Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENANAMAN KARAKTER MELALUI PELATIHAN YOGA PADA SEKA TARUNA DESA PELAPUAN KECAMATAN BUSUNGBIU I Ketut Agus Artha; Ni Nyoman Mastiningsih
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 3 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v11i3.376

Abstract

Penanaman karakter yaitu menanamkan suatu nilai-nilai yang dimiliki oleh individu ataupun seseorang yang bermuara pada tingkah laku, cara berfikir dan pada akhirnya menjadi sifat yang membudaya. Penanaman karakter bukan persoalan yang mudah untuk dilakukan, sehingga dengan adanya pendidikan yang berkarakter seyogyanya akan menjadikan suatu hal yang perlu mendapatkan perhatian. Karakter senantiasa terbentuk bilamana diberikan suatu rangsangan ataupun sentuhan yang bersifat positif, baik yang diaplikasikan secara fisik, mental maupun spiritual pada diri seseorang. Adapun solusi yang diambil dalam menangani permasalahan tersebut yaitu dengan mengadakan suatu kegiatan diantaranya: melaksanakan sosialisasi berkaitan dengan materi pembentukan karakter dan pelatihan yoga dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan aktifitas yoga. Kegiatan dilaksanakan melalui sosialisasi berupa materi yang disampaikan oleh narasumber berkaitan dengan pendidikan karakter dan pelatihan yoga. Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat ini dilaksanakan pada Seka Teruna Desa Pelapuan, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buelelng-Bali.
TUMPEK SEBAGAI PUNCAK PERADABAN UMAT HINDU Dewa Ngurah Diatmika; Ni Nyoman Mastiningsih; Ni Wayan Seriasih
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 3 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v12i3.430

Abstract

Penelitian ini merumuskan bagaimana konsep tumpek berkaitan dengan puncak peradaban umat hindu. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: Obeservasi dan Wawancara. Adapun hasil pengkajian merumuskan bahwa Tumpek dalam agama Hindu dikenal sebagai hari raya Hindu yang sangat unik, mengingat dalam penghitungannya selalu menggunakan puncak dari sapta wara, yakni saniscara puncak dari panca wara, sedangkan kliwon dan puncak dari wuku dari tumpek yang bersangkutan, yakni saniscara. Oleh karena tumpek dirayakan pada puncak dari sapta wara, panca wara, dan wuku yang menjadi nama suatu tumpek, maka sering juga dikenal sebagai puncak dari peradaban umat Hindu.
KURIKULUM IDEAL, KURIKULUM AKTUAL, DAN HASIL BELAJAR Ni Nyoman Mastiningsih
Jurnal Widya Sastra Pendidikan Agama Hindu Vol 2 No 2
Publisher : STKIP AGAMA HINDU SINGARAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.201 KB) | DOI: 10.36663/wspah.v2i2.20

Abstract

Kurikulum merupakan komponen yang sangat vital harus diketahui oleh seorang guru, karena kurikulum dapat berperan sebagai tuntunan utama di dalam membuat RPP yang akan dikomunikasikan di kelas pada suatu bidang studi. Kurikulum yang digunakan untuk menyusun RPP oleh guru-guru bidang studi pada suatu sekolah menengah, yang merupakan turunan dari kurikulum ideal sering dikenal dengan kurikulum aktual. Sedangkan kurikulum yang dikeluarkan oleh Depdikbud yang seharusnya dikembangkan menjadi RPP dikenal sebagai kurikulum ideal. Makin jauh kesenjangan kurikulum aktual dengan kurikulum ideal, maka program pembelajaran yang dikomunikasikan oleh guru yang bersangkutan menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah, yang berefek lanjut pada kualitas sekolah yang rendah. Sebaliknya, makin sempit, bahkan tidak ada kesenjangan antara kurikulum ideal dengan kurikulum aktual, maka program pembelajaran yang dikomunikasikan oleh guru yang bersangkutan menyebabkan hasil belajar siswa menjadi tinggi, yang berefek lanjut pada kualitas sekolah yang tinggi.
Tradisi Upacara Magebyog di Desa Adat Ularan Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng Ni Nyoman Mastiningsih
Prabha Vidya Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Prabha Vidya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi 1). Apa yang dimaksud dengan Tradisi Upacara Magebyok?, 2). Apa Fungsi Magebyok?, dan 3). Bagaimana Pelaksanaan Tradisi Upacara Megebyog di Desa Adat Ularan, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng? Penulisan skripsi ini digunakan metode observasi partisipan, metode kepustakaan, metode wawancara, dan medode dokumentasi sebagai metode pengumpulan data. Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan informan serta penulis meneliti secara langsung pelaksanaan Tradisi Upacara Megebyog ini, selain itu penggunaan buku-buku serta literature lainnya juga dipakai dalam penulisan skripsi ini. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriftif kualitatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Teori Religi, Teori Fungsional Struktural, Teori Nilai. Adapun fungsi secara umum dari pelaksanaan Tradisi Upacara Megebyog pada Tilem Sasih Keenem di Desa Adat Ularan, adalah sebagai berikut :1)Fungsi Keharmonisan, 2) Fungsi Kesucian, 3) Fungsi Sosial, 4) Fungsi Religius, 5) Fungsi Budaya. Tradisi Upacara Megebyog di Desa Adat Ularan, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng terdapat beberapa nilai-nilai pendidikan, seperti : 1) Nilai Sradha, 2) Nilai Tattwa, 3) Nilai Etika, 4) Nilai Estetika, 5) Nilai kedamaian (shanti), 6) Nilai Sosial Masyarakat.
PENANAMAN KARAKTER MELALUI PELATIHAN YOGA PADA SEKA TARUNA DESA PELAPUAN KECAMATAN BUSUNGBIU I Ketut Agus Artha; Ni Nyoman Mastiningsih
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 3 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v11i3.376

Abstract

Penanaman karakter yaitu menanamkan suatu nilai-nilai yang dimiliki oleh individu ataupun seseorang yang bermuara pada tingkah laku, cara berfikir dan pada akhirnya menjadi sifat yang membudaya. Penanaman karakter bukan persoalan yang mudah untuk dilakukan, sehingga dengan adanya pendidikan yang berkarakter seyogyanya akan menjadikan suatu hal yang perlu mendapatkan perhatian. Karakter senantiasa terbentuk bilamana diberikan suatu rangsangan ataupun sentuhan yang bersifat positif, baik yang diaplikasikan secara fisik, mental maupun spiritual pada diri seseorang. Adapun solusi yang diambil dalam menangani permasalahan tersebut yaitu dengan mengadakan suatu kegiatan diantaranya: melaksanakan sosialisasi berkaitan dengan materi pembentukan karakter dan pelatihan yoga dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan aktifitas yoga. Kegiatan dilaksanakan melalui sosialisasi berupa materi yang disampaikan oleh narasumber berkaitan dengan pendidikan karakter dan pelatihan yoga. Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat ini dilaksanakan pada Seka Teruna Desa Pelapuan, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buelelng-Bali.
TUMPEK SEBAGAI PUNCAK PERADABAN UMAT HINDU Dewa Ngurah Diatmika; Ni Nyoman Mastiningsih; Ni Wayan Seriasih
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 3 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v12i3.430

Abstract

Penelitian ini merumuskan bagaimana konsep tumpek berkaitan dengan puncak peradaban umat hindu. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: Obeservasi dan Wawancara. Adapun hasil pengkajian merumuskan bahwa Tumpek dalam agama Hindu dikenal sebagai hari raya Hindu yang sangat unik, mengingat dalam penghitungannya selalu menggunakan puncak dari sapta wara, yakni saniscara puncak dari panca wara, sedangkan kliwon dan puncak dari wuku dari tumpek yang bersangkutan, yakni saniscara. Oleh karena tumpek dirayakan pada puncak dari sapta wara, panca wara, dan wuku yang menjadi nama suatu tumpek, maka sering juga dikenal sebagai puncak dari peradaban umat Hindu.