bambu tidak terukur di kedua pantai selama pengamatan.  Hasil penelitian menunjukkan logam berat Pb pada daging kerang bambu masih dibawah batas baku mutu dan aman dikonsumsi.Kata kunci: Logam berat Pb, Lorjuk, Solen sp. Pantai Madura
Pengaruh Konsentrasi Larutan Madu Dalam Nacl Fisiologis Terhadap Viabilitas Dan Motilitas Spermatozoa Ikan Patin (Pangasius Pangasius) Selama Masa Penyimpanan Rahardhianto Arsetyo; Nurlita Abdulgani; Ninis Trisyani
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Sains dan Seni ITS (ISSN 2301-928X)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.96 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v1i1.917

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh konsentrasi larutan madu dalam NaCl fisiologis terhadap kualitas sperma dalam penyimpanan yang meliputi motilitas spermatozoa dan viabilitas spermatozoa ikan patin dan berapakah dosis konsentrasi larutan madu dalam NaCl fisiologis terhadap proses penyimpanan sperma ikan patin (Pangasius pangasius). Penelitian ini disusun rancangan percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perbedaan perlakuan dari pengencer madu dalam NaCl fisiologis antara lain DO (0%), D1 (0,2 %), D2 (0,4 %), D3 (0,6 %), D4 (0,8 %). Simpan perlakuan tersebut pada lemari es dengan suhu 4oc dan selanjutnya diamati setiap 6 jam sekali selama 48 jam. Data dianalisa dengan Anova dan dilanjutkan dengan Uji Jarang Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan larutan NaCl fisiologis dan madu sebagai bahan pengencer dalam penyimpanan sperma ikan patin (Pangasius pangasius) berpengaruh terhadap pergerakan (motilitas) dan ketahanan hidup (viabilitas) spermatozoa ikan patin. Pada penelitian interaksi yang menghasilkan persentase motilitas tertinggi yaitu D3 dan D2 pada pengamatan T1 (6 jam). Dan persentase viabilitas spermatozoa ikan patin paling baik terdapat pada larutan pengencer D3 dan D4 pada pengamatan T1 (6 jam).
Perbandingan Prevalensi Parasit Pada Insang dan Usus Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Tertangkap di Sungai Aloo dan Tambak Kedung Peluk, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo Aftria Rizvica Ramadan; Nurlita Abdulgani; Ninis Trisyani
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Sains dan Seni ITS (ISSN 2301-928X)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.582 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v1i1.1160

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis parasit yang terdapat pada insang dan usus ikan mujair (Oreochromis mossambicus) yang tertangkap di Sungai Aloo dan Tambak Kedung Peluk serta mengetahui prevalensi dari parasit tersebut. Jumlah ikan yang tertangkap di Sungai Aloo yaitu 27 ekor sedangkan di Tambak Kedung Peluk yaitu 40 ekor. Ikan yang diperoleh seluruhnya diukur panjang total dan berat badan kemudian hasil yang diperoleh digunakan untuk uji homogenitas. Nilai signifikansi yang diperoleh untuk Sungai Aloo adalah 0,301 dan Tambak Kedung Peluk adalah 0,937, ini menunjukkan sampel yang diperoleh adalah sama (homogen) karena nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05. Organ yang diperiksa yaitu insang dan usus. Pengamatan parasit dilakukan dengan menggunakan metode natif. Pada insang ikan mujair yang diperoleh di Sungai Aloo dan Tambak Kedung Peluk tidak ditemukan ektoparasit. Pada usus ikan mujair di Sungai Aloo ditemukan Ascaris sp. pada fase telur fertil dengan prevalensi sebesar 85%, fase telur yang mengalami pembelahan dengan prevalensi sebesar 22,22%, fase larva dengan prevalensi sebesar 14,8% dan Trichuris trichiura dengan prevalensi sebesar 55,5%. Pada usus ikan mujair di  Tambak Kedung Peluk di temukan  Ascaris sp.  pada fase telur fertil dengan prevalensi sebesar 45%, fase telur unfertil dengan prevalensi sebesar 90% dan fase telur yang  belum menetas dengan prevalensi sebesar 40%
Tingkat Kematangan Gonad Populasi Lorjuk (Solen sp.) di Pantai Timur Surabaya (Gonad Maturity Level of Lorjuk’s (Solen sp.) Population at the East Coast Surabaya) Ninis Trisyani; Fita Hadimarta
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 18, No 1 (2013): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.159 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.18.1.39-44

Abstract

Lorjuk (Solen sp.) adalah pelecypoda yang memilki nilai ekonomis tinggi di Pantai Timur Surabaya. Saat ini kelimpahan Lorjuk sudah mulai menurun dan perlu dilakukan upaya stock enhancement. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagian dari siklus reproduksi  berupa penentuan Tingkat Kematangan Gonad (TKG) Lorjuk yang ditangkap di Pantai Timur Surabaya. Pengambilan sampel sebanyak 30 individu dilakukan pada bulan Mei-Oktober tahun 2012 dengan interval waktu 2 minggu sekali. Pengamatan dilakukan secara langsung meliputi morfometri panjang tubuh dan berat tubuh Lorjuk serta diameter oositnya. Tingkat Kematangan Gonad dilakukan dengan pengamatan histologi gonad dan mengelompokkan TKG berdasarkan ilustrasi photomicrograph skala gametogenik pada Ensis arcuatus. Hubungan antara Tingkat Kematangan Gonad dengan diameter oosit Lorjuk mengikuti persamaan TKG=0.522+0.528 diameter oosit dengan korelasi sebesar 79.2. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa TKG Lorjuk yang berada pada tahap matang dan tahap siap memijah diperoleh pada bulan Mei - Juni. Kata kunci : Lorjuk (Solen sp.), tingkat kematangan gonad, Surabaya Lorjuk (Solen sp.) is Pelecypoda that have a high economic value the East Coast Surabaya. Currently Lorjuk abundance has begun to decline and stock enhancement efforts are required. This study aims to determine the part of the reproductive cycle in the form of determination Lorjuk Gonad Maturity Level (Solen sp.) Were arrested on the East Coast Surabaya. Taking a sample of 30 individuals was conducted in May-October 2012 with a time interval of 2 weeks. Observations made ​​directly covering morphometry body length and body weight and diameter oocystnya Lorjuk. Gonad Maturity Level (GML) was conducted by observing and classifying gonad histology based on illustrations photomicrograph gametogenic scale at Ensis arcuatus. The relationship between the level of maturity of gonads with oocytes diameter Lorjuk follow equation GML=0522+0528 oocyte diameter with a correlation of 79.2. The results of these observations indicate that the level of maturity of gonads Lorjuk which is at a mature stage and the stage ready to spawn acquired in May-June. Keywords : Lorjuk (Solen sp.), gonad maturity level, Surabaya