Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

GAMBARAN SANITASI PEMUKIMAN DI DAERAH PESISIR (Studi Kasus : Pemukiman Pesisir di Kelurahan Petoaha, Kota Kendari) Balaka, Rudi; Putri, Tryantini Sundi
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 7, No 2 (2019): STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.522 KB)

Abstract

ABSTRAKSyarat kesehatan lingkungan untuk sebuah kawasan pemukiman baik adalah tersedianya akses dari warganya terhadap penyediaan air bersih dan sarana sanitasi. Sebuah rumah harus memenuhi syarat dan ketentuan teknis untuk melindungi penghuni rumah dari berbagai ancaman bahaya dan gangguan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sanitasi rumah penduduk dan bagaimana perilaku sehat masyarakat di kelurahan Petoaha. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara serta dokumentasi yang mengacu pada persyaratan sanitasi perumahan yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 829 tahun 1999. Panel penilaian? terdiri dari komponen rumah, sarana sanitasi, serta perilaku penghuni. Objek penelitian dilakukan kepada 24 rumah Tangga yang terbagi pada 12 RT di kelurahan Petoaha kecamatan Nambo Kota Kendari. Hasil menunjukkan dari aspek konstruksi terdapat 58 % rumah tidak mempunyai langit-langit, dan 50% mempunyai dinding tidak permanen. Dari aspek sarana sanitasi terdapat lebih dari 80% rumah telah memiliki sarana air bersih. 71% telah memiliki sarana jamban. Demikian juga dengan sistem SPAL 46% rumah telah memiliki sarana SPAL yang baik yaitu dialirkan di saluran terbuka. Sedangkan untuk sarana pembuangan sampah 58% rumah mempunyai tempat pembuangan sampah. Sedangkan dari aspek perilaku sehat sebagian besar masyarakat telah menerapkan perilaku sehat berdasarkan pedoman Departemen Kesehatan.?Kata Kunci : Sanitasi, Lingkungan, Perilaku SehatABSTRACTEnvironmental health requirements for a good residential area are the availability of access from citizens to the provision of clean water and sanitation facilities. A house must meet technical requirements and conditions to protect occupants from various threats and health problems. This study aims to determine the sanitation conditions of the residents' houses and how healthy the community is in the village of Petoaha. Methods of collecting data through observation, interviews and documentation that refers to housing sanitation requirements determined based on the decision of the Minister of Health no. 829 of 1999. The evaluation panel consists of components of the house, sanitation facilities, and occupant behavior. The object of the study was carried out on 24 households which were divided into 12 RTs in the sub-district of Petoaha sub-district of Nambo Kendari City. The results showed that from the construction aspect there were 58% of houses without ceilings, and 50% had non-permanent walls. Then more than 80% of houses have clean water facilities. And 71% have latrines. Likewise, with the SPAL system, 46% of houses have good SPAL facilities, which are flowed in open channels. Whereas for waste collection facilities 58% of houses have landfills. While from the aspect of healthy behavior most people have applied healthy behavior based on the Ministry of Health guidelines.?Keywords : Sanitation, Environmental, Healthy Behavior
ANALISA DEBIT (Q) DAN TINGGI JATUH (HEAD) TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN (Studi Kasus : Air Terjun Sungai Lahundape Kota Kendari) Kalista, Cindhy Ayu; Sukri, Ahmad Syarif; Putri, Tryantini Sundi
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 6, No 3 (2018): STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1688.627 KB)

Abstract

Air terjun sungai Lahundape adalah salah satu potensi alam yang dapat dimanfaatkan sebagai energi terbarukan untuk menjadi pembangkit listrik tenaga air, yang dapat mengurangi ketergantungan terhadap pembangkit listrik tenaga diesel. Sehingga tujuan studi ini agar mengetahui daya yang efisien dihasilkan, dari perbandingan debit pengukuran aliran sungai dan debit keandalan terhadap pengaruh ketinggian jatuh air di air terjun sungai Lahundape.Penelitian ini, dilakukan dengan pengukuran langsung sungai Lahundape untuk mengetahui debit sungai dan ketinggian jatuh air (head). Untuk anaslisa hidrologi, dibutuhkan data curah hujan (2007-2016), data klimatologi, dan ketersedian air. Untuk debit andalan menggunakan metode F.J. Mock dengan peluang 80% untuk pembangkit listrik tenaga air.Dari hasil penelitian ini menunjukkan untuk peluang rerata debit andalan 80% yaitu 0,019 m?/s pada tahun 2015. Dapat menghasilkan daya yang paling efektik selama 9 bulan sebesar 1,46 kW? 4,28 kW yang dapat melayani 3 KK ?? 9 KK, sedangkan untuk 3 bulan tidak dapat menghasilkan daya. Untuk debit pengukuran sebesar 0,050 m?/s menghasilkan daya sebesar 5,40 kW yang dapat melayani 12 KK. Untuk 3 bulan yang tidak menghasilkan daya, diperkirakan masih dapat membangkitkan daya sebesar 5,40 kW dari debit pengukuran. Maka dari hasil perhitungan daya, dapat direncanakan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) dengan menggunakan jenis turbin propeller.
ANALISIS KUALITAS MATA AIR MOTONUNO KECAMATAN LOHIA KABUPATEN MUNA Talanipa, Romy; Putri, Tryantini Sundi; Asrah, Asrah
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 6, No 2 (2018): STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.916 KB)

Abstract

Mata air adalah salah satu sumber air yang biasa digunakan oleh masyarakat untuk kebutuhannya. Desa Lakarinta merupakan salah satu desa yang menggunakan mata air sebagai sumber utama air mereka. Mata air ini bernama mata air Motonuno yang berada di desa Lakarinta Kecamatan Lohia Kabupaten Muna. Kebiasaan warga desa setempat yang suka mencuci dan mandi langsung di mata air tersebut akan membuat mata air akan tercemar dengan kandungan zat-zat yang berbahaya dari aktifitas yang mengakibatkan kualitas dari mata air menurun dan akan berdampak pada kesehatan warga desa.Berdasarkan hal tersebut perlu diadakan pengujian kualitas air dengan meliputi parameter fisika,kimia dan mikrobiologi yang bertujuan untuk mengetahui apakah kualitas air tersebut sudah memenuhi standar kualitas air bersih sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan agar layak untuk di konsumsi oleh warga desa.Hasil pengujian laboratorium dengan menggunakan parameter fisika, kimia dan mikrobiologi yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa mata air Motonuno telah memenuhi standar kualitas air bersih dan air minum sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan. Jadi, tidak terdapat pencemaran di mata air Motonuno sehingga layak untuk dikonsumsi.
ANALISIS ANGKUTAN SEDIMEN DASAR DI HILIR SUNGAI KAMBU (STUDI LABORATORIUM) Eko Prasetyo; Ahmad Syarif Sukri; Tryantini Sundi Putri
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 7, No 1 (2019): STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (872.268 KB) | DOI: 10.55679/jts.v7i1.6286

Abstract

Sungai adalah saluran alami di permukaan bumi yang menampung dan menyalurkan air hujan dari daerah tinggi ke daerah yang lebih rendah dan akhirnya bermuara di danau atau dilaut. Sedimen yang dihasilkan oleh proses erosi dan terbawa oleh aliran air akan diendapkan pada suatu tempat yang kecepatannya melambat atau terhenti. Sungai Kambu menjadi salah satu penyumbang sedimentasi yang masuk ke teluk Kendari.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya debit aliran pada sungai Kambu. Selain itu penelitian ini juga bertujuan mengetahui besarnya angkutan sedimen material dasar pada sungai Kambu. Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium dengan menggunakan alat Advanced Hydrologi System mengetahui besarnya angkutan sedimen yang terjadi dan alat Current Meter untuk menghitung kecepatan aliran sungai dilapangan sehingga didapatkan besarnya debit.Berdasarkan hasil analisa data, debit sungai Kambu adalah sebesar 4,745 m3/s dan angkutan sedimen dasar (bed load) pada kawasan hilir sungai Kambu adalah sebesar 106.366.667 gram/menit atau 153.168.000 kg/hari.Kata Kunci : Sungai, Bed Load, Debit 
EVALUASI KEBUTUHAN AIR BERSIH DESA SANGGONA KABUPATEN KOLAKA TIMUR Romy Talanipa; Tryantini Sundi Putri; Ahmad Syarif Sukri; Ritno AR.
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 9, No 1 (2021): STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55679/jts.v9i1.16956

Abstract

ABSTRAKSeiring dengan pertumbuhan masyarakat yang semakin meningkat maka kebutuhan air bersih semakin meningkat dan terkadang tidak di imbangi kemampuan pelayanan. Di desa Sanggona air bersih yang digunakan berasal dari mata air Mokowu, Mata air Mokowu adalah sumber mata air yang harus di jaga kelestariannya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui debit air (Q) mata air dan kebutuhan air  didesa Sanggona kecamatan Uluiwoi pada tahun 2021 sampai dengan tahun 2030. Metode pengumpulan data dalam penelitian melalui Kuesioner, Wawancara, dan pengukuran debit sungai dilapangan.Hasil penelitian berdasarkan metode pelampung diperoleh debit air (Q) sungai Motonuno tahun 2019 yaitu: Titik1 = 0,3136 m3/liter, Titik 2 = 0,408 m3/liter, Titik3 =  0,3534 m3/liter, Titik4 =  0,423 m3/liter, Titik 5 =  0,374 m3/liter. Adapun rata-rata debit air (Q) exsisting mata air mokowu adalah 0,37448 m3/liter atau 374,48 liter/detik Berdasarkan Real Demand Survey (RDS) standar pelayanan di bidang air minum kebutuhan air bersih domestik dan non domestik untuk (2021) di dapatkan sebesar 0,0844 liter/detik. Dan sepuluh tahun kedepan (2030) di dapatkan sebesar 0,6879 liter/detik. Kebutuhan air bersih domestik dan non domestik. Kata Kunci : Debit air, mata air Mokowu, real demand surveyABSTRACTAlong with the increasing community growth, the need for clean water is increasing and sometimes the service capability is not balanced. In the village of Sanggona the clean water used comes from the Mokowu spring, the Mokowu Spring is a spring that must be preserved.This study aims to determine the water discharge (Q) of springs and water needs in the village of Uluiwoi sub-district in 2021 to 2030. Data collection methods in this study are through questionnaires, interviews, and field river flow measurements.The results of the research based on the buoy method obtained the water discharge (Q) of the Motonuno river in 2019, namely, Point 1 = 0.3136 m3 /Liter, Point 2 = 0.408 m3 / Liter, Point 3 = 0.3534 m3 / Liter, Point 4 = 0.423 m3 /Liter , Point 5 = 0.374 m3 / Liter. The average water discharge (Q) of existing mokowu springs is 0.37448 m3 / liter or 374.48 Liters / second based on the Real Demand Survey (RDS) service standards in the field of drinking water, domestic and non-domestic clean water needs for (2021) ) is obtained at 0.0844 Liter / Second. And in the next ten years (2030) it will be 0.6879 Liters / Second. Domestic and non-domestic clean water needs. Keywords  : Water discharge, Mokowu springs, real demand survey
ANALISA PERUBAHAN DEBIT TERHADAP PERUBAHAN PENAMPANG PADA PIPA (UJI LABORATORIUM) Tryantini Sundi Putri; Rini Sriyani
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 5, No 3 (2017): STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.848 KB) | DOI: 10.55679/jts.v5i3.6428

Abstract

Dalam instalasi pipa sering ditemukan sambungan (fitting) atau belokan (bend). Hal ini tidak bisa dipungkiri,alasannya adalah agar fluida dapat tersalurkan ke tempat tujuannya. Namun sambungan (fitting) dan belokan (bend) akanmenyebabkan kehilangan tekanan dalam instalasi pipa. Semakin banyak kehilangan yang terjadi, maka aliran air semakintidak efisien. Diperlukan efisiensi penggunaan energi agar diperoleh keuntungan maksimal. Penelitian ini menggunakan alatuji fluid friction apparatus. Bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh debit terhadap kehilangan tekanan padaperubahan penampang di dalam satu rangkaian pipa. Pengambilan data dilakukan dengan cara membuka keran yangterdapat pada hydraulic bench. Lalu membaca besar tinggi tekanan yang terjadi setiap sekali running yang terdapat pada alatfluid friction apparatus. Dari hasil pengukuran untuk running debit pertama diperoleh tinggi tekanan sebelum pembesaranpenampang sebesar 0,954 m dan setelah pembesaran penampang tinggi tekanan sebesar 1 m. Untuk di sebelum pengecilanpenampang diperoleh tinggi tekanan 0,99 m dan setelah pengecilan penampang diperoleh tinggi tekanan sebesar 0,748 m.Dari hasil analisa perhitungan menunjukan besarnya debit berbanding lurus dengan kehilangan tekanan yang terjadi diperubahan penampang.Kata Kunci: sambungan, tinggi tekanan, perubahan penampang, running.
PERAMALAN TINGGI DAN PERIODE GELOMBANG PADA PANTAI TINOBU LASOLO KONAWE UTARA Yusran Latimba; Ahmad Syarif Sukri; Tryantini Sundi Putri; Muriadin Muriadin
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 8, No 2 (2020): STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55679/jts.v8i2.13680

Abstract

ABSTRAKPantai Tinobu telah terjadi permasalahan seperti erosi pantai, erosi tersebut dapat terjadi secara alami atau karena adanya aktifitas manusia. Pantai Tinobu mengalami  endapan yang dapat mengakibatkan majunya garis pantai, pendangkalan muara sungai yang menyebabkan aliran sungai dapat memimbulkan banjir.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tinggi gelombang pada peramalan gelombang pantai Tinobu dengan mengkonversi data angin dan mengetahui bentuk penjalaran gelombang di pantai Tinobu dengan model simulasi CG WAVE pada SMS 10.0.10 di pantai Tinobu. Metode penelitian menggunakan analisis dan survey pasang surut,, topografi dan bathimetri.Hasil dari penelitian ini adalah tinggi gelombang dan periode gelombang signifikan maksimum di laut dalam dari arah timur adalah 0,81 meter dan 3,26 detik. Pada penelitian ini penjalaran gelombang yang disimulasikan adalah penjalaran pada arah Timur dengan sudut datang pada model isian 90 derajat. Kemudian dari arah datang angin ini saya mengambil periode 3,26 detik dengan menyamakannya pada kondisi peramalan gelombang pada hasil analisa perhitungan kala ulang periode dengan 25 tahun.   Kata Kunci : Gelombang, Water Modeling, Pantai.ABSTRACTTinobu Beach problems have occurred such as coastal erosion, erosion can occur naturally or due to human activities. Tinobu beach has deposited which can cause coastline advancement, silting of river mouths which causes river flow can cause flooding. The purpose of this study was to determine the wave height in the forecasting of Tinobu beach waves by converting wind data. and bathymetry. The results of this study are the wave height and the maximum significant wave period in the deep sea from the east is 0.81 meters and 3.26 seconds. In this study the wave propagation that I simulate is propagation in the East direction with the angle of incidence in the 90-degree field model . Then from the direction of this angina I took a period of 3.26 seconds by equating it to the wave forecasting conditions on the results of the analysis of the recalculation period with a period of 25 years. Keywords  : Waves, Water Modeling, Beaches
PEMODELAN KARAKTERISTIK GELOMBANG DENGAN SURFACE WATER MODELLING SYSTEM (SMS) PADA PANTAI PULAU MAGINTI Tryantini Sundi Putri; Ahmad Syarif Sukri; Muhammad Ibnu Sina
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 7, No 3 (2019): STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55679/jts.v7i3.10067

Abstract

ABSTRAKPulau Maginti adalah pulau yang terletak pada wilayah Kecamatan Maginti, Kabupaten Muna Barat. Pulau yang dihuni oleh masyarakat Suku Kadatua, Suku Bajo dan Suku Muna ini merupakan pulau dengan garis pantai yang pendek karena luas wilayahnya yang kecil. Garis pantai pada pulau ini tiap tahunnya mengalami kemunduran dikarena abrasi yang terjadi. Tidak hanya itu, struktur bangunan dan jalan yang mengelilingi pantai terkena dampak oleh arus dan tingginya gelombang yang ada.Pengaman pantai sejatinya dilakukan untuk mencegah agar pulau ini tidak mengalami abrasi ataupun kemunduran garis pantai secara signifikan (mengendalikan abrasi), sehingga pulau ini terlindungi. Pembangunan bangunan pengaman pantai ini dibuat dengan mempertimbangkan beberapa faktor alam seperti pasang surut, elevasi muka air laut, bentuk kontur bawah laut dan tinggi gelombang yang terjadi pada pantai, dan dari analisa beberapa faktor tersebut, kita dapat menentukan elevasi rencana bangunan. Selain memperhitungkan tinggi gelombang dengan metode analitik peramalan gelombang dilaut dalam dengan metode CERC SPM 1984, analisa tinggi gelombang juga dilakukan dengan mensimulasikannya pada model perangkat lunak Surface Water Modelling System 10.0.10. dengan model penjalaran gelombang CG WAVE.Analisa dari model simulasi ini dibuat sesuai pada kondisi sebenarnya yaitu kondisi arah angin dominan arah Timur Laut dan elevasi muka air laut sebesar 1,72 meter.  Hasil yang diperoleh dari ini adalah nilai tinggi gelombang terjadi sebesar 0,6 – 5,4 meter dengan nilai rata rata tinggi gelombang 2,15 meter dan nilai tinggi gelombang yang terjadi disekitar garis pantai ini adalah 1,6 – 2,3 meter. Kata Kunci :   Pantai Maginti, Peramalan Gelombang, Surface Water Modelling System (SMS).ABSTRACTMaginti Island is an island located in the District of Maginti, West Muna Regency. The island, inhabited by the Kadatua, Bajo and Muna tribes, is an island with a short coastline because of its small area. The coastline on this island has deteriorated every year due to abrasion. Not only that, the structure of the buildings and roads that surround the coast are affected by the currents and the high waves.Coastal security is actually done to prevent the island from experiencing abrasion or significant coastline retreat (controlling abrasion), so that the island is protected. The construction of this coastal safety structure was made by considering several natural factors such as tides, sea level elevation, underwater contour shape and wave height that occurred on the beach, and from the analysis of several of these factors, we can determine the elevation of the building plan. In addition to calculating the wave height with the wave forecasting analytic method in the sea with the 1984 SPM CERC method, the wave height analysis was also carried out by simulating it on the Surface Water Modeling System 10.0.10 software model. with the CG WAVE propagation model.Analysis of this simulation model is made according to the actual conditions, namely the dominant direction of the Northeast wind direction and sea level elevation of 1.72 meters. The results obtained from this are the wave height values occur of 0.6 - 5.4 meters with an average value of wave height of 2.15 meters and the value of wave height that occurs around this coastline is 1.6 - 2.3 meters. Keywords  : Maginti Beach, Wave Forecasting, Surface Water Modeling System (SMS).
ANALISIS ANGKUTAN SEDIMEN DASAR PADA HILIR SUNGAI KAMBU KOTA KENDARI Momento Pabintan; Ahmad Syarif Sukri; Tryantini Sundi Putri
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 7, No 2 (2019): STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.93 KB) | DOI: 10.55679/jts.v7i2.8191

Abstract

ABSTRAKSungai adalah tempat atau wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan, ada dua fungsi utama sungai secara alami yaitu mengalirkan air dan mengangkut sedimen hasil erosi pada Daerah Aliran Sungai dan alurnya, kedua fungsi ini terjadi bersamaan dan saling mempengaruhi. Peristiwa sedimentasi umumnya terjadi pada hilir sungai, karena pada bagian hilirlah aliran sungai akan melambat atau terhenti, peristiwa sedimentasi dapat merubah elevasi dasar sungai sehingga akan mempengaruhi kondisi morfologi sungai, perubahan morfologi sungai tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi ketersediaan air di lingkungan sekitar, pada musim kemarau akan berdampak kekurangan air dan pada musim hujan akan mengalami kebanjiran. Salah satu peristiwa sedimentasi dapat kita jumpai pada hilir sungai Kambu.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya debit aliran dan besarnya sedimen dasar yang terjadi pada tiga titik di hilir sungai kambu. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran langsung pada tiga titik di hilir sungai Kambu untuk mendapatkan data morfologi sungai dan sampel sedimen dasar. Sampel sedimen kemudian diperiksa di laboratorium untuk mendapatkan ukuran diameter butiran dengan persentase lolos 35% dan 50% (D35, D50). Data-data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan rumus empiris yaitu metode Schoklitsch dan metode Haywood.Hasil analisis menunjukkan besarnya debit aliran pada tiga titik di hilir sungai Kambu pada lokasi 1 sebesar 1,965 m3/s, pada lokasi 2 sebesar 3,129 m3/s, dan pada lokasi 3 sebesar 6,262 m3/s. Sedimen bed load yang terjadi pada tiga titik di hilir sungai Kambu dengan menggunakan metode Schoklitsch pada lokasi 1 sebesar 355,9763 m3/hari, pada lokasi 2 sebesar 527,7918 m3/hari, dan pada lokasi 3 sebesar 2117,924 m3/hari, sedangkan dengan metode Haywood diperoleh besaran sedimentasi pada lokasi 1 sebesar 446.395 m3/hari, pada lokasi 2 sebesar 1.149.291 m3/hari, dan pada lokasi 3 sebesar 12.169.865 m3/hari. Kata Kunci : Hilir sungai, Sedimentasi, Sedimen dasarABSTRACTThe river is a place or container and network of water flowing from the spring to the estuary which is restricted to the right and left and along the flow by the demarcation line, there are two main functions of the river naturally, namely flowing water and transporting sediment from erosion in the watershed and its flow, second this function occurs simultaneously and affects each other. Sedimentation events generally occur at the downstream of the river, because in the downstream part of the river flow will slow down or stop, sedimentation events can change the elevation of the river bed so that it will affect the condition of river morphology, changes in the morphology of the river will more or less affect the availability of water in the surrounding environment, during the dry season will impact water deficit and in the rainy season will be flooded. One of the sedimentation events can be found on the downstream of the Kambu River.This study aims to determine the magnitude of the flow rate and the amount of bed load sediment that occurs at three points downstream of the river Kambu. In this study, direct measurements were taken at three points downstream of the Kambu River to obtain river morphology data and bed load sediment samples. Sediment samples are then examined in the laboratory to obtain a diameter size of granules with percentages of 35% and 50% (D35, D50). The data that has been obtained are then analyzed using an empirical formula, Schoklitsch method and Haywood method.The results of the analysis show the magnitude of the flow discharge at three points in the downstream of the Kambu river at location 1 was 1.965 m3/s, at location 2 was 3.129 m3/s, and at location 3 was 6.262 m3/s. bed load sediment that occurs at three points downstream of the river Kambu using the Schoklitsch method at location 1 is 355,9763 m3/day, at location 2 is 527,7918 m3/day, and at location 3 is 2117,924 m3/day, while with Haywood method the amount of sedimentation at location 1 is 446395 m3/day, at location 2 is 1.149.291 m3/day, and at location 3 is 12.169.865 m3/day. Keywords : Downstream of the river, Sedimentation, Bed load sediment
ANALISIS PEMAKAIAN DERMAGA TERHADAP LAYANAN KAPAL PADA PELABUHAN PAJALA KABUPATEN MUNA BARAT Tryantini Sundi Putri; La Welendo; Fathur Rahman Rustan; Yusran Latimba
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 8, No 1 (2020): STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55679/jts.v8i1.12672

Abstract

ABSTRAKPelabuhan Pajala adalah salah satu pelabuhan yang berada di wilayah Kabupaten Muna Barat Provinsi Sulawesi Tenggara, sebagai urat nadi perekonomian Kabupaten Muna Barat khususnya arus keluar masuk barang dan penumpang melalui angkutan laut. Tujuan Penelitian ini adalah menganalisis nilai BOR dan menganalisis panjang dermaga (Lp) pada Deramaga Pelabuhan Pajala Kabupaten Muna Barat. Penelitian ini merupakan studi kasus dengan menggunakan metode pengamatan langsung dengan wawancara kepada pihak pengelola pelabuhan. Hasil analisis tingkat pemakaian dermaga terhadap waktu kunjungan kapal, untuk naik/turun penumpang dan bongkar/muat barang pada Pelabuhan Pajala mencapai 96,5% > 50%  nilai  BOR yang di standarkan oleh UNCTAD untuk dermaga dengan 2 tambatan. Jadi, pelabuhan Pajala saat ini belum mampu melayani arus kapal dengan baik atau pemakaian dermaga belum efektif dan hasil analisis kebutuhan layanan kapal terhadap ukuran dermaga pada Pelabuhan Pajala untuk menghitung gabungan ukuran kapal terbesar untuk melakukan sandar 2 kapal sekaligus tidak bisa dilayani karena ukuran dermaga yang dibutukan  46 m > 5 m ukuran dermaga yang ada saat ini dan untuk ukuran kapal terkecil untuk melakukan sandar 2 kapal sekaligus tidak bisa dilayani karena ukuran dermaga yang dibutukan  45,2 m > 47 m ukuran dermaga yang ada di Pelabuhan Pajala.   Kata Kunci : BOR, Kinerja, DermagaABSTRACTPajala port is a port that is located in the district of West Muna Sulawesi Tenggara as the economic lifeblood West Muna. Especially the flow of goods and passengers by sea freight. The purpose of this study is to analyze the value of BOR and analyze the value of Lp in Pajala port West Muna. This research is a case study using the method of direct observation by interviewing the manager of the port. Results of the analysis of the consumption levels of the dock to the time the ship visits for up / down passengers and loading / unloading of goods at the port of Pajala 96,5%> 50% in value BOR standardize by UNCTAD to dock with 2 moorings. So port Pajala is not currently able to serve the flow of ships with either or usage dock has not been effective, and the results of a needs analysis service of the vessel to the size of the dock at the port of Pajala for sampling the combined size of the largest ships to berth two ships at the same time can not be served because of the size of the dock needed 46 m> 5 m size of the existing quay at the moment and for the size of the vessel smallest to berth two ships at the same time can not be served because the size dock needed 45,2 m> 5 m size of the existing quay in the port of Pajala. Keywords  : BOR, Performance, Pier