Claim Missing Document
Check
Articles

KEEFEKTIFAN VAKSIN Aeromonas hydrophila UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT MAS(MOTILE AEROMONAS SEPTICEMIA) PADA GURAMI (Osphronemus gouramy Lac.) EFFICACY OF Aeromonas hydrophila VACCINE TO CONTROL MOTILE AEROMONAS SEPTICEMIA (MAS) DISEASE ON GOURAMY (Osphronemus gouramy Lac.) Mulia, Dini Siswani
Pembangunan Pedesaan Vol 7, No 1 (2007)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The study was aimed to find an antigen (Ag) O and Ag H of Aeromonas hydrophila vaccines as immunogenic antigen and to evaluate the efficacy of these vaccines to control Motile Aeromonas Septicemia (MAS) disease on gouramy. The research was carried out by Completely Randomized Design with three treatments and five replicates, i.e., Ag O of A. hydrophila vaccine, Ag H of A. hydrophila vaccine, and control. Ten gouramy fishes with length of 10-12 cm and average 8 weight of 28 g were used. Soaking method was used with dosage of 10 for 90 minutes. Booster was conducted a week after vaccination and challenging test was conducted a weeks after booster. Parameters observed were antibody titer, Relative Percent Survival (RPS), survival rate, mean time to death (MTD), and water quality. Data were analyzed by Analysis of Variance followed by Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). The results showed that Ag O and Ag H of A. hydrophila vaccines could increase antibody titer, survival rate, and RPS (P
Uji Fisik dan Kimiawi Pakan Ikan yang Menggunakan Bahan Perekat Alami Mulia, Dini Siswani; Maryanto, Heri
Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014 2014: Proceeding Seminar Hasil Penelitian LPPM 2014, 6 September 2014
Publisher : Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pakan ikan yang baik, selain memiliki kandungan nutrisi yang dibutuhkan ikan juga tetap kompak dan memiliki daya apung yang ideal selama berada di kolam. Untuk itu diperlukan penambahan bahan perekat dalam pembuatan pakan ikan. Bahan perekat alami yang dapat digunakan di antaranya tepung tapioka dan tepung terigu. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji uji fisik dan kimiawi pakan ikan yang menggunakan bahan perekat alami serta mengkaji jenis bahan perekat dan konsentrasi yang paling baik terhadap sifat fisik dan kimiawi pakan ikan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) 7 perlakuan dan 3 kali ulangan, yaitu P0 : pakan komersial (kontrol);  P1 : pakan dengan bahan perekat tepung tapioka 5 %; P2 : pakan dengan bahan perekat tepung tapioka 7,5 %; P3 : pakan dengan bahan perekat tepung tapioka 10 %; P4 : pakan dengan bahan perekat tepung terigu 5 %; P5 : pakan dengan bahan perekat tepung terigu 7,5 %; P6 : pakan dengan bahan perekat tepung terigu 10 %.  Bahan baku pakan adalah tepung bulu ayam yang difermentasi dengan Bacillus licheniformis B2560, ampas tahu yang difermentasi dengan Aspergillus niger sp, dan tepung ikan rucah. Parameter yang diamati adalah uji fisik pakan ikan (daya apung, tingkat kekerasan, tingkat homogenitas, kecepatan pecah, dan uji organoleptik) dan uji kimiawi pakan ikan (uji proksimat). Data daya apung, tingkat kekerasan, tingkat homogenitas, dan kecepatan pecah pakan dianalisis dengan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan DMRT (Duncan Multiple Range Test) dengan taraf uji 5%.  Data uji organoleptik dan uji proksimat dianalisis secara deskriptif.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan bahan perekat berpengaruh nyata terhadap hasil uji fisik pakan ikan, meliputi daya apung, tingkat kekerasan, tingkat homogenitas, dan kecepatan pecah pakan ikan. Demikian juga hasil uji kimiawi pakan ikan, meliputi uji proksimat (kadar protein dan kadar air) dan uji organoleptik (tekstur, aroma, dan bau) berbeda antara perlakuan bahan perekat dan pakan komersial. Perlakuan dengan bahan perekat lebih baik daripada pakan komersial. Jenis bahan perekat dan konsentrasi terbaik adalah tepung terigu 10 %. Kata Kunci : alami, bahan perekat, pakan ikan, uji fisik, uji kimawi. 
Fermentasi Ampas Tahu DenganAspergillus nigerUntuk Meningkatkan Kualitas Bahan BakuPakan Ikan Mulia, Dini Siswani; Mudah, Miftakhul; Maryanto, Heri; Purbomartono, Cahyono
Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014 2014: Proceeding Seminar Nasional LPPM 2014, 20 Desember 2014
Publisher : Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkajifermentasi ampas tahu dengan  Aspergillus niger untuk meningkatkan kualitas bahan baku pakan ikan. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 3 kali ulangan, yaitu P0 = non fermentasi; P1 = fermentasi dengan2,5 ml inokulum A. niger; P2 = fermentasi dengan3,0 ml inokulum A. niger; P3 = fermentasi dengan3,5 ml inokulum A. niger, masing-masing untuk ampas tahu sebanyak 50 g.Parameter yang diamati yaitu uji proksimat (kadar air, kadar abu, kadar protein kasar, kadar lemak kasar, kadar serat kasar) dan parameter pendukung, yaitu uji organoleptik (warna, tekstur dan bau). Data berupa hasil uji proksimat dianalisis menggunakan Analisis of Variance (ANAVA) pada taraf uji 5%, dan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf uji 5%,  sedangkan untuk data hasil organoleptik dianalisis secara deskriptif kualitatif.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi ampas tahu dengan A. niger dapat meningkatkan kualitas bahan baku pakan ikan. Pada uji proksimat, penurunan kadar air terendah ditunjukkan pada perlakuan P3, peningkatan kadar abu tertinggi ditunjukkan pada perlakuan P1, peningkatan kadar protein ditunjukkan pada perlakuan P1 dan P2, sedangkan penurunan serat kasar dan lemak kasar ditunjukkan pada perlakuan P3. Perlakuan P1 adalah perlakuan yang paling efektif karena menghasilkan protein yang tinggi dengan menggunakan inokulum yang paling rendah, dengan kadar protein 27, 00 % dibandingkan non fermentasi sebesar 14,93 %.Kata Kunci: ampas tahu, Aspergillus niger, fermentasi, ujiorganoleptik, uji proksimat
UJI LAPANG PAKAN BERVAKSIN Aeromonas hydrophila PADA LELE DUMBO DI DAERAH CILACAP Mulia, Dini Siswani; Wahyuningsih, Sri; Maryanto, Hery; Purbomartono, Cahyono
Techno Jurnal Ilmu Teknik Vol 16, No 2 (2015): Jurnal Techno Volume 16 No 2 Oktober 2015
Publisher : UMP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah utama dalam budidaya lele dumbo adalah penyakit, terutama yang disebabkan oleh bakteri  Aeromonas hydrophila. Penyakit tersebut dikenal dengan penyakit MAS (Motile Aeromonas Septicemia). Salah satu penanggulangan penyakit MAS adalah dengan vaksinasi. Masalah lain yang sering muncul adalah tingginya biaya pakan sedangkan harga jual ikan cenderung stabil, sehingga pembudidaya ikan cenderung merugi. Perlu strategi untuk membuat pakan sendiri dari bahan-bahan yang masih memiliki kualitas gizi yang baik tetapi harganya murah bahkan memanfaatkan limbah, bahan tersebut mudah diperoleh dan tersedia setiap saat.  Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara lapang penggunaan pakan bervaksin pada lele dumbo di daerah Cilacap. Uji lapang dilakukan di Desa Purwodadi, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)  dengan 3 perlakuan dan 5 kali ulangan. Perlakuan terdiri dari P1 : pemberian pakan bervaksin selama 10 hari; P2 : pemberian pakan bervaksin selama 15 hari; dan P3 : kontrol (non vaksin).  Pakan diberikan sebanyak 5% /bb/ekor/hari. Penelitian menggunakan kolam terpal plastik dengan ukuran panjang x lebar x tinggi : 60 x 60 x 80 cm. Lele dumbo yang digunakan berumur 2 bulan, berukuran panjang 12-15 cm dengan berat 16-25 g. Ikan dipelihara selama 8 minggu. Parameter yang diamati adalah respons imun berupa titer antibodi, pertambahan berat dan panjang, serta sintasan ikan. Parameter pendukung yang diamati adalah parameter kualitas air meliputi suhu air, pH, dan oksigen terlarut. Data dianalisis menggunakan Analysis of Variance (Anova) dan Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf uji 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pakan bervaksin dapat meningkatkan produksi titer antibodi (P<0.05) dibandingkan kontrol. Perlakuan P1 (pemberian pakan bervaksin 10 hari) lebih efektif dan efisien dibandingkan P2 (pemberian pakan bervaksin 15 hari). Penggunaan pakan bervaksin dapat diaplikasikan secara lapang. Kata Kunci : Aeromonas hydrophila, Cilacap, lele dumbo, pakan bervaksin, uji lapang.
PENGGUNAAN VAKSIN DEBRIS SEL Aeromonas hydrophila DENGAN INTERVAL WAKTU BOOSTER BERBEDA TERHADAP RESPONS IMUN LELE DUMBO (Clarias gariepinus Burchell) Mulia, Dini Siswani
Sain Akuatik Vol 10, No 2 (2007): SAINS AKUATIK VOLUME 10 NO. 2 2007
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aims of this research was to determine effect vaccination of cell debris of A. hydrophila by 1-3 times booster with 2nd week time interval on African catfish immune response. The research was constructed as CRD with five treatments and three replicates, i.e. K : control; D1 : without booster; D2 : once booster; D3: twice booster, and D4 : three times booster. African catfish of 10-13 cm length and 12-16 g of weight were used, with the number of 15 fish for each treatment. Intramuscular injection method was conducted for vaccination and booster of 0.1 ml vaccine into the body, with the dosage of 5 µg/fish. Booster time interval was two week. Data were taken for fiveteen weeks. The parameters to observe were titer antibody and water quality. Futhermore, they were analized by Analysis of Variance and Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). The result showed that cell debris A. hydrophila vaccination by 1-3 times booster with 2nd week time interval could increase the adaptive immune response through the increase titer of antibody (P<0.05) on African catfish. Vaccination with two time booster (D3) was the most  effective method of vaccination.
ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN IDENTIFIKASI BAKTERI Aeromonas sp. PENYEBAB PENYAKIT Motile Aeromonas Septicemia (MAS) PADA GURAMI Mulia, Dini Siswani
Sain Akuatik Vol 13, No 2 (2010): SAINS AKUATIK VOLUME 13 NO. 2 2010
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

These research were conducted to isolate, characterize, and identify bacterium Aeromonas sp. causative agents of Motile Aeromonas Septicemia (MAS) in gouramy. Samples of sick gouramy with MAS attack symptoms were taken random from tree regencies, i.e. Banyumas regency (Pliken and Lemberang), Purbalingga regency (Padamara and Jompo), and Banjarnegara regency (Kaliwinasu and Blimbing). Ten isolates were isolated from ren of gouramy on Glutamat Starch Phenile (GSP). Koch Postulat Test was conducted to determine pathogenic bacteria by intramuscular injection to gouramy (10-12 cm of total length) suspension bacteria 0.1 ml at 109 cell/fish, and control with 0.1 ml sterile PBS pH 7.0.  Then, the pathogenic bacteria were identified with morphological and biochemical test. Results indicated that 10  isolates were pathogenic bacteria and morphological and biochemical tests suggested that the pathogenic bacteria could be identified to be Aeromonas hydrophila.
PENGARUH METODE PEMUASAAN TERHADAP PERTUMBUHAN LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus) ., Suwarsito; Nugroho, Didik Trianto; Mulia, Dini Siswani
Sain Akuatik Vol 10, No 2 (2007): SAINS AKUATIK VOLUME 10 NO. 2 2007
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aim of research were to know effect of fasting method on growth of aquatic crayfish (Cherax quadricarinatus) and feed efficiency. The experiment used Completely Randomized Design (CRD), consist of 4 treatments and 3 replicates. The treatments were P1 (aquatic crayfish were fed one day and fasted one day), P2 (aquatic crayfish were fasted every Monday and Thursday), P3 (aquatic crayfish were fed two days and fasted two days), and P4 (aquatic crayfish were fed everyday/control). Aquatic crayfish with initial average body weight of 5 g used in this experiment. Aquatic crayfish were cultivated in cement pond (100 x 60 x 50 cm3) with density 20 crayfishes/pond for 40 days. Aquatic crayfish were fed at 5% of body weight. Results of research indicate that fasting method had effect on growth of aquatic crayfish and feed efficiency, but had no effect on survival rate of aquatic crayfish. Treatment P1 showed highest growth of aquatic crayfish and feed efficiency.
IMUNOGENISITAS ANTIGEN WHOLE CELL BAKTERI Aeromonas hydrophila Mulia, Dini Siswani; Apriyanti, Widya; Maryanto, Heri; Purbomartono, Cahyono
Sain Akuatik Vol 14, No 1 (2012): SAINS AKUATIK VOLUME 14 NO. 1 2012
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui imunogenisitas antigen whole cell Aeromonas hydrophila dari beberapa strain bakteri A. hydrophila yang diberikan pada lele dumbo (C. gariepinus). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan, yaitu A : strain GPW-02, B : strain KLK -11, C : strain GLR-08, D : strain KLK-14, E : strain KLK-05, F : kontrol (PBS pH 7,0) dengan 3 kali ulangan. Ikan uji yang digunakan adalah lele dumbo berumur sekitar 2 bulan dengan ukuran panjang 10-13 cm dan berat antara 12,2-14,5 g. Parameter utama yang diamati adalah titer antibodi dan uji reaksi silang, sedangkan parameter pendukungnya adalah parameter kualitas air, meliputi suhu air, pH, dan oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) yang diamati setiap minggu. Titer antibodi diamati 3 kali, yaitu sebelum divaksinasi, seminggu setelah vaksinasi booster dan dua minggu setelah vaksinasi booster. Kemudian dilakukan uji reaksi silang pada antigen dengan titer antibodi yang tinggi, yaitu ≥ 25. Data titer antibodi dianalisis menggunakan Analisis Sidik Ragam (Analysis of Variance/ANOVA), dan apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf uji 5% (Steel & Torrie, 1993), sedangkan data kualitas air dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antigen whole cell A. hydrophila berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap imunogenisitas ikan lele dumbo. Strain yang memiliki imunogenisitas paling tinggi adalah strain A (antigen whole cell A. hydrophila strain GPW-02). Parameter kualitas air selama penelitian dijaga pada kisaran optimal, yaitu suhu air 25-28°C, pH air 7,1-7,9, dan DO 6,6-6,8 mg/L.
Ektoparasit Cacing pada Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Balai Benih Ikan Pandak dan Sidabowa Kabupaten Banyum Mulia, Dini Siswani; Mahdiana, Arif; Utami, Rakhmawati
Sain Akuatik Vol 9, No 2 (2006): SAINS AKUATIK VOLUME 9 NO. 2 2006
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aims of this research were to know the type of helminth ectoparasites and prevalency of helminth ectoparasites in fish fry of nila (Oreochromis niloticus). Experiments held at two  different ponds, Local Hatchery Center Pandak Sidabowa, Banyumas Regency. The research used survey method. The location of site was determined with purposive sampling method. The samples were taken randomly (random sampling) from two locations. Total fishes samples were 135, as follow 75 of fishes from Pandak and other 60 fishes from Sidabowa, with twice replication of taking samples.  The data were analyzed descriptively and continued analyzed by t test to compare the prevalency of ectoparasites in Pandak and Sidabowa. The result of this research showed that nila fish fry at the Pandak and Sidabowa, were found two kinds of helminth parasites such as Dactylogyrus sp. and  Gyrodactylus sp.  Higher prevalency occurred on the body surface of nila fish fry that caused by Gyrodactylus sp., 76% in Pandak and 80% in Sidabowa. While on the infected to gills of nila fish fry that caused by Dactylogyrus sp., 45,33% in Pandak and 48,33% in Sidabowa.
EFEK ANTIBAKTERI BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia) TERHADAP PERTUMBUHAN Aeromonas hydrophila Mulia, Dini Siswani; Silfiana, Kartika; Sumardi, Eddy
Sain Akuatik Vol 11, No 1 (2008): SAINS AKUATIK VOLUME 11 NO. 1 2008
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research was carried out with the experiment method, to look for the value of Minimal Inhibitory Concentration (MIC or KHM) and LD50.The MIC determination was carried out in two stages. Firstly, it determined the dose of the concentration 0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20 mg/ml.  The research showed that MIC was found 16,8 mg/ml and for determining of LD50 was continously decided by up to dose 16.8; 17.0; 17.2; 17.4; 17.6 mg/ml with 10 replication. MIC’s data analyzed with Completely Randomize Design with 9 treatment and 5 replication. The analysies used F test and than BNT with 5 % significantly. Results of the research showed the treatment of the dose 16.6 mg/ml could inhibite the A. hydrophila growth with the diameter in general as big as 0.72 mm,.whereas on the LD50 the consentration revealed 16.8 mg/ml.Â