Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Turmeric Flour Supplementation Through Feed-in Biofloc System Cultivation on the Growth of Nilem Fish (Osteochilus hasselti) Cahyono Purbomartono; Dhika Rahma Fauziyyah; Arief Husin
Sainteks Vol 19, No 1 (2022): April
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/sainteks.v19i1.13410

Abstract

Nilem fish (Osteochilus hasselti) is favored by the community because of its chewy meat texture, good taste, and relatively cheap price, so it has the potential to be developed. However, the growth of nilem fish is slow therefore it needs to be given an immunostimulant to increase its growth. Biofloc is known as a cultivation system that can maintain water quality and provide sufficient floc for additional fish feed. This study aims to determine the effect of using turmeric flour in feed to increase the growth of nilem fish reared in the biofloc system. The study used a completely randomized design (CRD), with 3 treatments and 1 control each repeated 4 times. The treatments were supplementation of turmeric flour through feed at a dose of 1.125 g (B), 0.75 g (C), and 0.375 g (D) kg-1 feed and control (A) in cultivation with a biofloc system. The study lasted for 90 days with feeding 3%/kg of biomass weight given 2 times a day, in the morning and evening. Parameters observed in this study were weight (WG) and length growth (LG), daily growth rate (SGR), feed conversion ratio (FCR) and feed efficiency (EF). The data collection method was carried out by weighing and measuring the weight and length of the fish and the amount of feed consumed. The data obtained were collected and analyzed using SPSS 2.0.The results showed that supplementation of turmeric flour through feed reared in the biofloc system could increase weight and length growth, daily growth rate, feed conversion ratio, and feed efficiency. The optimal dose was obtained in the treatment of 1.125 g kg-1 feed (B), proving that supplementation of turmeric flour through feed has the potential to be applied to fish culture using the biofloc system.
Non-Specific Immune Potentiating activity of Multivitamins in Catfish (Clarias sp.) Cahyono Purbomartono; Ulfatun Rizkiyah; Dini Siswani Mulia; Arief Husin
Sainteks Vol 18, No 2 (2021): Oktober
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/sainteks.v18i2.13113

Abstract

Fish farming is well developed because many people like to consume fish. The main problem in cultivation is an attack of a disease. Generally, the disease in fish is MAS (Motile Aeromonas Septicemia) which is caused by Aeromonas hydrophila. Prevention of diseases in fish can be done by increasing immunity through the addition of multivitamins in feed. This study aims to determine the ability of multivitamins against non-specific immune responses in African catfish (C. gariepinus) as well as to know the optimum dose. The study used an experimental method with a completely randomized design using 3 treatments, 1 control, and 4 individual replications. The treatment using a multivitamin through feed with a dose of T1 = 2 g kg-1, T2 = 2.5 g kg-1, T3 = 3 g kg-1 and T0 = control. The parameters observed were phagocytic activity, and differential leukocytes of monocytes and lymphocytes. Data were analyzed using Analysis of variance (ANOVA) at the 95% confidence level. If there is a real difference, then proceed with the Duncan Multiple Range test Test (DMRT) at a 95% confidence level. The results showed that the addition of multivitamins through feed on African catfish had a significant effect (p<0.05) on phagocytic activity and differential leukocyte of monocytes, but had no significant effect (p> 0.05) on differential leucocytes of lymphocyte. The optimum dose for increasing non-specific immune responses in African catfish is T2 at a dose of 2.5 g kg-1 of feed. Based on research, the addition of multivitamins through the feed can potentially be used in fish farming to increase immunity.
Kandungan Asam Amino Tepung Bulu Ayam yang Difermentasi dengan Bacillus licheniformis B2560 dan Bacillus subtilis Sebagai Bahan Baku Pakan Ikan Dini Siswani Mulia; Arief Husin; Juli Rochmijati Wuliandari
Sainteks Vol 18, No 2 (2021): Oktober
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/sainteks.v18i2.13067

Abstract

Kualitas pakan ikan salah satunya ditentukan oleh kandungan protein dan asam amino. Penelitian bertujuan untuk mengkaji kandungan asam amino tepung bulu ayam yang difermentasi dengan Bacillus licheniformis B2560 dan Bacillus subtilis sebagai bahan baku pakan ikan. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial, yaitu perlakuan I : fermentasi (A1 : kontrol/non fermentasi, A2 : fermentasi dengan B. licheniformis B2560, A3 : fermentasi dengan B. subtilis), dan perlakuan II : jumlah inokulum (B1 : jumlah inokulum 5 mL, B2 : jumlah inokulum 10 mL, B3 : jumlah inokulum 15 mL, masing-masing untuk tepung bulu ayam sebanyak 2 g). Parameter penelitian yang diamati adalah kandungan asam amino. Data dianalisis menggunakan Analysis of Variance (Anova) dan dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf uji 5%.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi tepung bulu ayam menggunakan B. licheniformis B2560 dapat meningkatkan kandungan beberapa jenis asam amino lebih tinggi dibandingkan dengan B. subtilis. Jumlah inokulum 15 mL lebih optimal dalam mendegradasi protein keratin menjadi asam amino. Jenis asam amino dengan kandungan yang sesuai untuk kebutuhan ikan adalah asam glutamat, serin, glisin, treonin, arginin, tirosin, valin, fenilalanin, isoleusin, dan leusin.
PENAMBAHAN 6-BENZIL AMINO PURINE (BAP) DAN ASAM NAFTALENASETAT (NAA) BERHASILMENGINDUKSI PEMBENTUKANDAN PEMANJANGAN TUNAS MERBAU (INTSIA BIJUGA (COLEBR.) O. KUNTZE)SECARA IN VITRO Kiki Ernawati; Arief Husin; Sisunandar Sisunandar
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 11, No 1 (2014): Prosiding Seminar Nasional XI Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract - Merbau(Intsia bijuga(Colebr.) O.Kuntze) is one of the most valuable wooden tree in Indonesia because of the high price and the international highly demanding on it continue to rise up every year.On the other hand,due to an excessive exploitation and unsuccesful reforestation programs resulted on a status of a vulnerable species of the tree. The seedling production of the species using traditional technique is still limited to overcome the problems because of the low number of the seed production every year. One of the most posible approch for mass rapid plantlets production of merbau is using shoot tip culture. However, the protocol of merbau shoot tip culture is still not well developed since the success rate of shoot induction remains low (less than 15 %), no multiplication, root induction and acclimatisation step are aplicable. Our results indicate that DKW medium(Driver and Kuniyuki, 1984) suplemented with 10-6 MNAA and 10-6 MBA Pinduce shoots formation fromaxillary budex plant with a success rate up to 80%. The number of shoots produced from each explant was two shoots with six internodes and quite tall (4,5 cm). The multiplication can be done by the sub-culture the axilary buds into fresh medium every four weeks. The next step will be induction and acclimatisation of the plant podused by shoot tip culture. Keywords:merbau, shoots-tip culture, multiplication
Blended Learning : Pengembangan dan Implementasinya Pada Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan Listika Yusi Risnani; Arief Husin
BIOEDUSCIENCE Vol 3 No 2 (2019): BIOEDUSCIENCE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29405/j.bes/3274-834007

Abstract

Latar belakang: Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terutama budaya internet dan Cyber Society di kalangan mahasiswa memberikan peluang bagi dosen untuk dapat memanfaatkannya sebagai upaya untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran dan hasil belajar mahasiswa. Salah satu upaya adalah melalui pembelajaran blended learning. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan implemetasikan pembelajaran blended learning serta mengetahui dampaknya pada hasil belajar mahasiswa pada kuliah Fisiologi Tumbuhan. Metode: Penelitian ini merupakn jenis penelitian pengembangan dengan menggunakan desain pengembangan ADDIE yang terdiri atas beberapa tahapan yaitu 1) analysis, 2) design, 3) development, 4) implementation, dan 5) evaluation. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi semester 3. Teknik pengumpulan data berupa teknis tes (soal tes) dan non tes (kuesioner). Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil: Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pengembangan konten e-learning yang disusun oleh dosen cukup baik. Implementasi blended learning memberikan dampak positif terhadap hasil belajar mahasiswa dengan nilai rata-rata 70,54 (baik) dengan standar deviasi sebesar 3,12. Sebagian besar mahasiswa memiliki persepsi yang positif yaitu sebanyak 66,67-95,24 % pada aspek layanan belajar, sebanyak 42,56 -100 % mahasiswa pada aspek aksesbilitas, dan 61,9-100 % mahasiswa pada aspek kualitas materi ajar. Kesimpulan: Implemetasi blended learning memberikan hasil belajar kepada mahasiswa secara lebih merata dan dalam kategori baik dan sebagian besar (52,38 – 100 %) mahasiswa memberikan penilaian yang positif terhadap pembelajaran blended learning pada aspek layanan belajar, aksesbilitas, dan kualitas materi ajar kecuali dalam hal kesukaannya pada tugas online dan partisipasi diskusi.
Effectiveness of Herbal Diet Nigella sativa and Gracilaria verrucosa Against Non-specific Immunity of Tilapia (Oreochromis niloticus) Cahyono Purbomartono; Rofiqoh Rofiqoh; Arief Husin; Dini Siswani Mulia
Sainteks Vol 20, No 1 (2023): April
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/sainteks.v20i1.16410

Abstract

The addition of Nigella sativa and Gracilaria verrucosa to feed is used as a supplement to increase non-specific immunity in tilapia. The addition of herbal supplements is safe for consumption, easy to decompose, has no residue on the fish's body, and does not harm the environment. This study aims to find the effectiveness of the addition of the herbs Nigella sativa and Gracilaria verrucosa to increase non-specific immunity in tilapia. The study used an experimental method with a completely randomized design, applying 4 treatments and 1 control to tilapia. The dietary doses of Nigella sativa were T0 (control, without Nigella sativa), T1 (2.5), T2 (5), T3 (7.5), and T4 (10) (g kg-1 feed). While the dietary doses of Gracilaria verrucosa were T0 (control, without G. verrucosa), T1 (0.5), T2 (1), T3 (1.5), and T4 (2) (g kg-1 feed). The results showed that the percentage of hematocrite increased significantly with the Nigella sativa diet, while on the Gracilaria verrucosa diet, the percentage of hematocrit was not significant. Further, the Nigella sativa diet and the Gracilaria verrucosa diet can significantly increase the percentage of lymphocytes, but not significantly to the percentage of monocytes. In fish farming, the Nigella sativa and Gracilaria verrucosa diets have the potential to be used to increase non-specific immunity in tilapia, but it is more effective to use the Nigella sativa diet at a dose of 5 g kg-1 feed.
Efektivitas dan Potensi Herbal untuk Peningkatan Pertumbuhan Benih Lele dumbo (Clarias gariepinus) Cahyono Purbomartono; Arief Husin; Irene Septya Bagasnabila; Fani Giri Dwi Zularini; Alvia Trisakti Susiyani; Eka Puji Purwaningsih; Purnomo Purnomo
Sainteks Vol 19, No 2 (2022): Oktober
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/sainteks.v19i2.14903

Abstract

Potensi perikanan Indonesia sangat besar namun belum berhasil seluruhnya dimanfaatkan secara optimal. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan seperti adanya hambatan penyakit yang dapat mempengaruhi pertumbuhan. Pertumbuhan yang optimal merupakan factor utama agar dapat mencapai produktivitas biomass ikan yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menemumukan efektivitas herbal akuatik maupun teresterial untuk memperoleh pertumbuhan optimal. Metode penelitian adalah eksperimen laboratorium menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), masing-maisng dengan 3 ulangan. Hasil penelitian membuktikan herbal teresterial temulawak yang dikombinasikan dengan bawang putih dapat meningkatkan semua indikator pertumbuhan yang signifikan dibanding kontrol dengan dosis optimal 20 g temulawak + 4,50 g bawang putih pada lele dumbo. Demikian pula diet herbal teresterial Aloe vera lebih efektif dibanding diet bawang putih yang ditunjukkan dengan capaian berat akhir dan pertambahan berat yang signifikan pada lele dumbo. Selanjutnya, kombinasi herbal akuatik dan teresterial yaitu diet (fucoidan + kunyit) lebih efektif dibanding hanya pemberian diet tunggal fucoidan saja pada lele dumbo dengan meningkatnya pertambahan berat dan panjang yang lebih optimal. Herbal akuatik fucoidan maupun herbal teresterial temulawak, bawang putih, Aloe vera dan kunyit berpotensi digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan pada budidaya ikan yang dapat diberikan secara tunggal maupun kombinasi.
Blended Learning : Pengembangan dan Implementasinya Pada Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan Listika Yusi Risnani; Arief Husin
BIOEDUSCIENCE Vol 3 No 2 (2019): BIOEDUSCIENCE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29405/j.bes/3274-834007

Abstract

Latar belakang: Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terutama budaya internet dan Cyber Society di kalangan mahasiswa memberikan peluang bagi dosen untuk dapat memanfaatkannya sebagai upaya untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran dan hasil belajar mahasiswa. Salah satu upaya adalah melalui pembelajaran blended learning. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan implemetasikan pembelajaran blended learning serta mengetahui dampaknya pada hasil belajar mahasiswa pada kuliah Fisiologi Tumbuhan. Metode: Penelitian ini merupakn jenis penelitian pengembangan dengan menggunakan desain pengembangan ADDIE yang terdiri atas beberapa tahapan yaitu 1) analysis, 2) design, 3) development, 4) implementation, dan 5) evaluation. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi semester 3. Teknik pengumpulan data berupa teknis tes (soal tes) dan non tes (kuesioner). Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil: Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pengembangan konten e-learning yang disusun oleh dosen cukup baik. Implementasi blended learning memberikan dampak positif terhadap hasil belajar mahasiswa dengan nilai rata-rata 70,54 (baik) dengan standar deviasi sebesar 3,12. Sebagian besar mahasiswa memiliki persepsi yang positif yaitu sebanyak 66,67-95,24 % pada aspek layanan belajar, sebanyak 42,56 -100 % mahasiswa pada aspek aksesbilitas, dan 61,9-100 % mahasiswa pada aspek kualitas materi ajar. Kesimpulan: Implemetasi blended learning memberikan hasil belajar kepada mahasiswa secara lebih merata dan dalam kategori baik dan sebagian besar (52,38 – 100 %) mahasiswa memberikan penilaian yang positif terhadap pembelajaran blended learning pada aspek layanan belajar, aksesbilitas, dan kualitas materi ajar kecuali dalam hal kesukaannya pada tugas online dan partisipasi diskusi.