Anthracnose disease caused by Colletotrichum acutatum and often attacks red chilies in Asia. Generally farmers use chemical fungicides in controlling this disease. Utilization of butterfly leaf extract as a natural fungicide can be an alternative for environmentally friendly control. This study aims to determine the effectiveness of ethanol extract of butterfly leaves and determine the best concentration of ethanol extract of butterfly leaves in controlling fungus. Colletotrichum acutatum on red chilies. The study used a RAL with seven concentrations of ethanol extract of butterfly leaves, there are 0%, 0.5%, 1%, 1.5%, 2%, 2.5%, 3%. Each treatment was repeated 4 times. The data obtained were analyzed by ANOVA and continued with the Least Significant Difference (LSD) test with a level of 5% (α = 5%). The results showed that the ethanol extract of butterfly leaves had no significant effect on mushroom colony diameter and weight loss. Significantly affect the incidence of disease and disease severity. The best concentration of ethanol extract of butterfly leaves in inhibiting the incidence and severity of anthracnose disease is 3%.INTISARIPenyakit antraknosa yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum acutatum yang sering menyerang tanaman cabai merah di Asia. Fungisida kimia umumnya digunakan oleh para penati untuk mengendalikan penyakit ini. Pemanfaatan ekstrak daun kupu-kupu sebagai fungisida alami dapat menjadi salah satu alternatif pengendalian yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol daun kupu-kupu dan mengetahui konsentrasi terbaik ekstrak etanol daun kupu-kupu dalam mengendaikan jamur Colletotrichum acutatum pada buah cabai merah (Capsicum annuum L.). Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tujuh konsentrasi ekstrak etanol daun kupu-kupu, yaitu 0 %, 0,5 %, 1 %, 1,5 %, 2 %, 2,5 %, 3 %. Setiap perlakuan dilakukan 4 kali pengulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA dan dilanjutkan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf 5 % (α= 5 %). Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun kupu-kupu tidak berpengaruh nyata terhadap diameter koloni jamur dan susut bobot. Berpengaruh nyata terhadap kejadian penyakit dan keparahan penyakit. Konsentrasi terbaik ekstrak etanol daun kupu-kupu dalam menghambat kejadian penyakit dan keparahan penyakit antraknosa adalah 3%.