Pendidikan Islam dianggap tinggi mutunya apabila kemampuan pengetahuan dan sikap yang memiliki para lulusan berguna bagi pembangunan selanjutnya, baik di lembaga pendidikan dasar, menengah, maupun di masyarakat, mutu suatu lembaga pendidikan akan terselenggara jika proses belajar mengajar dapat diselanggarakan secara efektif dan efisien. dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efesien, mengenal pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut dengan metode mengajar. Metode mengajar adalah cara-cara mengajar yang dapat ditempuh dalam memudahkan transfermasi ilmu kepada peserta didik, sehingga mudah dipahami dan dimengerti. Ada beberapa metode mengajar dalam pendidikan Islam, antara lain adalah: Metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi dan eksperimen, metode pemberian tugas (resitasi) dan metode kerja kelompok. Kemudian menurut Abdurahman An-Nahlawi, metode-metode yang dapat di terapkan dalam pendidikan agama Islam diantara yaitu metode Hiwar (percakapan) Qur’ani dan Nabawi, metode kisah Qur’ani dan Nabawi, metode Amsal (perumpamaan) metode Keteladanan, metode Pembiasaan, metode Ibrah dan Mau’izzah, dan metode Targhib wa Tarhib.