Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : JPPKn (Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA MELALUI MATA PELAJARAN PKn DI MTs SULAMUL HUDA DESA SIWALAN, KECAMATAN MLARAK, KABUPATEN PONOROGO Ambiro Puji Asmaroini
JPPKn Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : PPKn Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami cara menanamkan nilai karakter kepada siswa MTs Sulamul Huda dan memahami implementasi nilai karakter bangsa melalui Mata Pelajaran PKn di MTs Sulamul Huda.Fokus dari penelitian ini untuk memahami pelaksanaan nilai karakter khususnya bagi siswa MTs melaui mata pelajaran PKn. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Mendeskripsikan implementasi dari nilai karakter bangsa melalui mata pelajaran PKn di MTs Sulamul Huda Desa Siwalan, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo. Metode pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis berdasarkan penelitian kualitatif.            Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: MTs Sulamul Huda merupakan sekolah yang berbasis pondok, untuk itu nilai-nilai karakter wajib untuk ditanamkan kepada santri pondok. Adapun cara untuk menanamkan nilai karakter kepada siswa antara lain: 1) Penambahan mata pelajaran keagamaan di lingkungan pondok yang membedakan antara sekolah umum dengan pondok pesantren, 2) Diadakannya kegiatan ekstrakurikuler untuk membangun jiwa kerja sama, tanggung jawab, disiplin, toleransi dan sebagainya. Ekstrakurikuler itu diantaranya adalah: Becam, pramuka, mukhadoroh, bela diri, keolahragaan (sepak bola dan futsal). 3) Diadakannya kerja bakti membersihkan lingkungan kelas dan lingkungan pondok 4) Membiasakan disiplin dan tepat waktu, 5) Menanamkan jiwa kemandirian dan kepemimpinan, 6) Membudayakan rasa malu antara santri berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.  Materi PKn mengajarkan karakter, misalnya tentang norma, demokrasi, HAM, kebebasan berpendapat, bela Negara. Siswa di sekolah juga menerapkan nilai karakter tersebut. Karena tidak hanya dilaksanakan di mata pelajaran PKn saja namun juga dilaksanakan di lingkungan pondok. Nilai karakter yang diterapkan siswa antara lain berdoa, mendengarkan saat diajar oleh guru, membantu teman yang dapat musibah, tidak mencontek, mematuhi peraturan sekolah, disiplin.
PELAKSANAAN PENDIDIKAN DEMOKRASI SISWA SMA DI KABUPATEN PONOROGO Ambiro Puji Asmaroini; Prihma Sinta Utami
JPPKn Vol 2 No 1 (2017)
Publisher : PPKn Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kerangka pemikiran penelitian ini bahwa Indonesia merupakan negara yang menganut sistem pemerintahan demokrasi. SMA  di Ponorogo merupakan satu lingkungan yang sangat kondusif dan memungkinkan siswa untuk menerapkan nilai-nilai demokrasi di lingkungan sekolah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan yaitu deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menemukan dan mendeskripsikan berbagai macam kegiatan pelaksanaan demokrasi di lingkungan SMA di Kabupten Ponorogo. Prosedur yang dipakai dalam pengumpulan data, yaitu: (1) observasi, (2) wawancara, dan (3) dokumentasi. Pendidikan demokrasi di lingkungan sekolah dilaksanakan dengan cara yang sama oleh setiap sekolah. Siswa sudah melaksanakan demokrasi. Semua itu dilaksanakan karena pembelajaran demokrasi berorientasi kepada siswa, semua untuk kesejahteraan siswa.SMA di Kabupaten Ponorogo memiliki cara yang sama dalam melaksanakan pendidikam demokrasi, antara lain guru mengarahkan untuk menerapkan praktek demokrasi antara lain: diskusi kelompok, berpendapat, musyawarah, pemilihan ketua kelas, pemilihan pengurus kelas, pemilihan ketua OSIS (SMA umum), pemilihan Ketua IPM (SMA Muhammadiyah), Pemilihan ketua OSDA (SMA Pondok Darut Taqwa), pemilihan Dewan Ambalan (DA), pemilihan ketua HW (SMA Muhammadiyah), voting, kerja bakti, bakti sosial, pemilihan ekstrakurikuler, dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Dan semua sekolah sudah demokratis dan berbasis siswa karena partisipasi siswa yang lebih diutamakan.