Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

STUDI KASUS CEMARAN LOGAM BERAT DAN MIKROBA PADA PRODUK OLAHAN IKAN BEKU UD. MITRA ABADI, LAMONGAN Fernandez, Anselmus Helmi; Sulistyowati, Wahyu; Agustin, Titiek Indhira
FISHERIES : Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan Vol 2, No 2 (2020): Oktober
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/fisheries.v2i2.39

Abstract

UD Mitra Abadi adalah salah satu UKM di Lamongan yang memproduksi bakso dan nugget ikan yang sedang dalam upaya untuk mendapatkan sertifikat BPOM. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi GMP dan SSOP di perusahaan serta mengetahui cemaran logam berat dan mikroba pada produk yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif yang langsung dilakukan di lapangan. Observasi dilakukan pada aspek-aspek GMP dan SSOP, serta pengukuran cemaran logam berat (Hg, Cd, Pb, Sn dan As) dan mikroba (ALT dan Staphylococcus aureus). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan telah mengimplementasikan GMP dan SSOP dengan masih adanya penyimpangan seperti, pertemuan antara lantai dan dinding tidak mudah dibersihkan dan lokasi terdapat di antara pemukiman dan perkebunan warga. Hasil cemaran logam berat pada bakso ikan adalah Hg ND, Cd 0,0214 mg/kg, Pb 0,0776 mg/kg, Sn ND dan As 0,9344 mg/kg dan pada nugget ikan adalah Hg ND, Cd 0,0178 mg/kg, Pb 0,0839 mg/kg, Sn ND dan As 0,8015 mg/kg. Hasil cemaran mikroba Staphyloccous aureus pada bakso dan nugget ikan <1,0x101 cfu/g yang, sedangkan cemaran mikroba pada bakso ikan 2,0 x 10³ dan pada nugget ikan 1,5 x 10³ kol/g. Berdasarkan dari semua data hasil uji diatas di bawah ambang batas SNI
ANALISA KELAYAKAN USAHA EKSPOR PERIKANAN DI PT. STARFOOD INTERNATIONAL, LAMONGAN, JAWA TIMUR Amalina, Nur Fajri; Sulestiani, Aniek; agustin, titiek indhira
FISHERIES : Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan Vol 1, No 1 (2019): Juli
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/fisheries.v1i1.11

Abstract

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha jangka pendek di PT. Starfood International. Penelitian ini dianalisis secara deskriptif dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel. Analisis data pada penelitian ini menggunakan beberapa rumus diantaranya adalah biaya produksi, keuntungan, RC Ratio dan BEP (Break Event Point). Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Juli 2018 hingga Desember 2018. Data yang diambil adalah data keuangan 5 tahun terakhir, dari tahun 2013 sampai dengan 2017. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : a). keuntungan yang didapatkan PT. Starfood International paling rendah berada pada tahun 2013 sebesar Rp. 21.012.874.019 dan keuntungan paling tinggi didapatkan pada tahun 2017 sebesar Rp. 27.088.623.829.  b) Hasil perhitungan R/C Ratio yang didapatkan oleh PT. Starfood International selama 5 tahun memiliki nilai lebih dari 1. c) Penerimaan yang diperoleh lebih besar dari nilai BEP (Break Event Point). Hal ini menunjukkan bahwa usaha PT. Starfood International mengalami keuntungan dan layak untuk di usahakan Dengan demikian ekspor perikanan memiliki potensi untuk dijadikan sebuah usaha
RANCANG BANGUN MESIN PERAJANG DAN MESIN PENGERING ATC (Alkali Treteated Cottonii) DI UD KARANG BARU KABUPATEN SUMENEP – MADURA ma'luf, muhammad alifil; agustin, titiek indhira; prayogi, urip
FISHERIES : Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan Vol 1, No 1 (2019): Juli
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/fisheries.v1i1.6

Abstract

UD Karang Baru di Kabupaten Sumenep-Madura merupakan salah satu UKM yang mengolah rumput laut menjadi ATC (Alkali Treteated Cottonii), pada saat ini konsumen lebih menyukai ATC chips. Pengeringan ATC hanya mengandalkan sinar matahari sehingga pada saat musm hujan tidak bisa melakukan proses pengeringan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian rancang bangun mesin perajang rumput laut untuk menghasilkan ATC chips dan mesin pengering berbahan bakar gas LPG. Rancang bangun mesin perajang rumput laut menjadi ATC chips berhasil dilakukan dibengkel sidoarjo dan dioperasikan di UD karang baru dengan mesin pengerak diesel bertenaga 8 pk dan berkapasitas 180 kg/jam. Rancang bangun mesin pengering rumput laut berbahan bakar gas LPG berhasil dilakukan dibengkel sidoarjo dan dioperasikan di UD Karang Baru dengan kapasitas 30 kg ATC chips dan 15 kg ATC utuh dengan 4 rak dan lama waktu pengeringan selama 3 jam setelah itu diangin-anginkan. Kualitas ATC chips yang dihasilkan rendemen karaginan terbesar di peroleh dari perlakuan ATC chips rajang sinar matahari yaitu 48,39 %, dengan kadar air 16,03 % dan kadar abu 17,49 %. Analisa usaha di UD Karang Baru Kabupaten Sumenep Madura dalam pengunaan mesin perajang dan mesin pengering rumput laut menjadi ATC menguntungkan karena mampu menghasilkan Rp.10.220.000/bulan, sebelum menggunakan mesin perajang dan mesin pengering UD Karang Baru hanya mampu menghasilkan Rp. 3.500.000/bulan
PENGARUH PROSENTASE ABSORBEN YANG BERBEDA TERHADAP KARAKTERISTIK HASIL EKSTRAK TULANG HIU (Prionace glauca) solihah, hidayatus; agustin, titiek indhira; sulistyowati, wahyu
FISHERIES : Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan Vol 1, No 1 (2019): Juli
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/fisheries.v1i1.12

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian prosentase absorben yang berbeda terhadap karakteristik hasil ekstrak tulang hiu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan melakukan studi kasus. Karakterisasi ekstrak tulang hiu  menggunakan uji organoleptik, uji gugus fungsi menggunakan fourier tansform infrared spectroscopy (FTIR), uji sifat fisik kristal menggunakan x-ray diffraction (X-RD), dan uji sifat thermal menggunakan differential scanning calorimetry (DSC). Hasil perlakuan terbaik berdasarkan uji organoleptik adalah perlakuan A yaitu dengan penambahan Avicel (90%), Cab osil (12,5%), dan Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) (1%) dengan karakteristik hasil ekstrak pada gugus fungsi yang identik dengan gugus fungsi glukosamin dan kondroitin standar, sifat fisik kristal yang sama dengan glukosamin standar dan titik lebur yang sama dengan glukosamin dan kondroitin standar.
MUTU FISIK DAN MIKROSTRUKTUR KAMABOKO IKAN KURISI (Nemipterus nematophorus) DENGAN PENAMBAHAN KARAGINAN Titiek Indhira Agustin
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 15 No 1 (2012): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1224.096 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v15i1.5329

Abstract

Carrageenan is a natural material extracted from red algae especially Eucheuma sp, kappa-carrageenan extracted from E. cottonii and iota-carrageenan from E. spinosum. Kappa and iota carrageenans have very similar structures and  have functional properties as gelling agent. The purpose of this research  is to find out the effect of carrageenan on the physical and microstructure quality of kamaboko. This research used a  complete randomized design by doing four treatments, namely K(-): without carrageenan, K(+): by adding commercial carrageenan, K(k): by adding  kappa-carrageenan and K(i): by adding  iota-carrageenan. The result showed that the additional carrageenan had significant effects on the physical and microstructure quality of the kamaboko. The best treatment of kamaboko was by adding of commercial carrageenan (K(+)). The characteristics of kamaboko were folding test (5), springness (7.3), gel strength 2872.62g/cm  and whiteness (W*) 73.78. The microstructure of kamaboko with adding of commercial carrageenan and kappa-carragenan exhibited a porous structure while the microstructure of kamaboko added  with iotacarrageenan exhibited a compact and smooth structure.Keywords: carrageenan, microstructure, kamaboko, Nemipterus nematophorus
KARAKTERISTIK FISIK DAN ORGANOLEPTIK TEPUNG DAGING KERANG BAMBU (Solen sp.) DENGAN BAHAN PERENDAM YANG BERBEDA Ninis Trisyani; Titiek Indhira Agustin; Rindang Hayati Ningrum
Jurnal Kelautan Vol 14, No 1: April (2021)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v14i1.10386

Abstract

ABSTRACTBamboo shells (Solen sp.) is sea shells that have high nutritional content so that they have the potential to be developed as a food source in various product diversifications, such as bamboo clam meat flour. The research aims at determining bamboo clam’s meat flour characteristics physically and organoleptically by using various soaking ingredients. The results show that the different soaking materials have no significant effect on the yield of bamboo clam’s meat meal (Solen sp.) with a significance value (p = 0.054). The highest yield of bamboo clam’s meat flour (Solen sp.) is bamboo clam’s meat flour soaked in lemon lime with a value of 11.5%. The results of testing the characteristics of the color of the bamboo clam’s meat flour physically show that the whiteness of the bamboo clam’s meat flour (Solen sp.) soaked using lime, lemon, lime “limau:, and kaffir lime is 55.73%, 54.19%, 55.09%, 53.72%. The organoleptically testing results (color, texture, aroma) of bamboo clam’s meat flour, and the taste of cheese sticks are that were the most preferred by the panelists were bamboo clam’s meat flour soaked in lemon with an organoleptic average value of 4.1 on an organoleptic scale of 1 - 5.Keywords: Shellfish flour, Shellfish organoleptic, Solen sp., whiteness level of flour.ABSTRAKKerang bambu (Solen sp.) merupakan kerang laut yang mempunyai kandungan gizi tinggi sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber pangan dalam berbagai diversifikasi produk yaitu tepung daging kerang bambu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik fisik dan organoleptik tepung daging kerang bambu dengan menggunakan berbagai bahan perendam.  Hasil penelitian menunjukkan bahan perendam yang berbeda memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap rendemen tepung daging kerang bambu (Solen sp.) dengan nilai signifikansi (p=0.054). Rendemen tepung daging kerang bambu (Solen sp.) yang paling besar adalah tepung daging kerang bambu yang direndam menggunakan jeruk lemon dengan nilai sebesar 11,5%. Hasil uji karakteristik fisik warna tepung daging kerang bambu menunjukkan bahwa derajat putih tepung daging kerang bambu (Solen sp.) yang direndam menggunakan jeruk nipis, jeruk lemon, jeruk limau, jeruk purut berturut-turut sebesar 55,73%, 54,19%, 55,09%, 53,72%. Hasil uji organoleptik (warna, tekstur, aroma) tepung daging kerang bambu, dan rasa stick keju yang paling disukai panelis yaitu tepung daging kerang bambu yang direndam menggunakan jeruk lemon dengan nilai rata-rata organoleptik 4.1 pada skala organoleptik 1 – 5.Kata kunci:  Tepung daging kerang, Organoleptik kerang, Solen sp., Derajad putih tepung.
Pelatihan Pengasapan Ikan dengan Pengawet Alami dan Permodalan Syariah di Desa Penatarsewu Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo Sri Wahyuni; Sri Umiyati; Susi Ratnawati; Titiek Indhira Agustin; Djoko Siswanto
Jurnal Abdidas Vol. 4 No. 2 (2023): April, Pages 121 - 220
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdidas.v4i2.777

Abstract

Ikan asap merupakan salah satu produk olahan ikan yang banyak ditemukan di Desa penatarsewu Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Ikan asap adalah produk ikan yang telah melewati proses pengasapan. Pengasapan ikan sendiri merupakan salah satu teknologi pengolahan pangan yang telah dikenal sejak lama. Selama ini, produksi ikan asap yang dilakukan di Desa Penatsewu masih menggunakan metode tradisional yang dianggap kurang higienis dan hasil yang diperoleh tidak seragam. Dengan demikian mutu ikan asap yang dihasilkan menjadi tidak konsisten dan tidak ada jaminan keamanan produk ikan asap bagi konsumen. Metode pelaksanaan dilakukan dengan memberikan pelatihan dan pendampingan terkait pengasapan yang benar menggunakan pengawet alami serta memberikan pelatihan terkait permodalan syariah, kemudian dilakukan evaluasi secara berkala. Hasil dari pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini terkait dengan permasalahan produksi ikan asap yang selama ini belum optimal. Secara proses, pengasapan menggunakan alat asap ramah lingkungan lebih higienis dibandingkan dengan pengasapan secara tradisional. Pengasapan dengan alat asap ramah lingkungan mempunyai masa simpan yang lebih lama dibandingkan tradisional. Penggunaan jenis bahan bakar pengasap yang berbeda dapat berpengaruh terhadap mutu ikan asap yang dihasilkan. Ada beberapa komoditas yang menghasilkan limbah yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar asap, di antaranya sabut siwalan, bonggol jagung dan batok kelapa. Kesimpulannya, setelah pelatihan para pelaku UMKM ikan asap pengetahuannya bertamah, skill bertambah dan berpengaruh kepada hasil ikan asap yang lebih higienis dan awet.
INTEGRATED PROGRAMS (IP) PADA PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT (PKM) DI UKM SRIKANDI DAN UD. BAROKAH, KELURAHAN SUKOLILO BARU, KECAMATAN BULAK, SURABAYA Theresia Widihartanti; Aniek Sulestiani; Titiek Indhira Agustin; Nirmalasari Idha Wijaya; Urip Prayogi
Jurnal Aplikasi dan Inovasi Iptek Vol 1 No 2 (2020): Jurnal Aplikasi dan Inovasi Iptek Vol. 1 No. 2 April, 2020
Publisher : Denpasar Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52232/jasintek.v1i2.32

Abstract

Kelurahan Sukolilo Baru merupakan salah satu pusat tujuan wisata yang berfokus pada penjualan produk perikanan kering dan setengah jadi sehingga banyak diminati oleh wisatawan. Namun, penataan ruang pengolahannya sangatlah jauh dari standar yang memadai. Integrated Programs (IP) pada pengabdian kepada masyarakat tersebut meliputi (a) Tutorial tentang budidaya terung dan teripang; (b) Tutorial tentang GMP; (c) Pembuatan alat penjemur kerupuk sebagai teknologi tepat guna. Penjemuran bahan kerupuk berbahan baku hasil laut masih mengandalkan sinar matahari dan masih memakai ruang di pinggir-pinggir jalan. Salah satu alat yang dibutuhkan adalah alat penjemuran terung dan teripang basah yang tahan cuaca. Hal inilah yang menjadi landasan Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan UHT untuk mengimplementasikan pengetahuan dalam bidang tekniknya untuk membuat alat penjemur yang tepat guna dengan menggunakan lahan yang sangat terbatas, yaitu di atas gudang penyimpanan terung dan teripang kering. Dengan menggunakan alat penjemur kaca tersebut, lama penjemuran menjadi 3 hari dari yang sebelumnya yaitu 7-10 hari, sehingga keefektifan alat penjemur tersebut telah dapat dibuktikan; (d) Pengurusan PIRT sebagai legalitas produk untuk dikonsumsi. Dengan demikian, Integrated Programs (IP) yang dilaksanakan oleh tim Penmas FTIK berhasil dalam meningkatkan kesejahteraan warga Kelurahan Sukolilo Baru, Surabaya.
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pelatihan Pembuatan Abon Ikan Patin di Kelurahan Semolowaru Kecamatan Sukolilo Umiyat, Sri; Muhartono, Djoko Siswanto; Agustin, Titiek Indhira; Setyowarni, Sri Hartati
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 3, No 3 (2024): June
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.12105652

Abstract

Latar belakang, Program pelatihan pembuatan abon Ikan Patin di Kecamatan Sukolilo merupakan inisiatif yang  sangat baik untuk memberdayakan masyarakat, dimana program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif pada pemberdayaan ekonomi di Kecamatan Sukolilo melalui diversifikasi pendapatan dan peningkatan keterampilan. Salah satu  komoditi itu ada pada ikan patin, ternyata tidak hanya bisa diolah menjadi sajian sedap seperti digoreng atau masakan berkuah dengan bumbu pedas. Di tangan kreatif daging Ikan Patin bisa disulap menjadi abon Ikan Patin dengan nilai ekonomi yang sangat menggiurkan. Bahkan, saat ini abon Ikan Patin hasil telah mampu menembus pasar sampai ke luar pulau. Budidaya ikan Ikan Patin yang semakin banyak di masyarakat, menjadikan Ikan Patin sebagai salah satu ikan favorit untuk     dikonsumsi. Ikan Ikan Patin bisa diolah menjadi abon dan citarasa abon Ikan Patin tidak kalah enak dengan abon sapi. Banyak orang yang menyukai produk ikan Ikan Patin ini, dan ini menjadi suatu produk yang sangat pantas untuk dikembangkan serta menjadi alternative untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, terutama para ibu rumah tangga guna membantu perekonomian keluarga. Metode : Pelatihan, praktek serta pendampingan dan monev dalam membuat olahan ikan Ikan Patin yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan bisa dijual secara kemasan. Dan merupakan produk yang bisa dikonsumsi sehari-hari dengan nilai gizi tinggi. Hasil kegiatan (1) Memiliki keterampilan dalam pengolahan abon Ikan Patin. (2). Produk abon Ikan Patin yang bervariasi rasa serta kemasan yang menarik, (3) Dokumen manajemen usaha berbasis syariah dan mampu mendapat modal pengembangan usaha, (4) Publikasi di Jurnal Pengabdian pada masyarakat (5). Melibatkan Mahasiswa dalam MBKM sebanyak 2 mahasiswa, setara dengan 3 SKS mata Kuliah Kewirausahaan.
PENGARUH PROSENTASE ABSORBEN YANG BERBEDA TERHADAP KARAKTERISTIK HASIL EKSTRAK TULANG HIU (Prionace glauca) Solihah, Hidayatus; Agustin, Titiek Indhira; Sulistyowati, Wahyu
FISHERIES Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan Vol 1 No 1 (2019): April
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/fisheries.v1i1.12

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian prosentase absorben yang berbedaterhadap karakteristik hasil ekstrak tulang hiu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahmetode eksperimen dengan melakukan studi kasus. Karakterisasi ekstrak tulang hiu menggunakan ujiorganoleptik, uji gugus fungsi menggunakan fourier tansform infrared spectroscopy (FTIR), uji sifat fisikkristal menggunakan x-ray diffraction (X-RD), dan uji sifat thermal menggunakan differential scanningcalorimetry (DSC). Hasil perlakuan terbaik berdasarkan uji organoleptik adalah perlakuan A yaitu denganpenambahan Avicel (90%), Cab osil (12,5%), dan Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) (1%) dengankarakteristik hasil ekstrak pada gugus fungsi yang identik dengan gugus fungsi glukosamin dankondroitin standar, sifat fisik kristal yang sama dengan glukosamin standar dan titik lebur yang samadengan glukosamin dan kondroitin standar.